SUPLEMEN PJJ TANGGAL 25 JUNI-01 JULI 2023, JEREMIA 29:4-7

THEMA :

ERTOTO RAS ERDAHIN GUNA SINTEREM

BAHAN OGEN :

JEREMIA 29:4-7

 

PENGANTAR

Menurut kita, apakah kira-kira hal yang membuat kita bangga akan Negara kita Indonesia? Mungkin akan ada diantara kita yang mengatakan kita bangga akan keragaman suku dan budaya di Negara kita. Adapula yang mengatakan bangga dengan keindahan alam Indonesia, dan mungkin pula ada yang menyatakan kebanggaan akan Indonesia karena pembangunan-pembangunan yang terus berjalan. Harus diakui bahwa ada banyak hal yang membuat kita bangga akan bangsa dan Negara kita, tetapi kita pun dapat melihat ada banyak hal yang masih perlu diperbaiki dan menjadi catatan bagi bangsa kita yang membuat kita perlu terus bergumul dan mendoakan bangsa-negara kita. Misalnya saja di bulan Oktober 2022 yang lalu terjadi insiden penghimpitan kerumunan yang fatal di Stadion Kanjuruhan, daerah Jawa Timur; dimana hal ini sampai mengundang perhatian dan kritik dunia internasional karena kejadian tersebut diberi predikat “bencana paling mematikan kedua dalam sejarah sepakbola di seluruh dunia.” Kemudian kita juga mendapat catatan dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Microsoft dimana mereka menyajikan sebuah data yang menyatakan netizen Indonesia adalah netizen yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Walaupun bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah tamah tetapi ternyata ketika masuk dalam media sosial bangsa kita ternyata belum memberikan kesan yang cukup baik. Dalam konteks yang demikian sangat penting bagi kita menghayati rasa bangga dan cinta akan bangsa dan Negara kita dalam bingkai firmanTuhan yang akan mengajar kita untuk mampu memberikan diri kita bagi kebaikan kehidupan bersama.

LATAR BELAKANG & PENDALAMAN TEKS

Tentu kita memahami ayat ini konteksnya adalah surat dari Nabi Yeremia kepada orang-orang Israel yang saat itu ada di dalam pembuangan Babel. Surat ini ditulis oleh Nabi Yeremia, tetapi ini adalah perkataan Tuhan sendiri, atau kehendak Tuhan bagi orang-orang Yehuda pada waktu itu. Kita bisa menggambarkan situasi orang-orang Yehuda pada waktu itu penuh dengan keputusasaan oleh karena meraka sudah tercabut dari tanah kelahiran mereka Yerusalem dan dibawa ke negeri Babel yang notabene adalah negeri asing, bahkan negeri musuh. Oleh karena itu mereka ada di sekitar lingkungan orang-orang yang tidak mengenal Allah, hidup dengan menyembah dewa-dewa asing. Ketika berada dalam pembuangan jelas mereka tidak menjadi tuan atas kehidupan mereka sendiri, sehingga bangsa Israel mengalami banyak ketidaknyamanan. Di tengah situasi sulit dan tidak nyaman tersebut, firman Tuhan datang kepada bangsaNya untuk mengusahakan kesejahteraan di tempat mereka tinggal. Dengan demikian jelas dorongan untuk “mensejahterakan kota” di sini adalah untuk kota Babel, kota sang penjajah. Mengapa perintah Tuhan berbunyi demikian? Untuk apa bersusah-susah mensejahterakan kota musuh yang mengungkung mereka?

Dalam ayat 10 disebutkan bahwa bangsa Israel baru akan diperhatikan oleh Tuhan dan dikembalikan ke Yerusalem 70 tahun mendatang. Jadi dari pada berpikir terus untuk kembali pulang dan meratapi nasibnya, orang Israel saat itu diharapkan untuk melakukan sesuatu yang berguna. Dengan kata lain generasi bangsa Israel saat itu mau tidak mau memang harus tinggal di Babel. Daripada bermimpi seperti nubuatan nabi palsu bahwa mereka akan segera bebas dan pulang, Tuhan mengarahkan bangsaNya untuk menjalani kehidupan sebaik-baiknya di Babel, di tanah perantauan. Mereka bahkan diminta untuk mengusahakan kesejahteraan kota Babel dan mendoakannya. Mereka tidak perlu lagi memikirkan kapan pembuangan berakhir, sebab di tanah pembuangan itu pun, Tuhan hadir dan menolong mereka. Pada saatnya IA akan membebaskan dan membawa mereka kembali.

Dengan jelas lewat firmanNya Tuhan menyampaikan bahwa jika kota Babel sejahtera maka mereka sebagai penduduk juga akan mengalami sejahtera. Dengan cara apa orang-orang Yehuda diminta mengupayakan kesejahteraan (ay. 5-6) ?

  • Dirikanlah rumah untuk kamu diami
  • Buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya,
  • Ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan.

Ini adalah 3 hal berbeda tetapi memiliki kesamaan, yakni ketiga-tiganya bersifat permanen. Rumah berbicara mengenai sebuah tempat yang permanen, berbeda dengan tenda yang mudah dibongkar pasang. Demikian pula kebun berbicara mengenai berbagai jenis tanaman yang membutuhkan tempat / lahan tertentu, sedangkan keluarga adalah institusi yang akan terus berlangsung . Demikian pula ketiga hal ini berbicara mengenai proses / waktu. Untuk mendirikan rumah tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar, untuk membuat kebun perlu waktu tanaman itu bertumbuh dari sebuah benih sampai memberi hasil yang bisa kita nikmati. Demikian pula ketika kita membangun sebuah keluarga, kita tahu persis untuk menghasilkan keturunan tentu tidak hanya dalam tempo sehari- dua hari.  

APLIKASI/PENUTUP

Dalam sebuah tulisan yang berjudul Populorum Progresio karya Paus Paul ke-VI, dia menyebutkan penyakit dunia yang paling rentan saat ini bukanlah penyakit secara fisik, melainkan kurangnya kepedulian personal-sosial dan persaudaraan diantara individu masyarakat. Penyakit fisik lambat laun dapat diketemukan penanganan medisnya, tetapi bila penyakitnya adalah kurang peduli dan kurang rasa persaudaraan bila tidak ada perubahan sikap maka akan menjadi masalah besar di kemudian hari. Dari hal ini kita belajar saat kita tahu panggilan kita adalah untuk mengusahakan kesejahteraan, maka pertama-tama yang perlu kita kerjakan adalah perubahan dalam diri kita sendiri. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan keinginan dari mengusahakan kesejahteraan sendiri (apatis) menjadi keinginan untuk mengusahakan kesejahteraan kota/lingkungan tempat kita tinggal. Kesejahteraan berbicara mengenai ‘syalom’ atau damai sejahtera. Damai sejahtera tidak sekedar berbicara mengenai kondisi dimana tidak ada konflik, tetapi kondisi dimana berkat Tuhan dapat dirasakan. Seperti bangsa Israel harus mengupayakan kota/negara musuh mereka menjadi negara yang mengalami damai sejahtera Tuhan, demikian juga realita yang kita jumpai dalam hidup setiap hari. Kita bisa saja berada dalam situasi yang kurang kondusif seperti pemerintahan yang korup, lingkungan masyarakat yang membenci Kekristenan, dll. Bukankah justru kita berharap Tuhan menghukum mereka? Atau bila kita ada di lingkungan yang nampaknya rasis, bukankah kita berharap bahwa kita akan secepatnya saja meninggalkan tempat itu? Tetapi justru melalui ayat ini kita belajar bahwa di manapun Tuhan menempatkan kita, meskipun tidak ideal dan tidak nyaman bahkan sekeliling kita dipenuhi orang-orang yang melawan Tuhan, hidupnya jahat, maka seharusnya kita tidak hanya berdiam diri atau mengutuk kota itu. Tetapi apa yang perlu kita lakukan? Tetap berupaya mengupayakan kesejahteraan!

Ketika Tuhan meminta kita mengupayakan sesuatu, maka kita perlu melakukannya dengan konsisten, sabar dalam waktu dan proses yang tidak sebentar. Meskipun nampaknya apa yang kita upayakan untuk kesejahteraan kota dimana kita berada nampaknya hasilnya sangat minim, tetapi yakinlah bahwa ketika kita mengupayakan hal itu, maka Tuhan yang akan memberkati tempat dimana kita berada. Tuhan yang akan menghadirkan sejahtera itu di keluarga, di lingkungan kerja, bahkan kota dimana kita berada. Tuhan punya maksud dengan menghadirkan kita di negeri ini, meskipun kita terkadang merasa seperti orang terbuang. Namun, apa pun kondisi yang sedang kita alami, mari saling memberi semangat, tetap bersatu sembari berkarya, bersama pemerintah dan masyarakat, menghasilkan karya-karya nyata yang ikut mensejahterakan kota, tempat kita hadir. Mari terus dan tekunlah berdoa kepada Tuhan untuk kesejahteraan negeri ini maka hidup kita pun akan sejahtera.                                                                                                              

                                                                                                                            Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si (Teol)-Perpulungen Kupang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 18-24 JUNI 2023, KELUAREN 15:1-18

THEMA :

RENDE MUJI TUHAN

BAHAN OGEN :

KELUAREN 15:1-18

 

PENGANTAR

Para peneliti dari Sahlgrenska Academy di Universitas Gothenburg, Swedia mempelajari tentang manfaat bernyanyi bagi kesehatan tubuh manusia. Penelitian itu menemukan bahwa saat bernyanyi, embusan napas akan mengaktifkan saraf vagus dari batang otak ke jantung. Saraf vagus yang aktif akan membuat jantung berdetak lebih lambat dan diyakini baik untuk meningkatkan kesehatan emosional. Ini merupakan sebuah efek baik yang juga dapat diperoleh dari olahraga yoga. Peneliti menyimpulkan bahwa bernyanyi menjaga sistem pernapasan tetap terkontrol dengan baik.Tidak dipungkiri bahwa bernyanyi merupakan bagian yang erat buat setiap umat Kristiani. Bagi kita umat kristiani, bernyanyi tidak hanya menyangkut aspek fisik/kesehatan maupun bakat saja, tapi bernyanyi memiliki dimensi spiritual dalam kehidupan kita. Bahkan dalam setiap kegiatan dan pelayanan gereja yang kita lakukan, kita senantiasa melibatkan aktifitas bernyanyi. Selain memuji Tuhan, nyanyian juga seringkali dipakai sebagai sarana kesaksian iman kita sebab baik dalam peristiwa sukacita maupun dalam dukacita orang kristen juga tetap dan selalu bernyanyi. Karena itu dapat dikatakan nyanyian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari iman kita.

PENDALAMAN TEKS

Keluaran 15:1-18 sering juga disebut sebagai “Nyanyian Tepi Laut” yang terkenal, yang dibuat setelah bangsa Israel berhasil keluar dari tanah Mesir. Nyanyian ini sendiri juga dapat dikatakan merupakan nyanyian pertama yang tercatat dalam Alkitab kita. Ketika nyanyian ini dinaikkan, Musa dipakai Tuhan untuk memimpin bangsa Israel melepaskan diri dari kejaran tentara Firaun. Padasaat itu bangsa Israel bebas dari ancaman setelah mengalami pertolongan Tuhan melalui keajaiban air laut Teberau yang terbelah. Pujian ini menggambarkan semua pengalaman mendebarkan selamat dari kejaran Firaun beserta pasukannya dimana bangsa Israel merasakan secara langsung pertolongan Tuhan sehingga pada akhirnya orang Israel dapat berjalan dengan tenang menyeberangi laut di tanah kering. Nyanyian Musa bersama-sama bangsa Israel ini menunjukkan tiga tema teologis yang penting:

  1. Nyanyian syukur atas kemenangan Tuhan dan bagsaNya (ayat 1-12);

Dalam bagian ini lewat nyanyian dinyatakan Allah sendiri-lah yang menjadi pahlawan yang memberi kemenangan bagi bangsaNya. Kala itu, bangsa Israel baru saja meninggalkan Mesir dan sedang berkemah dekat Laut Teberau. Akan tetapi, Firaun dan pasukannya mengejar mereka, untuk menangkap dan membawa mereka kembali. Bangsa Israel berhadapan dengan jalan buntu, sebab tidak mungkin mereka kembali ke Mesir,dan berjalan terus juga tidak menjadi pilihan bagi mereka sebab jalan mereka terhalang oleh Laut Teberau. Tidak mungkin mereka menyeberangi Laut Teberau, sebab tidak ada kapal dan tidak ada jembatan. Karena itu dalam peristiwa yang luar biasa ini, Allah menunjukkan keperkasaanNya atas 2 ancaman maut yakni :tentara mesir dan juga alam (laut) yang menghadang. Setelah mendapatkan pertolongan Tuhan barulah orang Israel dapat melanjutkan kehidupan mereka dan bertumbuh menjadi sebuah bangsa. Pengalaman ini membuat mereka menyadari betapa besar,tinggi dan berkuasa Tuhan itu, bahwa Tuhan telah menang dengan gemilang

  1. Kesetiaan dan penyertaan Allah atas perjalanan bangsaNya sampai ke tujuan (ayat 13-17);

Dalam bagian ini terdapat pengakuan umat/bangsa israel bahwa Allah berdaulat penuh atas ciptaanNya. Alam semesta pun tunduk kepadaNya dan dipakai untuk mewujudkan recana keselamatan bagi bangsaNya. Kecongkakan para pemimpin dan pembesar yang dianggap terhormat di bumi pun hancur dihadapanNya ketika Dia menggenapi janji kepada bangsaNya. Dengan kasih setiaNya (bdk.ay. 13) Allah tidak saja menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir,tetapi juga menuntun mereka sampai di tempat kediamanNya (bdk.ay.17). Tuhan adalah Penebus bagi bangsaNya dan IA menyelenggarakan pembebasan pada waktu yang tepat.

  1. Tuhan memerintah sebagai Raja kekal selama-lamanya (ayat 18);

Penyataan kuasa Allah yang mengiringi perjalanan umatNya menegaskan bahwa hanya Allah-lah yang patut disembah dalam rasa takut karena gentar terhadap kedahsyatan kuasa-Nya. Rasa takut itu memunculkan sikap hormat kepada Allah, bukan hanya dari bangsa-bangsa penduduk tanah Kanaan tetapi terutama dari umat Israel sendiri. Melalui Musa, Allah mendidik umat agar menjadi bangsa yang di dalamnya Allah memerintah kekal selama-lamanya (ay.18).

Dari tiga thema teologis yang ditunjukkan dalam nyanyian Musa serta bangsa Israel kita kembali diajak untuk melihat kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan yang meliputi seluruh masa kehidupan kita (dulu,sekarang dan bahkan selama-lamanya). Ketika kita menyadari hal ini maka dalam diri kita tumbuh pengharapan yang baru kepada Tuhan. Selain pengharapan,kita juga dapat merasakan kasih setia-Nya yang sampai hari ini pun masih kita rasakan melingkupi kita dengan sempurna. Kasih setia TUHAN akan tetap menuntun hidup dan perjalanan kita selama di dunia ini.

 APLIKASI/PENUTUP

  • Bernyanyi adalah ungkapan kasih setiap orang percaya atas kasih, keselamatan dan kebaikan dari Tuhan Allah. Seorang teolog modern bernama Stanley Grenz, juga menyebutkan: "nyanyian umat Israel setelah melewati laut adalah respons yang benar karena nyanyian dan musik adalah respons natural manusia atas karya keselamatan". Karena itu nyanyian bukan sekadar meresponi tindakan penyelamatan Allah, tetapi meresponi diri Allah sendiri. Oleh karena itu, menyanyi bagi Allah adalah tindakan penyembahan yang tidak bisa diabaikan. Pertumbuhan rohani dapat terjadi melalui bernyanyi karena ungkapan kasih yang sungguh-sungguh tidak mungkin terjadi jika kita tidak mengingat dan merefleksikan seluruh kebaikan Allah. Semakin kita mengingat kasih Allah lewat menghitung berkat-berkat kehidupan dari-Nya, lalu mengungkapkannya lewat nyanyian, maka kita pun semakin terteguhkan dan bertumbuh dalam iman.
  • Bernyanyi tidak selalu berkutat soal indah atau tidaknya suara kita, tetapi lebih kepada soal bagaimana kita memuji dan memuliakan nama Tuhan. Bernyanyi kiranya dapat menjadi kesaksian iman kita sehingga saat melewati berbagai peristiwa kehidupan nama Tuhan terpuji dalam kehidupan kita.
  • Menyanyi merupakan sebuah penyembahan kepada Tuhan yang memadukan (integrate) seluruh aspek pribadi manusia – fisik dan psikis – untuk menyuarakan seluruh isi hati dan jiwa kita dihadapan Allah. Paul Clark, seorang Director of Worship and Music Ministries menyebutkan bahwa tindakan menyanyi dengan kesungguhan menuntut seseorang untuk mempersembahkan "tubuh" secara nyata. Menyanyi dengan kesungguhan menuntut seseorang untuk mengatur pernafasan dengan benar melalui diafragma dan paru-parunya. Menyanyi dengan penjiwaan dan penghayatan mempengaruhi peredaran darah seseorang, detak jantungnya, pita suaranya dan seluruh rongga tubuh yang beresonansi satu sama lain. Berarti menyanyi bagi Tuhan bukanlah tindakan yang asal suka dan seadanya karena itu proses mempersembahkan nyanyian bagi Tuhan perlu diperhatikan dengan sungguh agar kita dapat memuji Tuhan secara maksimal. Salah satu hal yang dapat mendorong kita mempersiapkan pujian dengan lebih baik adalah dengan pembentukan tim pujian/kelompok bernyanyi dalampersekutuan kita.

     Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si (Teol)-GBKP Perpulungen Kupang 

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 11-17 JUNI 2023, PERBAHANEN RASUL 1:12-14

THEMA :

KERINA TUTUS RAS-RAS ERTOTO

BAHAN OGEN :

PERBAHANEN RASUL-RASUL 1:12-14

 

PENGANTAR

Ibas paksa genduari banci ikataken menunggu/ ertima adalah sada hal si sulit ilakoken kita ibas zaman modern enda. Kegeluhan manusia ibas zaman enda tep-tep wari iwarnai alu perlombaan kecepatan sebab berlaku prinsip siapa cepat, dia dapat. Ukuren kecepaten enda biasana ipatok alu istilah fast/ rapid, adi banci instant. Kerna enda menunggu/ nimai jadi sada hal si ianggap mengganggu dan menyebalkan man enterem jelma entah itu mulai arah si sederhana misalna menunggu antrian panjang, seh ku hal penting bagi nimai pengumuman/ hasil sebab enda erbahanca kita la tenang. Tapi adi siukurken, situhuna lit hal-hal bas kegeluhenta si memang memerluken penantian/saber ertima seh genep waktuna guna ndatken hasil si mehuli. Misalna: ibas nimai ketubuhen sekalak anak, nande ras bapa arus nimai waktu si genap gelah anak enda banci tubuh ibas kondisi sehat- sempurna. Adi misalna anak lahir ibas waktu si kurang (prematur), tentu lit masalah-masalah si perlu itangani gelah banci ka anak enda sehat ras mbelin. Ibas hal sibagenda rupa, adi kita kurang sabar ras merudu mbuat keputusen banci jadi masalah malah semakin rumit. Saber ate ibas ertima pe berlaku bas dampar kinitekenta. Tuhan pe make proses menunggu/ ertima guna nehken rencana ras sura-suraNA man banta. Bagi bahan ogenta sendah enda ija siidah rasul-rasul sangana ertima kerna janji Tuhan kerna Kesah si Badia kenca Tuhan Yesus nangkih ku surga.

LATAR BELAKANG & PENDALAMAN TEKS

Ibas pengogenta, ikataken maka rasul-rasul mulihken ku Yerusalem kenca mulih I bas uruk Seton nari sue ras kai si isehken man rasul-rasul (bdk. Ay.4). Situasi si ihadapi rasul-rasul I kota Yerusalem sendiri labo situasi si ideal sebab kota enda iisi kalak si membenci Yesus bagepe pengikutNA. Kenca Tuhan Yesus i salibken pe kebencian ras ancamen bas penduduk kota nari tetap denga berlangsung nandangi rasul-rasul. Bahkan rasul-rasul pe ndatken tuduhen si lapayo ija ituduhken maka rasul-rasul adalah pencuri jasad Yesus ras erbahan berita palsu si ngatakenca Yesus e enggo keke. Amin bage gia, rasul-rasul ncidahken ketaaten alu mulihken ku Yerusalem ras alu saber ate nimai nusurna Kesah Si Badia bagi sinipadanken Yesus.

Ibas ayat 14 igambarken rasul-rasul ertutus ate ras ersada ukur ibas ertoto. Kata sehati (bhs. Indonesia) bas bahasa aslina memakai istilah homothymadon si terdiri dari kata homo (sama) dan kata thymos (gairah, hasrat semangat dalam kesepakatan). Ibas perbeben si ialami rasul-rasul ras pengikut Kristus sideban turah me persadan ras kesediaan untuk bersekutu. Enda me si jadi tanda kepatuhen rasul-rasul nandangi perintah Tuhan. Ketutusen ibas ertoto jadi sada tanda / ekspresi iman rasul-rasul ras piga-piga kalak si lit ije bahwa mereka berserah penuh kepada Tuhan. Rasul-rasul menyadari bahwa tantangan ku lebe labo mudah untuk ihadapi. Kebersamaan murid-murid Tuhan ibas penangkih pertoton jadi sada pergegeh bahwa rasul-rasul la berjuang sendiri ibas nerusi pelayanen I tengah-tengah doni enda terlebih bakal lit penolaken ras pe tekanen ibas mberitaken berita si meriah bagi sinialami pengikut Kristus I Yerusalem. Ibas pengogenta icidahken maka selain rasul-rasul lit ka piga-piga diberu ras senina-senina Yesus pe ikut ertoto ras-ras. Ije teridah lit perubahan dari kami (kelompok rasul-rasul ) menjadi kita sierbahanca turah persadan si mehuli i tengah-tengah pengikut Kristus. Selanjutna tentu ibas persadan si mehuli turah kesehatian/ ukur si ersada guna ndahiken hal-hal si mehuli ibas kegeluhen anak-anak Tuhan bagi siidah bas pengogenta.

Tole pe tama sie, amin gia labo denga ieteh kepastian kerna nusurna Kesah si Badia tapi alu saber ate itimaina waktu si itetapken Tuhan guna nehi padanNa. Ertima biasana banci menjadi sada hal si membosankan entah pe la produktif, tapi kepeken ibas konteks pengogenta waktu-waktu ertima enda banci iisi alu positif ras mehuli emekap ertoto alu sungguh-sungguh. Hal enda banci siidah ara kata tutus/ bertekun ijenda make kata proskatereo siertina rajin, bersungguh-sungguh, menghabiskan banyak waktu. Alu kata sideban masa-masa ertima adalah masa guna ertoto, saling mendukung, ersada ukur ras saling mendoakan sada ras sidebanna. Ibas dampar si deban, penangkih pertoton banci ikataken sebagai jadi latihen rohani si mendorong rasul-rasul ras kalak si setia ngikutken Tuhan Yesus guna menyediakan ruang sebesar-besarnya kuasa Tuhan erdahin ibas kerina si idahiken murid-murid Tuhan Yesus. Kita ibabai erlajar ibas pengogenta betapa pentingnya ertoto ibas kegeluhen kalak si erkiniteken. Tanpa doa labo lit gegeh kengasupen ibas nerusi tugas panggilan bagepe nerusi kegeluhen siteptep wari. Ertoto alu dem ketutusen arus jadi gaya hidup kalak sierkiniteken. Sangat perlu kita memberikan doa tempat terpenting bas kegeluhenta selaku anak-anak Tuhan. Alu ertoto kita ndatken hikmat guna ngangkai sura-sura Tuhan ras erbahan kita megegeh setia dingen ermeriah ukur ndahiken dahin-dahinta. Bagi si tersurat ibas pengogenta maka ulih ertoto alu tutus mpeturah kengasupen nerusi dahin-dahin pelayanenna (bdk. Ay. 15-26 ija banci igenepken jumlah ajar-ajar, jadi sepuludua mulihi).

 APLIKASI/PENUTUP

  1. Berdoa bersama adalah sebuah pengalaman rohani yang penting untuk orang percaya. Berdoa secara pribadi itu penting, tapi berdoa bersama-sama juga tidak kalah penting untuk dilakukan bas kegeluhen anak-anak Tuhan. Ibas kegeluhenta tentu labo kerina hal banci erdalan mulus tanpa hambatan. Berdoa bersama jadi persinget man banta maka kita perlu kehadiran Tuhan dan kehadiran kalak sideban guna saling menopang ibas pergumulan si ihadapi kita. Ibas pengogenta sendiri pe ituriken maka ibas ertoto ras-ras terjadi me penggenapen janji Tuhan man ajar-ajarNa.
  2. Ertoto alu tutus ate menandakan lit penyerahen diri man Tuhan. Ibas pertoton kita ngakuken keterbatasenta janah mindo gegeh ras penampat si reh bas Tuhan nari. Alu bage kita la ndarami gegeh idur kuasa si deban, tapi mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan.
  3. Ertoto ras-ras alu tutus adalah sebuah kesaksian iman kita selaku anak-anak Dibata. Ibas paksa genduari banci jadi kita menjumpai kesulitan guna mewujudkan kesehatian i tengah-tengah perpulungenta. Emaka kita perlu erlajar man kesaksin kalak Kristen mula-mula ija kesaksin luar biasa siicidahkenna eme ngasup ertutus ate ertoto ras-ras ibas tantangen si ihadapi. Kai si erbahanca ngasup ia ras-ras ertoto alu tutus? Tentu enda perban rasul-rasul ngelakoken kai si iperintahken Yesus. Ulih kesaksin enda luar biasa emkap :”mereka disukai semua orang dan membawa banyak orang percaya kepada Yesus dan diselamatkan” (bdk. Kis. 2:41-47)

“Kehadiran jasmani orang Kristen lainya merupakan sumber sukacita dan kekutan yang tidak tertandingi”           ( Dietrich Boenhoeffer )

                                                                                                                

                                                                                                                             Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si (Teol)-Perp. Kupang

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD