MINGGU 20 APRIL 2025, KHOTBAH MATIUS 28:1-10
Invocatio :
Sada ngenca sura-surangKu e me gelah kutandai Kristus dingen kugejap kuasa kekeken-Na janah ikut aku ngenanami kiniseraanNa, dingen bali ras Ia ibas kematenNa (Pilipi 3:10)
Ogen :
Keluaren 12:1-14 (Tunggal)
Tema :
Jesus Enggo Keke I Bas Si Mate Nari
I. Kata Pengantar
Percaya bahwa Yesus dibangkitkan setelah kematianNya adalah keyakinan dasar Kristiani. Rasul Paulus menegaskan, “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sia lah juga kepercayaan kamu” (1 Kor.15:4). Mengutip beberapa kalimat dari tulisan Andar Ismail dalam bukunya “Selamat Paskah” menuliskan: Kalau pristiwa Paskah tidak terjadi, apa gunanya kita berdoa, sebab Kristus yang sudah meninggal dunia tak mungkin mendengar doa kita. Kalau Kristus tidak dibangkitkan, apa gunanya kita membaca firmanNya, sebab firmanNya tidak berlaku. Kalau Kristus tidak bangkit, Ia hanyalah pahlawan yang sudah gugur. Sehebat-hebatnya pemikiran yang ditinggalkan seorang pahlawan, ia tidak bisa memimpin kita saat ini, padahal kita butuh itu. Kanyataannya adalah: Kristus bangkit dan hidup! IA hidup hingga kini. Ia memerintah kita dengan Roh dan FirmanNya. Sehingga melalui peristiwa paskah kita menerima kepastian pengampunan dosa, kepastian iman dan kepastian hidup. Kata Paulus “Syukur kepada Allah yang memberikan kepada kita kemenangan oleh Kristus Tuhan Kita”
II. Isi
Pilipi 3:10:
Paulus ingin mengenal Dia yang dimaksud adalah Yesus Kristus, bukan sekedar pengetahuan intelektual tetapi pengenalan pribadi yang mendalam, pengenalan ini melibatkan hubungan yang terus bertumbuh dan mendalam dengan Kristus. Kuasa kebangkitan merupakan kekuatan yang memampukan orang percaya untuk hidup berkemenangan atas dosa dan maut, kuasa yang mentransformasi hidup, memberikan harapan dan memampukan untuk melayani Tuhan. Paulus menyadari bahwa mengikut Kristus berarti juga mengambil bagian dalam penderitaanNya. Penderitaan karena kesetiaan kepada Kristus di tengah dunia yang menentangNya. Lebih dalam Paulus ingin mengalami persekutuan yang mendalam dengan Kristus bahkan dalam penderitaan. Kematian yang dimaksud adalah kematian terhadap diri sendiri dan keinginan duniawi, melepaskan segala sesuatu yang menghalangi dan penyerahan total kepada kehendak Allah. Ini adalah proses upaya kita semakin serupa dengan Kristus.
Keluaran 12:1-14:
Inti dan jiwa peristiwa paskah adalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan. Allah mengeluarkan orang Israel dari Mesir bukan karena mereka itu layak tetapi karena IA mengasihi mereka dan setia kepada perjanjianNya. Demikian pula, keselamatan yang kita terima dari Kristus sampai kepada kita melalui kasih karunia Allah yang menakjubkan. Anak Domba paskah itu adalah sebuah korban (Kel 12:27) yang berfungsi sebagai pengganti anak sulung, korban ini menunjuk kepada kematian Yesus Kristus sebagai ganti kematian orang percaya. Paulus secara tegas menyebut Kristus anak Domba Paskah kita yang dikorbankan demi kita (1 Kor 5:7). Pemercikan darah pada tiang pintu dan ambang atasnya dilaksanakan dengan iman yang taat, tanggapan iman ini mendatangkan penebusan melalui darah. Keselamatan melalui darah Kristus diperoleh hanya melalui ketaatan yang disebabkan oleh iman. Bangsa Israel diingatkan untuk merayakannya setiap tahun sebagai tanda syukur atas pembebasan mereka serta mengingatkan bangsa Israel akan penderitaan mereka di Mesir dan penyertaan Allah senantiasa bagi mereka saat meninggalkan tanah perbudakan. Dari hal ini perlu kita ingatkan bagaimana sejauh dan selama ini jemaat GBKP memaknai perayaan Paskah setiap tahunnya, cukupkah sekedar perayaan saja? Karena seharusnya Paskah mampu mendorong kita merespon kasih Allah dengan benar-benar hidup merdeka dan tidak terbelenggu dalam dosa. Sebagaimana bangsa Israel yang telah dibawa keluar dari penderitaan dan ketakutannya. Demikianlah kita menghidupi pembebasan sebagai proses yang membawa kita meninggalkan ketakutan dan hidup dalam pengharapan.
Matius 28 :1-10
Ayat 1: Setelah hari sabat lewat menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi pada hari Minggu pagi, hari setelah Sabat Yahudi (Sabtu). Menjelang menyingsingnya fajar menunjukkan waktu yang sangat pagi. Maria Magdalena dan Maria yang lain kemungkinan adalah Maria Ibu Yakobus yang adalah saksi mata pertama dari kubur yang kosong. Meskipun peran perempuan dalam masyarakat Yahudi sangat terbatas, namun Yesus mentransformasi budaya, Yesus menghargai dan memberdayakan kaum wanita. Injil Matius mencatat peran penting mereka dalam peristiwa-peristiwa penting, khususnya dalam peristiwa kebangkitan Yesus. Perempuan-perempuan inilah yang pertama kali menemukan kubur Yesus yang kosong dan menerima kabar kebangkitan-Nya, menjadi saksi pertama dari peristiwa paling penting dalam iman Kristen. Tindakan mereka pergi ke kubur menunjukkan kasih dan kesetiaan mereka kepada Yesus, bahkan setelah kematianNya. Tentu saja suasana sedih dan duka masih menyelimuti hati mereka karena kehilangan orang yang mereka kasihi.
Ayat 2-4: Gempa bumi yang terjadi dan malaikat menggulingkan batu kubur, bukan untuk membebaskan Yesus yang telah bangkit, tetapi untuk menunjukkan bahwa kubur itu kosong, penampilan malaikat membuat penjaga gentar dan ketakutan seperti orang-orang mati. Peristwa yang melibatkan kekuatan alam yang dahsyat dengan kehadiran malaikat sama dahsyatnya dengan suasana kematian Yesus dimana kegelapan yang diikuti gempa bumi yang membuat tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, juga bukit-bukit batu terbelah.
Ayat 5-7 : Malaikat memberikan kabar sukacita Yesus telah Bangkit. Pesan ini menegaskan nubuat Yesus sendiri tentang kebangkitanNya. Malaikat memerintahkan para perempuan untuk memberi tahu murid – murid tentang kebangkitan dan pertemuan di Galilea Perempuan yang datang dengan kesedihan dan ketakutan, akhirnya menerima fakta yang mengejutkan, “Janganlah kamu Takut” kata ini meneguhkan bahwa kebangkitan Yesus adalah berita yang membawa penghiburan, bukan ketakutan. KebangkitanNya adalah penggenapan dari janjiNya sendiri (Matius 16:21; 17:23; 20:19). Malaikat mengajak mereka untuk melihat tempat di mana Yesus sebelumnya dibaringkan sebagai bukti bahwa kubur itu kosong. Ini menunjukkan bahwa iman Kristen bukan didasarkan pada dugaan, tetapi pada bukti nyata. Perintah yang disampaikan untuk memberitakan kebangkitan Yesus menegaskan bahwa kebangkitan Yesus merupakan awal dari pelayanan baru bagi para murid. . Perintah untuk pergi ke Galilea penting, karena itu adalah tempat di mana Yesus memulai pelayananNya dan di mana para murid akan dipertemukan kembali dengan-Nya. Yesus telah mendahului mereka ke Galilea, sebenarnya sebelum Yesus bangkit Ia sudah menyampaikan bahwa sesudah Dia bangkit Dia akan mendahului mereka ke Galilea (Mat.26:32). Sebagian besar pelayanan Yesus terjadi di Galilea, murid-murid dipanggil di Galilea, mendengar pengajaran pertama mereka di sana dan menyaksikan banyak mujizat Yesus (Matius 4:18-22, Matius 5:7). Dengan kembali ke Galilea Yesus membawa mereka kembali ke akar panggilan mereka untuk meneguhkan kembali misi mereka sebagai saksi Kristus. Di sana juga Yesus memberikan Amanat Agung (Matius 28:19), Galilea melambangkan awal yang baru, bukan hanya bagi para murid tetapi juga bagi dunia yang akan menerima Injil. Sebagai daerah yang bercampur dengan bangsa lain (Matius 4:12-17) menunjukkan bahwa misi Yesus bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi semua bangsa.
Ayat 8: Para perempuan mengalami campuran emosi: takut (karena kehadiran malaikat) dan sukacita (karena kabar kebangkitan). Mereka segera taat pada perintah malaikat dan pergi untuk memberitahu murid-murid. Bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk meyakinkan para murid apalagi peristiwa kematian membawa dukacita yang mendalam bagi para murid, hal ini ditandai dengan bagaimana mereka melupakan perkataan dan pengajaran Yesus. Para perempuan menunjukkan ketaatan dengan cepat terhadap perintah tersebut, ini juga memperingatkan kita bahwa ketika kita mendengar berita Injil, kita tidak boleh menunda namun hendaklah segera merespon dengan iman dan tindakan. Kabar kebangkitan yang mereka terima membawa sukacita yang melampaui semua ketakutan, ini adalah sukacita kemenangan karena maut telah dikalahkan dan janji telah digenapi. Ini mengajarkan kepada kita bahwa iman sejati bukan hanya tentang ras hormat kepada Tuhan, tetapi juga hidup dalam sukacita karena keselamatan yang telah diberikan dengan memahami pentingnya berita kebangkitan ini akan mendorong umat Tuhan untuk segera membagikannya.
Ayat 9-10 : Yesus sendiri menegaskan kebangkitanNya dengan menampakkan diri kepada para perempuan. Tindakan para perempuan memeluk kaki Yesus menunjukkan penyembahan dan pengakuan mereka akan keilahianNya. Yesus mengulangi pesan malaikat untuk pergi ke Galilea, menegaskan pentingnya pertemuan itu. Yesus menyebut murid-muridnya “saudara-saudaraKu” menunjukkan kasih, penerimaan dan pemulihan hubungan mereka setelah mereka meninggalkan Yesus. “Salam Bagimu” dalam bahasa Yunani adalah Χαίρετε" (Chairete) yang berarti “Bersukacitalah”, sebuah undangan untuk bersukacita dalam kebangkitanNya. “Jangan Takut” ada di ayat 5 dan 10. Ketakutan yang mereka saksikan sesuatu yang melampaui pemahaman manusia. Yesus ingin menggantikan rasa takut dengan Iman dan keberanian. Yesus mengingatkan bahwa kehidupan tidak berhenti setelah kematianNya, justru dengan peristiwa kebangkitan, Yesus menunjukkan kebesaran karya Allah yang tak pernah berhenti oleh apapun termasuk kematian. Mengikut Tuhan merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah berakhir. Paskah mengajarkan kita bahwa selalu ada harapan . Sebab Yesus yang bangkit dari kematian sudah menyatakan kuasaNya. Dan kini perintahNya adalah kembali mengerjakan karya dan tetap menyatakan Kabar Baik.
III. Pointer Kotbah
- Paulus menekankan pentingnya mengenal kuasa kebangkitan Kristus. Pengalaman mendalam dan memaknai Paskah. Kebangkitan sebagai kemenangan yang telah mengorbankan Kristus sang Juruselamat dengan itu kita sebagai orang percaya dipanggil untuk mengalami kuasa kebangkitan dalam kehidupan sehari-hari menjalani hidup dengan karakter orang yang telah dimenangkan, mengatasi dosa dan ketakutan maupun keputusasaan, karena kita mau ikut dalam bagian penderitaan dengan benar-benar bertransformasi untuk tidak lagi hidup dalam dosa.
- Pembebasan dan harapan yang dilalui bangsa Israel membawa kita memaknai Paskah sebagai pembebasan dari penderitaan karena perbudakan dan kematian. Ada harapan baru berjalan bersama Tuhan, sehingga kita melihat berbagai penderitaan sebagai sebuah perjalanan yang berharga karena perjalanan tersebut menuju kemenangan dan pembebasan bersama Kristus.
- Berita Kebangkitan yang telah diterima para perempuan yang menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus memanggil kita sebagai orang percaya untuk mau menjadi saksi. Jangan biarkan Paskah berlalu begitu saja tanpa ada Kabar Baik yang kita beritakan, melalui perkataan dan perbuatan serta milikilah sukacita di dalam hati karena kebangkitan Kristus. Kebangkitan adalah inti dari iman Kristen yang menunjukkan bukti kuasa Allah, sumber harapan dan panggilan menjadi saksi yang telah mengubah ketakutan menjadi pengharapan.
- Beberapa peringatan penting di GBKP bertepatan dengan Paskah tahun ini. Peringeten 135 tahun sehna Berita Si Meriah, HUT 135 KAKR, HUT pe-10 ken Saitun. Perjalanan yang cukup panjang sudah di lalui GBKP. Kemenangen si harusna teridah arah perkembangen ras kedewasaan gerejata ibas pelaksanaan Tritugas Gereja bagepe terkhusus ibas tahun enda sasaran Pelayanan Tahun 2025, Dewasa menerima perbedaan. Mabai kita segelah terus bertumbuh dan berkembang, dewasa menghadapi tantangan perbeben si lit I tengah jabu, gereja bagepe masyarakat. Kita harus memiliki karakter seorang pemenang yang berarti mau berjuang memenangkan orang lain bukan hanya mau menang sendiri. Sukacita kemenangan e la kita nca nggejapkenca tapi pe banci igejapken kalak sideban arah kegeluhenta e me bukti Paskah arah kekeken si naluken kematen.
IV. Penutup
Kebangkitan Yesus memulihkan hubungan kita dengan Tuhan dan kita dimampukan hidup sebagai anak-anak Allah yang setia. Paskah seharusnya membuat kita hidup dalam kegelisahan ketika cara hidup yang kita jalani tidak menjadi lebih baik. Karena kebangkitan adalah tanda diberikan suatu hidup yang baru. Hidup baru yang diikuti dengan penugasan agar orang percaya dapat menghidupi hidup bukan asal hidup. Melainkan hidup dengan semangat dan bermutu. Paskah sebagai berita Kemenangan mendorong orang percaya untuk tidak mau kalah dengan dosa dan gaya hidup orang berdosa. Namun kita benar-benar menghidupi karakter seorang pemenang yang telah dimenangkan oleh Kristus sang Juruselamat. Selamat Paskah.
Vikaris Senika br Sitepu-Perpulungen Sukabumi