SUPLEMEN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA GBKP TAHUN 2023 WARI 2, KHOTBAH 1 TESALONIKA 5:16-18

Invocatio :

“Kataken bujur man Tuhan erkiteken kiniulinNa, keleng ateNa tetap rasa lalap” (1 Kronika 16:34)

Ogen :

1 Samuel 12:20-25

Tema :

Jabu si ngataken Bujur i bas si kugapana pe

 

Kata Penaruh

Pada tahun 1860 sebuah kapal kandas di pantai dekat Danau Michigan. Dan seorang mahasiswa sekolah Alkitab bernama Edward Spencer harus berulang kali mengarungi perairan yang sangat dingin untuk menyelamatkan 17 penumang dari kapal tersebut. Dalam beberapa hari selanjutnya kesehatan Edward mengalami gangguan secara permanen akibat suhu dingin yang merusak organ tubuhnya. Beberapa tahun kemudian dia meninggal. Dan sampai hari pemakanannya tidak ada satu orang pun dari 17 orang yang sudah diselamatkannya mengucapkan terima kasih kepadanya (NDC Ministry.org). Kisah ini hampir sama seperti yang tertulis di Kitab Injil Lukas 17:11-19 di mana Yesus menyembuhkan 10 orang yang berpenyakit kusta. “Dari posisi agak jauh mereka berteriak kepada Yesus, “Guru, kasihanilah kami. Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu. Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini.”

Terkadang kita sama seperti orang-orang yang telah diselamatkan oleh Edward Spencer juga disembuhkan oleh Tuhan Yesus Kristsus, tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan. Alih-alih berterima kasih, malah kita lebih sering menuntut dan bersungut-sunggut. Bagaimana mungkin kita bisa bersyukur dalam segala keadaan, dalam situasi senang sekalipun ketika doa-doa kita sudah didengar dan dijawab oleh Tuhan, kita lupa bersyukur kepada Tuhan. 

 Isi

Bahan khotbah kita merupakan bagian akhir dari Surat Paulus kepada Jemaat Tesalonika yang pertama yang diberi judul “Nasihat-Nasihat (BIS Petunjuk-petunjuk terakhir dan Salam, Karo : Pedah siperpudi ras Salam). Berisi tentang nasihat-nasihat  terakhir, praktis dan sangat penting untuk dilakukan sebagai orang percaya.

Secara khusus perikop kita berbicara tentang tiga nasehat penting harus dilakukan oleh orang percaya dan yang dikehendaki Allah. Bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa dan Mengucap syukurlah dalam segala hal. Sabab itulah yang dikehendaki Allah, atau itulah yang diinginkan (BIS). Ungkapan ini berkaitan dengan semua perintah yang terdapat dalam ay. 16-18. Jadi yang dikehendaki Allah bukan hanya mengucap syukurlah seperti yang terdapat dalam ay. 18.

Ay. 16. Bersukacitalah senantiasa (hendaklah kalain selalu bergembira-Bis). Paulus sudah menyebutkan kegembiraan Jemaat Tesalonika bahwa ada penindasan yang berat yang telah dialami oleh jemaat ini, tetap jemaat tetap bersukacita, sehingga kehidupan mereka menjadi teladan bagi semua orang percaya baik di wil. Makedonia dan Akhaya (band ps 1:6-7).Kembali Paulus menegaskan supaya jemaat tetap bersukacita, apa pun kondisi yang tengah dialami.

Ay. 17 Tetaplah berdoa (BIS Berdoalah senantiasa). Dalam hal ini, Paulus tidak meminta jemaat untuk mengucapkan doa sepanjang hari, tetap dia meminta jemaat untuk datang kepada Tuhan dalam doa, bukan saja ketika situasi berat tetapi tetap membangun relasi, keintiman dengan Tuhan setiap waktu/saat dan di dalam semua kondisi termasuk situasi yang menyenangkan hati kita.

Ay. 18 Mengucap syukurlah dalam segala hal (BIS  dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur). Bersyukur bukan saja dalam keadaan sehat, senang, berlimpah berkat Tuhan, tetap dikebalikan kondisi tersebut pun orang percaya harus tetap mampu bersyukur.

Pembacaan Firman Tuhan yang pertama, merupkan pidato perpisahan Samuel kepada bangsa Israel setelah mereka meminta seorang raja kepadanya. Dalam perikop ini, Samuel mengingatkan apa yang telah dilakukan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel mulai dari Mesir di mana Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di sitipun bangsa Israel melupakan Tuhan (ay.8). Dan masih banyak lagi perbuatan besar dalam hidup bangsa Israel, tetap seringkali bangsa ini melupakan Tuhan dan  menyembah allah allah lain. Dan di ay. 20-25 Samuel mengatakan walaupun bangsa ini sering kali melakukan banyak kejahatan tetap jangan sampai berhenti mengikuti Tuhan, melaikan beribadah kepada Tuhan dengan segenap hati. Jangan menyimpang untuk mengejar dewa kesia-sian yang tidak berguna dan tidak menolong karena semua itu kesia-sian belaka. Walaupu Samuel sudah undur diri menjadi imam atas bangsa Israel, tetapi dia tetap memberi diri untuk mendoakan dana mengajarkan jalan yang baik dan lurus kepada bangsa Israel. Tetapi yang harus dilakukan bangsa Israel jangan pernah melupakan Tuhan, takutlah akan Tuhan dan setia beribadah kepadaNya dengan segenap hati sebab luar biasa karya dan perbuatan Tuhan atas umatNya.

 Aplikasi

Tema pekan keluarga hari ke 2 keluarga yang selalu bersyukur dalam segala keadaan. Ada kata bijak yang mengatakan, jangan tunggu  kondis baik maka engkau berbahagia, tetapi bersyukurlah dalam setiap keadaan maka engkau akan senantiasa bahagia. Artinya bahagia kita, sukacita kita tidak ditentukan kondisi/keadaan tetapi kita yang menentukan. Ketika kita hidup di dalam Tuhan, Roh kudus memimpin hidup kita, sehingga kita dimampukan untuk senantiasa bersyukur dan bersukacita. Tetapi seringkali terjadi, untuk kondisi yang baik sekalipun kita lupa bersyukur kepada Tuhan. Seolah apa pun yang terjadi atas hidup mengalir begitu saja, sehingga kita kurang memaknainya. Padahal di dalam segala situasi Tuhan yang pengang kendali atas hidup kita. Bagaimana pula dengan kondisi/situasi yang buruk/penuh pergumulan/la bagi ukurta, sudah pasti sulit bagi kita untuk bersukacita dan bersyukur. Oleh karena itu sebagai sebuah keluarga, tetaplah kita bawa hidup keluarga kita tetap dekat dengan Tuhan. Bagun mezbah keluarga (tetaplah berdoa). Kedekatan dengan sang Pencipta menolong kita dan keluarga untuk senantiasa berserah dan mampu bersyukur.

Jangan pernah lupakan berkat-berkat Tuhan/pertolongan Tuhan dalam hidup kita dan keluarga (Lagu KJ 439  Refr Berkat Tuhan mari hitunglah, kau kan kagum oleh kasihNya..). Janganlah kita menjadi orang yang lupa ingatan akan berkat berkat dan pertolongan Tuhan atas hidup kita (Seperti kacang lupa akan kulitnya).  Ingat dan selalu hitung berkat-berkat Tuhan sekecil apapun dalam hidup kita. Oleh karena itu, keluarga kita harus dilatih untuk menuliskan atau mengucapkan 2-3 hal yang patut dia syukuri setiap hari. Latihan rohani ini menolong kita untuk menjadi pribadi yang senantiasa beryukur kepada Tuhan dalam setiap keadaan. Sebagimana invocatio :

1 Tawarikh 16:34 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Pdt. Larena br Sinuhaji-Runggun Cikarang

SUPLEMEN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA GBKP TAHUN 2023 WARI I, KHOTBAH EFESUS 2:1-10

Invocatio :

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku   mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Jeremia 29: 11)

Bacaan :

Kejadin 7:1-5

Tema :

Jabu Sindahiken Rencana Dibata

 

Pendahuluan

Salah satu panggilan bagi kehidupan orang percaya yang sering kita dengar adalah kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang di tengah-tengah dunia ini. Menjadi garam dan terang adalah panggilan yang mengingatkan kita bahwa manusia harus hidup terkoneksi dan berdampak bagi sesame dan tentu saja hal ini dimulai dari keluarga. Garam dan Terang merupakan sebuah respons kita kepada Karya Allah yang hidup, karena Allah sudah terlebih berdampak dan menyatakan diri kepada kita. Garam dan Terang adalah sebuah filosofi yang mengajak kita untuk melakukan sesuatu yang baik, yang mendatangkan manfaat bagi orang lain, supaya setiap orang dapat berjalan dalam jalan yang benar. Hal ini sejalan dengan firman Tuhan dalam Efesus 2:10, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya.. Dalam hal ini kita dapat belajar kepada Nuh sebagai salah satu keluarga yang memiliki daya tahan atas tantangan yang terdapat dalam lingkup kehidupannya. Bila kita melihat kepada konteks kehidupan masyarakat saat itu. Alkitab memberikan keterangan bahwa manusia melakukan dosa dan kejahatan yang amat sangat sehingga Tuhan memutuskan tidak ada cara lain selain memusnahkan manusia yang hidup dalam kegelapan itu. Keluarga Nuh dapat dikatakan keluarga yang tidak hanya bertahan tetapi juga bertumbuh ketika melewati bencana dan berbagai kesulitan yang menyertainya. Keluarga Nuh bukan hanya berhasil dimata manusia, tetapi mereka juga merupakan keluarga yang berhasil di mata Tuhan. Buktinya adalah Allah sendiri mempercayakan keluarga Nuh dengan sebuah misi yang begitu besar (bdk. Kej.6:13); yakni ketika Allah memutuskan memusnahkan satu generasi yang rusak dan Allah mempercayakan sebuah misi penyelamatan yang begitu besar kepada Nuh dan keluarganya dan mengikat perjanjian dengan mereka. Tidak sampai disitu saja dalam misi penyelamatan itu keluarga Nuh yang diselamatkan juga menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk memberikan kelangsungan kehidupan kepada binatang-binatang yang ada di bumi agar mereka terpelihara hidupnya dan dapat memiliki keturunan di masa mendatang.(ay.2-4). Tercatat pula bahwa Nuh melakukan semua yang diperintahkan Tuhan dalam ketaatan yang sungguh-sungguh. Dari sinilah kita dapat melihat bagaimana Nuh dan keluarganya hidup dalam rancangan Allah yang baik hingga kehidupan mereka menghasilkan kebaikan bagi sekelilingnya. Sebagai keluarga orang percaya, kita pun dipanggil untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang seturut dengan rencana dan kehendak Allah bagi dunia ini. Mengapa kita harus melakukan perbuatan yang baik?

  1. Karena kita telah diselamatkan (Ef. 2: 1-7); Dalam bacaan kali ini, Paulus mengungkapkan apa yang telah diperbuat Allah bagi orang berdosa. Ia memaparkan status dan kondisi hidup seseorang, saat dia belum percaya pada Kristus dan sesudah dia menjadi percaya pada Kristus. Paulus ingin agar Jemaat Efesus dan orang-orang yang membaca suratnya makin memahami perbedaan tajam antara akibat dosa dan akibat anugerah. Orang yang hidup di luar Kristus memiliki kehidupan rohani yang kosong dan hidup dalam ketidakberdayaan menghadapi dunia. Sebaliknya, orang yang hidup di dalam Kristus akan dihidupkan, diperbaharui, dan dibangkitkan untuk hidup dalam kemuliaan kuasa pemerintahan dan kedaulatan Kristus. Keajaiban anugerah Allah telah mengeluarkan kita dari kubangan dosa yang dahsyat dan menempatkan kita dalam ruang kemuliaan-Nya. Tepat bila dikatakan bahwa orang yang hidup tanpa Kristus sebenarnya mati. Dosa telah mencemarkan hati seseorang, menggelapkan pikiran, melumpuhkan kehendak baik, dan akhirnya menjerumuskan orang ke dalam kebinasaan. Namun, kondisi itu mengalami perubahan seiring dengan karya keselamatan yang Allah kerjakan. Kita yang tadinya mati oleh kesalahan dan dosa kita, akhirnya memperoleh pengharapan yang baru di dalam Kristus. Hati kita dipulihkan, pikiran kita diterangi, dan hidup kita dituntun menuju hidup kekal. Oleh sebab itu, menanggapi karya agung Allah yang demikian itu, sudah sepantasnya kita melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan untuk kita.
  2. Karena kita hamba Allah (Ef. 2: 8-10);Dengan mengatakan, “Kamu hidup di dalamnya, karena kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang bekerja di antara orang-orang durhaka.” (ay.2) Paulus hendak menyadarkan kepada Jemaat Efesus bahwa sebelum mengenal dan percaya kepada Kristus, mereka adalah hamba-hamba Roh Kegelapan. Sebab itu, perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan adalah perbuatan-perbuatan yang melawan kehendak Allah, sehingga mereka menjadi orang yang durhaka di hadapan Allah. Akibatnya, mereka dimurkai Allah dan menuju kebinasaan. Paulus juga mengakui bahwa orang Kristen Yahudi pun dulu sama dengan orang Kristen non Yahudi. Mereka menghambakan diri pada hawa nafsu kedagingan dan pikiran yang jahat, sehingga mengabaikan perkara-perkara rohani. Hidup mereka lebih diarahkan pada pemenuhan hawa nafsu dan keinginan diri sendiri, sehingga seringkali mereka mengabaikan apa yang menjadi kehendak Allah. Dengan karya keselamatan-Nya, Allah telah mengubah status kita dari yang menghamba pada roh kegelapan, hawa nafsu kedagingan, dan pikiran yang jahat; menjadi orang-orang yang menghamba kepada Allah. Salah satu bukti perubahan status ini mewujud dalam bentuk kesediaan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan. Seorang hamba yang mengabdi kepada tuannya dengan sungguh-sungguh, pastilah dia akan melakukan apapun yang tuannya inginkan. Demikianlah seharusnya dengan kita. Dua alasan itulah yang seharusnya mendasari kita melakukan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Keselamatan kita memang terjadi bukan karena perbuatan baik, tetapi Allah menyediakan aneka perbuatan baik bagi orang yang telah diselamatkan. Jadi perbuatan baik itu bukan prasyarat sebuah keselamatan, melainkan ucapan syukur atas karya keselamatan dan wujud nyata dari kesediaan kita untuk menghamba pada Allah. Hidup kita akan menjadi berharga dan menyenang menyenangkan hati-Nya, jika kita bersedia melakukan pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan.

Berdasarkan firman Tuhan ini, kita dapat menarik beberapa refleksi bagi kehidupan keluarga kita;

  1. Kita perlu merenungkan kembali tujuan kita hidup berkeluarga. Sesungguhnya tujuan kita membangun keluarga bukan hanya untuk bertahan hidup, meneruskan keturunan, mengusahakan kemapanan, mencukupkan investasi dan lain-lain. Bila itu semua sudah tercukupi, lalu apa selanjutnya yang akan dilakukan keluarga kita. Apakah tujuan kita hanya hidup menikmati semua kemapanan yang kita usahakan? Ingatlah bahwa kita sebagai keluarga Kristen itu berbeda sebab kita punya misi dari Tuhan untuk ikut andil mengerjakan perbuatan baik bagi dunia ini sesuai dengan rencanaNya. Ingat bahwa keluarga kita adalah milik Allah sehingga tujuan yang ingin kita capai adalah tujuan dan rencana Allah bagi kita.  
  2. Alangkah baiknya bila rancangan Tuhan itu direspon dengan iman dan ketaatan yang sungguh-sungguh. Bila kita perhitungkan, kekuatan Nuh dan keluarganya sangat terbatas menghadapi misi yang demikian besar. Tetapi Nuh dan keluarganya melakukan tugas yang Tuhan berikan tanpa bersungut-sungut ataupun mengeluh. Nuh melakukan itu semua dengan iman percaya meskipun ia belum melihat semua yang Tuhan katakan itu terjadi. Demikian juga dalam menghadapi tantangan yang mungkin timbul dalam keluarga kita diajak untuk menjalaninya dalam iman dan pengharapan. Sebagaimana yang disampaikan dalam invocatio kita (Yeremia 29:11;Tuhan tidak melupakan rencana jangka panjang-Nya bagi mereka, yaitu memberikan damai sejahtera dan memberikan hari depan yang penuh harapan. Tuhan tetap mengingat dan memelihara umatNya karena itu umat diminta untuk tetap hidup dengan baik dan melakukan kehidupan seperti biasa.Tuhan mengetahui akan rancangan hidup kita dan Tuhan memberikan suatu pengharapan sehingga kita selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupan.
  3. Kita dapat terus melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dalam keluarga kita bila kita bersedia untuk hidup dalam persekutuan dengan Tuhan serta tinggal di dalam Kristus. Alangkah indahnya bila dalam keluarga Kita bersama-sama memberi waktu untuk doa bersama, mendalami firman Tuhan bersama.  Melalui persekutuan bersama dalam kasih akan terbentuk sifat-sifat  dalam diri anggota keluarga  yang sesuai dengan hidup Yesus.  Dan akan terbentuk sifat melayani dengan hati yang tulus iklas atau melayani dengan hati nurani yang murni.

Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si Teol-GBKP Runggun Bumi Anggrek

PEKAN DOA GBKP TAHUN 2023 WARI VII, ROMA 12:4-8

Invocatio :

“Erkiteken si e ertotolah min perpulungen si tutus, tupung ia i baskiniseran. Gelah adi reh galumbang kesusahen, la seh man bana.” (Masmur 32.6)

Kotbah :

Roma 12:4-8

Tema :

SADA KULA IBAS PERSADAN RAS KRISTUS

 

A. BENA KATA

 Kenca nggo siikuti Pra Pekan Doa wari I-III bage pe Pekan Doa wari I-VI seh me kita ku bas wari pe VII ken, wari si perpudina, penutup ibas kita ngelakoken Pekan Doa tahun 2023 enda. Bagi nina tema umum Pekan Doa Tahun 2023 enda: Ertoto Guna Rarasen Dibata (Masmur 122.1-9), ija adi sinen teks enda ngingetken kita piga-piga hal:

  1. Sada keriahen man pemasmur lawes ku rumah Tuhan. Ija salah sada dahin penting reh ku rumah Tuhan eme ngendesken pertoton man Dibata disamping megiken kata Dibata rasm uji nembah IA.
  2. Pemasmur ngajuk, ndilo gelah kerina kalak Israel bage pe suku-suku bangsa si reh ku Jerusalem ertotolah gelah Jerusalem dame ras senang (6,9). Janah kalak si erkeleng ate man Jerusalem ibereken kejuah-juahen.

Arah enda jelas pengajuk pemasmur gelah kerina kalak Israel ras bangsa-bangsa is deban si reh ku rumah Pertoton si reh ku Jerusalem notoken gelah kerina kalak Israel (rarasen Dibata) ipasu-pasu Tuhan alu kedamen ras kesenangen (kesejahteraan). Janah kalak si notokenca ndatken pasu-pasu kejuah-juahen.

B. PENJELASEN TEKS

1. Khotbah: Roma 12.4-8

  • Ø SADA KULA KAP KITA

I bas kulanta si sada enda melala ringringna, janah kerina ringring e lit gunana. Bage pe, amin nterem gia kita, tapi sada kula kap kita i bas persadanta ras Kristus, janah kita ipersada kerina bagi ringring i bas sada kula.

Paulus menganalogiken perpulungen si nggo ersada ras Kristus e desken sada kula, ija ibas kula ndai melala ringringna. Bagem tep-tep anggota perpulungen eme rinring ibas kula ni Kristus. Janah tep-tep ringring nggo lit inganna si payo ras masing-masing lit gunana rikutken tujunna. E maka ringring si berbeda ndai labo guna iperbandingken sabab masing-masing kin berbeda ras masing-masing ringring ndai memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Janah tep-tep ringring erguna man ringring si deban. Saling membutuhken ras saling melengkapi. Emaka tep-tep ringring laabo lit kesirangen ras ringring sideban.

  • Ø PERGUNAKENLAH KENGASUPEN SI PELAIN-LAIN E.

E maka sipergunakenlah kengasupenta si pelai-lain e si enggo ibereken Dibata man banta rikutken lias ateNa.

  • Adi man banta ibereken Dibata kengasupen ernubuat, silakokenlah e sue ras ajaren kiniteken.
  • 12:7 Adi man banta ibereken Dibata kengasupen guna nampati kalak, sisampatilah ia.
  • Adi man banta ibereken Dibata kengasupen ngajar, ngajarlah kita.
  • 12:8 Adi man banta ibereken Dibata kengasupen petetap ukur kalak, silakokenlah e.
  • Kalak si ngasup mere man kalak si deban arus iberekenna e alu ukur menahang;
  •  kalak si lit kengasupenna jadi peminpin, arus ia tutus erdahin;
  •  kalak si ngasup encidahken perkuah ate man kalak si deban, arus ibahanna e alu ukur meriah.

Ibas teks enda lit 7 pemere kengasupen (karunia) si turiken Paulus si ibereken Dibata man perpulungen. Tentu labo si pitu enda saja, melala dengan kengasupen sideban si ibereken Dibata man perpulungen gelah ipake guna membangun perpulungen. Janah tep-tep perpulungen labo lit si kesilahen emaka kerina perpulungen arus sadar kerna pemere enda, janah pemere enda ibereken gelah ipakeken guna ngelai, guna majekken kula ni Kristus.

2. Invo: Masmur 32.6

  • Ø PERPULUNGEN SI TUTUS ERTOTO (ORANG SALEH BERDOA)

Erkiteken si e ertotolah min perpulungen si tutus, tupung ia i bas kiniseran. Gelah adi reh galumbang kesusahen, la seh man bana. Ibas ayat enda njelasken la saja kerna pertoton si payo tapi uga kalak situtus (orang saleh, orang benar) mpenangkih pertoton man Dibata. Bagi nina bas Jakub 5.16b: “Pertoton kalak si bujur ergegeh kal). E maka tupung paksa reh kiniseran, galumbang kesusahen gelah kalak situtus ertoto kalak si bujur ertoto gelah ibegiken Tuhan janah kiniseran ras galumbang kesusahen la seh man bana.

C. PENGKENAINA

  • Ø SADA KULA IBAS PERSADAN RAS KRISTUS

Bagi nggo ndai isingetken ibas kata Dibata maka i bas Kristus kerina kita perpulungen sada kula kap. Tep-tep perpulungen ndatken ingan si payo sue ras nggo ibereken kengasupen si khusus, kengasupen sipelain-lain. Emaka tep-tep perpulungen idilo gelah makeken, mempergunaken kengasupenna guna ngelai ibas perpulungen e. Dibata labo mereken kerina kengasupen man sekalak jelma gelah ia si sada ndahiken kerina dahin bas tengah-tengah perpulungen, tapi tep-tep kalak ibereken kengasupen gelah kerina muat bagin ibas ndahiken dahin Tuhan. melala kal dahin si man dahinken emaka kerina arus erdahin rikuteken kengasupenna. Sue ras sasaren program pelayanen tahun 2023: Jemaat Menjadi Pelaku Aktif Pelayanen.

  • Ø TOTO NGKAWITKEN KERINA PERPULUNGEN

Aminna gia secara fisik la kita banci jumpa ras kerina teman-teman perpulungen sideban tapi banci kita ersada arah pertotonta. Banci jadi tanta la seh njaka temanta, nahenta lanai ngasup erdalan ndahi ku rumah temanta ras sidebanna tapi arah ertoto banci kita ersada, arah ertoto ipejumpaken kita. E maka si bangunlah kebiasan ertoto nandangi kerina teman-teman perpulungen, sitotoken alu tutus, janah kita pe rusaha ka gelah nggeluh tutus, bujur gelah pertotonta megegeh, ibegiken Dibata janah ibereken simehuli arah pertotonta. Khususna adi lit ieteh temanta sanga bas kiniseran ntah galumbang kesusahen ula kita lupa notokenca gelah kiniseran ntah kesusahen ndai iangkatken Dibata, ipulahi Dibata senina turangta ibas kesusahenna.

Bage kita selaku kula ni Kristus ula lupa saling mendoaken khususna kerina si ngelai bas tengah-tengah gerejanta mulai bas Runggun, Klasis seh ku Moderamen GBKP gelah kerina isampati Dibata ibas ndahiken dahin pelayanen.

D. PENUTUP

Kenca dung kita ngelakoken Pekan Doa maka situtup me alu Lakon Persadan Si Badia. Lakon Persadan Si Badia enda pe ngingetken maka i bas Kristus kerina kita ersada. Sabab kerina kita ngaloken penebusen dosanta arah kula ras darah ni Kristus siisimbolken alu roti ras anggur. Emaka mari sijaga persadanta arah nggit kita makeken kengasupenta guna ngelai  teman-temanta. Amin.

Bujur ras mejuah-juah:

Pdt. Sahabat Perangin angin MTh-GBKP Rg Pd Gede

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD