SELASA 26 DESEMBER 2023 (NATAL II), KHOTBAH MATIUS 2:9-11

Invocatio : Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus ( Mat 1 : 16 )

Bacaan I :

Yesaya 11 : 1-5 ( Responsoria )

Tema :

MEMBERI PERSEMBAHAN

 

KATA PENGANTAR / PENDAHULUAN

Suatu malam Natal pada 1963 di podium gereja di Jakarta. Bung Karno diminta untuk memberi kata sambutan. Narasi pidato Bung Karno :” spanduk di depan saya tertulis : “ Yesus adalah gembala yang baik’. Itu salah..itu keliru!”. Suasana jemamt gereja mendadak hening. Tak ada seorang pun yang berani bersuara. Tema Natal tersebut merupakan kutipan ayat Yohanes 10: 14 dari Alkitab. Setelah beberapa detik sunyi, Bung Karno melanjutkan pidatonya. “ yang benar mustinya,’ sesungguhnya Yesus adalah Gembala yang Terbaik…!” kata Bung Karno disambut riuh tepuk tagan dan nada gembira para jemaat. Dalam hiruk pikuk dan tepuk tangan menggelegar di seluruh ruangan. Setelah gemuruh hiruk pikuk mereda, Bung karno melanjutkan pidatonya “ kita semua yang hadir di sini di tantang…SUDAHKAH KALIAN MENJADI DOMBA-DOMBA TERBAIKNYA?

Pertanyaan bagi kita di Natal II ini, sudahkah memberikan persembahan yang terbaik bagi Yesus?

Isi :

Bacaan Pertama pengantar Khotbah di Natal ke II ini, Yesaya 11, harus dibaca dengan memerhatikan pasal 10: 33-34. Akibat hukuman Tuhan dahsyat seperti pohon ditebang. Hanya menyisakan tunggul. Namun dari tunggil itu muncul tunas baru yang akan berkembang dan berbuah ( ay 1). Itulah janji pemulihan Allah kepada umat-Nya melalui sosok Mesias, “yang diurapi” ( ay 2), ari keturunan Daud. Melalui Mesias, idealisme perjanjian dengan Daud ( II Sam 7) dipulijakn. Raja tidak lagi menjadi penguasa tiran yang memeras rakyat, memutarbalikkan kebenaran, dan menyelewengkan keadilan. Sebaliknya IA akan menegakkan keadailan dan kebenaran serta menindas kejahatan ( ay 3-5). Dan dalam artian secara khusus berbicara tentang Mesias dari Keturunan Daud
Dia (Mesias) akan dipenuhi Roh Allah. Di dalam Mesias itu, Roh Allah akan bekerja sepenuhnya. Demikianlah tunas muda itu akan mendirikan kerajaan Mesias yang didasarkan atas keadilan dan kebenaran dan kelak membuahkan kesejahteraan yang meliputi seluruh bumi.
Nubuatan tentang Mesias pada pasal 11 begitu kental dan susah untuk diuraikan menurut kronologis kapan peristiwa kedatangan Mesias itu terjadi. Tetapi bagi bangsa Israel pada zaman itu, ketika nubuatan ini disampaikan nabi Yesaya, mereka memerlukan juru selamat. Tetapi yang terpenting dari semua itu, Nubuatan itu sangat penting dan ditunggu-tunggu bagi bangsa Israel, karena memang ditengah-tengah situasi yang sulit dan galau, mereka membutuhkan penghiburan dan pengharapan sekaligus didalamnya keselamatan mereka. Keselamatan begitu penting bagi bangsa Israel, tidak hanya keselamatan secara fisik, tetapi keinginan Tuhan jauh lebih berharga, yaitu keselamatan secara rohani.

Ada hal yang menarik dari kisah Kelahiran Yesus yang mungkin kurang kita perhatikan. Ada orang-orang Majus yang datang mencari bayi Yesus, padahal mereka bukanlah orang Yahudi; dengan kata lain mereka bangsa kafir yang dianggap sebagai bangsa yang tidak berpengharapan karena mereka bukanlah bangsa pilihan Tuhan. Orang majus adalah golongan imam dan kaum terpelajar dan dianggap memiliki keahlian berupa pemahaman supernatural akan peristiwa-peristiwa di masa depan, yang diperoleh dengan mempelajari buku-buku dan mengamati bintang-bintang (astronomi). Namun ketika Yesus lahir, kabar sukacita kelahiranNya, justru pertama kali di dengar oleh mereka yang secara geografis berasal dari tempat yang sangat jauh dan tidak masuk hitungan. Dari negeri yang sangat jauh, Tuhan memanggil mereka. Untuk bisa bertemu Yesus mereka harus membayar harga, dengan berjalan dari tempat jauh ( Ratusan mil) dimana banyak sekali tantangan yang harus mereka hadapi: melalui padang gurun yang banyak kemungkinan bahaya dari pada perampok, binatang buas dan banyak lagi kesulitan-kesulitan lainnya.

Ini memperlihatkan dan menunjukkan ketekunan dan pengorbanan mereka demi melihat dan menyembah bayi Yesus, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan.

Orang Majus datang menyembah dengan kerelaan berkorban.

Mereka tidak datang kepada Yesus untuk meminta sesuatu melainkan untuk memberi sesuatu. Mereka tidak datang kepada Yesus untuk mendapat sesuatu melainkan untuk kehilangan sesuatu. Melalui kerelaan mereka untuk berkorban itu, mereka mendapatkan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan harta, yaitu “ sukacita penuh” dalam TUhan ( Mat 2 : 10). Sukacita yang mengalahkan waktu, tenaga dan harta yang telah dikeluarkan.

 Orang Majus memberi untuk mendapatkan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan harta.

Mereka membawa persembahan, Emas, Kumenen, dan Mur. Apa sebenarnya pelajaran yang diberikan dari persembahan orang-orang majus ini? Melambangkan apakah dari setiap persembahan yang di bawa orang majus kepada Yesus?

Emas melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi Raja agung.

Kemenyan melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi Imam agung.

Mur melambangkan bayi Yesus yang kelak akan mati untuk menebus dosa manusia.

Dalam artian, kehadiran mereka membawa Emas, Kemenyan, dan Mur untuk bayi Yesus menggambarkan pengabdian dan juga sukacita pada kelahiran Yesus.

Apa yag sebenarnya kita cari dalam Perayaan Natal yang beragam di zaman ini? Apakah kemeriahan, pernak-pernik natal yang berganti, baju baru, sepatu baru dan yang lain sebagainya, yang kita usahakan dan upayakan. Padahal Natal sesungguhnya menerima Tuhan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat manusia. Karena Natal bukan bicara soal apa yang dipakai, apa yang dimakan, namun Natal adalah sukacita. Karena kita sukacita itu maka kita memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Biasanya di saat kita bersukacita kita akan memberikan yang terbaik. Jadi biar Natal menerangi kehidupan yang memampukan setiap kita untuk memberikan persembahan yang berkenan kepada Yesus, dan menerima Yesus dalam kehidupan kita.

Pdt. Sastrami Tarigan

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD