SUPLEMEN PEKAN DOA GBKP TAHUN 2024 WARI II, FILEMON 1:4-7
KHOTBAH :
Filemon 1: 4-7
TEMA :
“KUINGET KAM I BAS PERTOTONKU”
Pengantar
Berdoa adalah kebutuhan kita. Sedemikian banyak topik doa pribadi, kita juga diajak untuk mendoakan orang lain. Sekalipun kita mempunyai pergumulan sendiri, kita perlu tetap berdoa bagi pergumulan orang lain. Berdoa bagi orang lain adalah cara kita mengasihi mereka. Dalam Alkitab banyak tercatat Yesus berdoa bagi orang lain. Yesus berdoa untuk iman Simon (Lukas 22: 32), Yesus berdoa agar semua orang percaya menjadi satu (Yohanes 17: 11), Yesus berdoa untuk pengudusan mereka (Yoh 17: 17), dan masih banyak lagi termasuk semua mujizat yang dilakukanNya. Kita bisa bertahan karena kita saling menguatkan, dan kita saling menguatkan dalam saling mendoakan.
Penjelasan Teks
Filemon 1: 4-7
Surat ini adalah surat yang pendek, hanya 1 pasal berisi 25 ayat. Ayat 4-7 adalah bagian pengucapan syukur. Paulus menuliskan ini dari dalam penjara. Dalam penjara ia tetap memikirkan pelayanan. Sekalipun dirinya tidak dalam posisi nyaman, ia tetap memikirkan orang lain. Baik dalam doa juga lewat tulisan-tulisannya. Paulus membuktikan doa tidak bisa dibatasi oleh gelap dan lembabnya jeruji penjara. Lewat tulisannya, Paulus mengapresiasi karya nyata yang sudah dikerjakan oleh Filemon bagi jemaat di Kolose. Karena itu selain Filemon, surat ini juga ditujukan pada Apfia, Arkhipus, dan kepada jemaat di rumah Filemon.
Penerima surat ini adalah Filemon, ia salah satu orang yang menjadi pengikut Kristus dari hasil pekabaran Injil Paulus. Ia adalah seorang tokoh kaya dan terpandang jemaat di Kolose, ia menyokong pertumbuhan jemaat Kristen. Salah satunya dengan menyediakan rumahnya sebagai tempat berkumpul. Secara keseluruhan, inti surat ini adalah Paulus meminta kepada Filemon agar menerima kembali Onesimus yang dulu adalah hamba milik Filemon. Onesimus pernah melakukan kesalahan sehingga ia melarikan diri dari Filemon. Paulus meminta agar Filemon menerima kembali kehadiran Onesimus bukan lagi sebagai hamba tapi sebagai saudara seiman. Bagian di ayat 4-7 ini adalah cara Paulus menunjukkan kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan oleh Filemon. Tanda bahwa Paulus sangat mengenal Filemon dengan baik. Paulus berdoa bagi Filemon. Paulus bersyukur pada Tuhan setiap kali mengingat Filemon. Paulus menuliskan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan Filemon: kasih kepada semua orang kudus, iman kepada Tuhan Yesus, menghiburkan hati orang-orang kudus. Dari sini kita bisa melihat bagaimana hidup Filemon menjadi berkat bagi banyak orang. Identitas Kekristenannya terlihat nyata dalam perbuatan. Hal ini dituliskan Paulus sebelum meminta Filemon menerima kembali Onesimus. Agaknya Paulus berusaha membuat Filemon mengingat betapa dirinya penuh kasih dan sudah melakukan banyak hal bagi orang lain karena iman kepada Tuhan Yesus. Karena itu menerima kembali orang yang sudah melakukan kesalahan dan melarikan diri bukan sebuah kemustahilan. Paulus tidak memposisikan dirinya sebagai pemimpin rohani yang bisa saja memberi perintah, melainkan membuat sebuah permintaan dengan dasar kasih (ayat 8). Paulus tahu bahwa ketaatan karena kasih adalah lebih baik daripada ketaatan karena takut terhadap otoritas.
Melalui Filemon, jemaat Kristen dan semua pelayan Tuhan di Kolose merasa terbantu dan sangat terberkati. Melalui Paulus, terjadi rekonsiliasi antara Filemon dan Onesimus. Ini semua didasari dari kasih yang tulus, yang bukan sekedar kata-kata. Kasih itu nyata dalam perbuatan, kasih itu mendasari kita berdoa. Pengenalan yang benar akan Allah mengubahkan seseorang, sehingga hidupnya dan semua yang ia miliki bukan lagi untuk kenikmatan sendiri, tetapi menjadi kebaikan bagi orang lain juga. Perbuatan sehari-hari yang penuh kasih, keramahtamahan (hospitality) adalah bukti iman yang bertumbuh.
Pointer Aplikasi
- Surat Paulus kepada Filemon menekankan pentingnya mengasihi dengan tindakan. Sejalan dengan Sasaran Pelayanan GBKP “Berkarya dan Berguna Untuk Orang Lain”, mestinya kasih yang kita miliki dinyatakan dalam aksi kasih yang tepat guna, bukan sekedar kata-kata.
- Paulus mengucap syukur kepada Tuhan saat mengingat iman dan kasih Filemon bagi jemaat Tuhan. Kiranya menjadi perenungan bagi kita, saat orang lain berdoa bagi kita, apakah ia bersyukur pada Tuhan atau mengeluh kepada Tuhan? Apakah kita sesuatu yang orang syukuri, atau sesuatu yang orang pergumulkan saat ia berkomunikasi dengan Tuhan? Renungkanlah dan jadikan evaluasi diri.
- Mendoakan orang lain mengalihkan fokus kita dari diri sendiri kepada orang lain di sekeliling kita. Sehingga arah iman kita bukan untuk diri sendiri, tetapi menjadi berkat bagi orang lain juga. Doa bagi orang lain mengubah diri kita dari seorang yang egois menjadi seorang yang mengasihi, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama. Selain secara pribadi, gereja juga harus menjadi pendoa bagi hal-hal di luar gereja. Doa syafaat janganlah hanya berkutat tentang program rutin gereja, pergumulan internal gereja, tetapi juga berdoa bagi bangsa, untuk korban bencana alam, korban peperangan, orang-orang miskin, dan masih banyak lagi. Gereja yang mengasihi adalah gereja yang berdoa. Dengan berdoa bagi orang lain, kita ikut memikul beban berat itu, sehingga menjadi lebih ringan.
- Mendoakan orang lain tidak selamanya menunjukkan bahwa kita lebih baik, lebih rohani, lebih benar dari mereka. Saat kita mendoakan orang lain, menyebutkan nama-nama mereka, saat itu kita melatih diri untuk semakin mengasihi. Dan karena itu kita semakin menyerupai Kristus.
Pdt Yohana br Ginting-GBKP Rg Cibubur