SUPLEMEN PJJ TANGGAL 29 JANUARI-04 FEBRUARI 2023, KEJADIAN 2:1-8

Tema: Dibata Nepa Manusia Guna Ngusahai Doni

(Allah Menciptakan Manusia Untuk Mengusahai Dunia)

Bahan: Kejadian 2:1-8

 

1. Pendahuluan

Kitab Kejadian merupakan kitab yang pertama di dalam Perjanjian Lama. Nama kitab ini sesuai dengan artinya awal dari penciptaan. Bahasa Ibrani “beresyit” artinya “Pada mulanya” asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu. Dengan demikian juga kitab kejadian dikatakan kitab permulaan. Penulis kitab Kejadian ini hendak melaporkan kesaksian tentang imannyaterhadap Allah sang pencipta, kesaksian di dalam Alkitab mengatakan bahwa Musa sebagai penulisnya kitab Pentateukh (Kejadian, Keluaran, Imamat Bilangan dan Ulangan) 1 Raja2 2:3, Dan 9:11-13, Luk 16:29,31, Kis 26:22, begitu juga para penulis Yahudi kuno dan Bapa gereja mengatakan Musa yang menuliskannya. Khusus pada pembahasan kita Kejadian 2:1-8 mengenai penciptaan segala sesuatunya dan terakhir adalah manusia untuk mengusahai dunia.

2. Pendalaman Teks

Ayat 1-4, “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya” di dalam ayat ini dijelaskan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi beserta isinya Tuhanlah yang menjadikanna. Di dalam menjadikan semuanya itu ternyata Tuhan hanya membutuhkan 6 hari lamanya, dari hal ini ternyata perhitungan lamanya hari itu bagi Tuhan berbeda dengan manusia, Mazmur 90:4 “sebab di mataMu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam” setelah semuanya itu selesai diciptakan maka Tuhan berhenti dan menguduskannya pada hari yang ketujuh, ayat 3 “Lalu Allah memberkati hari ke tujuh itu dan menguduskannya”. Hari ketujuh itu dikuduskan Tuhan karena tujuannya adalah untuk beribadah, persekutuan dan penyembahan, selain itu juga Allah menginginkan manusia itu juga dapat memulihkan tenaga dan menenangkan pikirannya dari selama ini sibuk serta capek bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagaimana Allah memerintahkan umat-Nya untuk beristirahat pada setiap hari ke tujuh, serta tanah merekapun juga harus memiliki tahun istirahat, Imamat 25:5 “enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan hasilnya, tetapi pada tahun ke tujuh haruslah engkau membiarkannya dan meninggalkannya begitu saja”. Dengan ayat ini para ilmuwan modern telah mendukung praktik serupa, membiarkan lahan tidak ditanami sama sekali secara berkala agar nutrisi dalam tanah itu terisi kembali dan kesuburannya dipulihkan.

Ayat 5-8, “Belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan…..sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu” dijelaskan disini walaupun bumi sudah ada tetapi tumbuhan belum timbul karena hujan belum diturunkan Allah, ternyata hujan atau air merupakan sumber kehidupan dan pendukung untuk kehidupan baik tumbuhan, hewan dan manusia (75% tubuh manusia mengadung air). KJ 403 “hujan berkat kan tercuarah itulah janji kudus” dengan syair lagu ini menunjukkan bahwa hujan itu adalah berkat karena dapat memberikan kehidupan. Rancangan Tuhan sungguh baik karena setelah semuanya diciptakan Ia merancang siapa yang mengusahainya atau mengkelolanya, ayat 7 “Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya….” Dalam hal inilah terkandung nilai keistimewaan manusia jika dibanding dengan ciaptaan yang lain. Manusia itu diciptakan lewat unsur tambahan dimana Allah menghembuskan nafas kehidupan ibr “nefes hayya” serta memiliki kualitas yaitu segambar (Ibr tselem) dan serupa (Ibr demut) dengan Allah.

Tuhan mencipta (Ibr Bara) semua yang ada dijadikan dari Kuasa kata-kata atau firman-Nya, apa yang keluar dari mulut Tuhan selalu menjadi kenyataan. Berbeda dengan penciptaan manusia, dimana manusia diciptakan lebih serius dan penuh perencanaan serta manusia itu diciptakan dengan memakai bahan yaitu debu, hal ini dapat kita lihat di dalam Kej 1:26 “marilah kita menciptakan manusia” dan Kej 2:7 “Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya” kedua ayat ini bukanlah berbeda apalagi kontradiksi, tetapi kej 2:7 ini secara mendetail lebih menerangkan bagaimana manusia itu diciptakan, dengan kata lain kedua ayat ini saling melengkapi.

Kesaksian Alkitab mengatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia dari ciptaan yang lainnya. Keistimewaan dari segala aspek menjadikan manusia memiliki derajat yang paling tinggi dari semua ciptaan lainnya. Aspek mendasar dari kesaksian Alkitab tentang hakikat manusia adalah Gambar Allah (Imago Dei). Manusia sebagai mahluk sosial, manusia sebagai mahluk rasional dan berbudaya dimampukan untuk memperbaiki (Merestorasi) hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama serta hubungan dengan Alam bagaimana Allah memberikan perintah yang jelas mengenai bagaimana seharusnya orang Israel merawat tanah yang diberikan-Nya kepada mereka (Keluaran 23:10-11; Imamat25:1-7).

 3. Aplikasi

Alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan sangat sempurna. Untuk mengatur kelangsungan kehidupan makhluk-Nya di muka bumi, Tuhan memberikan kepercayaan kepada manusia untuk memakmurkan dan mengolahnya dengan cara yang baik sehingga tak terjadi bencana di muka bumi. Memakmurkan bumi pada hakikatnya adalah pengelolaan lingkungan secara benar dengan cara melaksanakan pelestarian alam agar tidak punah dan dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Apabila manusia mampu memakmurkan dan memelihara alam dengan baik, maka alam pun akan bersahabat dengan kita. Maka dari itu masalah lingkungan yang kini kerap terjadi merupakan masalah kita bersama. Ibarat bola salju yang menggelinding, semakin lama semakin besar, meluas dan serius.

Persoalan lingkungan hidup adalah persoalan global dan bersifat universal, sebab berbicara tentang lingkungan hidup berarti berbicara tentang persoalan yang dihadapi seluruh umat manusia. Persoalan lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kejadian alam sebagai peristiwa yang harus terjadi sebagai proses dinamika alam itu sendiri. Kedua, karena ulah dan perbuatan tangan manusia sendiri, sehingga menimbulkan bencana. Dari sekian banyak persoalan tentang kerusakan alam, ternyata peran manusia sangat besar dalam membuat kerusakan tersebut, akibatnya manusia yang menanggung akibatnya.

Dari hal ini perlu pelestarian alam dan pengelolaan alam dengan baik yaitu dengan mengendalikan dan mengelola pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
Keberlanjutan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan dukungan alam lestari. Maka dari itu melestarikan alam menjadi kegiatan yang sangat penting untuk saat ini hingga nanti. Manusia berkewajiban mengolah dan menjaga potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengolah potensi alam yang diberikan Allah kepada manusia merupakan berkat yang harus dipertanggungjawabkan. Manusia selaku mahluk yang istimewa yang dijadikan Tuhan, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengusahai bukan hanya menguasai. Kata mengusahai mengandung makna disamping mengelola ada sifat untuk menjaga, merawat dan tidak merusak. Jangan hanya mengeksploitasi Alam, tetapi juga merestorasi.

Tema GBKP tahun 2022 Kreatif merawat lingkungan, walaupun tahun itu sudah berlalu bukan berarti kita berhenti merawat lingkungan kita. Tema GBKP Tahun 2023 Jemaat menjadi pelaku aktif pelayanan, kalau dikolaborasikan kedua tema tahunan ini bisa kita buat: Jemaat menjadi pelaku aktif dan kreatif merawat lingkungan karena itu adalah pelayanan.                                                

Pdt Julianus Barus-Runggun Bandung Pusat

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 06-12 NOVEMBER 2022, PENGERANA 9:4-10

CIREM DINGEN SIANG LAH AYONDU KATAWARI PE

SENYUM DAN BERSUKA CITALAH DI SETIAP WAKTU

Pengerana / Pengkhotbah 9:4-10

 

PENDAHULUAN

Kebahagaan dan suka cita merupakan hal yang sangat didamba-dambakan setiap insan. Apapun yang dilakukan oleh manusia semua bermuara pada harapan akan hidup bahagia. Misalnya seorang yang bekerja dengan keras, mendapatkan harta jabatan atau kedudukan tujuannya agar melalui kekayaan dan jabatan tersebut dia beroleh kebahagiaan. Seorang yang mencoba mencapai prestasi baik dalam pendidikan, karir dan di dalam talenta itupun pasti tujuannya agar dia bahagia. Bahkan manusia rela menghabiskan sejumlah uang, melakukan perjalanan wisata, melakukan hobby dan sebagainya agar kebahagiaan yang diinginkan dapat tercapai. Namun demikian, ternyata kekayaan, kedudukan, setiap pencapaian dan setiap yang dilakukan atas dasar pencarian kebahagiaan tidak mampu memberikan kebahagiaan sejati. Bagai mana sesungguhnya agar kebahagiaan sejati dapat tercapai? Berikut kita belajar dari pengalaman pengkhotbah.

PENDALAMAN TEKS

Kitab Pengkhotbah merupakan padanan kitab ibrani Qohelet yang memuliki arti “seorang yang mengumpulkan” tidak diketahui siapa yang menulis kitab ini, namun yang jelas dia adalah seorang guru, filsuf atau pengkhotbah. Melalui kitab pengkhotbah, penulis menyampaikan pokok-pokok pikirannya tentang makna hidup serta upaya menemukan makna hidup.

Bacaan kita pada saat ini secara khusus mengarahkan pembaca ke dalam tiga hal pokok. Pertama di ayat 4-6 menuntun pembaca untuk lebih menghargai hidup yang Tuhan anugerahkan. Dikatakan dalam ayat 4 bahwa: “Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing hidup lebih baik dari singa mati”. Singa, sering digambarkan sebagai sosok hewan yang memiliki wibawa, hewan yang memiliki kuasa dan kekuatan. Namun jika singa sudah mati, maka singa tersebut tidak lebih berharga dari seekor anjing, dia tidak lagi dihargai, dihormati. Wibawanya secara otomatis akan hilang seiring dengan kematiannya. Dan dia tidak akan disegani ataupun ditakuti lagi. Demikianlah berharganya setiap orang yang memiliki hidup, mereka lebih memiliki peluang untuk menjadi lebih berharga dari sebelumnya. Sementara mereka yang sudah tiada, tidak mengerti apa-apa. Bahkan kenangan kebaikan bahkan segala perbuatan-perbuatannya lambat laun akan hilang dimakan waktu.

Kedua penulis mencoba mengajak pembaca untuk menikmati kehidupan dan menjaga diri agar tetap didalam kebaikan. Hal tersebut dapat kita lihat di ayat 7 dan 8. Salah satu cara menikmati hidup yang penulis contohkan adalah dengan memakan roti dan meminum anggur dengan hati yang senang, menikmati hidup dengan isteri. Makanan dan minuman adalah simbol dari hasil jerih payah dan keringat manusia. Melalui dua hal tersebut penulis mengajak pembaca untuk senantiasa dapat menikmati hasil jerih lelahnya. Kemudian isteri adalah sosok pribadi yang Tuhan ciptakan guna melengkapi hidup manusia di dalam kesempurnaan. Sehingga melaluia ayat ini penulis mengingatkan manusia untuk senantiasa menikmati setiap kesempurnaan yang Tuhan anugerahkan. Karena menikmati dan mensyukuri kesempurnaan merupakan cara terbaik untuk membuat kita bahagia.

Ketiga penulis juga di dalam ayat 10 mendorong pembaca untuk mengerjakan segala sesuatu yang dijumpai tangannya agar dikerjakan dengan sekuat tenaga. Pekerjaan yang dijumpai tangan adalah setiap yang kita temukan di dalam karya dan kerja setiap saat. Dan penulis mengatakan bahwa setiap karya dan kerja harus dilakukan dengan sekuat tenaga, dengan segenap kemampuan. Artinya penulis mendorong pembaca untuk melakukan yang terbaik dengan segenap daya dan upaya terhadap pekerjaan yang dan karyanya, bukan dengan serampangan atau asal pekerjaan selesai. Mengerjakan sesuatu dengan sekuat tenaga juga bebicara tentang cara manusia untuk menikmati pekerjaan. Hanya dengan menikmati pekerjaan, manusia dapat bekerja keras. Tanpa itu maka manusia menjadi mudah bosan dan tertekan. Ujung-ujungnya tidak dapat melakukan pekerjaan dengan maksimal.

APLIKASI

Sesungguhnya Tuhan telah memperlengkapi manusia dengan kemampuan di dalam hidupnya agar manusia merasakan kebahagiaan. Namun sayangnya terkadan, manusia lupa menggunakan kemampuan yang Allah telah berikan sehingga kebahagiaan menjadi sebuah fatamorgana atau aharapan semu yang tidak pernah dicapai oleh manusia.

Belajar dari uraian di atas, maka kita membutuhkan setidaknya tiga cara untuk bahagia: pertama menghargai kehidupan yang telah Tuhan anugerahkan, menikmati setiap proses yang dialami sepanjang perjalanan hidup dan menikmati pekerjaan yang Tuhan berikan. Tidak penting apapun pekerjaannya, yang penting pekerjaan tersebut seturut dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, Niscaya Tuhan memberikan kebahagiaan sejati bagi kita.

Pdt. Jerri Ardani Brahmana

SUPLEMEN PJJ 04-10 SEPTEMBER 2022, OGEN MAZMUR 8:1-10

IPEKENA-KENA TUHAN

Masmur 8 : 1 – 10

(Etika/ Ipekena Guna Mehuli)


 

I. Kata Perlebe

‘Mpekena-kena’ ibas cakap Indonesia eme ‘merawat dan memelihara sedemikian rupa.’ TUHAN Dibata la terjeng nepa langit, doni ras kerina isina termasuk kita manusia, tapi pe mpekena-kenasa. Selaku tinepaNa, terlebih selaku anak-anakNa, bangsaNa kita pe idilo lako mpekena-kena tinepaNa. Nina kuan-kuanta Karo, “Adi la beluh pehuliken, ola ngerontangi.” Kata bijak ntah pe kuan-kuan enda seh kal mehulina ras payona. Geluh ras pengkebetta/ perbahanenta arus maba kiniulin. Kita arus beluh erbahan mehuli, pehuliken dingen pejoreken. Ola kal sempat terjadi nggo ka la beluh pehuliken ras pejoreken, ibahan ka ncedai ras ngerontangi. Kita irancang ras itepa Dibata guna mepekena-kena kegeluhen ras kerina tinepaNa. Kita idilo ras isuruh Tuhanta lako erdiate, njaga, ras ngusahai doni tinepaNa (bdk. Kejadin 2:15). Doni ras kerina tinepa Dibata seh kal ndube ulina. Tapi erkiteken penggaya manusia, piah nggo seh kal cedana. Erkiteken si enda, arus maka si jaga kal etika ntah pe perbahanenta tep-tep wari.  

II.   Penjelasen Kata Dibata

Masmur 8 eme masmur puji-pujin Daud man Dibata si mulia dingen erkuasa. Masmur 8 enda banci si bagi ku bas 2 bagin: sipemena: Pemasmur muji Tuhan si nggo encidahken kemulianNa teridah i belang-belang doni (ayat 1-3). Kemulian Dibata teridah la terjeng i doni ngenca tapi seh ku surga. Ia Dibata si merentah i doni bagepe i surga. Ia merentah alu kuasaNa si la ersibar sabab Ia me si mbelinna, Ia belinen asa kerina si nasa lit. Sabab kerina si nasa lit bekas tinepaNa kap (ayat 1, 2). Kemulian Dibata si mbelin dingen erkuasa e tole teridah arah danak-danak ras si gara-gara. Tuhan nggit megiken pujin danak-danak ras gara-gara si ikataken doni selaku kalak si lemah ras la ergegeh. Kemulian Tuhan teridah arah Ia ngergai ras ngaloken pujin anak-anak ras gara-gara si megati la ianggap. Bahkan, Tuhan makeken anak-anak ras gara-gara enda ngelawan ras naluken imbangNa alu nompel babah musuhNa (ayat 3). Sipeduaken: Manusia ijadiken Dibata selaku mahkota tinepa (ayat 4-10). Pemasmur Daud mbandingken tinepa Dibata eme jagat raya (matawari, bulan ras bintang-bintang) ras manusia. Seh kal kap belangna langit ras doni enda. La kita ngasup ngidahsa kerina. Buen si la si idah asangken si ngasup manusia ngidahsa. Manusia nggeluh ibas bumi eme sada ibas ermilyar benda-benda si lit. Seh Daud ku bas tampuk perukurenna maka labo kai kal pe manusia e adi ibandingken ras langit, bulan ras bintang-bintang si itamaken Dibata kerina ibas inganna. Tapi justru Dibata nginget manusia. Ipekena-kenaNa manusia. IjadikenNa ia jadi mahkota tinepaNa alu mereken kemulian ras kehamaten. ItangkuhkenNa manusia jadi raja lako merentah kerina tinepaNa subuk si lit i babo taneh, i awang-awang ras i ibas lau/ lawit. Kemulian Dibata tangkas teridah arah makeken manusia jadi si mpekena-kena tinepaNa.

III. Pengkenaina

1. Ibas kantor, lembaga, yayasan ras si debanna guna mpekena-kena barang/ inventaris biasana lit bagin ntah pe seksi perawaten. TUPOKSI (tugas pokok ras fungsina) eme mpekena-kena barang, benda subuk si nggeluh bagepe si la nggeluh. Barang-barang, bangunen, kesain, sinuan-sinuan ras asuh-asuhen, lingkungen seh ku bas teman manusia ras kerina tipe si debanna perlu tetap ipekena-kena. Barang/ benda ras kerina si nggeluh si ipekena-kena erbahanca kerinana jadi mehuli, mejile, terawat ras sikap. Kesain ras lingkungen jadi mejile ras bersih adi ipekena-kena terus ras tetap. Gedung/ bangunen jadi terawat, awet ras melikas adi ipekena-kena. Sinuan-sinuan ras asuh-asuhen turah ras nggeluh alu mehuli, sehat, mbor ras mbornis adi ipekena-kena alu payo. Kebalikenna, kerina si la ipekena-kena alu mehuli erbahanca jadi murde, melket, murmak, la ratur ras sakit. Motor si la ipekena jadi mogok dungna ceda mekelek.  

2. Tema: “IPEKENA-KENA TUHAN.” La sekali dua kali ngenca Dibata mpekena-kena doni ras kerina isina termasuk kita manusia. Kita lit ras seh ibas wari enda erkiteken Tuhan mpekena-kena kita, geluhta ras doni enda. Tangkas dingen jelas uga Dibata mpekena-kena kita alu mereken AnakNa Sitonggal eme Tuhan Jesus lako nebusi kita (bdk. Johanes 3:16). Tuhan nggo mpekena-kena geluhta manusia alu ngergai, nginget, engkelengi ras engkelini kita manusia ras doni enda. Tuhan la ngadi ibas mpekena-kena kita kenca itebusi dingen ikeliniNa. Tapi Dibata terus mpekena-kena geluhta alu mereken KesahNa Si Badia si ngajari ras mereken kuasa man banta.

3. Kita ipekena-kena Tuhan labo alu la lit maksud ras tujun Tuhan. Adam itama Dibata i peken Eden guna njaga ras ngusahaisa (Kejadin 2:15). Kita eme penatalayan nangdangi doni tinepa Dibata. Kita ipekena-kenaNa lako jadi alat/ perkakasNa ibas mpekena-kena doni ras kerina tinepaNa. Kita ipekena-kenaNa gelah jadi galah gedang Dibata lako mpekena-kena tinepaNa. Kita ipekena-kenaNa guna mpekena-kena. Bagi Tuhan enggo ras terus mpekena-kena geluhta, kita pe isuruh Tuhan lako mpekena-kena kerina tinepaNa. Emaka marilah silakoken dahinta guna mpekena-kena geluhta, temanta manusia ras lingkungen hidupta. Ola kita lupa kerna maksud ras tujun Dibata ibas mpekena-kena kita.

4. Emaka perdiatekenlah tep-tep paksa ras wari ku wari kerna etikata. Ola erkiteken perbahanen ras pengelakota seh maka lingkungenta melket, ceda ras rontang. Ola erkiteken etikata si la payo dingen la mehuli seh maka rate mesui ras kelsehen kalak si deban dingen lingkungenta. Dage, kai pe ateta si ban subuk arah pengerana ntah ibas perbahanen, bahanlah e ibas gelar Tuhan Jesus gelah la kita ncedai tapi mpekena-kena tinepa Dibata (bdk. Kolose 3:17), amin.  

Pdt. Juris Tarigan, M.Th-Runggun Runggun Bogor

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD