SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2024 WARI VI. KHOTBAH 2 SAMUEL 9:1-10

Invoction  :

Roma 12: 10

Bacaan  :

1 Johanes 2 :7-10

Tema   :

Aku Mengasihimu

 

Pembukaan

Sasaran pelayanan kita tahun ini adalah berkarya dan berguna untuk orang lain dengan kata lain bagaimana lewat pemberitaan Injil gereja mampu menjadi terang bagi dunia. Sebagai gereja kita ingin menjadi komunitas yang penuh kasih karunia, gereja diampukan menjadi rumah bagi orang yang tidak sempurna di mana dia merasa nyaman berada di dalamnya, gereja dapat berkarya dan berguna bagi orang lain lewat pemberitaan Injil dalam budaya, secara khusus budaya Karo.

Kali ini kita dapat belajar dari raja Daud bagaimana cara untuk dapat mengasihi orang lain dengan tulus ikhlas dan tidak bersyarat. Daud terlebih dahulu mengalahkan egonya sebagai musuh dari dalam dirinya sendiri dan musuh dari luar untuk membangun kerajaannya. Sehingga mimpi boset pengikutnya dan keturunannya tidak menjadi ancaman bagi Daud. Justru sebaliknya Daud sangat bersyukur masih bisa menunjukkan kasihnya kepada mefiboset sebagai tanda persahabatannya dengan Jonathan titik bukan hanya kasih yang ada dalam dirinya namun kasih yang datangnya dari Tuhan. Kasih yang datangnya dari Tuhanlah yang memberi kehidupan bagi Mefiboset beserta keturunannya.

 Pendalaman teks

Pada zaman perang lazim bagi seorang raja yang berhasil mengalahkan lawan perangnya untuk menghabisi seluruh keturunan dan merampas harta dari raja sebelumnya. Peristiwa ini dikarenakan adanya pemikiran keturunan yang masih hidup akan menjadi ancaman terhadap pemerintahan sekarang. Adanya pemikiran keturunannya akan membangun koalisi dan melakukan pemberontakan terhadap raja yang mengalahkan nenek moyangnya. Saat ini Daud dalam pemerintahannya berbeda dengan kebiasaan pemerintahan pada umumnya. Daud malah mencari keturunan Saul dengan maksud merangkul dan memberi kasih kepada keturunan Saul. Keinginan Daud ini dinyatakannya di awal kalimat ayat,1B ,3B dan ayat 7. Daud menghindari kesalahpahaman dengan keturunan Saul sehingga dia menyatakan niatnya untuk mengasihi dan memberikan seluruh harta yang Saul punya kepada keturunannya. Dengan demikian keturunan Saul tidak akan takut untuk menunjukkan dirinya dari persembunyiannya. Karena dia dipanggil bukan untuk dibinasakan melainkan untuk mendapatkan kasih dari seorang raja.

Dari ziba pelayan Saul Daud mendapatkan informasi maka masih ada Mefiboset anak Jonathan. Kita dapat melihat reaksi Mefiboset saat bertemu dengan Daud dia sujud menyembah layaknya seperti seekor anjing yang mati dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki arti apa-apa lagi. Mefiboset sangat tahu sejarah bagaimana kakeknya memperlakukan Daud semasa dia hidup. Kondisi tubuhnya yang tidak sempurna, meyakinkan dirinya tidak layak mendapatkan kasih seorang raja namun dia mendapatkan kasih seorang raja apalagi ia bisa duduk semeja dengan raja layaknya anak raja. Raja Daud menunjukkan kasihnya kepada mefiboset beserta keturunannya kasih dari Allah yang ada di hati Daud memberikan kehidupan dan keselamatan bagi Mefiboset. Duduk semeja layaknya anak seorang raja menyatakan hubungan Daud dan mefiboset tidak memiliki batasan lagi.

 Bacaan 1 Johanes 7-10 menjelaskan kepada kita maka orang yang dikuasai kasih Kristus terangnya sungguh baik dan sejati sehingga kasih nya hidup sama seperti Kristus telah hidup di dalam dirinya titik ini bukan perintah baru melainkan perintah lama kasihilah temanmu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan dirinya bagi kita orang yang berdosa. Dengan demikian gereja yang hidup dalam terang ia harus mengasihi saudaranya walau terkadang saudaranya melukai hatinya. Gereja harus mampu menerangi jemaatnya dengan kasih yang datangnya dari Kristus. Gereja tidak boleh menjadi batu sandungan bagi jemaatnya gereja harus membawa kabar sukacita terhadap jemaatnya dan menerangi pemikiran-pemikiran jemaatnya dengan kasih Kristus.

 Aplikasi

Visi gereja GBKP menjadi kawan sekerja Allah di dunia ini menuntut gereja lebih peduli terhadap kinerja menyuarakan suara kenabian di mana ia ditempatkan. Sebagai gereja, GBKP yang tidak terlepas dari ikatan budaya, marga silima rakut sitelu tutur siwaluh, per kade Kaden 12+1

Bagaimana GBKP menjadi kawan sekerja Allah dapat memberitakan Injil lewat marga silima menjadikan orang lain adalah saudara kita sendiri. Di tanah rantau kita jauh dari keluarga saat kita bertemu dengan orang Karo kita memperkenalkan diri kita marga dan beru bebere dan kempu apa kita. Istilah kita orang Karo bertutur. Dari ertutur kita tahu hubungan kekeluargaan kita dirakut si telu itu. Di tanah perantauan di saat kita menjalankan kasih persaudaraan kepada orang lain, sehingga orang lain menjadi keluarga terdekat kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua

Pdt. Elia br Keliat

SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2024-WARI V, MATIUS 5:13-16

Invocatio  :

“Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan meimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1: 17)

Bacaan  :

Yesaya 61: 1-4

Tema   :

“JADI TERANG DALAM BUDAYA POLITIK/PEMILU”

 

Pengantar

Menyambut Tahun Politik ini, Gereja memang harus menjaga netralitasnya dalam berpolitik praktis, tapi gereja tetap bertanggung jawab mendukung jalannya PEMILU. Bagian yang tetap harus dilakukan adalah mengedukasi jemaat tentang politik, juga mendukung dalam doa jalannya Pilpres, Pileg, Pilgub, dan Pilkada (Walikota, Bupati) di tahun ini.

Arti kata politik dalam KBBI: (1) (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan): (2) segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain: (3) cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah); kebijaksanaan.

Penjelasan Teks

Matius 5: 13-16

Kamu adalah garam dunia. Dalam kehidupan sehari-hari kita, garam adalah kebutuhan yang esensial. Makanan tanpa garam akan terasa hambar. Garam juga digunakan sebagai pengawet agar makanan tidak cepat busuk. Garam dipakai untuk mencuci makanan untuk menghilangkan gatal. Tetapi kita perlu melihat dari konteks di masa penulisan Injil Matius. Pembaca atau penerima Injil Matius adalah orang Yahudi, yang tahu pentingnya garam dalam ibadah mereka. Dalam menyiapkan korban sajian orang Yahudi adalah bagian penting, karena semua korban itu harus ditaburi garam agar berkenan pada Tuhan. Jadi ‘kamu adalah garam dunia’ jika dibaca dari sudut pandang penerima injil Matius, dunia ini seperti persembahan yang dipersiapkan bagi Tuhan, dan orang percaya adalah garam yang membuatnya menjadi layak di hadapan Tuhan. Dari sudut pandang ini, keberadaan orang percaya harusnya menggarami dunia dan membuatnya berkenan di hadapan Tuhan. Maka jangan sampai kehilangan asinnya, atau garam itu janganlah menjadi tawar. Maksudnya, orang percaya yang sudah menerima kebenaran Firman Tuhan dan tahu bagaimana hidup sesuai dengan hikmat Tuhan janganlah kehilangan semua itu. Jika orang percaya tidak menunjukkan teladan hidup benar, tidak ada gunanya bagi dunia. Pengikut Kristus yang kehilangan kualitas-kualitas yang esensial sebagai pengikut Kristus, bahkan ketika gereja tidak bisa memperlihatkan keteladanan bagi dunia, sama seperti garam yang menjadi tawar. Gereja jangan sampai kehilangan karakter yang sebenar-benarnya gereja.

Kamu adalah terang dunia. Pengajaran tentang terang mau mengatakan pada orang percaya, hadirkan terang Allah dalam dunia. Terang ada dalam diri pengikut Yesus. Dan terang itu selalu meniadakan kegelapan. Terang tidak boleh disembunyikan, karena lama kelamaan akan padam. Terang itu bukan untuk diletakkan di tempat yang terbatas dan tersembunyi melainkan tempat lebih luas untuk memberi cahaya pada tempat itu. Terang harus bercahaya di kegelapan untuk meniadakannya. Jangan membatasi terang itu. Bukan untuk dunia sempit melainkan dunia luas. Ini berlaku juga untuk terang dalam arti terang Firman Tuhan. Kebenaran itu harus bisa disampaikan kepada orang lain juga. Terang itu bukan hanya dilihat, tapi juga bisa terasa. Terang tidak bercahaya bagi dirinya sendiri, dia bukan memperlihatkan keberadaan dirinya, tetapi menjadi cahaya bagi yang lain. Demikian halnya kebenaran Firman Tuhan yang sudah diterima tidak bisa disimpan sendiri, tetapi harus juga diwartakan. Orang benar akan hidup oleh iman (Invocatio). Iman dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan. Kita membuat orang lain melihat kebaikan Tuhan dan melalui itu, Bapa di sorga yang dimuliakan.

Baik garam dunia dan terang dunia, bukan sebuah perintah untuk ‘menjadi’, melainkan sebuah penyadaran akan identitas. ‘Kamu adalah’, berarti sudah menjadi hakekatnya pengikut Kristus, orang Kristen, adalah garam dan terang bagi dunia ini. Yang melayakkan dan membawa dunia ini menjadi benar di hadapan Allah.

 Yesaya 61: 1-4

Yesaya 61 ini diawali pernyataan Roh Tuhan ada padanya. Inilah tanda sahnya kenabian seseorang. Suara Yesaya bukan hanya suaranya sendiri melainkan sebagai penyampai pesan Allah bagi umat-Nya. Ia menyatakan tugasnya sebagai seorang nabi: memberitakan kabar baik bagi orang sengsara, merawat orang yang remuk hati, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, memberitakan tahun rahmat Tuhan atau tahun di mana Tuhan akan menerima kembali umat-Nya. Setelah tahun Rahmat Tuhan itu akan ada penghiburan bagi semua yang berkabung, dan mengaruniakan sukacita sebagai pengganti dukacita. Umat Allah akan dikembalikan statusnya menjadi umat Allah, lalu mereka akan membangun kembali kota yang sudah runtuh. Ini memberi pengharapan bagi orang-orang pasca pembuangan. Tetapi juga memberi pesan: Orang yang sudah diselamatkan Tuhan, memiliki tanggung jawab untuk membangun kota dimana dia tinggal. Orang yang sudah menerima Rahmat Tuhan harus mengerjakan hal yang berguna bagi orang lain diluar dirinya sendiri. Tidak bisa hanya menyibukkan diri untuk kepentingannya saja. Sama halnya orang percaya di masa kini, tidak bisa sibuk hanya di gereja tapi mengabaikan lingkungan dan dunia dimana dia hidup. Harus terlibat aktif, menjadi pelaku aktif (Sasaran Pelayanan 2023) tetapi juga Berkarya dan Berguna Untuk Orang Lain (Sasaran Pelayanan 2024).

Pointer Aplikasi

  1. Tidak ada orang yang senang hidup dalam gelap. Tidak ada orang yang suka makanan hambar. Di belahan dunia mana pun, garam dan terang akan tetap relevan, menjadi kebutuhan yang esensial. Perkataan Tuhan Yesus mengingatkan kita orang percaya untuk tetap relevan. Kapan saja dan di mana saja, kita tetap dibutuhkan. Kapan saja dan di mana saja, kita berguna. Berguna untuk memberi arti dalam hidup orang lain, berguna dalam menjadi penutun orang lain lebih mengenal Tuhan.
  2. Terang yang disimpan dan garam yang menjadi tawar, menjadi sebuah teguran bagi orang yang sudah tahu siapa dirinya dan apa yang Tuhan kehendaki untuk dia kerjakan, namun ia tidak menjadi berguna. Jangan jadi terang yang disimpan di bawah gantang. Hadirlah membawa terang bagi mereka yang membutuhkannya. (bdk. Yes 61: 1-4)
  3. Jangan batasi diri, tapi buka diri untuk bisa jadi alat yang dipakai Tuhan melalui karya-karya yang sesuai dengan Firman Tuhan. Temukan di mana engkau berarti dan dibutuhkan. Apabila ada diantara kita yang terjun dalam dunia politik, ikut mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, harus dengan mengimani dirinya adalah alat Tuhan, dan berkaryalah sesuai Firman Tuhan. Jangan lakukan hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Demikian juga sebagai orang-orang yang akan menggunakan hak pilih, kita diingatkan bahwa kita menjadi penentu siapa yang akan memimpin bangsa ini. Sebagai pemilih maupun yang dipilih, kita tetaplah garam dan terang itu. Jaga identitas diri kita, jadilah orang yang bertanggung jawab atas hak pilih. Jadilah orang yang bertanggung jawab atas janji saat akan dipilih. Agar melalui hidup kita, nama Tuhan dimuliakan.
  4. Garam dan terang, sedikit tapi memberi arti. Dalam sepanci sup, tidak diperlukan sepanci garam, secukupnya saja. Dalam satu ruangan, tidak diperlukan banyak penerangan. Sedikit, tetapi sudah memberi rasa dan menerangi. Sedikit, tapi membawa perubahan. Demikian keberadaan orang Kristen di Indonesia, kita memang minoritas. Belajar dari garam dan terang, keberadaan orang Kristen yang minoritas di negeri kita bisa lebih berdampak di tengah masyarakat. Tidak menjadi masalah kita minoritas, biar sedikit tetap menjadi teladan yang baik dalam bermasyarakat. Khususnya dalam menyambut PEMILU, ada banyak orang Kristen yang akan terlibat di dalamnya. Baik sebagai calon yang akan dipilih, tim sukses, bagian dari partai, petugas KPU, sampai petugas di lapangan yang mengaturkan jalannya pemilihan sampai mengawal penghitungan suara. Kita harus tetap jadi orang yang jujur dan bisa diandalkan, serta berani mengawasi dan melapor jika ada kecurangan.

Pdt Yohana br Ginting-GBKP Rg. Cibubur

SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2024-WARI IV, KHOTBAH KUAN-KUANEN 3:5-10

Invocatio :

Lukas 16:10

Bacaan :

Lukas 21:1-4

Tema :

Mehamat man Dibata

 

Pendahuluan

Pada sebuah canal youtobe yang diberi judul “ Tipe tipe orang beribadah” kami melihat ada disebutkan beberapa tipe yaitu: terlambat, tertidur, bermain handphone, ngobrol, tertidur dan lain lain. Pada sisi yang lain ada juga kelihatan serius dan juga manggut manggut dan terlihat aktif. Kalau kita melihat dengan mata sendiri jelas kita dapat melihat perbedaan yang sebagaian kelihatan tidak serius dan jelas salah dan yang satu lagi kelihatanya baik. Tapi bisa saja yang kelihatan serius juga belum tentu serius bisa saja hanya kedok. Kenapa hal ini bisa terjadi mungkin karena pemahamanya akan arti ikut beribadah belum benar sehingga sikapnya dan tindakanya menjadi salah. Jika didalam ibadah juga sudah memiliki sikap yang tidak benar maka kemungkinan besar didalam hidup sehari hari juga bisa tidak seturut denga kehendak Tuhan. Pada sisi lain banyak juga yang sudah memiliki sikap yang benar dan baik. Di dalam ibadah dan juga didalam kehidupan sehari hari.

Tema Pekan Penatalayan kita adalah” Mehamat Man Dibata “ Kata mehamat berasal dari kata hamat yang artinya hormat mulia hargai, sopan, mehamat adalah bersifat menghormati, menghargai, memuliakan. Dan sikap ini ditujuakn selalu kepada orang yang posisinya mungkin lebih tinggi dari posisi yang memberi hormat. Sebagi contoh “ mehamat man kalimbubu”( Kamus Karo Indonesai ) Sikap ini juga dilakukan bukan karena paksaan, bukan formalitas tetapi dengan kesadaran dan juga datangnya dari hati. Jadi jelas tema kita mau mengarahkan kita supaya kita hormat , memulikan Tuhan bukan hanya didalam ibadah tetapi juga didalam kehidupan kita sehari hari yang datangnya dari hati dan pengenalan akan Tuhan.

Pendalaman Nats

Kitab Amsal ditulis oleh Salomo Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Ams 1:2-7: memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Ams 1:2-3) sehingga orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4), kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4), dan orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6).Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Ams 1:7)( Alkitab Sabda ).Bgaian bahan renungan kita ada didalam Pasal 1-7 yang secara garis besar berisi mengenai bagaimana menjadi bijak, hidup benar dan tidak menjadi orang bodh atau fasik (Alkitab Edisi Studi). LAI memberikan judul pasal 3” Berkat dari Hikmat” Pasal 3 dimulai dengan kata “anaku” ini menunjukan sebuah keadaan Penulis menempatkan atau membuat gambaran anak sebagai yang belum memiliki hikmat, pengetahuan dan juga pengenalan akan Allah.Ini bisa saja menunjuk secara langsung kepada anak secara fisik tetapi bisa juga bagi orang yang baru mengenal Allah. Kemudian penulis menegaskan atau menyampaikan secara lugas dan jelas sebagai anak yang kurang pengalaman kurang memiliki hikmat harus melakukan beberapa hal supaya memperoleh hikmat. Pada ayat satu juga jelas ditekankan “ biarlah hatimu, dengan segenap hati” ini mau menekankan dengan sangat jelas bahwa semua dilakukan dari hati yang paling dalam dan dengan kesadaran bukan paksaan dan ini beberapa kali ditemukan dalam pasal ini termasuk ayat 5 sebagai awal khotbah kita. Dalam ayat 5-10 ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: Salomo mengajarkan supaya percaya kepada Tuhan. Nasehat yang disampaikan Salomo bukan tampa alasan. Tentu Salomo juga sudah mendengar, melihat dan mengalami bagaimana Tuhan yang maha kuasa sudah menyertai bangsa Israel baik pada masa sebelum Salomo dan juga masa Salomo .Kata yang diterjemahkan percaya jika diterjemahkan adalah terbaring tak berdaya, telungkup, Menggambarkan seorang pelayan yang siap untuk perintah tuannya, siap mematuhi.Percaya ini tidak memandang situasi dan keadaan, setiap situasi dan keadaan tetap percaya kepada Tuhan(Tidak bergeming)(Enduring Word). Dan jangan bersandar kepada pengertian sendiri. Seberapa hebat juga pengertian dan pengetahuan dari manusia tetap terbatas karena keterbatasan itu pengertian itu harus diletakan dalam pengertian dan hikmat yang datangnya dari Tuhan. Yang kedua yang dilakukan adalah mengakui Tuhan dalam setiap tindakan atau laku yang dilakukan Dengan melakukan hal tersebut maka jalan atau cara kita didalam melakukan segala sesuatu itu akan seturut dengan kehendak Tuhan dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai oleh Tuhan. Kehendak Tuhan itu tentu seturut dengan perintahnya dan firmannNya.Ini juga memberikan pengertian bahwa kita bisa melakukan karena Tuhan yang memberikan kemampuan bagi kita yang terbatas(6). Invocatio kita juga mengajari kita untuk melakukan segala sesuatu itu bukan karena hal besar tetapi selain dari hati penulis Lukas mengajari kita memulainya dari yang kecil untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Tuhan. Kecil artinya yang kita mamapu, kecil bukan dalam arti sepele, kecil dalam arti juga supaya kita mencoba sehingga bisa belajar dan memiliki kemmampaun akhirnya menjadi sebuah kebiasan dan mengmbangkan diri(Lukas 16:10) Kemudian dilanjutkan lagi dengan larangan yang kedua yaitu supaya jangan menggap diri kita bijak sama dengan bersandar kepada pemahaman sendiri tetapi tetaplah takut kepada Tuhan. Salomo meminta tetap hidup seturut dengan kehendak Tuhan sebab dengan demikian maka kehidupan kita akan dijauhkan dari kejahtan dan juga dosa yang tidak berkenan bagi Tuhan.Ketika kita melakukan yang diperintahkan didalam ayat 5-7 maka di ayat 8 kita akan memperoleh kesembuhkan tubuh dan kesegaran tulang. Jadi hidup percaya mengandalkan Tuhan membuat kita hidup didalam damai sejahtera. Kita juga akan hidup merasa aman dan tidak ada didalam ketakutan dan juga kekhawatiran. Tuhan akan menjamin kehidupan kita. Tetapi sebaliknya jika kita tidak mengandalkan Tuhan maka kita akan selalau merasa khawatir dan jika kita mengandalkan kebijakan kita maka kita bisa saja jatuh kedalam dosa tentu kita selalau merasa ketakutan dampaknya juga akan dirasakan olej fisik kita ( Mzm 51:10).Di ayat 9 Salomo beralih dari manusianya kepada apa yang dimilikinya. Memuliakan Tuhan dengan harta, dengan hasil pertama dari segala penghasilan. Memuliakan Tuhan dengan memberikan yang terbaik. Buah sulung adalah sebuah gambaran yang terbaik dan yang utama. Kita memberikan buah sulung kepada Tuhan merupakan gambaran mengutamakan Tuhan sekaligus bukan memberi dari yang sisa sisa.mengutamakan Tuhan juga kita lihat dari bagaimana seorang janda miskin memberikan persembahan dari kekurangnya dan dari harta yang hanya itu ia miliki. Tentu ketika ia berani melakukanya juga didasari oleh pengenalanya akan Tuhan. Bahwa Tuhan adalah sumber dari segalanya dan Tuhan mampu melakukan segalanya bagi hidupnya dan percaya bahwa Tuhan yang akan mengatur segalanya. Ia tidak bersandar kepada pemahaman manusia tetapi ia bersandar kepada hikmat manusia. Sebab jika hikmat manusia pasti ia tidak akan memberi, pasti ia mementingkan mulutnya dan tubuhnya untuk diberi makan dari pada memberi kepada Tuhan. Hal ini dilakukan Yesus untuk menegur orang kaya yang memberi persembahan dari kelimpahanya. Jadi ketika kita memberi buat Tuhan jangan kita membuat alasan dengan kondisi dan keberadaan maka memberi. Tetapi bagaimana juga kondisi kita hormatilah Tuhan dengan keberadaan yang kita miliki. Dan ini juga merupakan sebuah pengakuan Tuhan yang memberikan dan Ia juga mampu memberi lebih lagi dan lagi.kemudian Salomo kembali mengingatkan apa yang bisa Tuhan lakukan dan yang bisa diperoleh oleh orang yang memulikan dan menghormati Tuhan.Sehingga lumbungmu akan terisi dengan berlimpah limpah dan bejana pemerahmu meluap dengan air buah anggur. Tuhan memberkati dan berkat tersebut tidak henti hentinya. Pada masa itu banyak laumbung dan juga air anggur melambangkan diberkati dan sukses. Dan pada masa ini tentu hal ini bisa melambangkan seluruh aspek dari kehidupan manusia. Sebab kita tahu Tuhan mampu memberikan berkat apa saja buat kita anak anaknya. Tuhan kita maha kuasa dan maha bisa dan juga mengetahui tentang apa yang kita butuhkan.Pada ayat 10 ini juga sekaligus Salomo mau mengatakan hanya Tuhan yang mampu melakukan itu bukan tuhan tuhan yang lain.

Aplikasi

Paulo Coelho dalam kalimat bijaknya mengatakan “ penghormatan adalah untuk mereka yang pantas mendapatkanya, bukan untuk mereka yang menuntutnya” Dari kalimat bijak ini kita dapat melihat bahwa ketika kita menghormati seseorang atau juga Tuhan karena jelas layak untuk mendapatkan kehormatan. Dan ini juga berkaitan dengan pengenalan kita akan yang diberikan hormat tersebut. Pengenalan kita akan membawa hati kita kepada sikap yang hormat. Sebab jika kita mengenal yang dihormati itu layak dihormati maka kita akan menghormatinya tetapi jika kita mengenalnya tidak layak dihormati walau ia menuntut kita tidak akan menghormatinya. Dari ketiga bahan alkitab kita pada pekan penatalayan hari/malam keempat ini kita dapat melihat ada beberapa hal menjadi perenungan buat kita yaitu:

  1. Sikap hormat kepada Tuhan itu muncul karena pengenalan kita yang benar akan Tuhan hal ini jelas sekali ditekankan didalam bahan khotbah kita oleh Salomo. Ia meminta kepada orang yang kurang berpengalaman orang yang kurang kenal akan Tuhan supaya mengenal Tuhan tersebut. Dengan pengenalan itu maka akan muncul rasa hormat dan kagunm akan kuasa yang dimiliki oleh Tuhan tersebut. Jelas Salomo membandingkan apa yang dimiliki oleh manusia termasuk pengertian dan juga pengetahuanya sehebat apa juga manusia itu sangat terbatas dan berbanding sangat jomlang dengan hikmat dan kuasa dari Tuhan. Dengan pengenalan tersebut maka manusia akan menyadari siapa dirinya dan dengan kesadaran dari hati akan melahirkan sikap menghormati Tuhan.
  2. Sikap menghormati Tuhan itu bukan paksaan, bukan formalitas tetapi datangnya dari hati kita yang paling dalam dan dengan kesadaran bahwa Tuhan memang layak untuk dihormati dan dimulikan. Dan perlu juga kita pahami bukan karena kita memulikan atau menghormati Tuhan maka Tuhan itu mulia dan terhormat. Tuhan memang mulia dan terhormat tampa kita menghormatinya. Bukan kita penentu kemuliaan dan kehormatan Tuhan tetapi Tuhan sendiri.
  3. Wujud kita kagum dan menghormati Tuhan itu diwujud nyatakan dalam   semua aspek kehidupan yang kita miliki. Baik di dalam ibadah, baik di dalam pergaulan baik didalam pekerjaaan dan juga dengan memakaikan apa yang kita miliki. Semua kita bisa melakukanya sebab bukan dengan perbuatan besar maka kita menhormati Tuhan tetapi kita juga memulainya dari perbuatan perbuatan yang kecil. Salomo secara jelas mengatakan bagaimana kita memulikan Tuhan dengan memberikan persembahan kita kepada Tuhan.Pengenalan yang benar akan Tuhan juga mengajari kita untuk memberikan seturut dengan kehendaknya. Semua bersumber dari Tuhan dan kita hanya memberi dari yang diberikanya maka berilah yang terbaik buat Tuhan. Dan lebih luas lagi bukan hanya buat Tuhan tetapi ketika kita menghormati sesama kita dan memperlakukan mereka dengan baik dan benar sebenarnya kita sudah menghormati Tuhan sebab mereka juga adalah ciptaan Tuhan.
  4. Jangan kita menghormati Tuhan untuk mengejar berkatnya walau dalam bahan khotbah kita dari kitab Amsal jelas dikatakan bahwa orang yang menghormati Tuhan bahakan dengan memberikan persembahan maka lumbungnya akan dipenuhi dan anggurnya tidak akan habis. Hormatilah Tuhan karena ia layak dihormati diberkati dan tidak diberkati kita seharusnya selalau menghormati Tuhan sebab Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dan juga isinya termasuk kita. Jika kita ketika diberkati hanya menghormati Tuhan maka ketika Tuhan tidak memberkati maka kita akan meninggalkan Tuhan.

Kesimpulan

Pengenalan yang benar yang benar akan Tuhan membawa kita kepada sikap menghormati yang benar dari semua aspek kehidupan kita sebagai orang percaya. Tuhan mulia dan terhormat bukan karena kita menghormati atau memulikakanya. Penentu kemulian Tuhan bukan kita tetapi Tuhan sendiri.

                                                                  Pdt Luter Efrata Girsang-Runggun Depok Lenteng Agung

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD