SUPLEMEN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA TAHUN 2024, WARI VII
Invocatio :
Jesaya 11:8
Ogen :
Pilipi 4 :8-9
Kotbah :
Masmur 119:97-104
Tema :
Entebu Kal Engkelengi Tuhan
I. Pengantar
Dalam Alkitab Terjemahan Bahasa Indonesia sering kita temui istilah hukum Taurat, istilah ini diterjemahkan dari kata Ibrani תּוֹרָה - TORAH dan Yunani νομος-NOMOS yang artinya, hukum. Kata תּוֹרָה -TORAH berasal dari kata יָרָה -YARAH, "menunjukkan", sehingga kata "TORAH" itu sendiri bermakna petunjuk, pengajaran. Taurat atau Firman Tuhan memimpin manusia untuk hidup berbuah, memiliki kelimpahan hidup bersama Tuhan serta akan dapat terwujud. Taurat atau Firman Tuhan harus menjadi pusat hidup umat Tuhan.
Bahan Pekan Kebaktian Keluarga di hari ke-tujuh ini bermuatan Signifikansi firman Tuhan menurut Mazmur 119: 97-106 ialah memberikan kebijaksanaan, akal budi, pengertian, mampu menguasai diri, setia melakukan kebenaran Allah, membenci dosa, cinta kepada kebenaran. Dengan jemaat memahami signifikansi firman Tuhan hal tersebutakan menolong jemaat memiliki komitmen dan kerinduan untuk merenungkan firman Tuhan dan melakukan kebenaran firman Tuhan.
Nama Kitab Mazmur, dalam bahasa Inggris adalah Psalm, yang diterjemahkan dari nama yang dipakai dalam Septuaginta Psalmos. Kata Psalmos, diterjemahkan dari bahasa Ibrani Mizmor, yaitu suatu lagu yang dinyanyikan dengan iringan instrument musik, khususnya memakai alat musik dari senar. Kitab Mazmur dalam bahasa Yunani Vatikan (abad ke-IV Masehi) memakai judul Psalmoi. Nama itu dipakai oleh Tuhan Yesus (Luk. 20:42), dan Petrus (Kis. 1:20). Dalam naskah Aleksandrianus memberi nama Psalterion, artinya alat musik yang memakai senar atau tali. Dan Alkitab bahasa Indonesia memakai nama Mazmur. Namun Alkitab Ibrani memberi nama kitab Mazmur adalah Tehillim, artinya Puji-pujian. Kata ini muncul berulang kali dalam beberapa pasal Kitab Mazmur, kecuali pasal 145[1]
II. Penjelasan Teks
Alkitab adalah Firman Allah, pernyataan ini adalah prinsip dasar kaum Injili. Alkitab berperan sebagai penyingkapan diri Allah (God’s self-disclosure). Firman Tuhan sungguh berkuasa. Oleh firman, Allah menciptakan alam semesta. Oleh firman-Nya, Allah menopang segala yang ada. Pemberian hukum Taurat bertujuan untuk menolong manusia tetap dalam perkenanan Allah, menerangi akal budi, maupun untuk mengarahkan hidup manusia. Segala sesuatu yang Allah lakukan sesuai dengan pola dan berdasarkan suatu prinsip-Nya. Firman yang tertulis memiliki kuasa dan kekuatan Ilahi yang memberikan pola hidup. Manusia yang berjalan berdasarkan pola-Nya senantiasa berada dalam perkenanan Allah. Umat Allah haruslah berlaku sesuai dengan ajaran Allah.
Dalam isi teks Masmur 119:97-104 adalah Sebuah ungkapan cinta ditulis lengkap oleh Daud. Bukan kepada seseorang, tetapi tentang rasa cintanya yang begitu menggelora kepada Taurat Tuhan. Sebenarnya tidak hanya dalam Mazmur 119 saja, tetapi jika kita melihat isi dari kitab Mazmur, maka kita akan menemukan ada begitu banyak ayat yang menyatakan kecintaan sang Penulis kepada Taurat Tuhan. Daud menggambarkan dengan indah mengenai rasa cintanya dan apa yang dia perbuat kepada Taurat Tuhan yang sangat ia cintai itu. Dengan antusias Daud berseru, “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.” (ayat 97).
Dalam Mazmur 119:97-104, Daud menyatakan diri sebagai seorang yang sedang jatuh cinta. Rasa cinta yang mendalam ia tujukan kepada Taurat Tuhan. Ada cukup banyak orang percaya menganggap bahwa membaca dan merenungkan firman Tuhan adalah kuno, ketinggalan zaman, pekerjaan yang sangat membosankan dan menjadi beban tersendiri. Karena itu mereka melakukannya tidak dengan sepenuh hati, tapi setengah hati atau terpaksa. Berbeda dengan Daud yang menjadikan Taurat Tuhan sebagai kesukaan, “Betapa kucintai Taurat-Mu!” (ayat 97). Karena mencintai Taurat Tuhan maka Daud merenungkannya sepanjang hari. Mengapa Daud begitu mencintai Taurat Tuhan? Daud mengungkapkan betapa ia mencintai Taurat Tuhan yang dapat membuatnya lebih bijaksana (ayat 98), lebih berakal budi (ayat 99), dan lebih memiliki pengertian (ayat 100, 104). Taurat Tuhan berkuasa menahan agar seseorang tidak berjalan dalam kejahatan (ayat 101-102). Taurat Tuhan berisi janji-janji Tuhan yang membuat hidupnya bergairah (ayat 103). Taurat Tuhan menjadi petunjuk bagi hidupnya (ayat 104).
Dalam memasuki masa advent dan Natal ini jemaat haruslah memahami bahwa aturan dasar Allah sangat berpengaruh dalam mengubah semua orang. Dalam Mazmur 119: 97-106 menjelaskan bahwa alasan mendasar firman Tuhan mengandung segala aturan hidup bagi manusia ialah ke-Agungan firman Allah yang menyatakan sebuah intruksi hidup, kebenaran hidup, nasihat hidup. Kehidupan rohani (Spirituality of Christian Life) seseorang sangat bergantung pada firman-Nya. Perintah Allah memberikan sebuah intruksi serta pemenuhan Allah bagi manusia. Perintah Allah mengacu kepada peraturan dan ketetapan Allah yang berkuasa bagi manusia. Perintah Tuhan memaparkan semua peraturan Allah. Sehingga sangat penting jemaat memahami bahwa di dalam firman-Nya Allah memberikan semua aturan hidup sebagai umat Allah.
Allah menyatakan nasihat-Nya kepada manusia melalui kebenaran firman-Nya. Tujuan Allah memberikan nasihat agar umat berjalan berdasarkan kehendak-Nya. Nasihat Allah menunjukkan sebuah prinsip-prinsip yang dengannya manusia dapat berhubungan dengan Allah. Nasihat Allah senantiasa mendidik manusia, Allah mendidik umat-Nya berdasarkan peringatan-Nya. Allah adalah kebenaran yang sesungguhnya. Kebenaran Allah menuntun manusia berjalan pada jalan-Nya dan kekudusan-Nya.Allah dan firman-Nya adalah kebenaran yang tidak dapat dipisahkan. Firman-Nya merupakan penyataan diri Allahsebagai dasar kehidupan bagi setiap orang percaya. Tanpa kebenaran Allah manusia hanya akan berjalan di dalam kekeliruan, kekacauan dan cenderung hidup di dalam dosa.
Intisari dari seluruh hukum atau taurat Tuhan adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia dan itu dimulai dari dalam keluarga. Jadi apabila pemazmur merenungkan hukum Tuhan itu siang dan malam maka ia menjadi lebih bijaksana, berakal budi, penuh pengertian dan mampu menahan diri untuk tidak melakukan kejahatan. Artinya, ia tidak membalas memusuhi orang-orang yang memusuhi dirinya, dia berusaha memahami betul sesuatu persoalan sebelum bertindak, dia tidak mudah terpengaruh atau tergoda untuk melakukan kejahatan. Itulah karakter orang yang memegang teguh hukum atau taurat Tuhan. Dengan maksud yang demikianlah Pekan Kebaktian keluarga di hari yang ke-7 ini, setiap keluarga harus benar-benar merasakan penyertaan Tuhan dan hidup dalam kebenaran Firman Tuhan.
III. Kesimpulan
Ada sebuah syair lagu yang menceritakan bagaimana setiap orang percaya hidup dalam kebenaran Firman Tuhan. “Aku mengasihi Engkau Yesus dengan segenap hatiku, aku mengasihi Engkau Yesus dengan segenap jiwaku. Kurenungkan firman-Mu siang dan malam kupegang p’rintahMu dan kulakukan. Engkau tahu ya Tuhan tujuan hidupku hanyalah untuk menyenangkan hati-Mu.” Syair ini begitu dalam mengungkapkan perasaan kasih kepada Tuhan yang diwujudkan pada kehidupan yang selalu merenungkan Firman Tuhan dan melakukan-Nya di setiap hari dengan tujuan untuk menyenangkan hati Tuhan.
Keluarga adalah basis kegiatan pewarisan iman Kristen. Keluarga adalah Lembaga bentukan Tuhan atau gereja kecil dalam kehidupan dunia ini. Tetapi kenyataannya, pada masa sekarang banyak orang yang kurang tanggap terhadap hal yang penting. Kemajuan jaman membawa dampak positif, seperti kemakmuran, berekonomi dalam digital, pola kehidupan yang serba mudah dan lain sebagainya yang memudahkan kita dalam kecanggihan dunia digital saat ini. Tetapi tidak bisa dipungkiri ada dampak negatif bahkan membahayakan, seperti pergaulan anak yang sukar dikendalikan dan pada pihak lain orang tua kurang memberi perhatian dan waktu untuk keluarga.
Sebagai orang tua apa yang kita wariskan kepada anak-anak kita? Sering jawabannya adalah orang tua akan mewariskan harta benda. Banyak orang tidak usah berlelah-lelah bekerja telah menerima warisan dari orang tuanya secara otomatis. Tetapi pengetahuan dan kelakuan baik serta iman tidak otomatis dapat diwariskan. Itu sebabnya pewarisan iman sangat penting dalam keluarga. Sebagai ayat refrensi dalam Ulangan 6:4–9 menuliskan berbagai tanggung jawab bagi orang tua untuk mewariskan iman kepada anak-anak mereka. Inilah yang menjadi momentum Firman Tuhan menjadi gaya hidup (Life Style) keluarga jemaat GBKP saat ini.
Pdt. Anton Keliat, S. Th, MAP
GBKP Bandung Timur