SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2024-WARI V, MATIUS 5:13-16
Invocatio :
“Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan meimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1: 17)
Bacaan :
Yesaya 61: 1-4
Tema :
“JADI TERANG DALAM BUDAYA POLITIK/PEMILU”
Pengantar
Menyambut Tahun Politik ini, Gereja memang harus menjaga netralitasnya dalam berpolitik praktis, tapi gereja tetap bertanggung jawab mendukung jalannya PEMILU. Bagian yang tetap harus dilakukan adalah mengedukasi jemaat tentang politik, juga mendukung dalam doa jalannya Pilpres, Pileg, Pilgub, dan Pilkada (Walikota, Bupati) di tahun ini.
Arti kata politik dalam KBBI: (1) (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan): (2) segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain: (3) cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah); kebijaksanaan.
Penjelasan Teks
Matius 5: 13-16
Kamu adalah garam dunia. Dalam kehidupan sehari-hari kita, garam adalah kebutuhan yang esensial. Makanan tanpa garam akan terasa hambar. Garam juga digunakan sebagai pengawet agar makanan tidak cepat busuk. Garam dipakai untuk mencuci makanan untuk menghilangkan gatal. Tetapi kita perlu melihat dari konteks di masa penulisan Injil Matius. Pembaca atau penerima Injil Matius adalah orang Yahudi, yang tahu pentingnya garam dalam ibadah mereka. Dalam menyiapkan korban sajian orang Yahudi adalah bagian penting, karena semua korban itu harus ditaburi garam agar berkenan pada Tuhan. Jadi ‘kamu adalah garam dunia’ jika dibaca dari sudut pandang penerima injil Matius, dunia ini seperti persembahan yang dipersiapkan bagi Tuhan, dan orang percaya adalah garam yang membuatnya menjadi layak di hadapan Tuhan. Dari sudut pandang ini, keberadaan orang percaya harusnya menggarami dunia dan membuatnya berkenan di hadapan Tuhan. Maka jangan sampai kehilangan asinnya, atau garam itu janganlah menjadi tawar. Maksudnya, orang percaya yang sudah menerima kebenaran Firman Tuhan dan tahu bagaimana hidup sesuai dengan hikmat Tuhan janganlah kehilangan semua itu. Jika orang percaya tidak menunjukkan teladan hidup benar, tidak ada gunanya bagi dunia. Pengikut Kristus yang kehilangan kualitas-kualitas yang esensial sebagai pengikut Kristus, bahkan ketika gereja tidak bisa memperlihatkan keteladanan bagi dunia, sama seperti garam yang menjadi tawar. Gereja jangan sampai kehilangan karakter yang sebenar-benarnya gereja.
Kamu adalah terang dunia. Pengajaran tentang terang mau mengatakan pada orang percaya, hadirkan terang Allah dalam dunia. Terang ada dalam diri pengikut Yesus. Dan terang itu selalu meniadakan kegelapan. Terang tidak boleh disembunyikan, karena lama kelamaan akan padam. Terang itu bukan untuk diletakkan di tempat yang terbatas dan tersembunyi melainkan tempat lebih luas untuk memberi cahaya pada tempat itu. Terang harus bercahaya di kegelapan untuk meniadakannya. Jangan membatasi terang itu. Bukan untuk dunia sempit melainkan dunia luas. Ini berlaku juga untuk terang dalam arti terang Firman Tuhan. Kebenaran itu harus bisa disampaikan kepada orang lain juga. Terang itu bukan hanya dilihat, tapi juga bisa terasa. Terang tidak bercahaya bagi dirinya sendiri, dia bukan memperlihatkan keberadaan dirinya, tetapi menjadi cahaya bagi yang lain. Demikian halnya kebenaran Firman Tuhan yang sudah diterima tidak bisa disimpan sendiri, tetapi harus juga diwartakan. Orang benar akan hidup oleh iman (Invocatio). Iman dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan. Kita membuat orang lain melihat kebaikan Tuhan dan melalui itu, Bapa di sorga yang dimuliakan.
Baik garam dunia dan terang dunia, bukan sebuah perintah untuk ‘menjadi’, melainkan sebuah penyadaran akan identitas. ‘Kamu adalah’, berarti sudah menjadi hakekatnya pengikut Kristus, orang Kristen, adalah garam dan terang bagi dunia ini. Yang melayakkan dan membawa dunia ini menjadi benar di hadapan Allah.
Yesaya 61: 1-4
Yesaya 61 ini diawali pernyataan Roh Tuhan ada padanya. Inilah tanda sahnya kenabian seseorang. Suara Yesaya bukan hanya suaranya sendiri melainkan sebagai penyampai pesan Allah bagi umat-Nya. Ia menyatakan tugasnya sebagai seorang nabi: memberitakan kabar baik bagi orang sengsara, merawat orang yang remuk hati, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, memberitakan tahun rahmat Tuhan atau tahun di mana Tuhan akan menerima kembali umat-Nya. Setelah tahun Rahmat Tuhan itu akan ada penghiburan bagi semua yang berkabung, dan mengaruniakan sukacita sebagai pengganti dukacita. Umat Allah akan dikembalikan statusnya menjadi umat Allah, lalu mereka akan membangun kembali kota yang sudah runtuh. Ini memberi pengharapan bagi orang-orang pasca pembuangan. Tetapi juga memberi pesan: Orang yang sudah diselamatkan Tuhan, memiliki tanggung jawab untuk membangun kota dimana dia tinggal. Orang yang sudah menerima Rahmat Tuhan harus mengerjakan hal yang berguna bagi orang lain diluar dirinya sendiri. Tidak bisa hanya menyibukkan diri untuk kepentingannya saja. Sama halnya orang percaya di masa kini, tidak bisa sibuk hanya di gereja tapi mengabaikan lingkungan dan dunia dimana dia hidup. Harus terlibat aktif, menjadi pelaku aktif (Sasaran Pelayanan 2023) tetapi juga Berkarya dan Berguna Untuk Orang Lain (Sasaran Pelayanan 2024).
Pointer Aplikasi
- Tidak ada orang yang senang hidup dalam gelap. Tidak ada orang yang suka makanan hambar. Di belahan dunia mana pun, garam dan terang akan tetap relevan, menjadi kebutuhan yang esensial. Perkataan Tuhan Yesus mengingatkan kita orang percaya untuk tetap relevan. Kapan saja dan di mana saja, kita tetap dibutuhkan. Kapan saja dan di mana saja, kita berguna. Berguna untuk memberi arti dalam hidup orang lain, berguna dalam menjadi penutun orang lain lebih mengenal Tuhan.
- Terang yang disimpan dan garam yang menjadi tawar, menjadi sebuah teguran bagi orang yang sudah tahu siapa dirinya dan apa yang Tuhan kehendaki untuk dia kerjakan, namun ia tidak menjadi berguna. Jangan jadi terang yang disimpan di bawah gantang. Hadirlah membawa terang bagi mereka yang membutuhkannya. (bdk. Yes 61: 1-4)
- Jangan batasi diri, tapi buka diri untuk bisa jadi alat yang dipakai Tuhan melalui karya-karya yang sesuai dengan Firman Tuhan. Temukan di mana engkau berarti dan dibutuhkan. Apabila ada diantara kita yang terjun dalam dunia politik, ikut mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, harus dengan mengimani dirinya adalah alat Tuhan, dan berkaryalah sesuai Firman Tuhan. Jangan lakukan hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Demikian juga sebagai orang-orang yang akan menggunakan hak pilih, kita diingatkan bahwa kita menjadi penentu siapa yang akan memimpin bangsa ini. Sebagai pemilih maupun yang dipilih, kita tetaplah garam dan terang itu. Jaga identitas diri kita, jadilah orang yang bertanggung jawab atas hak pilih. Jadilah orang yang bertanggung jawab atas janji saat akan dipilih. Agar melalui hidup kita, nama Tuhan dimuliakan.
- Garam dan terang, sedikit tapi memberi arti. Dalam sepanci sup, tidak diperlukan sepanci garam, secukupnya saja. Dalam satu ruangan, tidak diperlukan banyak penerangan. Sedikit, tetapi sudah memberi rasa dan menerangi. Sedikit, tapi membawa perubahan. Demikian keberadaan orang Kristen di Indonesia, kita memang minoritas. Belajar dari garam dan terang, keberadaan orang Kristen yang minoritas di negeri kita bisa lebih berdampak di tengah masyarakat. Tidak menjadi masalah kita minoritas, biar sedikit tetap menjadi teladan yang baik dalam bermasyarakat. Khususnya dalam menyambut PEMILU, ada banyak orang Kristen yang akan terlibat di dalamnya. Baik sebagai calon yang akan dipilih, tim sukses, bagian dari partai, petugas KPU, sampai petugas di lapangan yang mengaturkan jalannya pemilihan sampai mengawal penghitungan suara. Kita harus tetap jadi orang yang jujur dan bisa diandalkan, serta berani mengawasi dan melapor jika ada kecurangan.
Pdt Yohana br Ginting-GBKP Rg. Cibubur