• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 25 JUNI 2023, KHOTBAH KOLOSE 4:12-18

Invocatio  :

“Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.” (Kis 2: 44)

Bacaan :

Amos 5: 4-7; 14-15

Tema  :

“TEKUN MENGERJAKAN PEKERJAAN TUHAN”

 

Penjelasan Teks

Kolose 4: 12-18

Surat Kolose adalah buah pikiran Paulus yang didiktekan kepada seorang yang berperan sebagai Sekretaris. Tujuan utama surat Kolose ditulis adalah supaya orang-orang percaya tetap setia pada imannya kepada Yesus Kristus ditengah banyaknya pengajaran sesat dan berbagai praktik keagamaan di Asia Kecil pada masa itu. Pada waktu surat ini dituliskan, jemaat Kolose sedang diombang-ambingkan oleh pengajaran yang sesat, juga banyaknya kepercayaan lain di kota Kolose pada masa itu mulai dari ilmu perbintangan, penyembahan kepada malaikat-malaikat, juga kultus-kultus agama misteri. Surat Kolose diharapkan memberi penguatan dan menjelaskan cara hidup yang benar menurut Tuhan. Dari perikop ini (ayat 7-18) kita bisa melihat ada relasi yang baik antara Paulus dan kawan-kawan sepelayannya.

Tikhikus dan Onesimus: bertugas mengunjungi jemaat Kolose untuk update terkini, mengantar surat, dan sekaligus menghibur hati jemaat Kolose.

Aristarkhus, Markus, Yesus Yustus: orang keturunan Yahudi yang mendukung Paulus dan menjadi teman sekerja untuk kerajaan Allah, menjadi penghibur bagi Paulus

Epafras: orang bukan Yahudi, sama seperti orang Kolose, yang selalu berdoa bagi jemaat Kolose, Laodikia dan Hierapolis

Lukas dan Demas: Lukas adalah tabib, seorang ahli medis yang adalah rekan seperjalanan Paulus. Demas adalah orang yang ikut dalam perjalanan Paulus tetapi pada akhirnya meninggalkannya karena mencintai dunia (2 Tim 4: 10)

Pekerjaan pelayanan bukan pekerjaan satu orang melainkan kerjasama tim. Rasul Paulus yang semangat pelayanannya luar biasa, tetap mengakui teman-teman yang mendukung dalam pelayanan dan menyebutkan nama-nama itu dalam surat-suratnya. Baik perempuan ataupun laki-laki, orang Yahudi ataupun non Yahudi, orang bebas ataupun budak, seorang narapidana atau dokter yang terhormat, semua itu menjadi satu keluarga dalam pelayanan. Semuanya adalah hamba Kristus, bukan hamba Paulus. Ini menunjukkan kesejajaran, di dalam Tuhan tidak ada perbedaan derajat status. Paulus bisa berkolaborasi dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang. Paulus melakukan apa yang lebih dahulu dilakukan oleh Yesus. Membangun sebuah tim yang tidak hanya berisi satu atau dua orang, melainkan 12 orang murid yang pertama. Pekerjaan Tuhan memerlukan tim kerja yang solid, bukan 1 orang yang meng-Handle pekerjaan 12 orang.

Dengan menyebutkan nama-nama teman seiman dalam suratnya, diharapkan orang Kolose merasakan mereka tidak sendirian, baik dalam pergumulan rohani dan juga dalam pergumulan kehidupan. Ketika jemaat di Kolose dan di Laodikia mendengar bahwa menerima salam, tandanya mereka punya teman-teman yang seperasaan, akan memberi kekuatan tersendiri meskipun dari jauh. Seperti dalam Invocatio “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu”.

Surat yang ditulis dari dalam penjara ini, ditutup Paulus dengan meminta jemaat mengingat akan belenggu yang menahannya. Meski terbelenggu secara fisik, jiwa pemberita Injil Paulus tidak bisa terbelenggu. Ia tetap menguatkan dan menginspirasi orang lain dalam ketekunannya mengerjakan pekerjaan Tuhan. Adanya kendala, tantangan, kesulitan, bukan menjadi alasan tidak mengerjakan tanggung jawab.

Amos 5: 4-7; 14-15

Amos menyuarakan firman Tuhan kepada kaum Israel: bukan tempat yang perlu dicari melainkan Tuhan. Gilgal dan Betel adalah dua tempat yang menjadi pusat ibadah penting di Israel Utara. Bersyeba adalah sebuah tempat ibadah kuno di Israel Selatan semasa leluhur Israel Abraham, Ishak, Yakub. Tuhan melarang mereka mencari tempat-tempat ini karena seolah inilah tempat kudus, tempat beribadah, yang jika dikunjungi berarti sudah menunjukkan iman dan kesucian hidup. Ini yang dikritik dalam kitab Amos karena peribadatan orang Israel pada waktu itu hanya sebatas seremonial, sedangkan perilaku mereka penuh dengan dosa. Bukan tempatnya yang kudus melainkan TUHAN. Mencari Tuhan berarti mencari yang benar. Carilah yang baik jangan yang jahat. Bencilah yang jahat cintai yang baik. Ini pesan agar iman bukan sekedar ritual dan seremonial, tetapi harus terlihat dari perilaku yang sesuai Firman Tuhan.

Pointer Aplikasi

  1. Tri Tugas Gereja adalah sama pentingnya dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Dalam Koinonia, persekutuan, satu hal yang penting adalah kesatuan hati. Seperti paduan suara yang baik, sekalipun itu perpaduan 50 orang, tidak boleh ada yang dominan. Semakin tidak terdengar suara si A, si B, si C, semakin baik. Bernyanyi dalam harmoni, tidak menonjolkan 1 atau 2 orang yang bersuara merdu saja. Demikianlah dalam persekutuan, ada kebersamaan dan kesatuan hati sehingga tidak hanya pendapat 1 atau 2 orang yang didengar, melainkan sudah menjadi kesepakatan bersama dalam persekutuan tersebut. Dalam Marturia, kesaksian, akan banyak gerakan ke luar, sebagai kegiatan PI yang harus terus dijalani sebagai panggilan orang percaya. Gerakan ini tentu membutuhkan relawan yang punya waktu juga tenaga, begitu juga dukungan dana. Jika persekutuan sudah dibangun dengan benar, sudah ada kesatuan hati, maka kegiatan Marturia akan berjalan dengan baik karena mendapatkan support yang penuh dari jemaat. Tentu dengan pertimbangan tepat guna dan tepat sasaran. Demikian juga kita dalam berdiakonia. GBKP sudah diakui unggul dalam berdiakonia. Aksi Diakonia didasari oleh kasih dan kepedulian yang ditimbulkan lewat persekutuan yang sehat dan kesadaran untuk bersaksi tentang kasih Kristus. Diakonia tidak sekedar memberi uang dukacita, uang diakonia sakit, tetapi kunjungan kasih dan doa juga penting sebagai tanda kebersamaan dalam keluarga Tuhan. Diakonia adalah bukti bahwa ibadah kita bukan sekedar ritual dan seremonial, tetapi juga berguna, menjadi berkat bagi banyak orang.
  2. Tidak ada yang tidak penting dalam jemaat Tuhan. Sebuah ilustrasi kita anggota jemaat adalah seperti tombol huruf-huruf yang ada keyboard laptop/komputer. Semua huruf penting, dan jika ada satu huruf saja yang tidak berfungsi/rusak, kita tidak bisa mengetik dengan sempurna. Kata-kata menjadi kurang bisa dipahami. Maka tidak ada huruf yang tidak penting, sekalipun ada huruf yang jarang digunakan, ia tetap penting untuk kata tertentu. Demikian juga kita tidak ada yang tidak penting diantara jemaat dalam gereja. Sekalipun talenta yang ada pada kita tidak sering-sering dipakai, bukan menjadi alasan untuk tidak ambil bagian. Ada Tri Tugas Gereja, pasti ada yang bisa kita kerjakan, mari kita ambil bagian dalam Tim Kerja dan Tim Pelayanan yang sudah dibentuk.

Pdt Yohana br Ginting-Runggun Cibubur

MINGGU 18 JUNI 2023, KHOTBAH 1 SAMUEL 2:18-21

Invocatio   :

Hai bapa bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya ( Kol 3 :21)

Bacaan :

Galatia 6:1-9 ( T )

Tema :

Mperdiateken keperluan Anak ( Mpemperhatikan kebutuhan Anak)

 

Pendahuluan

Seorang anak bertanya kepada kedua orang tuanya. Kapan Papa dan Mama bisa menemani saya untuk menonton film kesukaan saya yang lagi tayang di bioskop? Papa dan mamanya menjawab nanti ya nak kami masih sibuk. Ini sebuah kondisi yang mungkin jadi di tengah keluarga kita dan juga disekitar kita bahkan dianggota gereja kita. Masih banyak pertanyaan yang mungkin muncul dari anak anak kita didalam keluarga kita. Kapan papa atau mama bisa menemani saya bermain, belajar, belanja, menyaksikan saya tampil di panggung hiburan sekolah. Menjawab pertanyaan saya dan juga membimbing saya mengenai bagaimana membaca Alkitab, menjawab pertanyaan saya tentang Alkitab dll. Satu sisi kita sebagai orang tua mungkin merasa bahwa ketika kita bisa mencukupi segala kebutuhan untuk makan dan sekolah sudah cukup buat mereka. Atau ada juga kita orang tua untuk mencukupi kebutuhan dan sekolahnya juga mungkin kita kesulitan. Hari ini pada Minggu KAKR ini kita diingatkan akan tugas dan juga tanggung jawab kita sebagai orang tua dari anak anak kita. Sebab anak anak kita adalah masa depan dari keluarga, gereja dan juga negara kita.

Pada sisi lain menurut BPS jumlah anak usia dini di Indonesia tahun 2020-2022 sejumlah 30,73 juta jiwa. Jumlah ini setara dengan 11,21% jumlah penduduk Indonesia. Secara jenis kelamin lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Dan mereka akan menjadi bagian penduduk Indonesia produktif pada tahun 2045. Jadi apa yang kita lakukan sekarang dan persiapkan sekarang ini jelas sangat menentukan bagaimana kondisi bangsa Indonesia di tahun 2045.(dataindonesia.id)

Pembahasan Nats

Kitab 1 Samuel dikelompokan ke dalam kitab sejarah di dalam PL. Samuel bin Elkana adalah penulis kitab ini. Ia seorang hakim terakhir Israel sebelum Israel memasuki zaman kerajaan dan merupakan nabi yang mengurapi Saul dan Daud menjadi Raja.Bahan khotbah kita adalah sebagaian dari kisah hidup Samuel secara pribadi yaitu pasal 1-3. Samuel dilahirkan sebagai jawaban Tuhan atas doa Hana, sang ibu yang sebelumnya tidak punya anak.Dan kehidupan Samuel pada masa kanak kanak sudah memperlihatkan tugas yang akan diembanya sebagai abdi Allah. Di pasal 1 Hana mengantar Samuel yang kecil ke rumah Tuhan di Silo. Samuel diserahkan kepada Tuhan pada usia nya yang masih kecil dan menyerahkan masa depanya kepada Tuhan. Kemudian Hana menaikan pujianya ucapan syukurnya kepada Tuhan diawal pasal yang kedua. Bahan khotbah kita ada pada lanjutan setelah nyayian Pujian Hana. LAI memberikan judul “Kejahatan anak anak Eli” Jelas dikatakan di dalam ayat 12-17 sebuah kondisi dan situasi anak anak Eli yang tidak mengindahkan Tuhan dan berlaku dursila mereka mengambil persembahan yang dipersembahkan buat Tuhan sebelum persembahan itu dipersembahkan, mereka memandang rendah korban untuk Tuhan. Mereka juga sebenarnya adalah imam sebab yang menjad imam adalah orang Lewi dan keturunanya. KJV “ they knew not the lord (12) “ mereka tidak mengenal Tuhan. Sesutau yang mungkin agak miris dan juga mengejutkan bagaimana anak anak Imam Eli memiliki sifat dan karakter yang sangat bertolak belakang dengan ayahnya. Apa kira kira penyebannya anak tersebut benar secara darah anak imam Eli tetapi bisa saja kurang diperhatikan atau didik dengan benar. Seorang penulis bijak mengatakan anak bukan persolan apa yang akan ditinggalkan untuknya tetapi persoalan apa yang akan kita isi bagi dirinya atau karakter dan sifatnya.Ada dua hal mungkin yang tidak dilakukan oleh Eli sebagai orang tua untuk membesarkan anak secara mental dan etika dan sebagai Imam yang mengajari kerohanianya. Ayat 18(11) dikisahkan suatu kondisi yang berbeda didalam sebuah situasi yang sama dan tempat yang sama. Samuel yang muda yang sudah diserahkan Hana ke Rumah Allah menjadi pelayan dihadapan Allah ini menunjukan bagaimana proses pendidikan dan perhatian yang dilakukan kepada Samuel selain itu tentu ia diberikan tugas dan tanggung jawab seturut dengan kemampuanya sebagai seorang anak. Mungkin masih memperhatikan kemudian diberikan contoh dan diberikan kesempatan untuk melakukan tugas imam mulai dari hal yang kecil sampai hal yang lebih besar juga membaca dan belajar mengenai taurat ( ia diberikan kesempatan sebab dari segi umur seorang Lewi melayani dari umur 20-50 ( Bil 8:23-26). Ia juga melakukan semua tugas yang diberikan dengan tulus dan sabar.Tentu hal ini dilakukanya dibawah bimbingan dari Eli. Selain itu ia menggunakan baju efod dari kain lenan berupa jubah. Kain lenan yang bagus merupakan barang mewah dan symbol kemurnian. Para imam memakainya dan ini tidak boleh dipakai oleh orang lain. Baju ini juga sebenarnya menunjukan status dan juga siapa yang memakainya. Ia semakin diberkati dan di ayat 26 ditulis bahawa ia bertumbuh dengan baik sehingga disukai oleh Tuhan dan juga manusia. ( Alkitab Edisi Study).Ayat 19 Hana dan Elkana juga menaruh perhatian yang luar biasa buat Samuel mereka rutin mengunjungi Samuel walau hanya setahun sekali ini menunjukan perhatian yang terus menerus selain itu mereka juga membawa jubah kecil. Jelas ukuran jubah yang dibawa juga terus berubah dan perubahan ini tentu dipantau sehingga ketika diberikan maka jubahnya ukuranya pas. Ini menunjukan bahwa Hana sebagai ibu sangat mengerti akan perkembangan anaknya secara fisik dan juga memenuhi kebutuhannya. Ayat 20-21 dikisahkan bagaimana Tuhan memakai Eli untuk memberkati Keluarga ELkana dan Hana. Hana memberikan Samuel untuk melayani Tuhan, Ia mengutamakan Tuhan dalam diri Samuel. Ia seorang ibu yang merindukan anak Tuhan penuhi dank arena sudah dipenuhi Tuhan ia memberikan Samuel kepada Tuhan. Sebagai seorang ibu ia sangat berhak membesarkan Samuel tetapi ia tidak mengambil hanya ia mengorbankan haknya dan Tuhan melihat itu sehingga ia memberikan berkat anak lagi sebagai ganti Samuel tiga anak laki laki dan dua anak perempuan. Tuhan sangat mengerti akan keriunduan Hanan dan Tuhan kembali menunjukan kasih dan berkatnya yang tak terpikirkan oleh manusia termasuk Hana. Samuel menjadi berkat didalam pelayananya karena ia diperhatikan dan didik dengan benar baik oleh Hana dan juga Imam Eli bahakan bukan hanya Samuel yang diberikan tetapi Tuhan tambahkan lagi lima anak buat Hanan. Berbeda dengan anak anak Imam Eli tidak didik dengan benar melakukan perbuatan yang tidak benar walau mereka anak imam, mereka tidak menghormati Allah atau tidak mengenal Allah mereka mengambil persembahan buat Tuhan dan juga melakukan perzinahan (22). Segala sesuatu pasti ada ganjaranya kalau kita membaca sampai habis pasal 2 kita melihat Tuhan menunjukan keadilanya anak anak Imam Eli dihukum oleh Tuhan dan mati. Dan hukuman itu juga sampai kepada Eli dan juga keturnanya. Ini dampak ketika gagal memdidik dan memperhatikan anak dengan benar. Bukan hanya anak tersebut yang mendapat masalah tetapi orang orang disekitarnya juga terkena dampaknya. Invocatio kita juga mengingatkan bagaimana seharusnya didalam kita mendidik atau memperhatikan anak anak kita. Kita jangan melakukan tindakan yang menyakiti, dididik dengan kejam dampaknya bisa anak anak kita menjadi tawar hati. Tawar hati menunjukan sebuah kondisi tidak bersemangat,tidak ada kemauan lagi, hilang keberanian, kecewa dan juga putus harapan ( Sarapan Pagi Biblika).Dalam bacaan kita dari Galatia 6:1-9 kita melihat bagaimana Paulus menasehat jemaat di Galatia agar saling mendukung bagi semua orang percaya. Sebab manusia tidak sempurna da nada kalanya melakukan kesalahan dan pelanggaran dan kesalahan Tentu yang bersalah ini bisa saja kita sebagai orang tua dan bisa saja anak anak kita.dan dalam hal inilah Paulus mengingatkan untuk saling mengajar dan juga menguatkan dan bukan menghakimi. Bahkan bekerja sama juga didalam melakukan yang baik.

Aplikasi

Jhon F. Kennedy mengatakan “ Anak anak adalah pesan hidup yang kita kirim ke waktu yang tidak akan kita lihat” karena anak tersebut merupakan pesan hidup tentu apa isi pesan yang akan disampaikan oleh anak anak tersebut tergantung kepada bagaimana orang tua memperhatikan dan mendidiknya sewaktu diberi kesempatan hidup bersama dengan anak tersebut. Tentu kita semua sebagai orang tua menginginkan anak tersebut membawa pesan yang baik dan menjadi saksi bagi kemulian nama Tuhan. Dari tiga bagian firman Tuhan yang kita baca dalam Minggu KAKR ini ada beberapa hal yang dapat kita pelajari yaitu:

  1. Anak anak kita adalah masa depan dan pemilik masa depan oleh sebab itu anak anak kita harus diperhatikan dengan baik dan benar. Elia memiliki anak anak yang berharga oleh Tuhan anak tersebut lahir dari seorang Imam, mereka juga hidup di rumah Allah tempat beribadah atau menyembah bangsa Israel. Mereka makan dari persembahan yang diberikan oleh bangsa Israel. Tempat, keturunan diberikan makan dengan cukup tidak menjamin sikap dan karakter mereka menjadi orang yang baik dan juga takut akan Tuhan. Akibat ELia tidak meperhatikanya dengan tidak baik maka jelas kita dapat melihat apa yang terjadi pada anak anaknya mereka tidak hormat kepada Tuhan bahkan tidak mengenal Tuhan. Bukan kehidupan yang baik atau pesan yang baik yang mereka bawa tetapi mereka menerima hukuman dari Tuhan bahkan juga orang tuanya.
  2. Pada sisi yang lain ditempat yang sama ada Samuel anak dari Hana kita melihat anak yang masih kecil diserahkan kepada Tuhan didik dengan baik setia melayani mulai masa kecilnya disenangi oleh Tuhan. Eli dan juga bangsa Isrel yang datang ke rumah Allah. Hal ini terjadi karena orang tuanya juga memperhatikan Samuel dengan baik juga Eli yang menjadi teladanya. IA diberi tugas dari kecil sesuai dengan kemampuanya dan kita dapat melihat bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh Samuel ia hidup sebagai Halim dan Nabi sebelum bangsa Isrel meminta diangkat raja dan ia juga menjalankan tugasnya untuk mengangkat Saul.
  3. Dalam mendidik anak kita harus memenuhi seluruh kebutuhan anak tersebut. Bukan hanya makanan untuk fifik tetapi juga kerohanianya, mentalnya dan juga psikologinya. Untuk mencukupi hal tersebut kita tentu juga harus bekerja sama dengan orang orang yang ada disekitar kita sebab kita memiliki kemampuan yang terbatas, Tapi satu hal yang tidak bisa tidak kita harus menjadi contoh dan teladan didalam pemahaman dan pengenalanya akan Tuhan.Dampak anak anak kita kurang diperhatikan bisa menimbulkan beberapa hal yaitu:krisis kepercayaan diri, ganguan mental, tidak terjalin ikatan emosinal antara anak dan orang tua,gangguan prilaku dll.
  4. Dalam mendidik anak tentu selain kita orang tua sebagai team ditambah dengan orang diluar kita. Peran yang harus kita lakukan adalah sebagai Imam, Gurur, Hakim dan juga sahabat.

Kesimpulan

Marilah kita memperhatikan dan mendidik anak anak kita dengan baik dan benar. Sebagai orang tua kita pasti memiliki keterbatasan mintalah hikmat kepada Tuhan sebab anak adalah ciptaan Tuhan yang unik dan hanya Tuhan yang sangat mengenal anak kita dengan baik dan benar, Gunakan semua waktu dan kesempatan yang ada seperti yang dikatakan didalam kitab Ulangan 11:17 -18. Hal ini diperintahkan Tuhan bagi bangsa Israekl mendidik anaknya mengenai Taurat dan demikian juga dengan pelajaran yang lain.

 

Pdt Luter Efrata Girsang STh.-GBKP Rg Depok-LA

MINGGU 11 JUNI 2023, KHOTBAH MATIUS 28:16-20

Invocatio :

“Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Ef. 2 : 22).

Bacaan :

Keluaran 19 : 1 – 8 (Tunggal)

Tema :

MELAKUKAN PERINTAH YESUS (Ndalanken Persuruhen Jesus)

 

I. PENDAHULUAN

Orang-orang yang percaya, yang telah ditebus dan diselamatkan oleh Yesus Kristus, tidak boleh berhenti hanya pada keselamatan dirinya namun terpanggil untuk terus melakukan kehendak Allah dan setia bersaksi tentang Injil dan kebaikan Allah dalam kehidupan ini. Anugerah kehidupan dan keselamatan yang telah Allah berikan mengandung dimensi pengutusan. Tuhan memberi kita kehidupan sekaligus mengutus kita untuk menyatakan tanda-tanda kerajaanNya bagi dunia, untuk bekerja dan melayaniNya, memberitakan Injil ke semua bangsa serta menjadikan muridNya.

II. ISI TEKS

Teks khotbah kita ini merupakan kelanjutan dari kisah kebangkitan Yesus, dimana pada bagian akhir kisah kebangkitanNya ada semacam kesimpangsiuran informasi di tengah-tengah masyarakat tentang kebangkitan Kristus, termasuk di tengah-tengah para murid. Pada satu sisi ada berita tentang kebangkitan-Nya yang dibuktikan dengan kubur yang kosong (Mat. 28:1-10), namun pada sisi lain mahkamah agama Yahudi menyebarkan suatu berita yang menyatakan Kristus tidak bangkit, Dia telah dicuri oleh murid-murid-Nya pada malam hari (Mat. 28:11-15). Tentu kita lebih percaya pada berita kebangkitan Kristus sebagai sesuatu yang telah terjadi, sedangkan berita dari mahkamah agama tersebut adalah bohong/palsu. Penulis Injil Matius mengajak pembaca untuk meyakini kebenaran berita tentang Kristus itu, kemudian meneruskan berita tersebut kepada semua bangsa, dengan keyakinan baru bahwa Tuhan Yesus pasti menyertai.

(1)  Yesus meyakinkan para murid akan kuasa-Nya (ay. 17-18)

Keragu-raguan beberapa orang terhadap Yesus sangat dimaklumi (ay. 17), sebab berita palsu yang disebarluaskan oleh mahkamah agama sangat menggoncang iman, bahkan diikuti dengan ancaman para penguasa Yahudi (dan Romawi). Yesus tahu persis situasi ini, sehingga Dia perlu meyakinkan murid-murid-Nya akan kuasa yang dimiliki-Nya (ay. 18); dengan demikian berita tentang kebangkitan-Nya (yang penuh kuasa) adalah benar adanya, dan tidak perlu diragukan lagi. Yesus tidak menolak dan mempertanyakan keraguan mereka, Yesus memilih untuk lebih mendekatkan diri kepada mereka agar mereka melihat Yesus secara pribadi dari dekat. Keraguan manusia tidak boleh menjadi penghalang bagi misi pengutusan. Oleh karena itu sebelum Amanat Agung diberikan, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan para murid. Yesus menyatakan dan menegaskan otoritas dan kuasa yang dimilikiNya, IA memiliki otoritas penuh atas segala sesuatu yang ada di sorga dan di bumi.

(2)  Yesus mengutus pada murid (ay. 19-20a)

Setelah meyakinkan murid-murid akan kuasa-Nya, Yesus kemudian mengutus mereka untuk memberitakan kebenaran Injil itu kepada semua bangsa dan bahkan meminta mereka untuk membaptis semua bangsa dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (ay. 19-20a).

  1. Kata “pergilah” mengandung perintah dan pengutusan, pergi berarti bergerak aktif, tidak pasif atau diam di tempat. Teks ini juga sekaligus memberi penegasan akan universalitas berita Injil Kristus, yaitu kepada semua bangsa, bukan hanya kepada bangsa Israel/Yahudi (sebagaimana selama ini dipahami oleh bangsa Israel/Yahudi). Teks ini mendorong para murid untuk membuka hati, membuka diri terhadap mereka yang selama ini dianggap tidak masuk dalam “wilayah” pemberitaan akan kasih karunia Tuhan. Teks ini meyakinkan para murid untuk tidak ragu-ragu menjangkau mereka yang selama ini tidak terjangkau, sehingga mereka pun beroleh kebenaran dan keselamatan di dalam Kristus Yesus.
  2. Tujuannya adalah untuk menjadikan semua bangsa menjadi Murid Yesus. Menjadi Murid berarti mengakui dan mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ketaatan untuk mengikut dan melakukan perintahNya, memiliki karakter Yesus Kristus yaitu karakter yang senantiasa mengasihi, setia dan taat meskipun harus menderita dan di tolak.
  3. Membaptis mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Baptis = baptizo = membasuh dengan tujuan menyucikan). Setelah percaya dan menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya, orang itu akan masuk dalam fase baru yaitu baptisan. Baptisan bukan sarana untuk menerima keselamatan, justru setelah orang itu diselamatkan oleh anugerah Allah dan iman kepada Yesus Kristus, maka orang itu mengikrarkan kepercayaannya dihadapan Allah.
  4. Ajarlah mereka melakukan segala yang telah diperintahkan oleh Yesus. Para murid bukan hanya memiliki tugas untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa tetapi juga meneladankan iman dan ketaatan akan Kristus itu kepada semua orang yang diajar.

(3)  Yesus menjanjikan penyertaan-Nya (ay. 20b)

Mengutus seseorang untuk suatu pekerjaan yang sangat berisiko tentu harus disertai dengan suatu jaminan bahwa yang bersangkutan pasti dilindungi oleh pemilik pekerjaan itu sendiri. Itulah kira-kira yang dilakukan oleh Yesus ketika mengutus murid-murid-Nya memberitakan berita tentang Kristus yang bangkit dan penuh kuasa. Yesus menjanjikan perlindungan kepada mereka dengan perkataan: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (ay. 20b). Apa artinya? Yaitu bahwa Yesus sendiri pasti menyertai murid-murid-Nya; menyertai dalam teks ini berarti Yesus selalu bersama-sama dengan setiap orang yang memberitakan berita kebenaran tentang diri-Nya, Dia pasti melindungi mereka, Dia pasti memberikan pertolongan dan penghiburan atas mereka, Dia pasti memampukan mereka melaksanakan tugas pemberitaan kebenaran itu. Lagi-lagi, Yesus meyakinkan kita semua bahwa kita tidak sekadar yakin akan kebenaran tentang Kristus, tetapi sungguh-sungguh yakin juga akan kebenaran yang kita teruskan atau beritakan itu kepada semua bangsa.

Bacaan kita, Kel. 19 : 1 – 8 menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel, yang setelah 430 tahun berada dalam perbudakan Mesir akhirnya dibebaskan oleh Allah. Dalam masa perbudakan berbagai penderitaan, kesengsaraan, penindasan, ketidakadilan terjadi kepada bangsa Israel, dan Allah menyatakan kasih dan kuasaNya dengan membebaskan Israel, menuntun dan membawa mereka ke tanah Kanaan yang adalah tanah perjanjian. Ketika Israel tiba di gunung Sinai, disanalah mereka berkemah. Musa naik menghadap Allah dan Allah menyatakan diriNya dan menyampaikan perintahNya kepada Israel melalui Musa :

  • Allah telah menyatakan kasih dan kuasaNya atas bangsa Israel dan Israel telah melihat perbuatan Allah akan bangsa Mesir. Allah juga telah menyatakan penyertaan dan pemeliharaanNya kepada bangsa Israel. Oleh karena itu Allah menghendaki Israel menjadi bangsa “kesayanganNya” diantara bangsa-bangsa lain, yaitu bangsa yang sungguh-sungguh mendengarkan firmanNya dan tetap berpegang pada perjanjianNya
  • Israel meresponnya dengan mengatakan bahwa segala yang difirmankan Allah akan mereka patuhi dan lakukan dalam sepanjang kehidupan mereka.

 III. APLIKASI

  • Menjadi orang Kristen tidak sekadar mengaku bahwa kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang telah bangkit dan hidup. Menjadi orang Kristen yang percaya pada Kristus berarti yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa kuasa yang sesungguhnya hanya ada di dalam Yesus yang kita percayai itu. Memang, kadang-kadang kita “ragu-ragu” meyakininya, apalagi kalau sepertinya Tuhan tidak berpihak pada kita, namun sikap “ragu-ragu” itu harus menggiring kita pada pencarian dan penerimaan kebenaran bahwa Kristuslah yang berkuasa atas hidup kita. Percayalah sekalipun begitu banyak tantangan hidup yang harus kita jalani (khususnya dalam meberitakan kebenaran Firman Tuhan), Allah tidak akan meninggalkan kita, IA akan senantiasa menyertai, memelihara dan memperlengkapi anak-anakNya.
  • Sebagai orang yang percaya pada kuasa Kristus memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan kebenaran Kristus itu bahkan kepada semua bangsa. Artinya, kita harus menyaksikan Kristus kepada siapa pun, di tempat mana pun, dan di setiap saat. Kita tidak harus membuka Alkitab setiap bertemu dengan setiap orang, sebab yang jauh lebih berpengaruh adalah kesaksian hidup kita terhadap sesama, baik mereka yang selama ini dekat dengan kita, maupun mereka yang “jauh” dari “jangkauan pertemanan” kita masing-masing. Maka, aneh rasanya kalau ada orang tampil atau mengaku sebagai anak-anak Tuhan ketika berada di dalam gereja, namun tampil sebagai “anak-anak yang tidak jelas” ketika “keluyuran” entah ke mana.
  • Orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, berarti yakin akan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya. Penyertaan Tuhan ini memampukan kita untuk tidak ragu-ragu lagi menjalani kehidupan kita dalam kebenaran Kristus, sekaligus menyadarkan kita bahwa Kristus selalu mengamati setiap gerak langkah kita di mana saja dan kapan saja. Kesadaran ini akan menolong kita pada satu sisi untuk tidak ragu-ragu melangkah dalam kebenaran, sekaligus bersikap hati-hati dalam menjalani kehidupan ini, sebab Kristus menyertai dan “mengawasi” perjalanan kita [senantiasa hidup dalam kebenaran dan kekudusan].
  • Misi Gereja adalah misi untuk “pergi” ke seluruh dunia, bukan sibuk mengurus diri sendiri, membangun jemaat ke dalam sehingga lupa akan keadaan sekitar dimana gereja itu hadir. Misi gereja bukan hanya misi ke dalam tetapi juga misi keluar untuk menjadi garam dan terang dunia. Oleh karena itulah GBKP juga bermitra dengan UEM untuk melakukan berbagai pelayanan baik dalam bidang keimanan, sosial, ekonomi, Pendidikan, kemanusiaan, dll.

Pdt. Elba Barus-Runggun Bandung Timur

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD