INVOCATIO :
Masmur 105:39
OGEN :
Johanes 8:12-20
TEMA :
Erdalan ibas terang siibereken Tuhan
I. PENJELASAN TEKS INVOCATIO: MAZMUR 105:39 (TB-2) & (AVB=Alkitab Versi Borneo)
“Dibentangkan-Nya awan menjadi tudung, dan api untuk menerangi malam.”
“Dia memayungi umat-Nya dengan awan untuk berteduh, dan memberikan api untuk menerangi mereka pada waktu malam.”
Allah memelihara, menyertai, memberkati serta melindungi umatNya Israel dalam perjalanan di padang gurun pada siang hari yang menyengat dengan memayungi umatNya dengan awan supaya mereka bisa berteduh, lalu pada malam hari di saat umatNya menembus dinginnya kegelapan malam, Allah memberikan api untuk menghangatkan dan menerangi jalan mereka, sehingga baik siang maupun malam bukanlah halangan bagi mereka meneruskan perjalanannya karena penyertaan Allah tampak jelas dengan tiang awan pada siang hari dan tiang api sebagai penerang pada malam hari.
II. PENJELASAN TEKS OGEN : YOHANES 8:12-20 (TB-2)
Yesus terang dunia
8:12 Yesus berkata kepada mereka: "Akulah terang dunia. Siapa yang mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang kehidupan."
8:13 Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar."
8:14 Kata Yesus kepada mereka: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Namun kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.
8:15 Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun,
8:16 dan kalaupun Aku menghakimi, penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku Bersama dengan Bapa yang mengutus Aku.
8:17 Dalam kitab Tauratmu ada tertulis bahwa kesaksian dua orang adalah sah.
8:18 Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku."
8:19 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku."
8:20 Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Tidak seorangpun menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba. Yesus Kristus adalah Terang dunia. “Terang” adalah nama Mesias, (Dan. 2:22), "Dan terang ada pada-Nya." Allah adalah terang, dan Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Allah dari segala allah, Terang dari segala terang. Kristus dinantikan sebagai terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain (Luk. 2:32), dan dengan demikian Dia adalah terang dunia, dan bukan hanya terang bagi orang-orang Yahudi. Terang dunia yang kelihatan adalah matahari, dan Kristus adalah Surya kebenaran.
Satu matahari menerangi seluruh dunia, demikian pula satu Kristus, dan tidak perlu yang lain lagi. Kristus, dengan menyebut diri-Nya sebagai Terang, mengungkapkan:
(1) Siapakah Dia dalam diri-Nya sendiri -- Yang Terunggul dan Termulia.
(2) Siapa Dia bagi dunia -- Sumber terang, yang menerangi setiap umat manusia.
Betapa dunia ini akan menjadi kolong yang gelap gulita jika tanpa matahari! Demikian pula dunia ini jadinya bila tanpa Kristus, yang oleh-Nya terang telah datang ke dalam dunia (3:19). Karena itu, barangsiapa mengikut Kristus, seperti pengembara yang mengikuti terang dalam gelapnya malam, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup.
Berbahagialah orang-orang yang mengikuti Kristus sebab mereka tidak akan berjalan dalam kegelapan. Mereka tidak akan ditinggalkan begitu saja tanpa diberi petunjuk-petunjuk di jalan kebenaran. Mereka akan diberi terang hidup, yaitu pengetahuan dan kesukaan akan Allah. Terang ini akan menjadi terang hidup rohani bagi mereka di dunia ini dan terang hidup kekal di dunia lain, di mana tidak akan ada maut ataupun kegelapan.
Ikutlah Kristus, maka kita pasti akan berbahagia di dalam kedua alam itu. Ikutlah Kristus, maka kita akan mengikuti-Nya ke sorga. Sebaliknya bagi siapa yang menolak Kristus berarti menolak keselamatan dan akan menerima hukuman kematian selama-lamanya.
Tema "Terang Dunia" ternyata mendapatkan reaksi negative dari orang-orang Farisi pada waktu itu. Mereka mencari kesempatan untuk menyerang Yesus, sehingga mereka mengetengahkan masalah kesaksian-Nya. Bagi Orang-orang farisi, ungkapan kesaksian Yesus, tidak dapat dibenarkan, kesaksian-Nya tidak memenuhi syarat yang sah, sehingga tidak perlu diterima. Orang-orang Farisi tidak memikirkan kebenaran, mereka memikirkan prosedur. (Hukum Taurat mewajibkan lebih dari satu saksi untuk menghukum orang (Ulangan 17:6 dan 19:15) sehingga kesaksian seorang diri mengenai dirinya sendiri tidak cukup untuk menghukum orang).
Terlihat bahwa yang dipersoalkan oleh orang Farisi bukanlah arti terang itu, melainkan diri Yesus. Lalu bagaimana Yesus menanggapi keberatan orang-orang Farisi? Dalam Yohanes 7:29, “Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."
Yesus telah menyatakan kehadiran Bapa dalam diriNya lalu menjelaskan kesatuanNya dan keterpisahanNya dari Bapa. Ia dan Bapa adalah satu namun Ia bukanlah Bapa itu. Begitulah Yesus menyaksikan tentang diriNya.
Kita mulai dengan gagasan keterpisahan. Yesus mengatakan bahwa Ia diutus oleh Bapa. Pengutusan oleh Bapa ditegaskan berulang kali (ayat 7:16,18,28,33; 8:16,18,26,29). Hubungan Yesus yang unik dengan Bapa terungkap melalui tema pengutusan.
Keterutusan Yesus berbeda dari yang diemban para nabi Perjanjian Lama. Ada kesatuan sempurna dalam kehendak dan tindakan Bapa dan Yesus yang tidak terdapat dalam para utusan Allah yang lain.
Kesatuan Tuhan Yesus dengan Bapa juga dijelaskan dalam hal penghakiman. Ia dan Bapa bersama-sama menghakimi (ayat 16). Orang Farisi menghakimi menurut ukuran manusia (ayat 15), namun tidak demikian dengan Yesus. Kesatuan-Nya dengan Bapa menjadi dasar bahwa penghakiman-Nya tidak menurut ukuran manusia. Juga Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Bapa pun bersaksi tentang-Nya (ayat 18). Jika orang Farisi mengenal Yesus, maka mereka akan melihat kesaksian Bapa. Semua penjelasan ini berpuncak pada pernyataan yang tertuang dalam ayat 19. Dalam ayat ini Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang yang melihat dan mengenal-Nya berarti juga melihat dan mengenal Allah. Ia dan Bapa adalah satu.
Karena orang-orang Farisi ini menolak percaya pada Tuhan Yesus maka mereka tetap tinggal dalam kegelapan dosa-dosa mereka. Mereka buta terhadap kebenaran Allah. Demikian juga banyak orang yang menolak pemberitaan Injil Yesus Kristus akan tetap tinggal dalam dosa-dosa mereka karena mereka menolak kebenaran Ilahi.
Terang memang tidak disukai oleh orang-orang gelap karena terang membongkar kejahatan mereka dan menaruh mereka di bawah penghakiman Allah!
III. PENJELASAN TEKS KHOTBAH : YESAYA 2:1-5 (TB-2)
Gunung Sion, pusat perdamaian kerajaan bangsa-bangsa
2:1 Firman yang diterima Yesaya bin Amos dalam penglihatan tentang Yehuda dan Yerusalem.
2:2 Akan terjadi pada hari-hari terakhir: gunung tempat Rumah TUHAN akan tegak melampaui puncak gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
2:3 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada kita, dan supaya kita berjalan dijalurNya; sebab dari Sion akan terbit pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
2:4 Ia akan menghakimi antara bangsa-bangsa dan memutuskan perkara bagi banyak suku bangsa; mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang melawan bangsa lain, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
2:5 Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan dalam terang TUHAN!
Yesaya bernubuat tentang pemerintahan Allah akan ditegakkan di seluruh bumi (bd. Mi 4:1-3). Semua kejahatan, ketidakadilan, dan pemberontakan menentang Allah dan hukum-Nya akan ditumpas dan kebenaran akan memerintah (bd. Yes 59:20-60:3,14; Yer 33:14-16; Za 2:10-12). "Segala bangsa", orang Yahudi dan bukan Yahudi akan beribadah dan melayani Tuhan. Nubuat ini mencerminkan maksud terakhir Allah bagi Israel dan umat manusia; ini digenapi di dalam Yesus Kristus sendiri, Yang menjalankan keadilan dan kebenaran di bumi (Yes 9:1-7; 11:3-5). Perhatian utama semua orang yang datang kepada Tuhan haruslah mengenal dan menaati kehendak Allah sebagai warga kerajaan-Nya. Semua orang, baik yang hilang maupun yang selamat, perlu mendengar kebenaran Allah.
Perjanjian Baru menerangkan hari-hari terakhir sebagai waktu di antara kedatangan Kristus yang pertama dengan yang kedua. Apa yang dilukiskan Yesaya dalam ayat Yes 2:1-5 akan tergenapi sepenuhnya pada kedatangan Kristus yang kedua apabila Dia mendirikan kerajaan Allah di bumi.
Bukit TUHAN: Bukit Sion, yaitu bukit berbenteng untuk melindungi Yerusalem. Dalam puisi dan buku nabi-nabi 'Bukit TUHAN' adalah nama lain untuk kota Yerusalem atau penduduknya yang diberkati atau dikutuk TUHAN.
Nabi menggambarkan masa depan yang bahagia, bukan saja untuk Yehuda dan Israil, tetapi juga untuk semua bangsa yang akan menyembah Allah Yahwe dan Bait Allah di Yerusalem, menjadi pusat dunia yang baru.
Bait Allah adalah sebutan untuk menunjukkan tempat kediaman Allah di bumi. Ke sanalah seharusnya hati dan pikiran umat tertuju. Yesaya mengatakan bahwa Allah akan membangun bait-Nya pada hari-hari terakhir. Bait itu akan berdiri tegak menjulang (2) dan kekuatan-Nya akan menarik perhatian bangsa-bangsa untuk berduyun-duyun datang (3). Dan dari sanalah akan timbul pangajaran yang benar (3) dan kepemimpinan yang adil (4). Pada bait Allah itu umat dipanggil datang (5).
Keberadaan bait Allah bagi umat Israel di Yehuda sangat penting. Ke sanalah umat Allah berziarah untuk merayakan berbagai ibadah dan perayaan. Sekalipun disebut rumah Allah, namun tidak senantiasa bait Allah berisi hal-hal yang memuliakan Allah. Kerap kali terjadi ketidakadilan dan ketidakbenaran dalam bait Allah. Kita dapat membandingkan dengan kisah Yesus yang memorak-porandakan para pedagang bait Allah (lih. Yoh. 2:13-16).
Yesaya mengingatkan umat Allah bahwa pada hari-hari terakhir, Allah sendiri yang akan mendirikan bait Allah. Itu berarti Allah akan memerintah secara langsung (band. Mi. 4:1-3). Dalam pemerintahan-Nya, bait Allah akan menjadi pusat pengajaran yang benar.
Umat yang beribadah akan menjadi para pejuang yang siap menegakkan keadilan dan kebenaran. Keadilan dan kebenaran yang berdiri tegak akan berdampak pada hadirnya kedamaian, yang ditandai tidak adanya perang lagi (4). Itulah hakikat yang sesungguhnya dari rumah Tuhan.
Jika bait Allah adalah rumah Tuhan, seharusnya menjadi tempat pemerintahan Allah. Artinya, bukan sekadar tempat umat beribadah, melainkan tempat di mana keadilan dan kebenaran dihidupi.
Jika dimasa depan masih ada pertikaian dan perselisihan diantara bangsa-bangsa maka hal itu tidak lagi diselesaikan dengan kekerasan senjata, melainkan semua akan menghadap Allah sebagai hakim.
IV. KHOTBAH:
Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Sebuah ilustrasi bisa membantu kita memahami tentang pentingnya berjalan di dalam Terang yang diberikan Tuhan
Beberapa orang ditawan di dalam sebuah goa. Tempat itu sangat lembab dan dingin. Selama ditawan mereka tidak pernah melihat keluar dari goa, yang mereka lihat hanyalah bayangan-bayangan yang muncul karena cahaya dari api unggun yang ada di dalam goa.
Suatu hari, salah satu dari mereka ada yang berhasil keluar. Dia pun melihat ada api unggun: "ah, dari situ datangnya bayangan". Akan tetapi tidak berhenti pada "melihat api unggun" saja, dia terus berjalan ke ujung pintu goa dan akhirnya dia keluar dari goa. Di luar goa, akhirnya dia menyadari ada matahari sebagai sumber terang.
Dia senang sekali melihat keadaan yang baru saja dilihatnya. Kemudian dia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam goa untuk menceritakan kepada teman-temannya tentang apa yang telah dilihatnya di luar goa itu. Apa yang terjadi setelah dia menceritakan hal itu kepada teman-temannya? Dia ditertawakan dan diacuhkan oleh teman-temannya.
Bacaan khotbah di hari pertama Pekan Penatalayanan tahun 2024 ini, memang berbicara tentang peristiwa sebelum Yesus lahir. Terjadi pada saat bangsa Israel baru mau dihukum Tuhan ke tanah pembuangan oleh karena kedegilan hati mereka. Karena itu, saat umat Tuhan mengalami penghukuman di tanah asing - negeri pembuangan itulah pengharapan akan datangnya Juruselamat terjadi. Makanya perjuangan para rasul Kristus di dalam pembangunan gereja mula-mula adalah tepat seperti apa yang digambarkan oleh cerita Plato tadi: orang yang telah keluar dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib (1 Petrus 2:9).
Saudara-saudara….
Manusia dari segi cara hidup, dapat dibagi dalam dua kelompok yakni:
[1] cara hidup yang bergantung kepada Allah;
[2] cara hidup yang otonom dari Allah.
Orang yang hidup bergantung kepada Allah memiliki kesadaran bahwa hidup ini beserta segala kekayaan yang dimilikinya adalah anugerah Allah. Orang yang ingin otonom dari Allah, merasa tidak memerlukan Allah, merasa tidak nyaman untuk bergantung dan tunduk kepada Allah.
Ini adalah sebuah perasaan yang keliru karena keinginan menjadi otonom sering kali timbul dari kekerasan hati, sifat yang egois, dan niat pemberontakan.
Jika kita memperhatikan Keadaan dunia sekarang ini, memang sangat jauh dari ideal. Sepertinya kejahatanlah yang sering kali menang atas kebenaran. Hal itu disebabkan Kerajaan Allah belum datang dalam kepenuhannya. Namun, pada waktunya nanti Tuhan Yesus akan memerintah atas seluruh langit dan bumi baru. Jadi, marilah kita hidup dalam terang Tuhan seperti yang Yesaya katakan.
Dalam ayat 4 dikatakan, Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
Disini dibutuhkan pengakuan dari kita bahwa Mesias akan datang sebagai hakim bagi seluruh umat manusia. Ia akan memerintah atas seluruh bangsa. Jika Kristus sudah memerintah sepenuhnya, maka seluruh dunia akan damai. Hal ini digambarkan dengan seluruh peralatan perang dijadikan peralatan pertanian karena tidak akan ada lagi perang di antara bangsa-bangsa. Dengan melihat apa yang akan terjadi pada akhir zaman, maka nabi Yesaya menyerukan supaya umat berjalan dalam terang Tuhan (4-5).
Ketika Yesus datang kedua kalinya dan Kerajaan Allah dihadirkan dalam kepenuhannya, semua suku bangsa akan menundukkan diri kepada Yesus. Mereka yang tidak menundukkan diri akan dihancurkan. Dunia akan damai dan tidak akan ada lagi peperangan. Untuk itu, Yesaya meminta umat-Nya berjalan dalam terang Tuhan karena kemenangan Tuhan pada akhir zaman adalah sebuah kepastian.
Jadi, orang-orang yang berada dalam kegelapan dan telah melihat terang yang sejati, tidak akan ditertawakan, tidak akan ditolak dan tidak akan menderita oleh karena Kristus akan menolong kita untuk menghadapi segalanya, Dia akan selalu bersama dengan kita dan menyediakan pertolongan yang nyata untuk menghadapi pasang surutnya jalan kehidupan yang kita tempuh. Disamping itu kita juga punya teman sepersekutuan yang dapat menguatkan/meneguhkan kita ketika kita lemah.
Saudara-saudara,..melihat tingkah polah kehidupan manusia pada masa sekarang ini, kita sangat miris melihatnya oleh karena para manusia saling bertengkar memperebutkan jatah kekuasaan, proyek, dan popularitas, kita merasa pesimis. Kesempatan “aji mumpung” membuat mereka mengorbankan integritas, kebenaran diputarbalikkan, rakyat diperas dan ditindas, dijadikan alat untuk mencapai tujuan jahat mereka yang punya kuasa.
Terkadang kita ragu dengan situasi yang ada sekarang. Masih memungkinkah bagi bangsa dan negara kita diperbaiki? Disterilkan dari nafsu serakah dan budaya korupsi? Dibersihkan dari oknum-oknum yang kerjanya memangsa orang-orang lemah?
Saudara-saudara, bacaan kita yang pertama mengingatkan umat Israel saat mereka melewati padang gurun dan dipimpin Tuhan melalui tiang awan pada siang hari. Kegelapan malam tenggelam oleh kehadiran-Nya dalam tiang api. Kini Tuhan Yesus mengklaim diri bukan hanya terang bagi umat Israel, tetapi bagi seisi dunia yang adalah milik-Nya (ayat 12). Siapa percaya dan mengikut Dia, akan memiliki hidup sejati.
Ketika orang mempercayai Yesus sebagai sang Juruselamat, mereka didamaikan dengan Allah dan dimotivasi untuk menjadi pembawa damai dalam hubungannya dengan sesama di dunia, bahkan dengan musuh mereka. Damai sejahtera Allah dalam hati orang percaya adalah hal yang nyata, dan kembalinya Tuhan ke dunia adalah satu-satunya pengharapan atas perdamaian yang abadi.
Sebagai anak-anak Terang, pengharapan bagi dunia ini tidak ditemukan pada usaha manusia, melainkan pada kedatangan kembali Yesus Kristus. Yesus sendirilah yang dapat menyelesaikan masalah yang membingungkan manusia. Kita harus "menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah Yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus" (Titus 2:13). Dengan memiliki pengharapan yang mulia ini, kita dapat senantiasa bersikap optimis, bahkan saat berada di tengah zaman yang penuh dengan kesuraman ini.
V. PENJELASAN TEMA : BERJALAN DI DALAM TERANG YANG DIBERIKAN TUHAN
Dari penjelasan diatas ada beberapa hal yang menjadi perenungan bagi kita sehubungan dengan tema:
- Kesombongan manusia akan dihancurkan. Apa yang kita anggap mulia dan indah akan dihempaskan sampai ke debu. Berjalan dalam terang Ilahi berarti mengakui bahwa kalau jantung kita masih bisa berdetak, itu karena anugerah Tuhan.
- Pencapaian diri, keamanan diri, dan membanggakan diri sering kali membawa kita ke dalam kegelapan, jauh dari Tuhan. Berjalanlah di dalam terang yang diberikan Tuhan. Hiduplah dalam kerendahan hati dan melayani.
- Tuhan telah menyatakan diriNya Terang Sejati, Terang kehidupan. Mari kita berjalan di dalam terang Kristus, agar kita beroleh damai sejahtera di dalam kasihNya. Orang-orang yang berjalan dalam kegelapan akan menderita selama-lamanya sebagaimana ilustrasi orang-orang yang tetap berada didalam Goa.
- Tanda-tanda hidup dan berjalan dalam Kristus ialah:
- Membuang hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan dan kita harus mulai belajar hidup sesuai dengan Firman Tuhan yang telah ditanamkan ke dalam hidup kita agar kita terus bertumbuh secara rohani (Kolose 3:9-10).
- Berjalan dalam terang (I Yohanes1:5). Ketika kita berjalan di dalam-Nya maka Ia akan menyatakan yang benar dan yang salah sehingga dengan demikian kehidupan kita akan semakin bertumbuh, menghasilkan buah yang mempermuliakan nama-Nya dan menjadi berkat bagi sesama.
- Mempermuliakan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita.
- Janganlah kita puas hanya karena kita sudah menjadi orang Kristen saja, tetapi kita harus menjadi orang Kristen yang benar-benar menunjukkan tanda-tanda bahwa kita hidup dalam Kristus.
- Mau mengevaluasi hidup kita setiap hari bahwa masih ada kekurangan atau kegagalan, lalu kita akan menetapkan sasaran ke depan agar terus mengalami keberhasilan dalam pertumbuhan iman dan mampu menghasilkan buah kehidupan yang mempermuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang.
- Bergantung kepada Roh Kudus. Karena hanya Roh Kuduslah yang akan memampukan kita untuk menghasilkan kehidupan yang berbuah seperti yang dikehendaki-Nya. Tuhan Yesus memberkati.
Pdt Philipus Tarigan: GBKP Runggun Cilillitan