SUPLEMEN PJJ TANGGAL 26 FEBRUARI-04 MARET 2023, 1 KORINTUS 12:1-7
Tema: Ernanam Man Kerinana
Memberikan Pengaruh baik Kepada Semuanya
Bahan: 1 Korintus 12:1-7
I. Pendahuluan
Kitab 1 Korintus ini ditulis oleh Rasul Paulus sewaktu dia masih melayani di Efesus, Paulus mendengar apa yang terjadi di Korintus. Kitab Korintus ini ditulis dan diberi nama sesuai dengan nama kotanya yaitu Korintus. Korintus adalah sebuah kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus, karena kota ini adalah kota yang sangat maju sekali baik dalam intelektual, budaya, ekonomi serta kepercayaan lainnya, maka kota ini juga menjadi kota yang banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang Amoral.
Mengetahui latar belang kitab Korintus ini sangat tepat sekali karena sangat kontektual sekali denga apa yang terjadi sekarang ini, dengan kemajuan zaman sekarang ini juga banyak sekali terjadi perbuatan-perbuatan yang tercela, ajaran-ajaran palsu serta perpecahan keluarga bahkan perpecahan jemaat Tuhan. 1 Korintus ini Paulus mengajari bagaimana meningkatkan persatuan dalam gereja melalui karunia-karunia Roh Kudus. Paulus juga menekankan bahwasanya karunia-karunia Roh yang dianugerahkan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan pelayanan. Tuhan berkehendak agar karunia yang ada pada seseorang itu terus bekerja sampai kedatangan Kristus kedua kali.
II. Pendalaman Teks
Ayat 1-3, “sekarang tentang karunia-karunia Roh…supaya kamu mengetahui kebenarannya” ada dua kata yang perlu kita pahami yang menjadi penenkanan dalam ayat ini, yaitu: Karunia dan Roh. Karunia dalam bahasa Yunani Charis artinya karunia rohani yang mencakup motivasi batin dan kuasa untuk meyelenggarakan pelayanan yang diterima dari Roh Kudus. Kata Roh dalam bahasa Yunani Peneuma, artinya suatu daya atau kekuatan yang tidak bisa dilihat tetapi mampu memberikan kehidupan dan kekuatan kepada tubuh. Dengan demikian dari ayat ini Paulus mau mengingatkan dan mengajak jemaat Korintus untuk merenungkan kembali tentang pengenalan mereka tentang Yesus serta panggilan-Nya kepada mereka yang percaya supaya diketahui kebenarannya. Hal ini sangat ditekankan oleh Paulus tujuannya supaya jemaat mengetahui dan sadar bahwa sebelum mereka mengenal Tuhan, sebenarnya selama ini mereka ditarik kepada berhala-berhala bisu (ayat 2). Kata belum mengenal Tuhan di dalam Alkitab NIV (New International Version) dikatakan Pagans artinya orang-orang kafir. Dari pengertian seperti ini betapa jauhnya dulu kita dengan Tuhan, tetapi karena kasih karunia Tuhan, kita dijadikan sebagai anak-anakNya, dahulu kita di tarik berhala-berhala bisu yang tidak memberikan keselamatan bahkan kematian, tetapi kini kita di keluarkan Tuhan dari sana.
Dari latar belakang inilah, Paulus melalui ayat ini mengatakan bahwa karunia-karunia Roh yang penuh kasih membawa manusia untuk mewujudkan kasih di tengah-tengah kehidupannya, karena di dalam Yesus Kristus manusia menerima kasih karunia dan damai sejahtera. Melalui Maksud Tuhan memberikan karunia-karunia Roh adalah untuk menyatakan kasih karunia Tuhan (Efesus 4:8, Roma 15:18-19) di tengah-tengah dunia ini (baik di rumah tangga, gereja, lingkungan bahkan dalam pekerjaan), dengan demikian iman yang kita miliki itu dapat dirasakan oleh siapapun serta dapat menumbuhkan iman mereka kepada Tuhan. Hal seperti inilah yang dikehendaki oleh Tuhan terjadi di tengah-tengah kehidupan manusia apalagi kehidupan berjemaat yaitu kesatuan hidup yang mampu memberikan pengaruh yang baik kepada semuanya dan semuanya mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, bukan sebaliknya terkutuklah Yesus (ayat 3). Oleh sebab itu, maka Rasul Paulus rindu dan ingin meyakinkan, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat mengutuk Yesus Kristus Tuhan. Begitu juga dengan pengakuan “Yesus adalah Tuhan” hanya bisa dilakukan oleh orang yang dipimpin Roh Kudus. Jadi, tidak ada seorang pun dan satu kuasa pun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, kecuali oleh Roh Kudus.
Ayat 4-7, “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh, dan ada rupa-rupa pelayanan tetapi satu Tuhan” Paulus menjelaskan bahwa manusia itu diberikan Tuhan berbagai karunia atau rupa-rupa karunia, semua yang diberikan Tuhan itu memiliki tujuan dan bukan diberikan begitu saja. Tujuan Tuhan memberikan karunia Roh adalah menolong umatNya untuk menginjil (Kis 16:16-18), menguatkan dan membangun kerohanian jemaat (1 Kor 14:4) serta sebagai alat kita untuk melawan kuasa-kuasa gelap atau iblis (Efesus 6:11-12). Selain dari rupa-rupa karunia, Paulus juga mengatakan ada rupa-rupa pelayanan. Kata pelayanan dari kata dasar pelayan (Bhs Yunani Diakonia), sifat yang ada atau yang terkandung di dalam diakonia ini adalah “hamba” artinya rendah hati serta suka cita di dalam melayani dan bukan untuk dilayani. Karunia pelayanan atau karunia pelayan ini dijelaskan Paulus dalam ayat 28 “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: Pertama sebagai Rasul, kedua sebagai Nabi, ketiga sebagai Pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh” Paulus menunjukkan begitu banyak karunia pelayanan, tetapi itu semata-mata pelayanan kepada Tuhan, jangan sampai terjadi salah paham apalagi terjadi perpecahan jemaat akibat dari salah menggunakan karunia roh dan karunia pelayanan. Dari karunia Roh yang berbeda serta karunia pelayanan yang berbeda, bahkan ada berbagai perbuatan yang ajaib tetapi satu Roh dan satu Tuhan. Dari adanya penjelasan tujuan dari pemberian karunia Roh dan karunia pelayanan ini menunjukkan bahwa ada sumber yang memberikannya yaitu Tuhan sendiri, dengan demikian jemaat mengetahui walaupun karunia Roh itu berbeda serta karunia pelayanan berbeda tetapi sumbernya satu yaitu Tuhan, berarti tujuannya juga hanya satu yaitu untuk kemuliaan nama Tuhan “Gloria Dei” bukan untuk kemuliaan manusia atau mendapatkan keuntungan pribadi.
III. Aplikasi
Tema: Memberikan Pengaruh baik Kepada Semuanya, kata Pengaruh memiliki pengertian suatu daya yang ada dan timbul dari seseorang atau sesuatu benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang secara positif atau negatif. Dari pengertian tersebuat jika dikaitkan dengan pembahasan kita berarti sangat jelas sekali bahwa karunia-karunia roh dan karunia pelayanan sangat kuat sekali memberikan pengaruh kepada orang lain serta seseorang itu terpengaruh positif atau negatif tergantung apa yang disalurkan dan bagaimana seseorang itu memahaminya. Dari kata karunia saja sebenarnya setiap orang paham bahwa segala hal yang dimiliki dalam hidup adalah pemberian dari Allah. Pemahaman ini terasa sangat kuat untuk menghindarkan seseorang dari sikap sombong ketika mempunyai sesuatu yang baik dalam hidup. Kesadaran akan karunia sebagai pemberian Tuhan akan menuntun seseorang untuk rendah hati dalam sikap pergaulan dengan sesama, serta tidak menjadikan karunia itu sebagai tolok ukur iman.
Semua manusia menerima karunia dari Roh Kudus. Jadi, jangan pernah berpikir hanya orang-orang tertentu yang menerima karunia dari Roh Kudus. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (ayat 7). Karunia Roh Kudus diberikan kepada kita beragam rupa. Bisa berbeda satu dengan yang lain, sesuai dengan kehendak-Nya, walaupun demikian tidak perlu merasa rendah diri jika memiliki karunia yang berbeda dengan yang lain, serta tidak perlu juga kita merasa tinggi hati jika memiliki karunia yang “tampaknya” lebih dari yang lain. Karunia yang diberikan Tuhan kepada seseorang itu bisa saja dikaruniai bermain musik, dikaruniai menyanyi dengan vokal yang luar biasa indahnya, karunia pelayan Sekolah minggu, karunia IT, karunia menggembalakan jemaat, karunia pengabaran Injil bahkan karunia berkotbah dan masih banyak lagi.
Adanya karunia Roh dan pelayanan tujuan Tuhan untuk memberikan pengaruh yang baik kepada semuanya serta membangun iman jemaat. Jemaat terinspirasi, dikuatkan dan diteguhkan untuk terus hidup dalam kebenaran. Saatnya kita kembalikan segala karunia kepada pemilik sesungguhnya yaitu Tuhan. Arahkan segala potensi diri yang dianugerahkan Tuhan untuk dikembangkan, demi kemuliaan nama Tuhan, jangan tergoda untuk mencuri kemuliaan Tuhan dengan ketenaran karunia yang dimiliki.
Pdt Julianus Barus-GBKP Bandung Pusat