SUPLEMEN PEKAN DOA GBKP TAHUN 2024 WARI VII,1 PETRUS 17-21
Invocatio :
Bilangan 11:2
Renungan :
1 Pet 1:17-21
Tema :
Doni Ingan Mpermuliaken Dibata/Dunia Tempat memuliakan Tuhan
Pengantar
Manusia dan Dunia adalah tanda Allah memberikan kehidupan. Pada Yoh 1:1-10 menggambarkan yang pada mulanya adalah Firman dan firman itu adalah Allah yang menjadikan dunia ini dan ia sebagai pemberi kehidupan kepada seluruh ciptaan termasuk manusia. Dunia dibentuk dari ketiadaan menjadi ada dan sangat lengkap, segala kebutuhan manusia untuk hidup di dunia telah disediakan olehNya.
Allah ialah Masterpiece yang tidak tertandingi, ia menciptakan dunia dan segala isinya, segala makhluk yang ia ciptakan juga dilengkapi kebutuhan makanan dan minumannya sebagai tanda Allah sang pemberi kehidupan. Di tengah alam ini Ia menyediakan obat untuk makhluk yang mengalami sakit. Allah memberikan pengetahuan kepada seluruh makhluk yang Ia ciptakan agar mampu mengolah alam dinikmati.
Dalam penyertaan Allah sebagai manusia yang selalu merasa tidak puas, perasaan itu digambarkan dalam perjalanan bangsa israel menuju kadesy ia bersungut-sungut, merasa tidak puas, perasaan itu bentuk pemberontakan bangsa israel kepada Allah dan menuduh Allah sebagi penyebab dari semua nasib buruk yang menimpanya serta menuntut tanggung jawab Allah. Maka Allah pun menjadi marah dan menyalalah api Tuhan diantara mereka di tepi tempat perkemahan. Pada saat itu “Orang-orang itu berteriak-teriak minta tolong kepada Musa. Lalu Musa berdoa kepada TUHAN, maka padamlah api itu.” (TB-BIS). Sikap orang israel ini seperti kacang lupa kulitnya tidak tahu berterima kasih. Bukankah Dunia ini tempat kita menikmati cinta kasih Tuhan dengan segala yang Ia ciptakan kita dapat mensyukurinya.
ISI
(ay. 17)
“Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa”. ‘Bapa’ di sini menunjuk kepada Allah sebagai Bapa dari alam semesta yang hidup dalam kekudusan. Petrus menyatakan hal itu untuk mendorong dan menguatkan orang-orang Kristen untuk terlibat dan ikut serta dalam jenis kelakuan yang kudus (berbeda) yang sesuai bagi anak-anak Allah. Melalui perlakuan seorang anak, maka nama keluarga dipertaruhkan. Karena itu, katanya, “perhatikanlah secara mendalam bagaimana engkau berkelakuan”. Bapa yang dimaksud oleh Petrus adalah “Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya”. Kata ‘menghakimi’ menunjuk pada penghakiman dari Bapa. Itu berbicara tentang penghakiman akhir dari Allah di antara umat-Nya dan juga menunjuk pada penghakiman yang terus berlangsung dari Allah dengan melatih dan memerintah anggota-anggota keluarga-Nya. Ia mengasihani semua anak-anak-Nya, dan menyediakan keselamatan untuk semua, sehingga keselamatan itu tetap akan menjadi bagian mereka yang merespon kasih Allah dengan hidup dalam kehendak dan perintah-Nya. Kasih Allah (AGAPE) selalu digambarkan sebagai kasih yang tidak tergantung dari kehidupan dari orang yang dikasihi. Karena itu, sering diartikan sebagai ‘kasih walaupun’, artinya ‘Allah tetap mengasihi kita walaupun kita tidak layak dikasihi’.
“Maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini”. Petrus mengingatkan bahwa di dunia ini kita hanya tinggal sementara, dan karena itu disebut ‘menumpang’. Akan tetapi, hidup yang hanya sementara ini menentukan hidup kita yang akan datang dalam kekekalan. Apakah kita akan menerima hidup yang kekal atau sebaliknya. Agar beroleh hidup kekal itu, Petrus mengatakan agar kita hidup dalam ‘ketakutan’. Takut yang dimaksud adalah buah dari kasih kepada Allah dan pengenalan yang benar terhadap sang Pencipta yang Mahakuasa. Takut itu ditunjukkan melalui sikap hormat kepada Allah, hidup beribadah kepada-Nya dan berpengharapan penuh kepada sang Bapa dalam segala aspek hidup.
(ay. 18-19)
Mengapa Petrus mengajar untuk takut kepada Allah.? Apakah supaya mereka diberkati atau diselamatkan.? Ternyata tidak. Setiap orang harus taat dan takut akan Tuhan karena setiap orang telah diberkati dan ditebus dengan darah yang mahal. ‘Penebusan’ tentu adalah pembelian dari perbudakan. Yohanes 8:34, “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa”. Melalui nats ini, jelas sekali bahwa manusia telah dikuasai dan diperhamba dosa. Bahwa dosa itu memperbudak orang yang melakukannya bisa terlihat dan terasa pada ketidakmampuannya untuk membuang dosa itu. Karena itulah Allah mengambil inisiatif untuk melepaskan dan membebaskan menusia dari belenggu dosa itu. Dengan demikian Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal sebagai korban dalam penebusan itu, karena hanya dengan cara demikianlah manusia layak menjadi hamba Allah dan lepas dari genggaman iblis.
Penebusan yang dimaksud Petrus adalah penebusan ‘dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu’. Ini jelas menunjuk pada kehidupan yang berdosa, dan kata ‘sia-sia’ menunjukkan bahwa kehidupan, tingkah laku yang kosong, bodoh, dan tidak berguna, penuh dengan harapan yang sia-sia rasa takut yang sia-sia, keinginan yang sia-sia dan tidak ada gunanya di hadapan Tuhan. Manusia ditebus ‘bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat’. Ini menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menebus kita dengan sempurna dari dosa kecuali darah dan pengorbanan Yesus. Ini menunjukkan bahwa Kristus merupakan penggenapan dari domba korban dalam Perjanjian Lama, khususnya domba Paskah. Namun pengorbanan Yesus sempurna dan hanya berlaku untuk selamanya serta memberikan jaminan kehidupan dan keselamatan yang kekal.
(ay. 20)
“Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan”. Yesus Kristus adalah rencana kekal Allah. Sebelum penciptaan dunia, Ia ditentukan untuk pekerjaan yang diberikan kepadaNya untuk dilakukan. Kadang-kadang kita cenderung berpikir tentang Allah yang mula-mula sebagai Pencipta dan lalu sebagai Penebus. Mungkin kita berfikir bahwa Ia menciptakan dunia ini dan lalu pada waktu ciptaan menjadi kacau, Ia mencari jalan untuk menyelamatkannya dan jalan itu adalah Yesus Kristus. Tetapi di sini kita mendapatkan gambaran bahwa rencana Penebusan-Nya bukanlah merupakan suatu tindakan darurat yang terpaksa Ia lakukan pada waktu kehidupan ciptaan menjadi kacau. Rencana penebusan-Nya sudah ada sebelum penciptaan. Inkarnasi, kematian, dan kebangkitan Kristus bukanlah merupakan akibat atau hasil dari perubahan rencana untuk menghadapi keadaan yang tadinya tidak terlihat; hal-hal itu dilihat lebih dulu dan ditentukan lebih dulu dalam rencana kekal Allah.
(ay. 21)
“Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah”. Kita tidak bisa percaya kepada Allah dan tidak bisa menerima anugerah keselamatan yang kekal itu tanpa melalui Kristus. Karena itu baiklah kita mengingat bahwa Kristus tidaklah secara sia-sia disebut sebagai ‘gambar Allah yang tidak kelihatan’ (Kol 1:15), nama/ sebutan ini diberikan kepada-Nya untuk alasan ini, karena tidak ada yang dapat sampai kepada Allah kecuali melalui Yesus. Dan hanya Kristus sendirilah yang bisa menenangkan hati nurani kita, sehingga kita berani datang dengan yakin kepada Allah dan menjadi anak-anak-Nya.
Petrus berbicara tentang kebangkitan Kristus, supaya iman dan pengharapan mereka mempunyai dasar yang teguh. Petrus membicarakan kebangkitan Kristus dan pemuliaan-Nya, untuk menunjukkan bahwa penebusan Kristus telah diterima oleh Allah, dan itu sebabnya Kristus bisa bangkit dan dimuliakan. Juga semua ini menunjukkan bahwa kalau Kristus yang adalah kepala kita sudah dimuliakan/ di surga, maka kita yang percaya, pasti juga akan dimuliakan dan masuk surga bersama dengan Dia.
Kesimpulan
Sebagai orang Kristen sangatlah penting sadar akan penyertaan Tuhan dalam kehidupan ini, bahwa di Dunia ini ialah tempat untuk memulikan Tuhan karena ialah masterpiece dalam hidup ini dan sang pemberi kehidupan. penulis menyimpulkan dengan lirik lagu Rohani
“Alam semesta
Melukiskan kebesaran Tuhan
Bumi dan surga
Menyanyikan kemuliaan nama-Mu
Hosana, hosana
Layak dipuji disembah
Kaulah yang bertahta
Dulu sekarang dan slamanya
Raja atas sgala raja
Nama-Mu besar termulia”
Tuhan memberkati Solideo Gloria
Vic. Ekitwynn Handinata Kemit, S.Si.Teol, CCM,.