SUPLEMEN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA TAHUN 2023 WARI 4, KHOTBAH KELUARAN 18:17-23
JABU SI NGGELUH BAS KEBUJUREN BERTANGGUNGJAWAB / POLITIK
Invocatio : Roma 13 : 5
Ogen : Matius 22 : 15- 22
Tema : JABU SI MILIH ALU PENTAR
Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. Roma 13 : 5
Dalam istilah yang paling sederhana, seorang pemimpin adalah orang yang tahu ke mana dia ingin pergi dan bangkit. John Erskine
Pendahuluan
Pekan Kebaktian Keluarga tahun ini dengan tema Umumnya adalah Jabu Si Ndahiken Rencana Dibata ( bnd. Efesus 2 : 10 ). Keluarga tanpa ada rencana dalam takut akan Tuhan maka akan dipastikan menuju kebingungan di dalamnya saat mengikuti PEMILU 2024. Namun dengan adanya tiap tahun GBKP mengadakan PKK maka keluarga kita harapannya dalam format Tuhan dengan kehendakNya pastilah aman dan damai saat mengikuti PEMILU tahun 2024. Tema kita dalam pekan kebaktian keluarga hari ke empat adalah Jabu Si Milih Alu Pentar. Mampukah kita mencapai apa yang Tuhan harapkan dalam keluarga kita untuk memilih pada kontestan politik tahun 2024? Ada pepatah mengatakan Siapapun bisa memegang kemudi saat laut tenang. Publilius Syrus pepatah ini menunjukkan bahwa ada banyak orang yang menjadi pemimpin, namun untuk mengelola keadaan menjadi lebih baik. Belum tentu semua orang mampu melakukannya. Bagaimana orang Kristen menyikapi tantangan PEMILU 2024?
Isi
Keyakinan kita bahwa Alkitab merupakan firman Allah yang menyatakan misiNya Allah bagi dunia. Alkitab menunjukkan bagaimana sejarah kehidupan manusia juga dipakai Allah dalam rangka mewujudkan rencanaNya bagi zaman tersebut. Salah satunya adalah teks PKK hari ke 4 Bahkan, Alkitab juga memperlihatkan bagaimana Allah menolong umatNya untuk mengambil bagian kesempatan dalam zaman kita yang sesuai dengan rencana Allah sendiri. Pekan Kebaktian Keluarga hari ke 4 ini memberi pesan apakah bagi kita? Mengapa Pekan keluarga menunjuk kepada keluarga untuk bertanggungjawab dalam dunia politik terlebih saat untuk ambil bagian mengikuti PEMILU tahun 2024?
Berkembangnya satu negara tergantung dan di mulai dari satu pemilih yang bertanggungjawab untuk mampu memilih Presiden yang memiliki potensi besar dalam memahami apa yang dia lakukan untuk bangsa dan negaranya. Musa sudah menunjukkan bagaimana mau mendengarkan nasehat dari bapak mertua sebagai dukungan untuk memahami memilih pemimpin dalam mengembangkan kemajuan bangsa Israel dimana selama Musa memimpin keluarnya bangsa tersebut hanya mampu menyelesaikan persoalan yang begitu banyak. Oleh karena dia membutuhkan team pelayan yang handal maka perpanjangan tangan Tuhan di tengah begitu banyaknya bangsa Israel yang harus dipimpipin Tuhan tunjukkan dengan mendengarkan nasehat Yitro mertuanya. Jika kita melihat siapa yang harus dipilih melalui pandangan bapak mertua maka Musa baiknya memilih team kerjanya dengan nasehat ini:
- Yitro melihat cara Musa memimpin bangsa Israel ini adalah cara yang melelahkan, jika hanya dirinya saja yang membidangi dan memimpin satu bangsa yang besar
- Yitro mengingatkan Musa bahwa Musa adalah membawa perkara mereka untuk mewakili mereka di hadapan Tuhan. Musa juga diingatkan untuk mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan , memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.
- Yitro mengingatkan Musa untuk mencari dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
- Yitro mengingatkan pembagian pemimpin menurut bobot perkara besar dan kecil. Untuk membangun komunitas kepemimpinan yang berkesinambungan.
Musa mendengarkan apa yang dikatakan oleh mertuanya, dimana nasehat tersebut sungguh memampukan Musa untuk mengembangkan pelayanan dalam kepemimpinannya dengan sangat baik. Ada pepatah mengatakan Kepemimpinan adalah kapasitas untuk menerjemahkan visi menjadi kenyataan) ungkapan ini juga terjadi dalam pandangan Musa dimana misiTuhan mampu di laksanakan dengan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir ke Kanaan ( visi) dan hidup dalam kehendak Tuhan. Boleh kita lihat Musa yang taat dan patuh akan perintahNya untuk membawa bangsa Isrel ke Kanaan sekalipun tantangannya sangat berat memimpin orang yang sudah jadi budak selama 430 tahun turun temurun. Bukanlah perkara gampang dan mudah mengegendalikan perjalanan indah negara, tempat, makanan dan kebutuhan hidup. Namun Musa yang taat padaNya menjadi komandan yang baik di saat tugas diberikan padaNya.
Harapannya saat kita juga di serahkan untuk memilih di tengah negara kita, mari kita belajar dari Yitro dan Musa. Tuhan membuka mata kita untuk memilih PEMIMPIN negara dengan orang yang berkwalitas hati nuraninya, tak bercacat lakunya dan peduli kepada bangsanya.
Terlebih calon pemimpin yang memiliki kemampuan mengendalikan dirinya seperti Musa mau mendengar nasehat mertuanya yang juga Imam dan berkwalitas hidupnya. Belajar dari ungkapan yang mengatakan, Keberhasilan utama seorang pemimpin itu saat ia dapat menaklukkan hawa nafsunya, menundukkan lawannya dengan cara terhormat, sekaligus memberhasilkan orang-orang yang dipimpinnya. Jamil Azzaini
Mengapa penting menjadi pemimpin yang memiliki kemampuan menguasai dirinya? Sebab bagaimana seorang pemimpin memberikan teladan moral dan teladan kasih jika ia tak mampu mengendalikan dirinya? Ada banyak orang yang harus dipimpin dan dibawa dalam kebenaran dan kemenangan. Lao Tzu si orang bijak mengatakan Untuk memimpin orang-orang, berjalanlah di belakang mereka. Bila memimpin orang banyak, sebaiknya kamu membimbing mereka dari belakang supaya tidak ada satu pun yang tertinggal. Prinsip yang sama juga dipercaya oleh Lao Tzu dalam memilih seseorang yang bisa dijadikan sebagai seorang leader.Kekuatan seseorang dalam terjun sebagai leader disebutkan sebagai Pemimpin yang efektif mereka bukanlah soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya. Bagaimana kepemimpinan Yesus? Matius 22 : 15-25
Pertanyaan ini mengandung dilema: dimana Yesus harus mengakui ketaatan kepada Roma (sehingga membahayakan klaim bahwa diri-Nya adalah Mesias), atau mengambil risiko dituduh tidak setia kepada Roma. Namun Yeus adalah sumber hikmat dan di dalam Dia adalah kepatuhan akan kehendakNya agar terjadi Seperti di Surga turun ke bumi. Jawaban Yesus menunjukikan kemampjuannNya untuk membawa banyak orang patuh pada peraturan dan kasih pada orang yang menderita. Yesus Anak Allah turun ke tengah dunia dan memimpin orang percaya agar Patuh dan taat pada Bapa di Surga. Orang yang menjadi murid Yesus akan mampu memimpin dirinya dan banyak orang karena sumber kekuatan memimpin adalah patuh pada Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Bagaimana Paulus dalam kitab Roma dimana menyatakan kekuatan Injil mendorong Paulus untuk patuh pada pemerintah dan menjadi garam dan terang di tengah-tengahnya.
Paulus mengungkapkan, bahwa kepatuhan kepada pemerintah yang benar adalah perintah Tuhan bagi orang Kristen. Jika kita melihat konteks Roma maka Paulus menuntun hidup kekristenan dalam menentukan sikap diri kita untuk mampu melihat pemerintah adalah wakil Tuhan dan kepada pemerintah wajib mensejahterakan rakyatnya. Apakah rakyat dapat merasakan keadilan, kebenaran di dalam pemerintah? Ayat 5 ini sebagai pandangan bukan hanya Kuasa Allah ada dalam diri kita untuk melakukan kehendakNya namun dalam diri kita sudah ada potensi diberikan Tuhan hati nurani. Dimana sejatinya manusia sudah memiliki kebenaran yang Tuhan letakkan dalam setiap manusia ( hati nurani). Ini adalah bagian dimana manusia memiliki hati nurani saat menjadi wakil rakyat dan kita sebagai pemilih ( orang KERINTEN)sudah mampu menimbang-nimbang siapa yang memiliki hati nutrani untuk rakyat ini dengan pertimbangan akan pengalaman Musa yang mengandalkan Tuhan dan mau mendengar nasehat Yitro, kriteria sebagai pemimpin yang benar, hal ini dia lakukan dan berhasil. .
Aplikasi dan Aksi
Keluarga yang ikut dalam komunitas GBKP sejatinya telah mengimani panggilan Tuhan untuk memilih yang benar melalui pekan keluarga hari ke empat ini. Jika dalam Pekan Keluarga hari ke 4 ini kita mendapatkan perintah Tuhan, mari kita lakukan tanggungjawab kepedulian atas negara in dengan patuh akan Tuhan. Salah satunya wajib pajak kita lakukan. Mengingatkan kita juga bawa orang yang patuh menjalankan kebenarannNya maka tumbuhlah iman dan kuatlah dia melihat rencanaNya pada jamannya.
Tidak berlebihan juga kita memahami keadaan negara kita untuk menjalankan kehidupan seperti normalnya dan menjelang PEMILU adalah baik kiranya kita mempersiapkan diri untuk bertanggungjawab menjalankan hak suara kita. Belajar dari teladan Musa memilih team pelayannya dengan banyak pertimbangan dan standart orang-orang yang layak untuk dipilih menjadi wakil rakyat. Sebab tugas mereka membawa kebenaran Tuhan.
Besar harapan kita bahwa dengan memngikuti PEMILU ini, terpuji namaNya dan terpilih Presiden dan wakil yang sungguh mengenal rakyatnya, peduli dan menjalankan amanahNya dalam tugas negara ini. Sebagai warga negara yang baik kita telah mendapatkan teladan dari Yesus, Musa dan Paulus. Dimana orang yang beriman haruslah melakukan kebaikan atas teladan Yesus, Musa dan Paulus. Tekad kita berasama dapat kita katakan berdasarkan firmanNya. Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. Roma 13 : 5 ayat ini mengingatkan kita bahwa telah diberikan kekuatan hikmat dalam diri kita melalui hati nurani yang telah di dalam Kristus, kita dimampukan menjadi keluarga yang hidup dalam kejujuran dan kebenaran. Selamat mengikuti Pekan Kebaktian Keluarga dan PEMILU. Tuhan memberkati .
Pdt Julia P Tarigan S-GBKP YOGYAKARTA