SUPLEMEN PJJ TANGGAL 28 APRIL-04 MEI 2024, I KORINTI 1:10-17

NATS  :

I KORINTI 1: 10-17

TEMA  :

ERSADA UKUR RAS ERSADA SURA-SURA

 

 

Pengantar

Ada sebuah slogan iklan di televisi yang berbunyi : ‘berbeda itu indah..” ketika slogan ini diucapkan terdengar indah sekali dan membuat perasaan adem di hati. Tetapi kira-kira apakah slogan yang indah ini juga sudah terasa keindahannya dalam hidup kita bersama dan juga dalam kehidupan berjemaat? Pada kenyataannya kita cenderung mau menerima teman-teman yang pandangannya sama seperti kita, yang kita anggap ‘kelas/levelnya” sama seperti kita, yang hobbinya seperti kita. Dalam banyak kesempatan kita merasa sulit menerima teman yang berbeda pandangan, beda prisnsip dan beda segala-galanya. Karena itu melalui firman Tuhan dalam PJJ kita kita diajak untuk bersedia saling menerima sehingga kesatuan hati dan visi ke depan dapat terjadi di tengah-tengah kehidupan kita.

Penjelasan teks

Ayat 10 adalah dasar pijak Rasul Paulus dalam menyampaikan nasihat kepada jemaat di Korintus. Pertama-tama dalam menyampaikan nasehat, nasehat itu didasarkan dalam nama Yesus Kristus dimana nasehat ini sekaligus memperlihatkan gambaran pemikiran Paulus tentang model hidup berjemaat. Dalam hal ini kita dapat melihat dalam menyampaikan nasihat, Paulus mendasarkan dirinya pada kehendak Tuhan dan apa yang berkenan bagiNya.

Model hidup berjemaat yang dimaksud Paulus adalah:

  1. Seia sekata; dimana secara harfiah kata seia sekata dalam bahasa Yunani berarti mengatakan hal yang sama. Tetapi dalam konteks jemaat Korintus ungkapan ini berhuibungan dengan membuat pengakuan tentang sebuah hal yang sama (agreement). Untuk itu yang harus dihindari adalah perpecahan (chismata) yang memang menunjakkan pada perbedaan pendapat. Dalam hal ini perbedaan tersebut digambarkan seperti kain yang sobek, dimana pada kain yang sobek terdapat bekas, maka demikian pula dalam jemaat yang mengalami perpecahan akan meninggalkan bekas yang kurang baik bagi pertumbuhan jemaat ke depan.
  2. Sehati -sepikir ; en to auto noi kai en te aute gnome yang secara harafiah dapat diartikan sebagai berada dalam pemikiran yang sama. Kata Noi berkaitan dengan pemahaman pikiran dan penalaran, sedangkan kata gnome berhubungan dengan pendapat, keputusan dan persetujuan. Karena itu arti dari ungkapan ini adalah jemaat Korintus tidak memiliki perbedaan pemahaman ketika membuat keputusan mengenai imannya kepada Yesus Kristus. Dalam hal ini sehati sepikir dirangkum dalam kata erat bersatu /katertismenoi yang berarti kompak. Kata erat bersatu menunjukkan kepada kecocokan, kekompakan yang memperlihatkan adanya kesempurnaan yang seharusnya memperlihatkan bagaimana kehidupan jemaat yang berpusat pada Kristus.

Alasan Rasul Paulus merasa perlu untuk menasihati jemaat di Korintus dalam ay. 11 yaitu karena pada saat itu dia tidak berada di tengah-tengah jemaat Korintus sehingga informasi tentang perpecahan jemaat diperolehnya dari keluarga Kloe. Mengenai keluarga Kloe sendiri sebenarnya tidak terlalu dijelaskan dalam surat Paulus. Kata perselisihan disini memakai kata erides (Yun.) yang memang berarti perbedaan, pertengkaran dan perselisihan sehingga memperlihatkan adanya perbedaan pikiran di tengah-tengah jemaat. Dalam ayat 12 sendiri kita dapat dengan semakin jelas melihat perbeedaan pendapat yang memicu perselisihan dalam jemaat dimana mereka punya pikiran yang berbeda dalam melihat hubungan/ relasi mereka dengan para pekabar Injil yang memberitakan Injil disana dan juga dengan Kristus. Relasi khusus dengan pekabar Injil tertentu tampaknya membuat mereka membeda-bedakan diri mereka dan mempertajam jarak kelompok satu dengan yang lain. Pengelompokan ini terjadi di seluruh jemaat dan berdampak buruk pada relasi sesama jemaat. Nasihat Paulus menunjukkan bahwa Paulus sama sekali tidak setuju dengan pengkotak-kotakan yang demikian. Ayat 13 menjadi dasar argumen Paulus terhadap perselisihan itu dimana dia memberikan pertanyaan retoris dia menunjukkaan jemaat adalah satu dan jemaat yang satu itu berpusat pada Kristus tanpa bisa dibagi-bagi menurut oknum pemberita Injil tertentu. Dia mengangkat analogi tentang tubuh Kristus disini dimana sebagaimana sebuah tubuh adalah sebuah kesatuan maka ia tidak dapat dibagi-bagi. Karena itu Kristus pun merupakan milik semua jemaat. Ini merupakan teguran keras Paulus kepada jemaat yang merasa bahwa hanya kelompoknya yang merupakan milik Kristus sementara yang lain bukan milik Kristus. Sebaliknya ini juga kritik bagi mereka yang merasa mereka menjadi bagian dari kelompok penginjil tertentu dan bukan milik Kristus. Karena itulah Paulus melanjutkan nasehatnya dengan membuat perbandingan antara Kristus dan dirinya sendiri (dan dia tidak membandingkan dirinya dengan penginjil lain) untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi dalam pelayanan. Dengan demikian Rasul Paulus berharap masalah yang terjadi di jemaat Korintus dapat diselesaikan dengan jalan berdamai. Paulus menekankan bahwa jemaat sudah tahu Kristuslah yang mati untuk mereka dan dari situ ia juga berbicara tentang baptisan karena baptisan dipakai sebgai sebuah titik tolah relasi antara umat dengan Tuhan. Sesungguhnya tidak penting siapa yang membaptis, tapi yang terpenting adalah dibaptis dalam nama siapa. Dalam ay. 13 Paulus menegaskan pentingnya jemaat memahami hal ini sehingga mereka berada dalam pemahanan yang sama. Ay.14-16 merupakan penegasan tambahan dari Rasul paulus untuk memperjelas apa yang disampaikan dalam ay.13. dimana dia menunjukkan jika ada orang yang memberatkan ‘orang” yang membaptis diri mereka maka Paulus bersyukur bahwa hanya ada segelintir orang perintis saja yang dibaptis oleh Paulus sendiri. Dalam ay. 16 sendiri Paulus menambahkan dia pun tidak yakin lagi apakah masih ada orang lain yang dibaptisnya. Walaupun sebenarnya banyak orang yang dibaptis oleh Paulus tetapi ia dengan sengaja menekankan demikian untuk menggarisbawahi pentingnya otoritas / kuasa Tuhan yang mengijinkan semua itu dapat dilakukan (ay.17). Semua pelayanan yang Paulus lakukan pun bukan berdasar dari dalam dirinya seperti misalnya hikmat, kebijaksanaan maupun pengetahuan. kalau ada orang yang beranggapan semua pelayanan ini dapat dilakukan karena mengedepankan kehebatan manusia maka ia akan meniadakan kuasa Tuhan dan karya salibNya akan menjadi tidak berarti.

   APLIKASI

  1. Paulus mengajarkan kepada kita bahwa iman kepada Tuhan harus dibagun atas daras karya yang telah Kristus lakukan untuk hidup kita bukan berdasarkan apa yang sudah dilakukan para pemberita injil atau tokoh pelayan gereja. Seluruh jemaat adalah milik Kristus dan tidak terbagi-bagi menurut para pelayan yang telah, pernah atau sedang melakukan pelayanan di gereja. Di tengah perbedaan golongan, jemaat seharusnya tetap seia sekata, erat bersatu dan sehati sepikir dalam Yesus Kristus; agar lebih tangguh dalam menjalani pelayanan. Bagaimana cara bersatu di tengah perbedaan? Kuncinya: jadikan Yesus sebagai “Pusat Kehidupan”. Dalam hal ini kita perlu mawas akan adanya ‘kultus individu”
  2. Setiap pelayan gereja/ orang yang mengambil bagian pelayanan di gereja harus fokus pada penugasannya. Hal ini dapat terwujud bila seorang pelayan menyadari bahwa dia tidak harus melakukan semua pelayanan sendiri. Lakukanlah apa yagn penting untuk membangun gereja maupun membangun kehidupan iman jemaat. Seperti halnya paulus membaptis jemaat, tetapi disamppingn itu dia memfokuskan diri pada apa yang menjadi talentanya yaitu memberitakan injil ke berbagai tempat dan menulis surat-surat yang menguatkan iman jemaat. Dengan demikian, semua orang mendapat tempat dan setiap talenta juga memiliki ruang untuk dapat diberdayakan. Hal ini tentu membuat kita menyadari kita tidak hidup sendiri dan keberagaman itu melengkapi kebersamaam kita.
  3. Biarlah setiap kita hidup dalam kerendahan hati sehingga kita tidak mengedepankan kekuatan, jasa maupun pengetahuan kita sendiri. Janganlah hendaknya kita sebagai anggota tubuh Kristus apalagi sebagai seorang pelayan membuat kuasa salib Kristus menjadi tidak tampak karena kita lebih membesar-besarkan karya maupun keceerdasan kita.
  4. Dalam membangun kesehatian dan kesatuan alangkah pentingnya kita mendasarkan diri pada kehendak dan firman Tuhan ketika kita saling melengkapi, saling menasihati dan saling melayani. Dengan demikian kita beranjak dari motivasi yang benar dan bukan berdasarkan motivasi lain seperti kehendak diri sendiri, maupun kepentingan-kepentingan lain yang tidak membangun kesatuan jemaat.

Pdt. Eden Perianenta br Tarigan-Runggun Bumi Anggrek

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 03-09 MARET 2024, ROMA 15:14-21

TEMA :

MEDIATE NANDANGI SEKELEWET/ PEDULI TERHADAP SEKITAR

TEKS:

ROMA 15:14-21

 

Pendahuluan

Mediate ntah peduli emekap nilai dasar ras sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan sekitar. Atau dengan kata lain, keberpihakan diri seseorang terhadap persoalan atau masalah yang ada di lingkungan sekitar. Peduli juga berarti mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan. Pada dasarnya setiap manusia suka ketika mendapat perhatian, dan kepedulian dari orang lain. Sehingga manusia adalah manusia yang penuh kepedulian dan suka diperdulikan. Sehingga melalui bahan PJJ kita di minggu ini kita akan berbicara tentang bagaimana harus peduli terhadap sekitar kita seperti apa yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat yang ada di kota Roma saat itu.

ISI

Kitab Roma 15 merupakan sebuah surat yang menjelaskan kepada Jemaat Roma bagaimana orang yang lemah dan orang yang kuat. Dari ayat 1 sebenarnya Paulus sudah menjelaskan sebuah kepedulian terhadap kaum yang lemah, dan yang kuat tidak seharusnya mementingkan diri sendiri. Paulus juga menjelaskan bagaimana Jemaat di Kota Roma hendaklah mencari kesenangan sesama demi kebaikannya dan membangunnya. Hal ini dilatarbelakangi Jemaat yang sudah percaya mula mula mengalami pertikaian, perselisihan, pertengkaran dan perdebatan masalah Kasih Karunia Tuhan apakah hanya terhadap orang Yahudi, atau kah juga diterima orang bukan Yahudi. Sehingga Paulus mengingatkan kembali bahwa Kasih Karunia Tuhan bukan dibatasi hanya untuk satu suku bangsa tertentu saja. Paulus mengatakan bahwa dia dipilih Tuhan untuk bisa menjadi Rasul terhadap bangsa-bangsa yang lain yang bukan Yahudi.

Paulus juga menjelaskan keinginannya dalam menuliskan surat kepada jemaat di kota Roma. Paulus juga mengakui bahwa dia adalah Hamba Tuhan bagi jemaat yang bukan Yahudi. Dia juga bermegah karena kesatuan bersama Kristus serta pekerjaannya bagi Tuhan. Paulus juga taat dan tekun dalam membawa orang-orang bukan Yahudi untuk patuh dan taat kepada Tuhan yang ditunjukknnya melalui sebuah sikap kepedulian dalam memberitakan Firman Tuhan dan juga perbuatannya yang terpuji. Berbagai mujizat Tuhan dia rasakan sepanjang pemberitaan injil yang dia lakukan, sehingga dia menyadari bahwa semua itu sepenuhnya adalah karena penyertaaan Tuhan yang menyertai perjalanannya. Dia kemudian menjelaskan sebuah kerinduannya bahwa pelayanan yang dia lakukan akan dia kerjakan bagi orang-orang yang sama sekali belum mengenal Kristus dan mendengar nama Kristus, juga pengajaran yang akan dia kerjakan adalah pengajaran yang bukan atas dasar pengajaran orang lain. Paulus memiliki pendirian yang tangguh dalam setiap pelayanannya yang berdasarkan Firman Tuhan yang dia pelajari dan yang dia alami. Sehingga semasa hidupnya. Kristus adalah segalanya dan siap berguna untuk orang lain.

Refleksi Teologis

Mediate/ Peduli terhadap sekitar sesuai dengan sasaran pelayanan GBKP tahun 2024, berkarya dan berguna kepada orang lain. Erkarya ras erguna man kalak sideban. Maka, apa yang sudah kita dapatkan dari Tuhan, kita terima dari Tuhan, yang kita alami bersama dengan Tuhan, apa yang kita pelajari tentang Tuhan, bahkan apa yang sudah kita temukan di dalam Tuhan. Baik talenta, ilmu Pengetahuan, kelebihan kita, kecerdasan kebijaksanaan, jabatan pekerjaan, kesuksesan apapun itu, kita pakai dan jadikan sebuah Karya nyata bagi dunia ini. Melalui ketajaman hati dengan sikap peduli, empati, mau menolong, menguatkan, menghiburkan, memberi yang terbaik, membangun dan memperbaiki kehidupan, menjadikan lebih berarti dan berdampak bagi setiap orang. Tidak lagi hanya mementingkan kesenangan secara pribadi, keuntungan secara pribadi, kemegahan diri sendiri, untuk menaikkan gengsi menjatuhkan yang lain. Kita tidak lagi melakukan sesuatu menurut pemahaman sendiri, pikiran sendiri tetapi kita berani seperti Paulus ketika semua itu dikerjakan oleh Kristus bagi kita. Sehingga kita boleh bermegah terhadap pelayanan dan apapun yang kita lakukan.

Melalui dasar-dasar tulisan Paulus ini, mengingatkan kita untuk punya sebuah kerinduan untuk menjangkau orang-orang yang tidak pernah dipedulikan, yang termarginalkan di tengah masyarakat, tidak diakui, yang tidak pernah menemukan kasih dalam hidupnya, tidak menemukan Kasih Kristus di tengah keluarganya, pekerjaannya, pelayanannya, bahkan di tengah masyarakat. Kerinduan Paulus juga menjadi kerinduan kita untuk peduli terhadap sekitar kita menjadikan kita tidak berdiam diri tapi proaktif melakukan tindakan yang nyata.

Selamat peduli, selamat berkarya dan berguna untuk orang lain

Pdt. Media Magdalena br Karosekali-Runggun Kupang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 24-30 MARET 2024, 1 KORINTI 3:5-9a

BAHAN :

1 KORINTI 3:5-9a

SADA ARON NDAHIKEN DAHIN DIBATA

(VISI GBKP)

 

Pendahuluan

Dalam sebuah latihan kepemimpinan, seringkali diungkapkan bahwa jiwa kepemimpinan adalah yang melayani. Sehingga dalam kitab 1 Petrus 5:2-3 dikatakan “ia bukan memerintah dan menguasai, melainkan melayani dan menjadi teladan”. Seorang yang melakukan tugas pelayanan Tuhan adalah seorang pemimpin yang melayani. Sebagai pelayan yang mengerjakan pekerjaan Tuhan ia harus mampu bersinergi dengan semua perangkat pelayan yang ada. Sehingga orang karo membuat sebuah istilah dalam bekerja bersama sama dalam sebuah pekerjaan dinamakan “Aron”. Aron dalam budaya karo adalah orang yang bekerja di ladang atau sawah mengerjakan pekerjaan secara bersama sama karena aron terdiri dari banyak orang dalam satu tim. Cara tekhnik kerjanya boleh berbeda tapi tujuan sama. Bilamana salah seorang teman dalam aron tersebut belum selesai mengerjakan tugasnya, maka yang lain kemudian ikut membantu menyelesaikannya dengan baik. Aron ini memiliki kerjasama yang baik, semua menjadi pelayan bagi yang lain. Tidak ada tinggi rendah dalam mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya. Semua memiliki visi misi yang sama yaitu melakukan pekerjaan hingga selesai dan tuntas.

ISI

Dalam kitab 1 Korintus 3 berbicara tentang situasi Jemaat di Korintus dimana mereka (orang-orang Percaya) berusaha dan ingin menerima berkat-berkat Tuhan namun kehidupan mereka tidak mencerminkan hubungan yang baik dengan Tuhan. Mereka masih hidup dengan cara-cara duniawi. Perpecahan yang di dalam Jemaat, sikap iri hati, kedengkian, pertengkaran, menolak ajaran Rasul, memutarbalikkan berita injil, mereka juga menyalahgunakan karunia Roh, pengaruh ajaran sesat mulai bermunculan. Perpecahan yang timbul membuat Jemaat tidak lagi mengutamakan Injil dan pemberitaan Firman Tuhan melainkan menjadi lebih dekat kepada salah satu pelayan Firman atau Injil saat itu. Sikap seperti inilah yang disalahkan oleh Paulus. Dengan persoalan di tengah jemaat ini Paulus hendak meluruskan, memberikan bimbingan. Dalam ayat 5 ditegaskan kembali untuk mengenal siapa itu Apolos, dan Paulus. Keduanya adalah para pelayan Tuhan yang menjadikan setiap jemaat menjadi percaya seperti jalan yang diberikan Tuhan. Paulus menerangkan bahwa Paulus yang menanam dan Apolos yang menyiram, Allah yang memberi pertumbuhan. Keduanya adalah sama, dan masing-masing akan menerima upahnya, sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Artinya bahwa pekerjaan pelayanan yang dikerjakan oleh rasul Paulus pada masa itu ialah menanamkan Injil Firman Tuhan sehingga, Injil itu berdiam dalam diri jemaat. Yang terpenting adalah injil itu selalu diberitakan, lalu Apolos yang menyiram artinya usaha untuk memberi pertumbuhan, sehingga Injil itu tetap terjaga terawat, Firman Tuhan tetap menjadi kekuatan, menjadi penghiburan, Firman Tuhan menjadi yang utama di dalam diri setiap Jemaat. Terus dipupuk diberi cara dan tekhnik yang baik untuk membuat Firman itu semakin hidup di hati jemaat. Melakukan tugas pekerjaan Tuhan tidak menerima upah dari manusia berupa imbalan, jasa, pujian, penghormatan, harga diri, dan lain sebagainya. Tetapi dilakukan dengan motivasi yang benar untuk menjaga keutuhan Injil yang diberitakan. Paulus dan Apolos adalah bagian dari Aron yang bekerja bersama dengan visi misi penginjilan. Mereka adalah pemimpin yang melayani membawa Firman dan melakukan Firman itu sendiri.

Aplikasi

Visi misi GBKP “menjadi kawan sekerja Allah untuk menjadi berkat bagi seluruh isi dunia ini” (1 Kor 3:9; 1 Petrus 2:9-10). Artinya setiap jemaat setiap orang percaya adalah bagian dari sebuah pekerjaan Pelayanan Tuhan bagi dunia ini. Setiap orang mengambil bagian dalam Aron Tuhan yang menanamkan Firman Tuhan, pemberitaan Firman kepada setiap orang lalu merawat menjaga Firman itu tetap hidup dan dihidupkan. Bersinergi dengan semua pihak menjalin hubungan visi misi Pelayanan yang lebih baik. Setiap orang bisa menjadi pemimpin yang berjiwa pelayanan bukan untuk berkuasa atau memerintah, akan tetapi lebih daripada itu adalah keteladanan hidup sebagai seorang pelayan yang memimpin setiap orang di dalam Injil kebenaran. Mari kita kerjakan ladang pelayanan ini bersama, bersatu, dan bangunan Allah ini dengan penuh semangat dalam satu tim kerja pelayanan yang benar. Tidak saling sikut menyikut, saling mengejek, saling menjatuhkan, saling membenarkan, saling menyalahkan agar kita dihargai, diupahi, dibayar, dihormati dan posisi aman. Melalui kepemimpinan yang melayani kita memberi keteladanan, pengorbanan, bekerja bersama sama dengan pemimpin dan pelayan yang lain dengan penuh rasa hormat, saling mendukung, saling menghargai, saling menghormati, dan saling menjaga kehidupan sesama pelayan. Maka Tuhan yang akan menumbuhkan segala kebaikan. Tuhan yang menumbuhkan kebenaran, damai sejahtera, sukacita bagi kita dan semua orang yang kita layani. Karena yang kita kerjakan adalah pekerjaan Tuhan bukan pekerjaan manusia. Biarlah Tuhan menuntun setiap pelayanan kita dan Tuhan yang memberkati setiap pelayanan ini.

Salam pelayanan

Tuhan memberkati

Pdt. Media Magdalena br Karosekali-Runggun Kupang

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD