SUPLEMEN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA GBKP TAHUN 2023 WARI 5, KHOTBAH NEHEMIA 2:11-18
Invocatio :
Ketangkasen 14:12
Ogen :
1 Tesalonika 5:23-28
Tema :
Muat Bagin Ndahiken Si Mehuli
I. Pengantar
Dalam Alkitab Kristen, kitab Nehemia ditempatkan dalam kumpulan kitab sejarah, sesudah kitab I-II Tawarikh. Nama kitab ini diambil dari nama tokohnya. Kitab Ezra-Nehemia menceritakan peristiwa-peristiwa dari dua kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri perjanjian setelah pembuangan, yakni: Pertama, kembalinya mereka dari pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538-516 sM (Ezr 1-6); Kedua, pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religious (Ezra) maupun secara fisik (Nehemia) tahun
458-420 sM (Ezr 7-Neh 13). Ezra dan Nehemia merupakan satu kitab dalam Perjanjian Lama Ibrani. Susunan yang terbalik dalam Perjanjian Lama Ibrani mungkin menunjukkan urutan penerimaan kitab-kitab ini dalam kanon. Nehemia arti namanya Yehova/Tuhan itu besar, ayah Nehemia bernama Hakalya (Neh.1:1) dan saudara laki-lakinya bernama Hanam (Neh. 1:2),
Nehemia adalah pejabat tinggi di istana Persia Raja Artahsasta I di ibu kota Susa, yang terletak
150 mil di sebelah timur Sungai Tigris di tempat yang sekarang menjadi Iran modern. Nehemia melayani sebagai juru minuman raja (Nehemia 1:11), yang jelas menempatkannya dalam posisi untuk berbicara kepada raja dan meminta bantuan darinya. Setelah 70 tahun di pengasingan, orang-orang Yahudi telah kembali ke rumah dan membangun kembali bait suci di Yerusalem. Mereka bisa menyembah Tuhan di tanah mereka sendiri, tetapi kota itu masih terkubur. Ibu kota yang dulunya besar dari tanah yang dijanjikan itu telah menjadi puing-puing menyedihkan. Adapun pekerjaan utama Nehemia adalah pemimpin politik, pembangun tembok Yerusalem (Neh.
2), tempat kelahirannya di Persia sedangkan tempat kematiannya di Yerusalem, fakta penting yang
dilakukan oleh Nehemia adalah memimpin rombongan Yahudi terakhir yang pulang ke negaranya dan membangun tembok keliling Yerusalem (Neh. 7:1).
II. Isi
Dalam buku The Dictionary of Biblical Imagery menjelaskan bahwa “gambaran utama kitab Nehemia adalah mengenai memulai kembali. Permulaan yang baru ini mengambil beberapa bentuk: Pembangunan kembali tembok-tembok Yerusalem, memperbaharui kovenan, menata kembali kehidupan di Yerusalem dan mendirikan kembali Bait Allah untuk ibadah1
Ketika Nehemia kembali ke Yerusalem (Nehemia 2:11-16), ia tidak begitu saja mulai menumpukan batu bata, ia juga tidak bergegas (cepat-cepat) keluar dan membuat semua orang bersemangat lalu membangun tembok. Sekiranya dia melakukan itu, maka sudah pasti ia akan jatuh dalam tangan musuh. Tapi dengan hikmat Tuhan hal pertama yang ia lakukan adalah survey senyap pada malam hari. Berkuda sendirian mengelilingi tembok-tembok kota dan dengan teliti mengamati tingkat kerusakan tembok kota itu. Sesudah itu ia menyusun rencana dan strategi yang handal dan cermat serta waspada mengenai apa yang wajib dilakukan sebagai skala prioritas. Dan hal kedua adalah Pembaharuan Kovenan yang dinyatakan dalam kalimat ajakan kepada umat
1 Ryken; James C. Wilhoit; Tremper Longman III Leland, “Nehemia,Kitab,” The Dictionary of Biblical Imagery
(Kamus Gambaran Alkitab) (Surabaya: Momentum Christian Literature, 2011). hlm 744
Yehuda: “Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem supaya kita tidak lagi dicela…” (ayat 17). Dan mereka menjawab: ‘Kami siap untuk membangun.’ Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.” (ayat 18). Tekad dan semangat Nehemia, militansi keberpihakan pada Tuhan bersama umat semakin membara. Hal ini ditunjukkan dengan Jawaban tegas, penuh percaya diri tanpa keraguan terhadap pertanyaan Sanbalat, Tobia dan Geshem: “Allah semesta langit. Dialah yang akan membuat kami berhasil. Kami hambahambanya telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem” (Nehemia 2:20). Keyakinan umat kepada Nehemia sebagai pemimpin yang menggerakan pembangunan tembok Yerusalem semakin kokoh, keyakinan kepada Allah pun semakin kuat dan yang sangat menarik, Nehemia mendapat peluang penting menyatakan kedaulatan Allah kepada Musuh: “Allah semesta langit. Dialah yang akan membuat kami berhasil” Inilah hikmat dari Tuhan. Lima prinsip memperbaharui kovenan ini menunjang secara psikologis spiritual pribadi Nehemia, ia mempertontonkannya sebagai peluang membangun spiritualitas umat yang sedang dipimpinnya.
Nehemia merupakan potret Kristus yang rela meninggalkan jabatan tinggi untuk terjun melaksanakan pekerjaan pembangunan Bait-Nya. Lebih jauh lagi, dekrit Artahsasta menandai awal tahun 70 mingguan dalam nubuat Daniel, yang sempat terhambat dalam waktu kurun tertentu (Dan. 9:25-27). Kisah pembangunan kembali tembok Yerusalem oleh Nehemia (Neh. 1-13; Dalam kitab Nehemia ini, ada aplikasi hampir semua aspek utama manajemen yang dikenal pada zaman modern ini). Nehemia adalah orang buangan Yahudi yang bertugas sebagai pembawa cawan anggur bagi raja Persia, Artahsasta. Nehemia menerima kunjungan beberapa orang dari Yehuda yang mengatakan kepadanya bahwa tembok Yerusalem telah runtuh dan gerbang-gerbangnya telah terbakar. Nehemia berdoa siang dan malam. Nehemia percaya bahwa Tuhan sudah menaruh di dalam hatinya untuk berbuat sesuatu dalam situasi tersebut. Membangun kembali tembok itu menjadi tujuannya, yang menciptakan hasrat yang kuat untuk memulihkan kota itu sebisanya. Raja Artahsasta memberikan kepada Nehemia perlindungan resmi dalam perjalanan ke Yerusalem dan bahkan menyediakan bahan-bahan bangunan.
Kesan pertama ketika membaca kitab Nehemia adalah Nehemia seorang pendoa. Respons pertamanya, ketika Nehemia mendengar informasi tentang tembok kota Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang telah terbakar, adalah menangis, berkabung, berpuasa dan berdoa. Di sepanjang hidup, karier, dan pekerjaannya, Nehemia memang selalu berdoa. Nehemia berdoa siang dan malam (Neh. 1:6). Nehemia berbuat lebih daripada menangis dan berdoa; ia menyediakan dirinya bagi Tuhan untuk melakukan pekerjaan itu. Nehemia memimpin orang-orang Yahudi dari kesukaran besar (Neh. 1:3) menuju sukacita besar (Neh.
12:43). Tuhan masih mencari orang-orang yang bersedia memberi diri untuk melakukan Pekerjaan-Nya
Nehemia bertanggung jawab untuk membangun tembok Yerusalem, mempertaruhkan nyawanya di tangan Raja Artahsasta dan berbagai musuh bangsa. Nehemia memperoleh visi yang jelas dari Tuhan tentang bagaimana mengarahkan hidupnya di dalam pelayanan kepada Tuhan. Jauh dari ketakutan untuk melepaskan kehidupannya yang nyaman di dalam istana raja dan membangun kembali pusat komunitas Yahudi di tengah-tengah musuh mereka, Nehemia berdiri dengan tegap hanya karena visi-Nya – satu-satunya pekerjaan yang “Tuhan berikan ke dalam hatiku bagi Yerusalem” (Neh. 2:12). Nehemia berdoa siang dan malam (Neh. 1:6). Nehemia tahu bahwa keberadaannya sebagai orang-orang buangan dan Yerusalem yang telah hancur bukan kesalahan Allah Israel. Nehemia juga tahu bahwa Israel adalah milik Allah (Neh. 1:10). Nehemia mendasarkan permohonannya akan kemurahan dan pengampunan Allah atas dasar janji-janji Allah kepada Israel. Nehemia memiliki mentalitas berdoa dan bekerja. Nehemia berdoa untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bekerja untuk mewujudkan apa yang didoakan.
III.Kesimpulan
1) Visi yang benar akan keluar dari wawasan dan atau pengetahuan seseorang akan kebenaran Allah yang telah diresapinya sehingga memotivasi tindakan yang seharusnya dilakukan dan dicapai. Tiap jemaat atau keluarga harus memiliki dan menjaga karakter dalam kehidupan rohani, tiap jemaat atau keluarga harus menjaga dedikasi dan kontribusi dalam kehidupan doa yang baik dan menjaga hubungan dan persekutuan yang akrab dengan Allah serta meng-implementasikannya dalam bentuk kesetiaan menjalankan sasaran pelayanan.
2) Allah sendirilah sumber kekuatan kita, namun persekutuan dengan Allah lah yang “menghidupkan” kekuatan tersebut sehingga efektif dalam menjalankan segala sesuatu yang baik serta memberikan pengaruh yang positif terhadap orang lain. Keluarga yang hidup dalam kesetiaan harus menyadari kesempatan dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya ketika Allah memanggilnya dalam pelayanan. Yang penting dalam menjalankan bagian atau peranan dalam pelayanan tersebut tampak hubungan pribadi yang penuh kerendahan hati dengan Tuhan Yesus Kristus, penyerahan diri kepada-Nya yang diwujudkan setiap hari di dalam persekutuan baik secara khusus atau secara runggun.
3) Dalam 13 pasal kitab Nehemia tercatat 9 kali Nehemia berdoa. Iman adalah respons seluruh kehendak manusia yang mau taat kepada siapa Allah sebenarnya dan apa yang dikatakan-Nya. Pembukaan doa Nehemia, “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang mahabesar dan dasyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia- Nya…”(Neh.1:5). Fokus Nehemia mengungkapkan rahasia imannya. Nehemia melihat kedua sifat ini pada Allah. “Allah yang maha besar dan dahsyat” sanggup melakukan segala sesuatu (Neh. 1:8). Jemaat sebagai pelaku aktif harus berani dan setia dalam menjalankan setiap pelayanannya (berdedikasi dan kontribusi), Tuhan yang akan bekerja dalam proses pengandalan Tuhan.
Pdt. Anton Keliat, S. Th, MAP-GBKP Runggun Bandung Timur