SUPLEMEN PEKAN DOA GBKP TAHUN 2024 WARI III, 1 JOHANES 3:11-18

Invocation :

Kuan-kuanen 22:9

Renungen :

1 Johanes 3:11-18

Thema :

Kekelengen Teridah arah Perbahanen

 

I. Pendahuluan

Sebagai orang percaya dan sudah dimenangkan oleh Yesus Kristus, dalam kasih tanpa batas yang jelas nyata kita lihat dalam perbuatan yang ia berikan untuk kita manusia yaitu pengorbananNya, inisiatif dan tindakannya yang bisa kita lihat nyata dalam peristiwa Golgota, adalah bukti nyata betapa ia mengasihi kita dan Nampak dari aksi nyata perbuatannya, sehingga melalui kasih dan tindakan tersebut sudah selayaknya kita orang percaya melakukan teladan yang ia berikan tersebut, dimana kita juga di arahkan untuk memberikan kasih yang terlihat dari tindakan perbuatan kita. Kita mampu untuk melakukan Tindakan kasih tersebut karena kita terlebih dahulu sudah mendapatkan kasih dari Allah, dengan kata lain karena Allah sudah lebih dahulu mengasihi kita sehingga kita mampu mengasihi dengan perbuatan nyata kepada sekitar kita. Orang yang hidup percaya dan selalu memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan melalui doa adalah orang yang sudah dipenuhi oleh kasih Tuhan yang memampukan dia hidup saling mengasihi, yang terlihat dari Tindakan hidupnya.

Orang yang hidup dalam Kasih Kristus adalah orang yang hidup di dalam doa, jelas saja kita ketahui seperti yang dikatakan Martin luther, “doa adalah nafas kehidupan orang percaya” jika kita hidup dalam doa otomatis kita juga akan hidup dalam kasih yang boleh kita perlihatkan dalam Tindakan kita sehari-hari. Dimana doa ini yang memberikan kekuatan, proses dengar-dengaran dari Tuhan agar kita benar-benar boleh melakukan Tindakan kasih yang murni untuk kemuliaan nama Tuhan dan seturut kehendakNya, bukan karena memiliki motif atau kepentingan duniawi, kita memberi kasih dalam Tindakan murni karena itu sudah gaya hidup orang percaya.

II. Isi

Kekeristenan sangatlah terkenal dengan yang Namanya “Kasih” Karena dengan kasih yang diberikan Allah melalui Yesus kepada kita sehingga kita menjadi manusia baru yang menghantarkan kita mampu mengasihi saudara sebagai tanda bahwa kita sudah hidup baru seperti yang dinyatakan dalam prikop1 Yohanes 3: 11- 18. Jelas dalamnya nyata penekanan bahwa hubungan pribadi dengan Kristus akan menghantarkan kita sebagai orang percaya memperlakukan dan mengasihi saudara seiman yang Nampak dalam tindakan nyata kehidupan sehari-hari kita.

Bahan renungan kita mengingatkan bagaimana kita manusia yang sudah hidup baru di ayat 11 dikatakan bahwa kita harus saling mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (Yoh13:34). Ketika seseorang sudah percaya pada Kristus otomatis ia tidak lagi dikuasai dosa, ia tidak jahat, ia tidak membunuh saudaranya dan tidak ada dengki, iri dalam hatinya tetapi buah roh nyata dalam kehidupannya. Dan perlahan ia mulai melakukan apa yang benar dan mengasihi saudaranya.

Renungan kita memakai kisah Kain sebagai contoh kegagalan dalam mengasihi, Kain gagal karena tidak beriman, lalu lahirlah ketidaktaatan yang berakhir kepada kebencian, lahirlah kesombongan yang menghasilkan panas hati (Kej 4:5) dan semua ini adalah kesukaan dunia, yang mebcerminkan belum adanya kuasa Kasih Allah dalam hatiNya.

Tetapi karena kita bukan berasal dari dunia dan karena kita sudah berpindah dari maut ke dalam hidup. Secara otomatis maka kita mampu mengasihi saudara kita, jika tidak begitu maka kita masih saja hidup dalam maut,(15)  karena setiap orang yang membenci saudaranya sajapun adalah seorang pembunuh sekalipun dia tidak membunuh tetapi tidakan sikap hatinya sama karena ada dalam hatinya terselip harapan bahwa orang itu bisa lenyap, kerena penolakan terhadap seseorang juga berarti memperlakukan orang itu seolah-olah telah mati. Dan Tindakan ini akan menghantarkan kepada kehidupan yang tidak kekal dan penuh kepenatan tidak memiliki damai Sejahtera dari Allah, karena dia akan selalu merasa kurang dan ada saja yang menghantui untuk melakukan kejahatan.

Sehingga kita di bawa kepada pemahaman yang benar bahwa kita sudah diberikan kasih tanpa batas dalam Kristus yaitu Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita sebagai wujud kasih paling dalam sehingga kita diajak juga untuk memberikan kasih tanpa Batasan untuk saudara-saudara kita. Teladan kasih nyata ini harus ada dalam setiap manusia yang sudah hidup baru, dan menempatkannya pada tingkat tertinggi sedemikian kuat sehingga membuat kita selalu memberikan yang terbaik demi kebaikan jemaat, demi keamanan dan keselamatan saudara-saudara terkasih kita, yang dapat kita lihat pada pelayanan-pelayanan kita.

Kasih kepada saudara juga harus sampai pada tingkat tindakan sehari-hari yaitu : penyayang, murah hati, dan yang paling penting adalah peka terhadap sekitar. Ayat 17 mengatakan kepada kita bahwa setiap kita sudah di aturkan Tuhan dalam penerimaan berkat, mungkin ada yang berlebih, ada juga yang pas-pasan, bahkan ada juga yang kekurangan, dalam hal ini jelas ditegaskan kepada kita siapa yang mempunyai harta duniawi haruslah saling berbagi berkat, tetapi siapa yang menutup hatinya dan tidak mau berbagi bahkan menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, maka kita akan meragukan kasih Allah yang katanya ada dalam hatinya itu. Allah memberikan kepelbagaian di kehidupan ini memiliki tujuan yaitu untuk kita boleh saling memperlengkapi satu dengan yang lainnya, karena itu yang disebut saling memperlengkapi dalam tubuh Kristus. Sehingga kita sebagai orang percaya di ingatkan Kembali bahwa kasih yang kita miliki bukan kasih sebatas perkataan atau dengan lidah saja tetapi kasih yang dapat di wujudnyatakan dirasakan dengan perbuatan dalam kebenaran dengan kepekaan yang tinggi.

Mereka yang mengatakan dirinya sebagai Kristen harus saling mengasihi.

Ini bukan tugas, melainkan bukti bahwa ia Kristen sejati, karena dimana tidak ada kasih, maka disitu juga iman mati, maka sudah sewajibnya kita saling mengasihi. Kristen sejati juga bukanlah hanya perkataan atau memiliki rencana dalam hati dan ucapan mulut, tetapi nyata melalui Tindakan. Ujian mengasihi juga bukan hanya melakukan Tindakan dramatis.

Berbagi makanan dengan mereka yang kelaparan, berbagi rezeki dengan mereka yang kekurangan merupakan kasih yang nyata. Jangan biarkan kasih kita hanya ada di bibir saja tanpa aksi nyata. Kita harus menyatakan kasih dalam tindakan dan kebenaran dalam aksi dan dalam kejujuran.

Invocation kita juga menekankan kepada kita kasih nyata dalam tindakan kebaikan hati dalam berbagi . orang yang baik hati yang sering juga disebut sebagai orang yang murah hati, memiliki pandangan yang tulus tidak kikir, melainkan ia mencari kepada siapa lagi ia bisa berbuat baik, Ketika ia melihat orang yang berkekurangan, dan mengalami kesusahan timbul belas kasihan dalam hatinya. Sambil memberikan sesuatu, ia memberikan dengan tatap yang sopan dan menyenangkan, tanpa merendahkan penerima, sehingga penerimaya semakin senang pada saat menerimanya dan menerima dengan tangan terbuka. Ia berbagi berkat kepada keluarga dan kepada yang membutuhkan. Dan jelas sekali orang yang seperti ini akan semakin diberkati oleh Allah dalam doa-doa yang di panjatkannya.

III. Refleksi Teologis

Pekan doa hari ke III ini menggiring kita untuk menjadi orang Kristen yang menyadari bahwa kita sudah terlebih dahulu mendapatkan kasih tanpa batas dari Tuhan kita dimana, Ia sudah memberikan yang paling berharga dalam pengorbanan nyawanya di bukit Golgota. Kasih yang di berikannya tersebut adalah kasih yang nyata dalam tindakan bukan hanya perkataan saja. Demikian juga halnya kita sebagai anak Allah yang sudah mendapatkan kasih tersebut khususnya di Pekan Doa ke 3 ini, sudah sewajarnya kehidupan kita di dalam doa atas kasihNya kita tunjukan dalam tindakan untuk peka (memiliki kecerdasan sosial/ sigap akan keadaan sekitar apa yang boleh kita lakukan) dan terbeban dalam mengasihi saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan, karena jelas nyata sebenarnya apa yang kita doakan itu adalah Tindakan yang harus kita usahakan ataupun wujud nyatakan dan selebihnya Tuhan yang bekerja, jangan hanya kita doakan tapi tidak ada wujud nyata dalam usaha.

Sebagai anak Allah kasih yang sebatas ucapan bibir saja tidaklah hidup, tetapi kasih yang hidup itu adalah perkataan dan Tindakan harus sejalan, kasih juga bukan drama untuk dipertontonkan untuk motif tertentu dan kasih juga bukan ajang untuk menunjukan bahwa kita yang paling dibutuhkan, tetapi kasih itu adalah wujud nyata untuk kita menunjukan bahwa kita sudah dikuasi oleh kasih Tuhan, orang lain akan melihat kita sebagai perwujudan Allah yang boleh mereka rasakan dari setiap tindakan yang kita lakonkan dalam hidup baru yang sudah ada di hidup kita. Dan jagan lupa tetap dengar-dengaran dengan DIA melalui doa dan penyebembahan untuk kita lebih dimampukan memberikan kasih kepada siapa saja.

“Tunjukanlah KasihMu dari tingkah lakumu, sehingga orang mengenal siapa Tuhan yang kau sembah”

Vic. Stevent Brakasipa Brahmana. S.Th

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD