SUPLEMEN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA GBKP TAHUN 2023 WARI 5, KHOTBAH NEHEMIA 2:11-18

Invocatio  :

Ketangkasen 14:12

Ogen  :

1 Tesalonika 5:23-28

Tema :

Muat Bagin Ndahiken Si Mehuli

 

I. Pengantar

Dalam Alkitab Kristen, kitab Nehemia ditempatkan dalam kumpulan kitab sejarah, sesudah kitab I-II Tawarikh. Nama kitab ini diambil dari nama tokohnya. Kitab Ezra-Nehemia menceritakan peristiwa-peristiwa dari dua kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri perjanjian setelah pembuangan, yakni: Pertama, kembalinya mereka dari pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538-516 sM (Ezr 1-6); Kedua, pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religious (Ezra) maupun secara fisik (Nehemia) tahun

458-420 sM (Ezr 7-Neh 13). Ezra dan Nehemia merupakan satu kitab dalam Perjanjian Lama Ibrani. Susunan yang terbalik dalam Perjanjian Lama Ibrani mungkin menunjukkan urutan penerimaan kitab-kitab ini dalam kanon. Nehemia arti namanya Yehova/Tuhan itu besar, ayah Nehemia bernama Hakalya (Neh.1:1) dan saudara laki-lakinya bernama Hanam (Neh. 1:2),

Nehemia adalah pejabat tinggi di istana Persia Raja Artahsasta I di ibu kota Susa, yang terletak

150 mil di sebelah timur Sungai Tigris di tempat yang sekarang menjadi Iran modern. Nehemia melayani sebagai juru minuman raja (Nehemia 1:11), yang jelas menempatkannya dalam posisi untuk berbicara kepada raja dan meminta bantuan darinya. Setelah 70 tahun di pengasingan, orang-orang Yahudi telah kembali ke rumah dan membangun kembali bait suci di Yerusalem. Mereka bisa menyembah Tuhan di tanah mereka sendiri, tetapi kota itu masih terkubur. Ibu kota yang dulunya besar dari tanah yang dijanjikan itu telah menjadi puing-puing menyedihkan. Adapun pekerjaan utama Nehemia adalah pemimpin politik, pembangun tembok Yerusalem (Neh.

2), tempat kelahirannya di Persia sedangkan tempat kematiannya di Yerusalem, fakta penting yang

dilakukan oleh Nehemia adalah memimpin rombongan Yahudi terakhir yang pulang ke negaranya dan membangun tembok keliling Yerusalem (Neh. 7:1).

II.   Isi

Dalam buku The Dictionary of Biblical Imagery menjelaskan bahwa “gambaran utama kitab Nehemia adalah mengenai memulai kembali. Permulaan yang baru ini mengambil beberapa bentuk: Pembangunan kembali tembok-tembok Yerusalem, memperbaharui kovenan, menata kembali kehidupan di Yerusalem dan mendirikan kembali Bait Allah untuk ibadah1

Ketika Nehemia kembali ke Yerusalem (Nehemia 2:11-16), ia tidak begitu saja mulai menumpukan batu bata, ia juga tidak bergegas (cepat-cepat) keluar dan membuat semua orang bersemangat lalu membangun tembok. Sekiranya dia melakukan itu, maka sudah pasti ia akan jatuh dalam tangan musuh. Tapi dengan hikmat Tuhan hal pertama yang ia lakukan adalah survey senyap pada malam hari. Berkuda sendirian mengelilingi tembok-tembok kota dan dengan teliti mengamati tingkat kerusakan tembok kota itu. Sesudah itu ia menyusun rencana dan strategi yang handal dan cermat serta waspada mengenai apa yang wajib dilakukan sebagai skala prioritas. Dan hal kedua adalah Pembaharuan Kovenan yang dinyatakan dalam kalimat ajakan kepada umat

1 Ryken; James C. Wilhoit; Tremper Longman III Leland, “Nehemia,Kitab,” The Dictionary of Biblical Imagery

(Kamus Gambaran Alkitab) (Surabaya: Momentum Christian Literature, 2011). hlm 744

Yehuda: “Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem supaya kita tidak lagi dicela…” (ayat 17). Dan mereka menjawab: ‘Kami siap untuk membangun.’ Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.” (ayat 18). Tekad dan semangat Nehemia, militansi keberpihakan pada Tuhan bersama umat semakin membara. Hal ini ditunjukkan dengan Jawaban tegas, penuh percaya diri tanpa keraguan terhadap pertanyaan Sanbalat, Tobia dan Geshem: “Allah semesta langit. Dialah yang akan membuat kami berhasil. Kami hambahambanya telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem” (Nehemia 2:20). Keyakinan umat kepada Nehemia sebagai pemimpin yang menggerakan pembangunan tembok Yerusalem semakin kokoh, keyakinan kepada Allah pun semakin kuat dan yang sangat menarik, Nehemia mendapat peluang penting menyatakan kedaulatan Allah kepada Musuh: “Allah semesta langit. Dialah yang akan membuat kami berhasil” Inilah hikmat dari Tuhan. Lima prinsip memperbaharui kovenan ini menunjang secara psikologis spiritual pribadi Nehemia, ia mempertontonkannya sebagai peluang membangun spiritualitas umat yang sedang dipimpinnya.

Nehemia merupakan potret Kristus yang rela meninggalkan jabatan tinggi untuk terjun melaksanakan pekerjaan pembangunan Bait-Nya. Lebih jauh lagi, dekrit Artahsasta menandai awal tahun 70 mingguan dalam nubuat Daniel, yang sempat terhambat dalam waktu kurun tertentu (Dan. 9:25-27). Kisah pembangunan kembali tembok Yerusalem oleh Nehemia (Neh. 1-13; Dalam kitab Nehemia ini, ada aplikasi hampir semua aspek utama manajemen yang dikenal pada zaman modern ini). Nehemia adalah orang buangan Yahudi yang bertugas sebagai pembawa cawan anggur bagi raja Persia, Artahsasta. Nehemia menerima kunjungan beberapa orang dari Yehuda yang mengatakan kepadanya bahwa tembok Yerusalem telah runtuh dan gerbang-gerbangnya telah terbakar. Nehemia berdoa siang dan malam. Nehemia percaya bahwa Tuhan sudah menaruh di dalam hatinya untuk berbuat sesuatu dalam situasi tersebut. Membangun kembali tembok itu menjadi tujuannya, yang menciptakan hasrat yang kuat untuk memulihkan kota itu sebisanya. Raja Artahsasta memberikan kepada Nehemia perlindungan resmi dalam perjalanan ke Yerusalem dan bahkan menyediakan bahan-bahan bangunan.

Kesan pertama ketika membaca kitab Nehemia adalah Nehemia seorang pendoa. Respons pertamanya, ketika Nehemia mendengar informasi tentang tembok kota Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang telah terbakar, adalah menangis, berkabung, berpuasa dan berdoa. Di sepanjang hidup, karier, dan pekerjaannya, Nehemia memang selalu berdoa. Nehemia berdoa siang dan malam (Neh. 1:6). Nehemia berbuat lebih daripada menangis dan berdoa; ia menyediakan dirinya bagi Tuhan untuk melakukan pekerjaan itu. Nehemia memimpin orang-orang Yahudi dari kesukaran besar (Neh. 1:3) menuju sukacita besar (Neh.

12:43). Tuhan masih mencari orang-orang yang bersedia memberi diri untuk melakukan Pekerjaan-Nya

Nehemia bertanggung jawab untuk membangun tembok Yerusalem, mempertaruhkan nyawanya di tangan Raja Artahsasta dan berbagai musuh bangsa. Nehemia memperoleh visi yang jelas dari Tuhan tentang bagaimana mengarahkan hidupnya di dalam pelayanan kepada Tuhan. Jauh dari ketakutan untuk melepaskan kehidupannya yang nyaman di dalam istana raja dan membangun kembali pusat komunitas Yahudi di tengah-tengah musuh mereka, Nehemia berdiri dengan tegap hanya karena visi-Nya – satu-satunya pekerjaan yang “Tuhan berikan ke dalam hatiku bagi Yerusalem” (Neh. 2:12). Nehemia berdoa siang dan malam (Neh. 1:6). Nehemia tahu bahwa keberadaannya sebagai orang-orang buangan dan Yerusalem yang telah hancur bukan kesalahan Allah Israel. Nehemia juga tahu bahwa Israel adalah milik Allah (Neh. 1:10). Nehemia mendasarkan permohonannya akan kemurahan dan pengampunan Allah atas dasar janji-janji Allah kepada Israel. Nehemia memiliki mentalitas berdoa dan bekerja. Nehemia berdoa untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bekerja untuk mewujudkan apa yang didoakan.

III.Kesimpulan

1)   Visi yang benar akan keluar dari wawasan dan atau pengetahuan seseorang akan kebenaran Allah yang telah diresapinya sehingga memotivasi tindakan yang seharusnya dilakukan dan dicapai. Tiap jemaat atau keluarga harus memiliki dan menjaga karakter dalam kehidupan rohani, tiap jemaat atau keluarga harus menjaga dedikasi dan kontribusi dalam kehidupan doa yang baik dan menjaga hubungan dan persekutuan yang akrab dengan Allah serta meng-implementasikannya dalam bentuk kesetiaan menjalankan sasaran pelayanan.

2) Allah sendirilah sumber kekuatan kita, namun persekutuan dengan Allah lah yang “menghidupkan” kekuatan tersebut sehingga efektif dalam menjalankan segala sesuatu yang baik serta memberikan pengaruh yang positif terhadap orang lain. Keluarga yang hidup dalam kesetiaan harus menyadari kesempatan dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya ketika Allah memanggilnya dalam pelayanan. Yang penting dalam menjalankan bagian atau peranan dalam pelayanan tersebut tampak hubungan pribadi yang penuh kerendahan hati dengan Tuhan Yesus Kristus, penyerahan diri kepada-Nya yang diwujudkan setiap hari di dalam persekutuan baik secara khusus atau secara runggun.

3) Dalam 13 pasal kitab Nehemia tercatat 9 kali Nehemia berdoa. Iman adalah respons seluruh kehendak manusia yang mau taat kepada siapa Allah sebenarnya dan apa yang dikatakan-Nya. Pembukaan doa Nehemia, “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang mahabesar dan dasyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia- Nya…”(Neh.1:5). Fokus Nehemia mengungkapkan rahasia imannya. Nehemia melihat kedua sifat ini pada Allah. “Allah yang maha besar dan dahsyat” sanggup melakukan segala sesuatu (Neh. 1:8). Jemaat sebagai pelaku aktif harus berani dan setia dalam menjalankan setiap pelayanannya (berdedikasi dan kontribusi), Tuhan yang akan bekerja dalam proses pengandalan Tuhan.

Pdt. Anton Keliat, S. Th, MAP-GBKP Runggun Bandung Timur

SUPLEMEN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA GBKP TAHUN 2023 WARI 3, KHOTBAH KUAN-KUANEN 30:7-9

Invocatio :

“E maka cukup min siakap adi lit nakanta ras uis ta.” (1 Timotius 6:8) Ogen     : Pilipi 4:11-18

Tema  :

Jabu Si Nggeluh I Bas Kecukupen

 

 I. Kata Perlebe

Megati manusia ndabuh ibas standard kegeluhen doni si erbahanca turah kekecewaan, kekurangan siakap rusur igejapkenna piah dungna lanai ternikmati kegeluhenna. Lit lirik lagu rohani karo nina “sada pe bias dua pe kurang adi la beluh kita ncibalkenca”. Tentu enda mpersingeti kita gelah pentar alu makeken si lit ibas kita. Ibas Pertoton Tuhan (Doa Bapa Kami) nggo leben i cidahken maka arah toto siniajari Dibata man manusia gelah erlajar nggeluh alu cukup, “bereken man kami nakan cukup ibas wari si sendah enda..”. Rikutken GBP GBKP temannta i hubungken alu nilai keugaharian. Ibas KBBI “Keugaharian” ertina eme kesederhanaan. Nilai enda erpengaruh ibas segala aspek kegeluhennta. Ibas kitab Pengerana 5:10 “Siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang dan siapa yang mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya ini pun sia-sia.” Salah sada tanda Cinta Uang eme fokus kegeluhenna ngayaki erta/sen gelah bayak. Ibas kai pe iukur alu sen. Bahkan megati kalak gelah bayak menghalalkan segala cara gelah bayak. Tuhu, i doni enda erbage-bage keperlun nggeluh ibas doni enda. Tapi kerina pindo man Dibata kai si iperlukan kita, sebab Dibata sumber pasu-pasu si tuhu- tuhu.

 II. Isi

Ibas bahannta enda arah Kitab Kuan-kuanen 30:7-9, nuriken kerna dua hal pemindon Agur man Dibata. Agur enda eme anak Jake i Masa nari (band. Amsal 30:7-9). Masa merupakan sada ingan si terletak i Utara Arab. Agur merupakan sekalak si erlajar kerna hikmat. Lit 2 pemindon Agur man Tuhan Dibata ope denga ia mate. Si pemena eme, “Ola min sempat ku belasken kata la tuhu..” jadi enda me pemindon Agur man Dibata segelahna Dibata mereken kepentaren, gegeh alu bage enda me jadi cikenna ras modalna maka ia ngasup nuriken kata situhu, kiniteken ras perbahanen sedalanen la petembil. Sebab enda me ajaren ibas Dibata nari guna tetap menjujung tinggi kejujuren. Sipeduaken eme Agur mindo man Dibata gelah ula mereken kinibayaken bagepe kemiskinan secara berlebihen. Ibas ayat 9 nina “sebab kune bayak aku banci jadi maka la aku perlu Kam. Janah adi musil aku banci jadi nangko aku seh maka juru Dibatangku”. I gejapken Agur maka kinibayaken memiliki potensi si erbahanca ndauh ibas Dibata nari. Ertoto Agur gelah i bereken Dibata pangan si cukup sue bagi siibutuhkenna. Alu bage igejapkenna keseimbangen nggeluh i tengah doni enda.   Agur   tetap tutus ras megegeh ibas kiniteken nandangi Dibata. Ayat- ayat enda nuriken pengajaren bahwa merga iakap nggeluh alu seimbang, Jujur, ras pe tutus man Dibata. Sebab ietehna maka “musil ntah bayak” apai pe banci mbabai jelma ndabuh ku bas perbeben ras kegeluhen si la payo. Si penting, musil ntah bayak tetap min ngasup ngataken bujur man Dibata dingen nggeluh alu benar.

Pindo lah man Dibata kai si iperluken kita. Ola ndabuh ku perayaken si man tadingenken piahna nggo lupa si man ayaken. 1 Tim. 6: 10 “merangap nandangi duit eme sumbul kerina kejahaten”. Uang tidak menjamin kesenangan hidup manusia. Emaka “Uang bukan kunci kebahagiaan, uang hanya alat kesenangan”. Dalam Invocationta 1

Tim. 6:8 “E maka cukup min siakap adi lit nakanta ras uis ta”. Paulus mperingatken Timotius nandangi ajaran sesat si menentang kebenaren Firman Tuhan bahkan ajaran tersebut memberikan dampak perpecahen antara jemaat Efesus, disamping itu juga mereka mencoba mencari keuntungan dalam ibadah. Oleh karena itu Paulus mengingatkan gelah tutus ibas pengajaren Firman Tuhan dan mencukupkan diri dalam segala perkara.

Ogenta pe ibas Pilipi 4:11-18 nuriken kerna rasul Paulus ngataken bujur ibas pemere perpulungen   Pilipi   sanga Paulus   lit   ibas   kiniseran   (penjara).   Iajuk   Paulus   maka perpulungen e pe erkiniteken janah pang ngaloken kiniseran. Isuruhna pe perpulungen e gelah ermeteruk ukur bali ras Kristus. Paulus ncidahken keriahen ukurna nandangi perpulungen Pilipi. Ibas pemere perpulungen si peduakaliken, Paulus tetap ngataken bujur man kerina pemere perpulungen e, amin gia Paulus menegasken alu nuduhken bahwa la ia mbiar kekurangen, sebab igejapkena maka pemeliharaan Tuhan ibas geluhna nggo lebih dari cukup. Ibas ayat 11 “Sebab aku enggo erlajar ncukupken alu kai si lit ibas aku.” Pengakun Paulus labo ngambati perpulungen guna nehken penampat, tapi nuduhken maka Paulus bergantung ibas pemeliharaan Tuhan. Kai si selama enda nggo ipelajari Paulus labo ibas i teruh kaki Gamaliel, tapi i teruh kaki Kristus. Ia nggo erlajar ncukupken diri, ibas melala erbage-bage kesuliten ntah pe kiniseran si reh man bana enda sada pengujian iman. Emaka Paulus nggo erlajar guna ngidah kerina kondisi si lit ibas kegeluhenna, ia tetap tenang ras menyesuaiken diri alu erbage-bage kondisi la bagi ukur bagepe si bagi ukur. Sebab nina “segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada ku” (ayat 13) ertina bahwa kita memerlukan kekuatanNya untuk mengajar kita mencukupkan diri dalam segala hal. Emaka terkahir ikataken Paulus ibas ayat 17b “yang kuutamakan adalah buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu”, Paulus nuriken man perpulungen Pilipi gelah imampuken guna makeken harta benda duniawi alu ertanggung jawab. Paulus mpetetap ukur perpulungen kerna kai si nggo i lakokenna erpalasken keleng atena maka kerianana lit ulihna i bereken Dibata. Si terpenting eme tetap erpengendes man Tuhan Dibata ibas kerina paksa kegeluhennta. 

III. Pengkenaina

Tema pekan keluarganta ibas berngi si pe-3 ken enda eme Jabu Si Nggeluh Ibas Kecukupen. Enda ngingetken dingen mpeteguhi mulihi kerna erti ras tanggungjawab kegeluhenta jabu kalak Kristen si nggeluh alu cukup. Ukuran cukup adalah seberapa banyak yang mampu kita nikmati, alu kata sideban Cukup artinya yang mampu kita nikmati. Bukan seberapa banyak yang kita miliki, tapi seberapa banyak yang kita bisa nikmati. piga-piga hal perlu jadi perenungenta ibas berngi enda eme :

 Sumbul kebahagiaan si tuhu-tuhu eme mampu menikmati berkat Tuhan dalam segala kondisi apapun. Berkat dari Tuhan labo iukur arah melalana erta si lit bas kita, tapi

seberapa banyak yang bisa kita nikmati. Jabu si nggeluh alu kecukupen tentu harus sadar bahwa kegeluhenna eme pelin-pelin arah pasu-pasu Dibata. Kinibayaken labo nentuken kemalemen ate ibas jabu. Tapi alu litna sada penggejapen maka kai si lit ibas kegeluhennta ngasup kita ndalanisa alu ngataken bujur man Dibata tentu dame jabunta. Megati kebanyakan persoalan kegeluhennta ibas jabu eme kerna pengelolaan uang. Labo erkiteken la lit penghasilen. tapi karena kurang bijak mengatur keuangan e pe banci mbabai persoalen ibas jabu.

Sebesar apapun penghasilen adi la bijak ngaturkenca tentu akan selalu merasa kurang. Emaka mari erlajar alu kata “cukup”. Bahan renungennta ngajarken kita ibas jabu guna erlajar mencukupken diri ibas kerina kondisi kegeluhennta. Alu erlajar ncukupken diri arah kai si banci i nikmati kita. Ula kari terjadi bagi kata pepatah singatakenca “lebih besar pasak dari pada tiang”. Apalagi menaruh standart kegeluhennta bagi kalak sideban. Sebab standard kegeluhen kalak si deban la banci jadi kunci kebahagiaannta i tengah jabu. Tapi justru alu nempatken kai si lit ibas kita ngasup kita menikmatisa. Teklah maka keberhasilen guna mencapai kebahagiaan eme ketika ngasup kita erkata “cukup”, erlajar ngataken bujur, ras pe ngasup kita menikmati kai si nggo ibereken Dibata man banta ibas erbage-bage keadaan.

 Bersyukur dengan apa yang ada pada kita. Berkat Tuhan bukan diukur oleh angka

pendapatan. Kinibayaken bukan menjadi ukuren Dibata masu-masu isi jabunta. Ibas Lukas 12:15 ngatakenca : Tole nina Jesus man bana kerina: “jaga dingen metengetlah maka ola kam merangap nandangi kai pe; sebab kegeluhen manusia si tuhu-tuhu labo erpalasken erta-erta si lit ibas ia, aminna uga gia ia bayakna.” Dibata ngenca si ngasup mereken kebahagiaan sejati ras ketenangen jiwa ibas jabunta. Emaka Jabu si ipasu-pasu Dibata eme jabu si ibereken Dibata kuasa guna menikmati hidup. Meskipun tidak bisa memiliki tapi bisa menikmati. Emaka si cidahken arah jabunta sekalak- sekalak guna tetap nggejapken pasu-pasu Tuhan arah kerina dampar kegeluhennta. Tek kita Dibata sincukupken kerina keperlunnta sue bagi siibutuhken kita. Bujur. Dibata simasu-masu kita kerina.

Det. Melia Santaria S.Th-(GBKP Perminggun Jatibarang)

SUPLEMEN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA GBKP TAHUN 2023 WARI 2, KHOTBAH 1 TESALONIKA 5:16-18

Invocatio :

“Kataken bujur man Tuhan erkiteken kiniulinNa, keleng ateNa tetap rasa lalap” (1 Kronika 16:34)

Ogen :

1 Samuel 12:20-25

Tema :

Jabu si ngataken Bujur i bas si kugapana pe

 

Kata Penaruh

Pada tahun 1860 sebuah kapal kandas di pantai dekat Danau Michigan. Dan seorang mahasiswa sekolah Alkitab bernama Edward Spencer harus berulang kali mengarungi perairan yang sangat dingin untuk menyelamatkan 17 penumang dari kapal tersebut. Dalam beberapa hari selanjutnya kesehatan Edward mengalami gangguan secara permanen akibat suhu dingin yang merusak organ tubuhnya. Beberapa tahun kemudian dia meninggal. Dan sampai hari pemakanannya tidak ada satu orang pun dari 17 orang yang sudah diselamatkannya mengucapkan terima kasih kepadanya (NDC Ministry.org). Kisah ini hampir sama seperti yang tertulis di Kitab Injil Lukas 17:11-19 di mana Yesus menyembuhkan 10 orang yang berpenyakit kusta. “Dari posisi agak jauh mereka berteriak kepada Yesus, “Guru, kasihanilah kami. Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu. Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini.”

Terkadang kita sama seperti orang-orang yang telah diselamatkan oleh Edward Spencer juga disembuhkan oleh Tuhan Yesus Kristsus, tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan. Alih-alih berterima kasih, malah kita lebih sering menuntut dan bersungut-sunggut. Bagaimana mungkin kita bisa bersyukur dalam segala keadaan, dalam situasi senang sekalipun ketika doa-doa kita sudah didengar dan dijawab oleh Tuhan, kita lupa bersyukur kepada Tuhan. 

 Isi

Bahan khotbah kita merupakan bagian akhir dari Surat Paulus kepada Jemaat Tesalonika yang pertama yang diberi judul “Nasihat-Nasihat (BIS Petunjuk-petunjuk terakhir dan Salam, Karo : Pedah siperpudi ras Salam). Berisi tentang nasihat-nasihat  terakhir, praktis dan sangat penting untuk dilakukan sebagai orang percaya.

Secara khusus perikop kita berbicara tentang tiga nasehat penting harus dilakukan oleh orang percaya dan yang dikehendaki Allah. Bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa dan Mengucap syukurlah dalam segala hal. Sabab itulah yang dikehendaki Allah, atau itulah yang diinginkan (BIS). Ungkapan ini berkaitan dengan semua perintah yang terdapat dalam ay. 16-18. Jadi yang dikehendaki Allah bukan hanya mengucap syukurlah seperti yang terdapat dalam ay. 18.

Ay. 16. Bersukacitalah senantiasa (hendaklah kalain selalu bergembira-Bis). Paulus sudah menyebutkan kegembiraan Jemaat Tesalonika bahwa ada penindasan yang berat yang telah dialami oleh jemaat ini, tetap jemaat tetap bersukacita, sehingga kehidupan mereka menjadi teladan bagi semua orang percaya baik di wil. Makedonia dan Akhaya (band ps 1:6-7).Kembali Paulus menegaskan supaya jemaat tetap bersukacita, apa pun kondisi yang tengah dialami.

Ay. 17 Tetaplah berdoa (BIS Berdoalah senantiasa). Dalam hal ini, Paulus tidak meminta jemaat untuk mengucapkan doa sepanjang hari, tetap dia meminta jemaat untuk datang kepada Tuhan dalam doa, bukan saja ketika situasi berat tetapi tetap membangun relasi, keintiman dengan Tuhan setiap waktu/saat dan di dalam semua kondisi termasuk situasi yang menyenangkan hati kita.

Ay. 18 Mengucap syukurlah dalam segala hal (BIS  dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur). Bersyukur bukan saja dalam keadaan sehat, senang, berlimpah berkat Tuhan, tetap dikebalikan kondisi tersebut pun orang percaya harus tetap mampu bersyukur.

Pembacaan Firman Tuhan yang pertama, merupkan pidato perpisahan Samuel kepada bangsa Israel setelah mereka meminta seorang raja kepadanya. Dalam perikop ini, Samuel mengingatkan apa yang telah dilakukan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel mulai dari Mesir di mana Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di sitipun bangsa Israel melupakan Tuhan (ay.8). Dan masih banyak lagi perbuatan besar dalam hidup bangsa Israel, tetap seringkali bangsa ini melupakan Tuhan dan  menyembah allah allah lain. Dan di ay. 20-25 Samuel mengatakan walaupun bangsa ini sering kali melakukan banyak kejahatan tetap jangan sampai berhenti mengikuti Tuhan, melaikan beribadah kepada Tuhan dengan segenap hati. Jangan menyimpang untuk mengejar dewa kesia-sian yang tidak berguna dan tidak menolong karena semua itu kesia-sian belaka. Walaupu Samuel sudah undur diri menjadi imam atas bangsa Israel, tetapi dia tetap memberi diri untuk mendoakan dana mengajarkan jalan yang baik dan lurus kepada bangsa Israel. Tetapi yang harus dilakukan bangsa Israel jangan pernah melupakan Tuhan, takutlah akan Tuhan dan setia beribadah kepadaNya dengan segenap hati sebab luar biasa karya dan perbuatan Tuhan atas umatNya.

 Aplikasi

Tema pekan keluarga hari ke 2 keluarga yang selalu bersyukur dalam segala keadaan. Ada kata bijak yang mengatakan, jangan tunggu  kondis baik maka engkau berbahagia, tetapi bersyukurlah dalam setiap keadaan maka engkau akan senantiasa bahagia. Artinya bahagia kita, sukacita kita tidak ditentukan kondisi/keadaan tetapi kita yang menentukan. Ketika kita hidup di dalam Tuhan, Roh kudus memimpin hidup kita, sehingga kita dimampukan untuk senantiasa bersyukur dan bersukacita. Tetapi seringkali terjadi, untuk kondisi yang baik sekalipun kita lupa bersyukur kepada Tuhan. Seolah apa pun yang terjadi atas hidup mengalir begitu saja, sehingga kita kurang memaknainya. Padahal di dalam segala situasi Tuhan yang pengang kendali atas hidup kita. Bagaimana pula dengan kondisi/situasi yang buruk/penuh pergumulan/la bagi ukurta, sudah pasti sulit bagi kita untuk bersukacita dan bersyukur. Oleh karena itu sebagai sebuah keluarga, tetaplah kita bawa hidup keluarga kita tetap dekat dengan Tuhan. Bagun mezbah keluarga (tetaplah berdoa). Kedekatan dengan sang Pencipta menolong kita dan keluarga untuk senantiasa berserah dan mampu bersyukur.

Jangan pernah lupakan berkat-berkat Tuhan/pertolongan Tuhan dalam hidup kita dan keluarga (Lagu KJ 439  Refr Berkat Tuhan mari hitunglah, kau kan kagum oleh kasihNya..). Janganlah kita menjadi orang yang lupa ingatan akan berkat berkat dan pertolongan Tuhan atas hidup kita (Seperti kacang lupa akan kulitnya).  Ingat dan selalu hitung berkat-berkat Tuhan sekecil apapun dalam hidup kita. Oleh karena itu, keluarga kita harus dilatih untuk menuliskan atau mengucapkan 2-3 hal yang patut dia syukuri setiap hari. Latihan rohani ini menolong kita untuk menjadi pribadi yang senantiasa beryukur kepada Tuhan dalam setiap keadaan. Sebagimana invocatio :

1 Tawarikh 16:34 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Pdt. Larena br Sinuhaji-Runggun Cikarang

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD