MINGGU 15 JUNI 2025, KHOTBAH YOHANES 14:15-20 (TRINITAS)
Invocatio :
Ulangan 6:4
Ogen :
Ibrani 1:1-3
Khotbah :
Yohanes 14:15-20
Tema :
Nandai Dibata Si Telu Sada (Mengenal Allah Trinitas)
I. Pendahuluan
Minggu Trinitas adalah momen dalam kalender gerejawi yang menegaskan doktrin fundamental iman Kristen: Allah adalah Trinitas, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus—satu dalam esensi, tetapi tiga dalam pribadi. Dalam Ulangan 6:4, dikenal sebagai Shema Israel, Allah menyatakan:
"Dengarlah, hai Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!". Pernyataan ini sering dipahami sebagai argumen terhadap doktrin Trinitas. Namun, dalam terang Perjanjian Baru, keesaan Allah tidak bertentangan dengan keberadaan-Nya sebagai Tritunggal, melainkan menegaskan bahwa Allah yang Esa itu menyatakan diri dalam tiga pribadi.
II. Isi
1. Yesus dan Roh Kudus dalam Rencana Allah (Yohanes 14:15-20)
Dalam Yohanes 14:15-20, Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya tentang kedatangan Roh Kudus, Sang Parakletos, yang akan diutus oleh Bapa. Ayat ini mengandung beberapa poin teologis
utama:
- Ketaatan kepada Kristus sebagai bukti kasih kepada-Nya ( 15).
- Roh Kudus sebagai Penghibur yang diutus oleh Bapa atas permintaan Yesus ( 16)
- Keberadaan Roh Kudus sebagai Pribadi Ilahi yang berdiam dalam orang percaya ( 17).
- Kesatuan antara Yesus, Bapa, dan murid-murid-Nya ( 20).
Ayat Yohanes 14:16 secara eksplisit menyatakan bahwa Yesus akan meminta kepada Bapa untuk mengutus seorang "Penolong yang lain":
καὶ ἐγὼ ἐρωτήσω τὸν πατέρα, καὶ ἄλλον παράκλητον δώσει ὑμῖν (kai egṓ erōtḗsō ton patéra, kai állon parákleton dṓsei humîn)
- Kata παράκλητος (parákletos) berarti Penghibur, Penolong, atau Penasihat. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus memiliki fungsi menuntun dan menguatkan umat percaya.
- Kata ἄλλον (állon) berarti "lain tetapi sejenis", menegaskan bahwa Roh Kudus memiliki esensi yang sama dengan Yesus, yang berarti Dia juga adalah Allah.
2. Kristologi dan Keilahian Kristus (Ibrani 1:1-3)
Surat Ibrani 1:1-3 menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Firman Allah yang sempurna dan gambaran wujud Allah yang tidak kelihatan.
ὃς ὢν ἀπαύγασμα τῆς δόξης καὶ χαρακτὴρ τῆς ὑποστάσεως αὐτοῦ (hos ōn apaugasma tēs dóxēs kai charaktḗr tēs hypostáseōs autoû)
- Kata ἀπαύγασμα (apaugasma) berarti cahaya kemuliaan atau pantulan kemuliaan. Ini menunjukkan bahwa Kristus bukan sekadar ciptaan, tetapi berasal dari kemuliaan Allah sendiri.
- Kata χαρακτὴρ (charaktḗr) berarti gambar yang sempurna atau representasi sejati.
- Kata ὑπόστασις (hypóstasis) berarti esensi atau substansi, yang menunjukkan bahwa Kristus memiliki keberadaan ilahi yang sama dengan Bapa.
Dalam teologi Reformed, bagian ini menegaskan munus triplex (tiga jabatan Kristus):
- Sebagai Nabi – Yesus menyatakan Firman Allah secara sempurna.
- Sebagai Imam – Yesus menebus dosa manusia dengan diri-Nya sendiri.
- Sebagai Raja – Yesus memerintah dengan otoritas ilahi.
3. Kesatuan Trinitas dalam Keselamatan
Keselamatan bukanlah hasil pekerjaan salah satu Pribadi Allah secara terpisah, melainkan karya Trinitas yang bekerja dalam kesatuan yang harmonis:
- Bapa merencanakan keselamatan (Ef. 1:3-6).
- Anak menggenapkan keselamatan melalui pengorbanan di kayu salib (Yoh. 3:16, Ef. 1:7).
- Roh Kudus menerapkan keselamatan dalam hidup orang percaya melalui pembaruan dan pengudusan (Ef. 1:13-14, Yoh. 16:13-14).
III. Aplikasi
1. Hidup dalam Ketaatan kepada Allah Trinitas
Yohanes 14:15 menekankan bahwa kasih kepada Kristus diwujudkan dalam ketaatan. Iman kepada Allah Trinitas bukan hanya konsep teologis, tetapi harus nyata dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengenal Allah melalui Kristus
Ibrani 1:3 menegaskan bahwa siapa yang mengenal Kristus, ia mengenal Allah. Ini berarti kehidupan kita harus terus diarahkan kepada Kristus sebagai pusat ibadah, teologi, dan pelayanan kita.
3. Mengandalkan Roh Kudus dalam Kehidupan Beriman
4. Roh Kudus bukan sekadar "kekuatan" ilahi, tetapi pribadi yang aktif membimbing, menghibur, dan menguatkan kita. Kehidupan Kristen seharusnya bersandar kepada tuntunan Roh Kudus.
IV. Penutup
Doktrin Allah Trinitas bukan sekadar dogma gereja, tetapi kebenaran yang hidup dan bekerja dalam kehidupan iman kita. Kita mengenal Allah yang Esa dalam tiga pribadi yang bekerja untuk keselamatan dan penyertaan bagi umat-Nya. Sebagai gereja yang berakar pada teologi Reformed, kita menegaskan bahwa pengenalan akan Allah Trinitas membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang keselamatan, ibadah yang benar, dan panggilan hidup kita sebagai umat-Nya.
V. Refrensi Tulisan
- Calvin, John. Institutes of the Christian Religion. (1559) (tersedia online:ccel.org/ccel/calvin/institutes)
- Berkhof, Louis. Systematic Theology. (1938). Hal 82–109
- Bavinck, Herman. Reformed Dogmatics, translated by John Bolt. Grand Rapids, MI: Baker Academic, 2003.
- Grudem, Wayne. Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine. Grand Rapids, MI: Zondervan, 1994.
- Letham, Robert. The Holy Trinity: In Scripture, History, Theology, and Worship. Phillipsburg, NJ: P&R Publishing, 2004.
Pdt. Joe Charis M.Th (GBKP Runggun Pontianak)