• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU, 12 FEBRUARI 2023, YOHANES 10:22-42

MINGGU SEXAGESIMA/KE-ENAMPULUH

(Minggu Yesus sungguh-sungguh siap memasuki masa-masa penderitaanNya)

Invocatio  :

Mazmur 142:6

Bacaan 1  :

Mazmur 69:5-9 (Tunggal)

Khotbah :

Yohanes 10:22-42 (Tunggal)

Tema :

Yesus kuat menghadapi penderitaan

 

I. Pendahuluan

Dua orang yang sepakat menurunkan berat badan dengan zumba (sejenis olah raga tari salsa yg dipadukan dengan aerobik), sekalipun menggunakan video tutorial yang sama, sangat mungkin kedua orang itu memiliki hasil yang berbeda. Mengapa demikian?

Kembali ke konsistensi, kesungguhan hati, dan keseriusan kedua orang itu melakukan setiap gerakan.

Setiap kita memiliki Alkitab yang sama, namun pasti memiliki pertumbuhan iman yang berbeda. Ini kembali ke konsistensi membaca dan melakukan firman Tuhan serta seberapa serius kita percaya bahwa setiap janji firman Tuhan adalah benar dan akan digenapi dalam hidup kita.

Jika hasil zumba bisa dilihat dari tubuh yang sehat dan bugar, maka hasil kita membaca dan melakukan firman Tuhan akan kelihatan dari kehidupan kita sehari-hari.

Jika kita mengaku percaya bahwa Kristus adalah Tuhan tetapi tidak menjadi teladan dalam kata dan perbuatan kita, sangat mungkin kita hanya membaca, tetapi tidak melakukan firman Tuhan.

II. Penjelasen Teks Khotbah

Melalui bacaan khotbah di Minggu Sexagesima ini, kita belajar tentang dua respons manusia yang melihat Yesus dan apa yang telah dilakukanNya selama pelayananNya.

Ada banyak kesaksian dalam Alkitab yang menjelaskan kepada kita bahwa sekalipun beberapa orang melihat dan mengalami mukjizat yang dilakukan oleh Yesus ternyata tidak dapat menjadi dasar bagi mereka pada waktu itu untuk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Ini terlihat pada dua kelompok orang dalam bacaan kita hari ini.

Ayat 22-24, Kelompok pertama yakni orang-orang Yahudi yang berada di Bait

Allah di Yerusalem, saat hari raya Pentahbisan Bait Allah (22-24).

Apa yang terjadi dengan mereka ini? Mereka mempertanyakan ke-Mesias-an Yesus karena selama ini mereka masih merasa bimbang, apakah benar Yesus adalah Mesias yang ditunggu-tunggu. Mengapa mereka masih bimbang? Bukankah mereka selama ini sudah melihat pelayanan Yesus dan berbagai mujizat yang dilakukan Yesus?

Ayat 25-29, Yesus merespons kebimbangan mereka dengan mengatakan bahwa permasalahannya bukan pada apa yang telah mereka lihat dan alami melainkan terletak pada diri mereka sendiri, yaitu karena mereka tidak percaya kepada Yesus (ayat 25), bukan karena Yesus tidak mampu menyatakan identitas-Nya yang nyata melalui karya-karya-Nya yang sudah dilihat dan dialami banyak orang. Ketidakpercayaan mereka juga diakibatkan karena mereka ternyata tidak termasuk domba-domba yang diberikan Bapa kepada-Nya (26-29). Bagi Yesus kebenaran sejati itu dipercayai atau tidak dipercayai adalah tetap kebenaran, tidak berubah dan tidak dapat diubah. Merekalah yang harus berubah, bukan Yesus yang harus berubah.

Ayat 30-33, Melalui penjelasan tentang domba-domba itu, Yesus juga menyatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (ayat 30). Pernyataan terus terang Tuhan Yesus bahwa Dia dan Allah Bapa adalah satu (ayat 30) membuat orang-orang Yahudi tetap saja tidak mau mengerti dan menjadi berang dan malah hendak melempari Tuhan Yesus dengan batu (ayat 31). Bagi mereka perkataan Yesus jelas menghujat Allah karena Dia menganggap diri-Nya setara dengan Allah (ayat 33).

Ayat 34-39, Untuk memahami bagian ini, Tuhan Yesus memberikan dua argumentasi yang membela klaim keilahian-Nya.

Pertama, Ia mengutip Mazmur 82:6 yang berkata, " Aku sendiri telah berfirman: ”Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian” (ayat 34).

Menurut pemazmur, Allah sendiri menyapa umat Tuhan yang menerima firman-Nya dengan menyebut mereka sebagai anak-anak Allah. Kalau penerima firman Allah dilayakkan untuk disapa sebagai anak Allah (ayat 35), betapa lebih layak lagi Dia yang diutus Allah ke dunia, yaitu Firman yang berinkarnasi itu disapa sebagai Allah (ayat 36). Jadi, dari segi bahasa menyebut Yesus sebagai Anak Allah atau Allah tidaklah salah.

Kedua, Yesus membuktikan diriNya sebagai Anak Allah melalui pekerjaan yang dilakukan-Nya. Karya Kristus adalah melakukan pekerjaan BapaNya yang mengutus DIA (ayat 37). Perbuatan-perbuatan Yesus yang mengandung sifat ajaib dan moral terpuji selama hidup dan pelayananNya (ayat 32a) menyatakan kesatuan kehendak dan kesatuan misi-Nya dengan kehendak dan misi Bapa (ayat 38). Itulah sebabnya, Yesus menanyakan kepada mereka, kesalahan apa yang telah Dia kerjakan sehingga mereka ingin merajam Dia (ayat 32).

Salah satu karya agung Tuhan Yesus Kristus adalah kematian-Nya di atas kayu salib untuk menggenapkan misi penyelamatan Allah bagi dunia ini. Kita yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah hasil karya-Nya. Hidup kita yang sudah dimerdekakan dari perbudakan dosa diberi mandat menjadi saksi akan keilahian Tuhan Yesus. Dengan hidup kudus, menjunjung tinggi kebenaran, dan menegakkan keadilan kita sedang menyaksikan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah. Meskipun Yesus masih menambahi pemaparannya mengenai istilah allah yang dipakai pada Mazmur 82:6 (32-38), tetap saja mereka tidak mau mengerti. Bahkan mereka ingin menangkap Dia (39).

 Ayat 40-42, kelompok kedua ialah orang-orang yang berada di seberang sungai Yordan, tempat Yohanes membaptis dahulu (40). Yesus, yang akan ditangkap dan dilempari dengan batu di Yerusalem, pergi ke Betania yang merupakan tempat bersejarah bagi-Nya dan Yohanes Pembaptis. Di sanalah Yohanes menyerukan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang akan menghapus dosa dan tidak melakukan mukjizat (41). Namun Ketika Yesus kembali ke Betania, ada banyak orang yang menjadi percaya kepada-Nya. Kehadiran Yesus di Betania memberikan dampak yang tidak terkira. Apa yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis menghasilkan buah pada waktunya. Tanda-tanda mukjizat yang dilakukan oleh Yesus membuktikan bahwa apa yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis bukanlah omong kosong belaka, karena semua mukjizat dan pengajaran yang dilakukan Yesus Kristus telah mengonfirmasi pemberitaan Yohanes Pembaptis. Dengan itulah mereka diyakinkan dan pada akhirnya menjadi percaya. (42).

Perbandingan di antara kedua kelompok (ayat 22-24 dan ayat 40-42) ini jelas: yang satu tidak mau percaya meski sudah melihat mukjizat Yesus, sementara yang lain mau percaya walau hanya mendengar pengajaran dari Yohanes.

  • Pokok -pokok Khotbah
  1. Tentukan sikap kita: percaya dan mengasihi Dia atau menolak dan akhirnya membenci Dia. Dalam hal ini mari kita hindari sikap seperti orang-orang Yahudi yang masih meragukan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Mesias yang dinanti-nantikan). Tetap teguh menjaga iman kita kepada Yesus Kristus. Sekali percaya tetap percaya dan setia kepadaNya.
  2. Percaya kepada Yesus Kristus dapat terjadi tanpa harus ada mukjizat sebagai bukti. Hal ini dibuktikan oleh Yohanes Pembaptis yang tidak pernah melakukan mukjizat apa pun, namun banyak yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ini membuktikan bahwa iman tidak tergantung pada penglihatan. Bukankah Yesus pernah menegur Tomas karena tidak percaya pada kebangkitan-Nya sebelum melihat tanda? Sungguh berbahagia bila kita dengan iman meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat sekalipun kita tidak melihat-Nya secara fisik. Kedewasaan iman terjadi saat kita memiliki keyakinan yang teguh sekalipun tidak pernah melihat tanda. Tetap pegang teguh firman-Nya dan taat sepenuhnya.
  3. Tidak semua orang memiliki karunia untuk mengadakan mukjizat, oleh karena itu, yang penting harus kita gencarkan adalah ajarkanlah kebenaran tentang identitas dan kuasa Yesus.
  4. Sebagaimana Yesus Kristus yang tetap kuat menghadapi perlawanan orang-orang Yahudi yang hendak mencelakai hidupNya, Dia merasa aman Bersama BapaNya, karena IA dan Bapa satu adanya.
  5. Di dalam dunia kita menyaksikan dan mengalami sendiri berbagai penderitaan. Ada penderitaan yang terjadi karena seseorang melakukan kesalahan dan dosa, namun ada pula orang yang menderita justru karena membela dan melakukan kebenaran. Di mana kebenaran ditegakkan, di situ pula kejahatan menghadang.

Pengalaman seperti itu dialami oleh pemazmur (dalam bacaan kita yang pertama). Ia menyatakan bahwa karena Allah ia telah menanggung cela (ayat 8a), dan cintanya bagi rumah Allah menghanguskan dirinya (ayat 10a). Kesesakan yang menyerbu hidup pemazmur digambarkan dengan sangat dahsyat, bak orang yang tenggelam ke dalam sheol (dunia orang mati). Ia terasing dari hidupnya sendiri dan berada dalam ketidakberdayaan ketika marabahaya melingkupinya (ayat 1-3). Ada juga orang-orang yang begitu membenci dia tanpa alasan dan ingin menghabisi nyawanya (ayat 5), dan ia pun "mati" secara sosial karena dikucilkan dari masyarakat serta keluarganya sendiri (ayat 9-13).

  1. Tema kita Minggu ini: Yesus Kuat menghadapi Penderitaan

Tema ini mengajak kita supaya belajar dari pergumulan Yesus yang ditolak keMesiasanNya ditengah-tengah kehidupan orang-orang yahudi yang meragukan Dia. Yesus tetap tenang, sabar dan kuat menghadapi tantangan dari lawan-lawanNya. Yesus yakin bahwa BapaNya pasti akan berpihak kepadaNya. Ketika kita menengok ke dalam kehidupan pemazmur, ini merupakan kekuatan bagi kita yang rela menderita bagi Allah, namun perlu kita sadari bahwa mencintai Allah adalah sebuah perjuangan yang berat. Untuk itu, marilah kita meminta kepada Tuhan agar Ia memberikan keberanian bagi kita menjadi saksi kebenaran. Mari kita juga memohon kepada Dia agar menolong kita menjadi orang-orang yang senantiasa beriman dan berpengharapan karena kasih setia-Nya.

  1. Bagi orang-orang yang menantikan Tuhan, mencari Tuhan, mengasihi Tuhan dan menderita bagi Tuhan, harus mengakui ketidakberdayaan dirinya dalam menghadapi penderitaan karena mencintai Tuhan dan mengingat rahmat Tuhan yang senantiasa memberikan penebusan bagi mereka yang dalam kesesakan.
  2. Sebagaimana Kristus Kuat menghadapi Penderitaan, Kitapun diberi kekuatan oleh Tuhan menghadapi berbagai penderitaan. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.

Pdt Philipus Tarigan-GBKP Runggun Cililitan

MINGGU 05 FEBRUARI 2023, MATIUS 4:1-11

Invocatio :

Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini      diketahui di seluruh bumi! Yesaya 12:5.

Bacaan:

Ulangan. 8:1-10a.

Khotbah : Matius 4:1-11.

Tema  :

YESUS MENGALAHKAN PENCOBAAN.

 

PENDAHULUAN.

Syalom, Selamat hari Minggu, Salam Sejahtera bagi kita sekalian. Minggu ini kita memasuki Minggu Septuagesima 70 Hari Menjelang Kebangkitan, Saat ini kita masuk dalam Minggu Ordinary (Minggu Biasa) yang pertama dalam satu tahun liturgi. Septuagesima sendiri berasal dari kata Septuaginta yang artinya 70, namun hal ini bukan sekedar menunjukkan 70 hari sebelum Paskah, tetapi lebih menekankan kepada “kasih Allah kepada seluruh bangsa-bangsa” yang sering disimbolkan kepada 70 bangsa, atau 70 tahun masa pembuangan di Babel. Seluruh topic pembicaraan dalam minggu ini adalah mengenai penderitaan umat manusia, namun dalam penderitaannya manusia tersebut dibungkus dengan cinta kasih Allah yang sempurna.

Septuagesima sendiri adalah minggu dimana kita mempersiapkan diri menuju Pra-Paskah. Dalam empat minggu, dimulai dari Minggu ini, kita akan dihantar untuk melihat bagaimana karya Allah kepada manusia yang hidup dalam penderitaannya akibat dosa yang dilakukannya. Tetapi perlu diingat, penekanan topiknya bukanlah dosa, tetapi rencana dan rancangan Allah untuk menyelamatkan umat manusia.

Didalam menjalani proses tersebut kita menyaksikan Yesus Kristus dapat mengalahkan tantangan dan menang dalam setiap Pencobaan sampai Dia Dipermuliakan. Selama hidup di dunia ini kita akan terus diperhadapkan pada berbagai tantangan, ujian dan pencobaan, namun jangan khawatir Kristus telah memberikan teladan dan kuasa melawan berbagai tantangan dan berbagai percobaan dalam kehidupan iman kekristenan kita.

BIMBINGAN TEKS.

Segera setelah Yesus dinyatakan sebagai Anak Allah, dan Juruselamat dunia, Ia dicobai; hak-hak istimewa yang besar, dan tanda-tanda khusus dari kemurahan Ilahi, tidak menjamin manusia lepas dari berbagai pencobaan.

Dalam pencobaan Kristus tampak bahwa iblis sangat licik, pendendam, dan sangat online; tapi dia bisa dilawan.

Dalam semua pencobaannya, Iblis berupaya untuk membawa Yesus jatuh kedalam kuasanya dan melawan Allah.

Iblis mencobai dia untuk putus asa akan kebaikan Bapanya, dan untuk tidak memercayai kepedulian Bapa terhadapnya. Salah satu tipu muslihat Setan adalah memanfaatkan kondisi lahiriah kita; dan mereka yang berada dalam kesulitan harus menggandakan kewaspadaan mereka. Kristus menjawab semua pencobaan Setan dengan "Ada tertulis;" untuk memberi kita contoh, dia mengacu pada apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Cara ini harus kita tempuh, ketika sewaktu-waktu kita tergoda untuk berbuat dosa. Marilah kita belajar untuk tidak mengambil jalan yang salah untuk perbekalan kita, ketika kebutuhan kita sangat mendesak ; Tuhan akan menyediakan jawaban yang terbaik.

Setan mencobai Kristus untuk menyalahgunakan kekuasaan dan perlindungan Bapa-Nya, di tempat yang aman. Juga tidak ada ekstrem yang lebih berbahaya daripada keputusasaan dan praduga, terutama dalam urusan jiwa kita. Setan tidak keberatan dengan tempat-tempat suci sebagai tempat penyerangannya. Janganlah kita, di mana pun, lepas dari pengawasan kita. Kota suci adalah tempat yang dianggap sebagai tempat aman dari serangan setan, banyak orang yang tidak sadar bahwa tempat suci juga dapat dipakai iblis untuk melancarkan tipuannya, Semua tempat tinggi adalah tempat yang licin; kemajuan di dunia membuat manusia menjadi sasaran bagi Setan untuk menembakkan anak panahnya yang berapi-api. Apakah Setan sangat fasih dalam Kitab Suci sehingga dapat mengutipnya dengan mudah? Ya Iblis juga tahu tentang kitab suci, tetapi tidak mau melakukan maksud kitab suci itu. Mungkin saja seseorang memiliki kepalanya yang penuh dengan gagasan Kitab Suci, dan mulutnya penuh dengan ungkapan Kitab Suci, sementara hatinya penuh dengan kebencian yang pahit terhadap Tuhan dan semua kebaikan. Setan dapat menyalahgunakan kitab suci dan mengaburkan makna, yang menyesatkan kita, sehingga melakukan perbuatan yg bertentangan dengan kehendak Allah keluar dari jalan kita, keluar dari jalan tugas kita, dan tidak lagi mengandalkan Tuhan, namun mengadakan dunia dan manusia.

Iblis mencobai Kristus untuk mengidolakan tawaran kerajaan dunia, dan kemuliaan mereka. Kemuliaan dunia adalah godaan yang paling menawan, Kristus dicobai untuk menyembah Setan. Dia menolak godaan itu dengan kebencian. "Enyahlah, Iblis!". Banyak sekali godaan yg secara terbuka dan dekat sekali dengan kita; godaan itu tidak hanya untuk ditentang, tetapi juga ditolak sekaligus. Perlu ketegasan dalam melawan godaan, dia akan lari dari kita. Tapi kalau kita mau berkompromi atau berunding, kita mudah sekali dikalahkan. apa untungnya bagi seseorang jika dia mendapatkan seluruh dunia, dan kehilangan jiwanya sendiri?, Kristus berhasil mengalahkan pencobaan, atas atas teladan itulah kita beroleh keyakinan bahwa ajakan iblis dapat ditolak.

REFLEKSI.

Saudaraku yang terkasih, melalui renungan kita Minggu ini kita kembali diingatkan bahwa:

Kita harus selalu waspada dan berjuang melawan Godaan Iblis.

Dunia di mana kita tinggal ini telah dikuasai oleh dosa, dan sudah sangat jelas bahwa sifat-sifat dosa itu sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya setiap orang yang percaya harus terus berjuang melawan pencobaan dan godaan yang dipanahkan Iblis. Adalah tidak mudah menang melawan pencobaan - pencobaan yang menyerang kita, karena roh memang penurut, tetapi daging lemah (bdk. Matius 26:41).

Mungkin kita sering bertanya: Mengapa kita harus diperhadapkan pada pencobaan-pencobaan? Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan orang percaya itu bebas dari segala pencobaan, tapi yang pasti Dia berjanji untuk selalu memberikan jalan keluar, sedangkan “Pencobaan - pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13).

Bagaimana supaya kita bisa menang melawan pencobaan dari Iblis? Cara terbaik adalah harus melekat pada Tuhan dan senantiasa tinggal di dalam firman-Nya. Didalam Bacaan kita menyaksikan bagaimana umat Israel yang berjalan selama 40 tahun menuju Tanah Kanaan dan mengalami berbagai peristiwa ajaib, adalah bahagian dari proses pembentukan Mental dan Spiritual Bangsa Pilihan Tuhan, supaya mereka semakin merasakan Kuasa Allah yang besar dan tidak pernah melupakannya. Walaupun bangsa itu jatuh bangun dalam kesetiaan kepada Allah namun akhirnya mereka sampai saat ini menjadikan perjalanan itu sebagai perjalanan yang menguatkan iman di dalam berbagai tantangan dan godaan hidup. Tuhan Yesus juga telah meninggalkan teladan yang luar biasa bagaimana melawan pencobaan. Ketika sedang dicobai Iblis, tak henti-hentinya Yesus menggunakan firman Allah sebagai pedang Roh untuk mematahkan setiap tipu muslihat Iblis. Sebagaimana tertulis, selama empat puluh hari Yesus berpuasa di padang gurun, di mana kesempatan ini tidak disia-siakan Iblis untuk mencobai Dia. Tiga kali Iblis berusaha untuk melemahkan Yesus dengan harapan Dia gagal menggenapi rencana Bapa dalam hidup-Nya, agar Dia berbalik dari jalan yang sudah ditentukan oleh Bapa-Nya. Tiga kali pula Yesus membalas serangan Iblis itu dengan memperkatakan firman Tuhan, “Ada tertulis…” Dan akhirnya Yesus menang!

Firman itu hidup dan berkuasa karena itu adalah perkataan Allah sendiri! Kuasa itu semakin nyata bila kita memperkatakan firman itu dengan iman. Oleh sebab itu pastikan kita rajin membaca Firman TUHAN tiap hari.

Amin.

Pdt Togu P Munthe

MINGGU 22 JANUARI 2023, KHOTBAH YEHEZKIEL 36:33-37

Invocatio      : “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia”. (2 Timotius 2:21)

Ogen             :    Kisah Para Rasul 9:32-43 (Tunggal)

Khotbah       :    Yehezkiel 36:33-37 (Anthiponal)

Tema             :    TUHAN MEMPERBAHARUI BANGSA-NYA


 

A. PENGANTAR

Pada tahun 2014 Presiden Joko Widodo mencanangkan semboyan “Revolusi Mental”. Tujuannya tentunya untuk memperbaharui pola pikir dan tingkah laku masyarakat Indonesia yang dimulai dari birokrasi pemerintahan. Setelah hampir 10 tahun Presiden Joko Widodo memerintah, apakah sudah terjadi revolusi mental itu? Kita dapat menjawabnya secara pribadi. Tetapi yang ingin disampaikan di sini adalah, sehebat apapun pemerintah mencanangkan pembaharuan birokrasi tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh semua pihak, khususnya didukung oleh masyarakat. Seperti itulah kira-kira khotbah kita pada kesempatan ini.

B. PENJELASAN BAHAN ALKITAB

  1. Pembacaan Firman I

Setelah jemaat mula-mula mengalami penyiksaan Ps. 5:17, 8:1b. Selang beberapa waktu, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlah mereka semakin bertambah besar dalam pertolongan dan penghiburan Roh Kudus (ps. 9:31). Rasul Petrus mengadakan perkunjungan ke beberapa daerah dalam rangka memberi penguatan kepada jemaat. Petrus singgah kepada orang-orang kudus di Lida. Di sana Petrus melakukan mujizat dengan menyembuhkan Eneas yang sudah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Eneas sembuh dari lumpuhnya karena kuasa Yesus Kristus, “Yesus Kristus menyembuhkan engkau”. Melalui mujizat itu semua penduduk Lida dan Saron yang melihat hal tersebut berbalik kepada Tuhan.

Demikian halnya ketika di Yope, ada seorang murid perempuan yang bernama Tabita (Yun.: Dorkas) mengalami sakit dan akhirnya meninggal. Walaupun secara fisik meninggal, tetapi karya dan kebaikannya tetap hidup. Karena selama hidupnya Tabita banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah, maka ketika ia meninggal banyak janda yang menangisinya sambil menunjukkan semua baju dan pakaian yang dibuat Tabita. Kembali Tuhan menyatakan kuasaNya dengan membangkitkan Tabita. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Dari kedua mujizat yang terjadi di Lida dan Yope membuat banyak orang berbalik kepada Tuhan bahkan percaya kepada Tuhan. Berbanding terbalik dengan yang terjadi di beberapa kota di mana Yesus melakukan banyak mujizat tetapi tidak ada pertobatan (Bdk. Matius 11:23, “Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizatNya). Artinya dalam hal ini bukan soal mujizatnya, tapi bagaimana kita menghayati kuasa Allah yang bekerja dalam hidup kita. Bila kita betul-betul menghayati kuasa Tuhan sebagai tanda kasihNya, maka kita akan bertobat dan berupaya melakukan kehendakNya dalam kehidupan kita. Bila tidak, maka seribu mujizat pun tidak akan mengubahkan hidup kita (band.Luk. 16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati). Kembali ditekankan, kalaupun sudah ada pemberitaan Firman, bahkan mujijat terjadi, kalau seseorang itu tetap mengeraskan hatinya, maka tidak akan terjadi pembaharuan dalam hidupnya.

  1. Bahan Khotbah

Yesezkiel adalah nabi juga imam keturunan Zadok. Dia bertugas di Bait Suci Yerusalem ketika Babel menyerang kota itu pada thn. 597 SM. Melalui penglihatannya, Yehezkiel sudah menubuatkan malapetaka yang akan menghancurkan Yerusalem. Hal ini terjadi karena dosa-dosa bangsa Israel. Mereka beribadah kepada allah-allah lain dan lebih suka mengandalkan raja-raja asing daripada mengharapkan pertolongan dari Allah. Selain berita hukuman, Yehezkiel juga menyampaikan nubuat yang membangkitkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Tuhan berjanji akan membebaskan mereka dari pembuangan dan menuntun mereka kembali ke Yerusalem.

Bahan khotbah kita berbicara tentang pentahiran yang dilakukan Tuhan terhadap umatNya (judul pasal 36, “Pembaharuan Israel”). Pembaharuan yang dilakukan Tuhan dimulai dari bagian inti dalam hidup umatNya, yaitu hati dan roh (ay. 26-27), sehingga umat menjadi taat kepada Allah. Ada 4 kata “Aku” yang mewakili Tuhan. Bahwa Tuhan akan mentahirkan umatNya dari segala kesalahan, Tuhan akan membuat kota-kota didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali. Tanah yang sudah lama tandus akan dikerjakan kembali sehingga umat akan berkata, tanah ini seperti taman Eden. Kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan musnah, kembali didiami dan menjadi kubu.

Semua ini terjadi karena kuasa Tuhan. Bahkan bangsa-bangsa lain pun akan mengetahui bahwa pembaharuan (pentahiran) ini dilakukan oleh Tuhan. Bukan karena hebat dan spesialnya bangsa Israel, tetapi semua karena kebaikan Tuhan, dan semata-mata karena Allah ingin menguduskan namaNya kembali. Kerena ketika umat dihukum, maka Allah dianggap tidak menepati janjiNya, yang bertentangan dengan kekudusanNya. Karena di dalam kekudusan Allah ada kebaikan, kesetiaan dan kesempurnaan. Dan ini menjelaskan mengapa cemoohan bangsa-bangsa lain merupakan pencemaran nama Allah yang kudus. Apa yang dilakukan Allah adalah dalam rangka memulihkan namaNya yang sudah dinajiskan oleh dosa umatNya agar kembali dikuduskan dan dimuliakan.

C. APLIKASI

-      Allah terus bekerja untuk memperbaharui umatNya sehingga kita menjadi alat di tanganNya. Orang yang belum dibaharui, tidak mungkin mempengaruhi orang lain untun memperbaharui dirinya. Bahkan sebaliknya, kita menjadi batu sandungan. (Bnd. Invocatio).

-      Allah terus bekerja menyatakan kasih dan kuasaNya dalam hidup kita mulai dari bangun pagi sampai pagi kembali. Oleh karena itu harus ada kesadaran dalam diri kita untuk merespon kasihNya. Jangan menunda-nunda waktu yang diberikan Tuhan. Kesempatan unuk memperbahui diri dimulai dari diri kita dan saat ini. Ula tertaren-taren. Apa yang mau kita baharui? Bisa jadi kedagingan, kemalasan, keegoisan, tinggi hati, gaya hidup hedonis, dll. Atau sebagaimana yang disebutkan di dalam Galatia 5:19-21. Kita diingatkan dan diajak untuk selalu merespon pembaharuan yang Allah lakukan.

-      Manusia yang sudah dibaharui Tuhan harus tetap memuliakan Tuhan dalam hidupnya, sebagaimana yang dilakukan oleh Petrus, Dorkas/Tabita. Memberitakan kabar baik/kabar sukacita melalui kata dan perbuatan. Petrus setelah dipulihkan/dibaharui Tuhan sungguh-sungguh menjadi alat di tangan Tuhan. Demikian halnya Tabita, melalui materi, talentanya dia menjadi berkat bagi banyak orang miskin dan para janda. Tuhan. Mari tetap kita memuliakan Tuhan melalui seluruh hidup hidup (soli Deo Gloria).

Welcome Desember, 1 Des 2022

Pdt. Larena Sinuhadji (Nd. ReyRapha).

GBKP Runggun Cikarang

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD