SUPLEMEN PJJ TANGGAL 30 APRIL-06 MEI 2023, MATIUS 24:32-35
KATA DIBATA TETAP RASA LALAP (Matius 24: 32-35)
Kata Pengantar
Alkitab merupakan sumber bagi kita untuk mengetahui karya keselamatan Tuhan. Disamping kita juga melihat bagaimana pemeliharan Tuhan bagi orang-orang yang setia kepada Tuhan meskipun sedang diperhadapkan dimasa-masa sukar atau kehidupan yang sulit. Seperti halnya bahan renungan kita kali ini, dimana Yesus menuntut kesetiaan para muridNya untuk tetap bersadar pada Firman Tuhan agar tetap menerima jaminan keselamatan Tuhan meskipun mereka akan diuji oleh berbagai-bagai tantangan.
Untuk itu mari kita Baca dan Gali bahan renungan Perpulungen Jabu-Jabunta Matius 24: 32-35.
Pembahasan
Matius 24-25, merupakan khotbah Yesus menjelaskan Akhir Zaman. Tujuan Yesus mengkhotbahkannya agar setiap muridNya senantiasa mempersiapkan diri menghadapi peristiwa-peristiwa yang telah dinubuatkan. Dimana Yesus menjawab akan tanda-tanda bagaimana peristiwa itu akan terjadi, yaitu
- Ada tanda-tanda umum (Mat. 24: 4-14)
- Tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa zaman telah tiba, yaitu masa kesengsaraan besar (Mat. 24: 15-28)
- Tanda yang menakjubkan disaat Ia datang dengan kemuliaan dan kuasa (Mat. 24: 29-31)
- Peringatan kepada orang kudus di masa-masa kesengsaraan besar agar berjaga-jaga terhadap tanda-tanda yang menuju kepada kedatangan Kristus yang dinanti-nantikan segera setelah masa kesengsaraan bersar berakhir (Mat. 24: 32-35)
- Dan peringatan kepada orang yang peracaya yang hidup sebelum masa kesengsaraan untuk siap sedia secara rohani karena kedatangan Kristus untuk jemaat-Nya akan terjadi pada saat yang tak diguga-duga (Mat. 24: 36-51; 25: 1-30)
Mari kita lihat Matius 24: 32-35, yakni
- Ayat 32-33, kata “Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara”. Perumpamaan pohon ara tidak sebatas mengajarkan bahwa pohon itu bersemi dan bertunas, namun untuk mengetahui musimnya. Ini merupakan suatu bahasa gambaran agar apa bila masa kesengsaraan itu tiba, namun iman dan kesetiaan orang-orang percaya tetap kepadaNya. Karena pohon ara memiliki sifat khas bahwa buah dan daunya muncul pada saat yang kurang lebih sama; pada saat pohon ini berdaun, maka musim panas sudah dekat.
- Ayat 34-35, perkataan Yesus ini mengungkapkan pristiwa kesengsaraan hal yang tidak bisa dihindari, bahkan akan menyaksikan masa-masa sukar, sulit (peristiwa kehancuran Yerusalem). Apa pun kesukaran Yesus inginkan agar iman mereka tetap pada Firman Tuhan. Jelas Yesus mengingatkan bahwa terkadang tidak ada bedanya orang percaya dan tidak percaya, setiap orang akan merasakan masa-masa sulit, hidup dalam penderitaan namun bagi orang yang tetap setia percaya kepada Tuhan bahwa kesukaran itu merupakan sebagai ujian iman dan proses bagaimana mereka merasakan Kuasa Tuhan, pertolongan Tuhan, penguatan Tuhan bagi yang tetap setia pada Firman Tuhan.
- Kesukaran apa pun itu, diingatkan itu itu tanda, sebab waktu Tuhan waktu terbaik yang tidak kita dapat bayangkan dengan cara manusia terlebih ada juga waktu/masanya kesukaran itu akan dipulihkan Tuhan seperti ungkapan “langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu”. Ini merupakan Jaminan keselamatan bagi yang tetap setia itu kekal adanya.
- Ayat 35 kembali Yesus mengingatkan Kesukaran apa pun itu,merupakan sebagai tanda, sebab waktu Tuhan waktu terbaik yang tidak kita dapat bayangkan dengan cara manusia. Penderitaan bagian tidak terhindarkan yang akan dirasakan namun bukan menjadi alasan meragukan perkataan Allah, karena perkataanNya tidak akan berlalu, meskipun belum digenapi. Kata “PerkataanKu tidak akan berlalu” mengatakan bahwa perkataan Kristus lebih pasti dan lebih abadi daripada langit dan bumi yang senantiasa mengalami perubahan, tidak dengan Firman Tuhan.
- Ayat 36, mengingatkan kembali apa pun tanda-tanda yang akan dirasakan dan dilihat, perlu diketahui bukan itu sebuah kepastian waktu Tuhan. Karena waktu Allah tidak seperti yang kita bayangkan, dan bahkan para malaikat juga tidak mengetahui kapan. Namun pesan yang ingin disampaikan ‘tetap setia sampai akhir, jangan luntur oleh karena waktu dan situasi’.
Refleksi
- Menurut konfensi GBKP Alkitab adalah Firman Allah yang tertulis untuk mengarahkan umat mengenal siapa Allah. Walaupun Bill Graham mengatakan “Memiliki Alkitab tidak menjadikan kita Kristen tetapi hidup berdasarkan Alkitab yaitu Firman Allah mendisiplinkan kita sebagai umat Allah.” Artinya penting membangun kesadaran bahwa kita membutukan Alkitab dalam rangka membangun relasi dengan Allah dengan kesetiaan dalam melakukan Pembacaan Alkitab. Karena dengan kesetiaan kita akan diteguhkan dan dikuatkan meskipun kita ada dalam situasi yang tidak begitu baik seperti renungan kita Matius 24: 32-35.
- Terlebih lagi seorang Bapa Gereja Agustinus mengatakan ada dua sakramen yaitu sacramentum audible (sakramen yang didengar yakni Khotbah, merenungkan suara Allah berdasarkan pembacaan Alkitab) dan sacramentum verbum cisible (sakramen yang dilihat yakni Perjamuan Kudus). Artinya proses pembacaan Alkitab bermakna sacramental dalam dan bagi kehidupan umat. Dengan membaca Alkitab kita mengenal Allah, sehingga kita semakin diteguhkan di kuatkan dalam iman tetap setia kepada Allah meskipun dihapkan diwaktu-waktu sulit, sukar di kehidupan kita. Apalagi penderitaan, tantangan adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa kita hindari. Semakin lama kita hidup, semakin banyak kesukaran yang akan kita rasakan (bnd. Masmur 90). Untuk itu kesetiaan pada Firman Tuhan itu penting agar kita tetap menerima jaminan Keselamatan yang dianugrahkan Tuhan.
- Dan inilah yang menjadi dasar GBKP sudah membuka Kelas Baca Alkitab. Dengan membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu kita juga akan melihat bagaimana karya Tuhan untuk meneguhkan dan menguatkan kita dalam menghadapi tantangan kehidupan. Memulai membaca Alkitab, berarti memulai kita membangun relasi bersama Tuhan dan satu tanda kita setia dan mau mendispinkan diri hidup bersama Tuhan.
Pdt. Resta R. Barus-Runggun Samarinda