• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 26 MARET 2023, KHOTBAH MARKUS 14:3-9

Invocatio :

Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang mengalir (Amos 5:24 )

Bacaan :

Masmur 43:1-5 ( R )

Khotbah :

Markus 14:3-9 (T)

Tema :

Jesus Iminaki/Yesus Diurapi

 

Pendahuluan

Ada kata bijak mengatakan “ Hormatiah dan jamulah tamumu dengan baik”. Kata bijak ini mengingatkan kita bahwa ketika kita menerima tamu maka kita seharusnya ramah, sopan dan juga sebisanya menjamunya dengan kemampuan yang kita miliki. Ada beberpa alasan yang mendasar agar kita menjamu dan menghormati tamu kita. Kita juga akan tiba saatnya akan menjadi tamu didalam kehidupan kita. Selain itu sebagai anak anak Tuhan kita juga selalau diajarkan supaya melakukan perbuatan yang baik buat sesama kita manusia bahakan buat orang yang tidak kita kenal. Menjamu tamu adalah sebuah tradisi yang sering kita lakukan baik di Indonesia juga kita sebagai orang Karo. Alkitab juga memberikan beberapa kisah atau kesaksian mengenai menjamu tamu tersebut antara lain Abraham menjamu malaikat yang datang( Kejadian 18).Seorang perempuan Sunem yang menyiapkan tempat bagi nabi Elisa diatas rumahnya( 2 Raja raja 4:10)   . Dari semua kejadian tersebut kita dapat melihat bagaimana tuan rumah menghormati tamunya dengan segala cara dan upayanya. Pertanyaanya bagaimana kita di jaman modern ini apakah kita masih punya waktu, kesempatan dan juga mau menerima tamu yang datang kedalam rumah kita. Jangan untuk menginap untuk menyambutnya dengan ramah apakah kita masih memiliki kesempatan?. Bagaigaiman pula dengan perbutan baik yang lain apakah kita masih melakukanya bukan sebaliknya egoisme kita yang muncul atau kita mencari cari alasan untuk tidak melakukanya dan mengkritik orang yang melakukanya.

Pembahasan Nats

Pasal 14 secara keseluruhan berisi mengenai bagaimana Yesus bersiap menghadapi kematiaNya dan Yesus ada di Yerusalem dan sekitarnya. Diawal pasal 14 kita dapat melihat suatu suasana dan juga keadaan di Yesusalem dua hari sebelum Hari Raya Paskah dan juga Hari Raya Tidak Beragi. Pada saat itu Yerusalem akan menjadi pusat perhatian dan juga banyak dari orang Yahudi akan pulang atau berkunjung ke Yesusalem. Dan pengharapan akan Mesias dan munculnya Mesias yang dibangkitkan oleh Tuhan sangat ditunggu tunggu. Mesias yang membebaskan bangsa Israel dari penindasan asing. Dalam situasi inilah kita dapat melihat bagaimana para Imam-imam kepala dan ahli Taurat mencari jalan untuk nenangkap Yesus dan membunuhnya dengan tipu daya, tipu daya dilakukan karena mereka tidak melihat kesalahan yang dilakukan oleh Yesus, rencana ini mau dilakukan sebelum perayaan agar tidak timbul keributan. Bahan Khotbah kita adalah satu sisi atau situasi lain yang terjadi di Betania di mana Yesus berada saat itu. Betania adalah sebuah desa yang jaraknya kurang lebih dua mil dari Yerusalem. Di Betania inilah tinggal Lazarus, Marta, Maria dan Simon si Kusta.Ayat 3 mentakan bahwa Yesus ada di rumah Simon si Kusta dan sedang duduk makan. Yesus lagi bertamu ke rumah Simon si Kusta dan duduk makan. Persitiwa Yesus bertamu atau berkunjung dan duduk makan dengan Simon si Kusta adalah suatu hal yang tidak biasa. Sebab penderita kuasta dianggap Nazis ( Imamat 13) dan tidak boleh bertemu dengan orang yang lain apa lagi menerima tamu. Dalam hal ini ada beberapa pendapat mengatakan bahwa Yesus sebelumnya juga pernah makan dengan orang yang dianggap berdosa atau Nazis secara ritual yaitu Lewis si pemungut cukai (2:13-17) dan ada juga yang mengatakan Simon telah disembuhkan yaitu seorang penderita kusta (1:40-45). Telepas dari duanya kejadian yang terjadi jelas kita dapat melihat bahwa Yesus ketika bertemu atau datang dengan orang orang disekitarnya ia melakukan pelayanan dan misiNya. Dan tindakan yang dilakukan oleh Yesus sering memberikan pesan dan pengajaran buat yang melihat dan mendengar dan kadang mengkritisis sikap sikap yang tidak benar dan juga memberikan keselamatan bagi orang yang tertindas dan terpinggirkan. Pada saat Yesus duduk dan makan datanglah seorang perempuan. Kalau kita membaca bagian Injil yang lain termasuk di dalam Yohanes perempuan tersebut adalah Maria.Tapi di dalam kitab Injil Matius sama dengan Markus perempuan itu tidak disebutkan siapa namanya. Perempuan itu datang dengan membawa satu buli buli pualam berisi minyak narwatsu yang mahal dan mencurahkanya diatas kepala Yesus. Ketika seorang tamu datang makan kepada tamu sering diolesi minyak. Olesan minyak ini adalah sebagai tanda keramah tamahan (pengobatan, Mesias,Raja, Imam). Tapi ia melakukan hal yang lebih jauh bukan hanya mengoleskan tetapi mencurahkan seluruhnya, dan ia juga tidak berkata sepatah katapun. Minyak yang dibawa juga bukan minyak sembarangan tetapi minyak narwatsu dan biasanya hanya dipakai pada saat acara acara yang istimewa ini menunjukan ia mau menghargai Yesus. Minyak narwatus adalah pusaka yang sangat berharga sebab sering kali rempah rempah dan salep digunakan sebagai investasi karena kecil portable mudah dijual. Mengenai apa motivasi dan tujuan dari perempuan ini tidak jelas diangkatkan didalam bacaan kita. Tetapi ada beberapa penafsir mengatakan bahwa ini dilakukan karena wanita tersebut diliputi oleh perasaan berdosanya dan pemujaan kepada TuhaNya yang mengampuni dosaNya. Wanita ini melakukanya dari hatinya yang tulus dan iklas bukan hanya sebuh pormalitas.   Ayat 4 dan 5 kita melihat bagaimana reaksi dari orang orang yang hadir pada saat itu ada yang gusar artinya ia tidak merasa senang dengan perbuatan perempuan tersebut selain itu mereka juga mengatakan itu pemboroson (apoleia, kehancuran) yang sering diartikan juga melawan kehidupan bukan memberi kehidupan. Mereka juga membuat nilai dari ekonomis minyak tersebut yang berharga tiga ratus dinar lebih. Tiga ratus dinar saat itu setara dengan satu tahun gaji pekerja biasa dan masih ada kata lebih berarti bisa lebih mahal lagi. Nilai sebanyak itu akan lebih baik diberikan kepada orang miskin untuk menolong mereka dalam kehidupan mereka. Tapi dalam injil Yohenes yang berkata adalah Yudas ia mau berdalih untuk menolong orang miskin tetapi sebenarnya ia mau mencurinya. Gusar dan marah juga mungkin karena mereka menggap bahwa perempuan tersebut tidak layak untuk meminyaki Yesus sebab bisa saja mereka menggap bahwa Yesuslah seharusnya yang meminyaki dan mengurapi. Tindakan yang lain bukan hanya gusar menghitung secara ekonomis tetapi juga mereka memarahi perempuan tersebut. Pada sisi yang lain kita dapat melihat reaksi atau sikap dari Yesus ayat 6-9. Yesus berkata biarkanlah dia, mengapa engkau menyusahkan ia?. Sikap Yesus menunjukan persetujuan dan juga pembelaan terhadap perbuatan perempuan tersebut selain itu Yesus juga memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukannya. Yesus melihat segala sesuatu yang dilakukan perempuan tersebut bukan hanya dengan minyak narwatsu yang mahal tetapi juga pasti Yesus melihat ke dalam hati dari perempuan tersebut. Sikap Yesus sangat berbeda jauh bahkan bertolak belakang dengan orang orang yang ada pada saat itu disaat semua orang mungkin mengkritik gusar dan marah pada saat itu Yesus membela dan menunjukan bahwa apa yang dilakukan perempuan itu pekerjaan baik. Dalam bahasa Yunani ada dua kata mengenai baik. Yesus juga melihat bahwa apa yang bisa dilakukan oleh perempuan tersebut sudah dilakukan dengan maksimal “Dalam bahasa Yunani ada dua kata untuk  kebaikan . Ada agathos yang menggambarkan sesuatu yang baik secara moral; dan ada kalos yang menggambarkan sesuatu yang tidak hanya baik tetapi indah . Sesuatu mungkin agathos , namun keras, tegas, kaku, tidak menarik. Tapi sesuatu yang kalos itu menawan dan indah, dengan pesona mekar tertentu di atasnya. (Barclay) Yesus membelanya dan menunjukan keadilan kepadanya. Hal ini sejalan dengan bahan bacaan kita Masmur 43:1-5 dimana pemasmur meminta agar Allah memberikan keadilan kepadaNya. Mungkin saat itu dunia tidak melakukan keadilan dan orang orang disekitarnya juga tidak mendukungnya untuk keadilan dan pejabat yang bertugas memberikan keadilan juga tidak lagi berbuat adil. Pemasmur meminta agar Tuhanlah yang bertindak memberikan keadilan kepadaNya. Hal ini sama dengan bahan invocatio kita Amos 5:24 yangmengatakan bahwa keadilan akan datang seperti air yang bergulung gulung seperti sungai yang selalu mengalir. Hal ini diharapkan terjadi ditengangah bangsa Israel yang tidak berlaku adil terhadap sesamanya semuanya itu bisa jadi karena Tuhan sumber keadilan dan kebenaran akan bertindak dan menunjukaNya. SelanjutNya Yesus juga memberikan kritik terhadap pendapat yang mengatakan bahwa minyak tersebut bisa diberikan kepada orang miskin tetapi Yesus mengatakan bahwa orang miskin selalau ada padaNya. Hal ini bukan mau mengatakan bahwa Yesus mau mengesampingkan kemiskinan ia mau mengatakan bahwa kemiskinan adalah salah satu hal yang tidak bisa dihindari bisa jadi di dalam kehidupan manusia kemudian juga mau menegaskan bahwa dengan alasan kemiskinan jangan kita tidak menyembah atau datang kepada Allah. Kalau kita mau lihat pada bagian injil Yohanes maka jelas Yesus mengatakan bahwa kemiskinan akan selalau ada jika banyak orang seperti Yudas. Dan menolong orang miskin itu juga baik kalau kita mau melakukanya dan kesempatan itu juga masih ada. Yesus juga mau bahwa muridnya dan orang yang sekitarnya pokus terhadap situasi yang akan dialami oleh Yesus pada saat itu dan tidak mengalihkan perhatian kepada hal lain untuk mengaburkan apa yang dilakukan oleh perempuan tersebut. Bahkan Yesus memaknai lebih dalam lagi akan perbuatan perempuan tersebut dengan memberikan pemahaman kepada muridNya dan juga orang yang hadir bahwa hidupnya tidak lama lagi dan Yesus tidak akan lama lagi akan mati dan dikuburkan. Biasanya orang yang sudah mati yang akan dibalsem dan diminyaki, Tetapi Yesus yang tahu kematiaNya akan dekat mengtakan bahwa peminyakan tersebut adalah persiapan untuk kematianNya. Ia mau menekankan kematianya sudah dekat bagi murid muridNya dan juga orang disekitarnya. Yesus kembali mengingtkan akan akhir hidupNya sebab pada saat itu murid murid dan orang disekitarnya bisa lupa tetapi dengan perbuatan perempuan tersebut Yesus mengingatkanya kembali. Kemudian Yesus menutup bahan bacaan kita dengan sebuah penyataan bahwa dimana Injil diberitakan diseluruh dunia apa yang dilakukan ini akan disebut juga untuk mengingat dia. Perbuatan itu adalah untuk memberitakan injil dan mengingta bahwa kita juga harus melakukan pemberitaan injil dan melakukan seperti apa yang perempuan itu lakukan.

Aplikasi

Dari ketiga bahan Alkitab dalam Minggu Latare ( Cidahkenlah kerajanku bujur o Jahwe ) kita dapat melihat ada beberapa hal menjadi perenungan dan penekanan di dalam khotbah kita yaitu:

1.Melakukan sesuatu yang baik harus maksimal. Hal ini dapat kita lihat dengan apa yang dilakukan oleh perempuan didalam bacaan kita. Ia datang,membawa, dipecahkan, dicurahkan dan yang dicurahkan itu adalah minyak narwatsu yang mahal dari segi harga jumlahnya lebih dari setahun gaji pekerja biasa pada masa itu ( tiga ratus dinar ). Ia tidak hanya tahu tapi ia melakukanya dalam sebuah tindakan yang nyata tampa berkata apa apa. Hal ini dilakukanya karena kasihnya dan respon terhadap kasih Yesus yang mau berkorban pada dirinya. Pada masa itu menaruh minyak atau mengurapi adalah hal biasa dilakukan baik untuk menurap raja, imam atau Mesias dan juga bagi tamu. Perempuan itu melakukannya mungkin sebagai penjamu tamu buat Yesus biasa hanya dioleskan tetapi ia melakukan yang lebih dari itu. Hal ini juga memberikan pelajaran penting buat kita didalam melakukan sesuatu yang berkenan kepada Tuhan kita harus selalau melakukanya dengan maksimal dan yang terbaik bukan hanya pormalitas tetapi juga dari hati yang tulus.  

2.Sisi pandang dan pendapat kita atau orang lain yang ada disekitar kita dengan apa yang kita lakukan atau apa yang dilakukan oleh sesama kita belum tentu sama. Sisi pandang sangat dipengaruhi oleh pengertian dan juga kepentingan. Kita dapat melihat bagaimana penilaian dan juga pendapat dari orang yang menyaksikan dan juga orang yang merasakan dari tindakan seorang perempuan di rumahsimon si Kusta. Orang diluar Yesus melihat bahwa apa yang dilakukan oleh perempuan tersebut adalah pemborosan dan juga tidak sepetutnya ia melakukan. Bahakan mereka melihat minyak yang mahal itu seharusnya diberikan kepada orang miskin.Mereka tidak fokos terhadap apa yang dilakukan oleh perempuan tersebut bagi Yesus. Kita juga ketika melakukan perbuatan yang baik dan juga pelayanan bisa saja yang kita terima adalah bukan pujian tetapi juga bisa seperti apa yang dialami oleh perempuan tersebut bahakan bisa saja kita dimusuhi, karakter kita dibunuh, dibully bahakan sampai nyawa kita bisa terancam. Kenapa hal ini terjadi karena perbedaan sisi pandang dan juga penilaian dan kepentingan dari situasi dan kondisi yang terjadi.

3 Penilai akhir dari segala yang kita lakukan itu adalah Tuhan Yesus. Kita dapat melihat bagaimana Yesus memberikan penilaian, pembelaaan dan juga kebenaran. Kita sering mengejar pujian dan penilaian manusia walau kadang itu perlu juga. Tetapi bahan bacaan kita dapat melihat penilaian akhir itu ada pada Yesus. Yesus bukan hanya menilai tetapi mengatakan bahwa apayang dilakukan perempuan baik. Yesus tidak hanya melihat dari luar tapi sampai ke hati. Ini sekaligus menunjukan kebenaran dan keadilan bagi perempuan. Dalam bahan invocatio dari Amos dan juga Masmur jelas duanya merindukan adanya keadilan dan keadilan itu diwujud nyatakan didalam penilaian dan juga ucapan yang dilakukan oleh Allah. Di Minggu Latare ini juga kita diingatkan bahwa Allah tetap bekerja menunjukan keadilanya bagi anak anakNya. Mungkin saat ini belum terwujud nyata tetapi marilah kita menunggu Allah melakukan keadilanya dan kita juga tetap melakukan kebaikan dan kebenaran walau datang yang tidak baik benar dan adil.Mungkin situasi yang dialai oleh perempuan ytersebut sedang juga terjadi bagi diri kita, keluarga kita dan juga gereja kita tetapi tetap kita melakukan bagian kita seperti yang Tuhan inginkan. Yeus juga mengajari agar kita tetap focus dalam melakukan tugas dan kebenaran atau pelayayan yang kita lakukan. Jangan berdalih atau membiaskan hal yang kita lakukan dengan hal yang lain seperti dilakukan oleh orang yang gusar dengan mengatakan buat orang miskin. Kita sering berdalih ketika seharusnya buat Tuhan kan lebih baik buat yang miskin. Buat Tuhan juga perlu buat yang miskin juga perlu. Jadi jangan berdalih.

4. Tetaplah melakukan perbuatan yang berkenan bagi Tuhan walau mungkin saat ini banyak sekali rintangan dan tantanganya. Perempuan itu hanya seorang wanita yang lemah, ia juga sendiri, ia ada disekitar orang orang yang tidak suka dengan perbuatanya kecuali Yesus. Tetapi hal itu tidak menyurutkan keinginanya berbuat baik. Ia mengambil bagian dan memberikan penghormatan dan kasihnya kepada Yesus yang akan segera menjalani peroses penyaliban dan mati. Hal ini juga mengajari kita mungkin satau sisi untuk melakukan kebaikan ibadah dan juga perbuatan baik bagi sesama kita selama orang tersebut masih hidup sebab ketika mati maka semahal apa juga minyak yang akan diberikan hanya akan menutupi dan mencegah kebusukan yang terjadi dan yang mati tidak dapat merasakanya. Pakilah kesempatan ketika orang orang yang ada disekitar kita masih hidup.

“ Perbuatan adalah cermin isi hati, jika hati dipenuhi kebaikan, maka sikap dan tindakanakan baik demikian juga sebaliknya

Pdt. Luter Efrata Girsang STh-Runggun Depok LA

MINGGU 19 MARET 2023, KHOTBAH MATIUS 26:1-5

Invocatio :

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (Matius 5.10)

Bacaan     :

Yesaya 61. 6-11 (Responsoria)

Khotbah   :

Matius 26.1-5 (Tunggal)

Tema        :

Jesus Iendesken Me Ku Kayu Persilang

A. PENDAHULUAN

Minggu ini kita memasuki Minggu Passion V dengan tema: Yesus Akan Diserahkan Untuk Disalibkan. Artinya puncak penderitaan itu akan segera dijalani oleh Yesus. Bagaimanakah Yesus memandang penderitaan dan kematian yang akan Dia alami dan sikapNya terhadap penyaliban itu.

B. PENDALAMAN TEKS

Beberapa hal yang dapat kita lihat dari nats khotbah pada Minggu ini:

1. Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaranNya.

Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya:

Pengajaran-pengajaran apakah yang disampaikan oleh Yesus kepada murid-muridNya hal itu dapat kita baca dalam pasal 24-25. Pengajaran itu disampaikan Yesus secara khusus kepada murid-muridNya di Bukit Zaitun. Pertama Yesus mengajarkan bahwa menjelang zaman akhir itu akan banyak datang kesusahan menimpa bumi, bahkan orang-orang percaya akan mengalami penganiayaan dan siksaan. Demikian juga hadirnya mesias palsu. Yesus juga mengajarkan bahwa tentang kedatangan Anak Manusia tidak ada yang tahu waktu dan masanya dalam hal ini yang penting ialah senantiasa waspada dan berjaga-jaga. Ketika penghakiman akan tiba maka orang akan menerima upahnya berdasarkan apa yang mereka perbuat di dalam kehidupannya. Setiap perbuatan baik yang dilakukan oleh mereka kepada salah seorang yang paling hina sekali pun maka hal itu sama seperti perbuatan kepada Allah sendiri. Demikian sebaliknya ketika kita tidak melakukan sesuatu kepada mereka yang paling hina maka kita tidak melakukan sesuatu hal kepada Allah dan orang-orang seperti itu akan masuk ke dalam hukuman Tuhan. inilah beberapa pengajaran penting yang disampaikan oleh Yesus secara khusus kepada murid-muridNya menjelang penyalibanNya.

2. Yesus Akan Diserahkan Untuk Disalibkan

"Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." Dengan pemberitahuan ini jelas bahwa Yesus tahu apa yang akan Dia alami. Bahwa Dia akan disalibkan sebagai bagian dari karya keselamatan yang harus IA jalani. IA menunjukkan kesetiaanNya kepada Bapa yang mengutusNya. Sekali pun penderitaan dan kematian di depanNya namun IA tidak surut melainkan meneguhkan hatiNya sebagai Anak yang taat kepada perintah BapaNya. Karena IA tahu hanya dengan jalan itu manusia dapat menerima pengampunan dosanya, manusia dapat menerima keselamatn hidupnya.

3. Imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi merundingkan rencana pembunuhan Yesus.

Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. Apa yang dilakukan oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi suatu yang sangat mengerikan. Tokoh-tokoh agama yang seharusnya merundingkan perbuatan baik untuk orang lain justru merundingkan suatu tipu muslihat untuk membunuh Yesus. Karena itu perisitwa ini senantiasa harus menjadi pelajaran sampai hari ini supaya jangan sempat para hamba Tuhan justru merundingkan perbuatan yang tidak baik kepada orang lain. Walau pun kita tahu bahwa semua ini terjadi sebagai bagian dari penggenapan apa yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi bahwa Yesus memang harus mengalami penderitaan dan penolakan.

Dan supaya perbuatan mereka itu tidak menimbulkan kekacauan di tengah-tengah orang banyak atau keributan di antara rakyat maka mereka sepakat untuk tidak menangkap Yesus pada waktu perayaan.

C. APLIKASI

Apa yang dapat kita renungkan dari Firman Tuhan pada Minggu ini dari Nats Invocatio, Khotbah, dan bacaan:

1. Yesus Diserahkan Untuk Disalibkan.

Apa yang dapat kita pelajari dari Yesus sendiri memberitahukan bahwa Dia akan diserahkan untuk disalibkan.

a. Yesus tidak menolak penderitaan dan kematian yang akan Dia alami di kayu Salib sebagai bentuk ketaatanNya kepada Bapa yang mengutusnya sekali gus menunjukkan cinta dan kasihNya yang besar kepada manusia yang berdosa. Supaya manusia berdosa tidak binasa melainkan beroleh keselamatan hidupnya. Jadi salib itu merupakan bukti nyata kasih Yesus kepada umat manusia. Letare, teridahlah nama Minggu ini, kita bisa melihat cinta kasih Kristus yang luar biasa kepada manusia. Salib adalah bukti nyata yang bisa dilihat oleh kita tentang kasih Allah yang agung. Salib benar lambang penderitaan namun salib itu juga sumber sukacita dan kegembiraan (Laetare Latin: sukaacita dan kegembiraan) kita karena salib itulah kita menerima keselamatan kita.

b. Apakah upah, berkat bagi yang mengalami penderitaan di dalam Tuhan.

Setelah Yesus mengalami semua penderitaan itu dan mati di kayu salib, kita tahu bahwa Allah tidak membiarkanNya tinggal di dunia orang mati, melainkan IA bangkit pada hari yang ketiga. Dia menjadi pokok keselamatan umat manusia yang percaya. Seperti yang Yesus katakan dalam Mat. 28.18, “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi.” Demikian juga dalam Filipi 2.5-11 dijelaskan setelah Yesus menjalani penderitaan dan kematianNya dengan taat maka kepadaNya diberikan nama di atas segala nama, dan semua lutu akan menyembah dan segala lidah akan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.

Demikian juga kita melihat dalam bacaan. Umat Israel setelah mengalami serangkaian penderitaan di tanah pembuangan. Setelah selesai masa pembuangan dan penderitaan mereka maka Allah sendiri berjanji mengganti semua itu dengan berkat yang hebat. Mereka akan dijadikan imam Tuhan, dinamai pelayan Allah. Kekayaan bangsa-bangsa diberikan kepada mereka untuk dinikmati. Sebagai ganti malu dan noda akan diberikan dua kali lipat dan diberikan sukacita abadi.

2. Berbahagialah orang-orang yang menderita karena melakukan kebenaran.

Hal inilah yang diajarkan oleh Yesus sendiri dalam Matius 5.10. jadi kalau karena melakukan kebenaran, kebaikan,keadilan, dan kasih kita harus menderita maka kita akan berbahagia. Karena Tuhan akan menolong kita memberikan keadilan kepada kita dan memberkati kehidupan kita.

D. PENUTUP

Kita tidak harus lari dari penderitaan apabila itu adalah kehendak Tuhan, apabila hal itu menyatakan ketaatan kita kepada perintah Tuhan karena kita tahu Tuhan tidak akan membiarkan kita terus dalam penderitaan itu. Melainkan ada begitu hebat berkat yang disediakan oleh Allah bagi mereka yang menderita karena melakukan kehendak Tuhan.

Pdt Sahabat Peranginangin-Rg P.Gede

MINGGU 12 MARET 203, KHOTBAH MARKUS 10:35-45

Invocatio : Mazmur 141 :8

Bacaan : Bilangan 21 :4-9

Khotbah : Markus 10:35-45

Tema : Ngasup Ngaloken Kiniseran (Sanggup menerima penderitaan)

Pendahuluan

Setiap orang jika ditanya mana lebih memilih hidup dalam kesenangan atau penderitaan maka tidak ada yang mau dan rela menderita. Apa lagi ditawarkan tempat kehormatan atau sesuatu yang berharga faktanya banyak orang memilih kehormatan dan sesuatu yang berharga dan bermartabat. Tiada yang mau memilih untuk menderita. Pengertian Penderitaan dari kata menderita artinya menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan (sumber :KBBI). Namun tema kotbah mengajak kita semua pendengar untuk sanggup menerima penderitaan karena bagaimanapun dunia ini tidak selamanya menawarkan kesenangan/kebahagiaan.

Penjelasan Teks

  • Markus 10:35-45

Dalam nas ini, Tuhan Yesus ingin mengajar kita, bagaimana sebenarnya kita menjaga harga diri kita sebagai manusia ciptaan Tuhan. Kehormatan seperti apa sebenarnya yang mau kita kejar, dan bagaimana cara untuk mencapainya. Sebagaimana anak-anak Zebedeus yang mencoba meminta kehormatan kepada Yesus dari kuasaNya.

Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu”.

Sebelum teks ini telah dikatakan Yesus maka akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat dan mereka akan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Ia akan diolok-olok, diludahi, dicambuk dan dibunuh tetapi sesudah tiga hari ia akan bangkit. ( Mark. 10 :33-34). Artinya, Yesus telah mengabarkan penderitaannya bahkan akan dibunuh. Tetapi dalam alam pikiran mereka bahwa tuhan Yesus akan datang dan akan mendirikan kerajaanNya sehingga sebagai muris-murid yang dikasihi tentu ingin dekat dengan guruNya dan mendapatkan tempat. Sehingga mereka meminta duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus. Kata "kanan" sering digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai simbol kekuasaan/ kekuatan (Mazmur 118:16).  "Duduk di sebelah kanan Allah" dalam ayat-ayat diatas adalah lambang dari kekuasaan Yesus Sang Mesias sebagai pemegang otoritas keallahan sejati. Dalam Firman Tuhan hari ini memang Yohanes dan Yakobus tidak meminta menggantikan posisi Sang Guru, tetapi meminta posisi di sebelah kanan dan di sebelah kiri yang bermakna memiliki otoritas yang lebih dari yang lain. Tentu hal ini membuat murid-murid yang lain menjadi marah, seolah-olah mereka tidak mempunyai tempat atau posisi yang sama dengan kedua murid itu.

Dari permintaan ini, kita dapat menemukan beberapa jawaban Tuhan Yesus:

“Kamu tidak tahu apa yang kamu minta”

Apa yang mereka minta sebenarnya adalah atas dasar ketidaktahuan maksud dan tujuan kehadiran mereka bersama-sama dengan Yesus. Tujuan permintaan mereka adalah atas dasar keinginan duniawi, sebab kedatangan Yesus bukanlah bukan untuk membagi-bagikan tempat terhormat, justru harus ikut dalam penderitaan dan kesengsaraanNya. Namun walaupun demikian, Yesus tidak langsung begitu saja menyalahkan permintaan mereka, sebab tempat kemuliaan yang mereka minta tidak sama dengan tempat kemuliaan yang kekal yang hendak diberikan oleh Tuhan.

“Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan”

Mau menerima tempat yang mulia? Tuhan Yesus melalui jawabanNya memberikan indikasi bahwa tempat kemuliaan itu “ada” dan akan “diberikan”. Tetapi hanya disediakan kepada siapa yang berhak menerimanya.

“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu”

Cara untuk mencapai kemuliaan yang berasal dari Tuhan tentunya bukan aturan main secara duniawi, namun cara main yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Jika ingin menjadi yang terbesar harus dapat menjadi pelayan dan hamba untuk semuanya. Menjadi pelayan/ hamba bukan sesuatu yang menyenangkan dan tidak dalam posisi kemuliaan tetapi itulah yang di ajarkan Yesus untuk sanggup dan rela menderita dan berkorban bagi kebaikan orang lain.

  • Bilangan 21:4-9

Dalam Teks Bacaan kita juga dituliskan bagaimana Bangsa Israel dalam perjalanan dari tanah Mesir menuju Kanaan Tantangan demi tantangan harus dihadapi bangsa Israel. Mereka harus berhadapan dengan raja negeri Arad. Awalnya mereka kalah, namun karena penyertaan dan kesetiaan Tuhan, bangsa Israel berhasil mengalahkan musuhnya.

Melihat hal ini, sudah selayaknya bangsa Israel semakin percaya kepada Tuhan. Hal yang terjadi justru sebaliknya. Mereka kembali mengeluh dan melawan Tuhan dan Musa, seolah-olah Tuhan sama sekali tidak memperhatikan dan menyertai mereka (4-5). Sungut-sungut mereka membuat Allah murka dan Ia mengirim ular-ular beracun untuk membinasakan umat-Nya sehingga banyak yang mati (6). Tuhan membuat bangsa Israel bertekuk lutut dan mengakui keberdosaan mereka. Melalui Musa, mereka memohon agar ular-ular tersebut dijauhkan dari mereka. Maka, datanglah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Kami telah berdosa sebab kami berkata-kata melawan ALLAH dan engkau. Berdoalah kepada ALLAH supaya Ia menjauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu, Musa berdoa bagi bangsa itu (ayat 7). Maka Tuhan memberikan solusi terhadap penderitaan mereka dengan membuat : Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ”Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (ayat 8) 

  • Invocatio : Mazmur 141 : 8

Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!

(NIV: But my eyes are fixed on you, Sovereign Lord; in you I take refuge—do not give me over to death. NKJV : But my eyes are upon You, O GOD the Lord; In You I take refuge; Do not leave my soul destitute)

Tapi mataku tertuju padamu, Tuhan Yang Berdaulat; pada-Mu aku berlindung—jangan serahkan aku pada kematian. NKJV : Tetapi mataku tertuju kepada-Mu, ya TUHAN, Tuhan; Pada-Mu aku berlindung; Jangan biarkan jiwaku melarat.

Penutup

Seperti pendahuluan tadi sudah di sebutkan bahwa setiap orang jika ditanyakan apakah mau menderita anak kecil juga tidak mau. Namun kenyataan dan fatanya manusia mengalami banyak penderitaan di dunia ini. Ingin sehat, bahagia, usaha lancar, karier meningkat, dan banyak hal-hal yang nikmat, itu yang ada dalam pikiran kita. Tidak pernah sedikitpun diantara kita yang membayangkan untuk hidup dalam kekurangan, sakit penyakit, atau usaha yang gagal.  Tapi apakah kehidupan senantiasa berjalan seperti yang kita harapkan? Kita impikan?

Terkadang hidup berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Usaha sepi, sakit datang silih berganti, rumah tangga mengalami Konflik, anak hidup bebas dan tidak terkendali, musibah menimpa, dan aneka masalah yang terus mendera.

Jadi bagaimana sikap kita?

  1. Kita rela dan sanggup menghadapi penderitaan di dunia ini. Tidak lari dari masalah namun menghadapinya seperti Kristus menghadapi penderitaan dan kematianNya. Pada akhirnya Dia mendapat Pujian dan Kemuliaan
  2. Sadari bahwa kita manusia berdosa dan terbatas kekuatan kita (Dari Bacaan kita betapa bangsa Israel rapuh dan berdosa). Sehingga kita butuh sang Penolong sebagai kekuatan dan perlindungan kita yaitu Yesus Kristus. Mata kita fokus/tertuju pada Tuhan (Maz. 141:8). Dialah tempat perlindungan dan memohon keselamatan kita. Dia menjamin dengan kematian dan kebangkitanNya kita sudah diberi keselamatan dan pengampunan. Dengan demikian kita tidak lagi berdoa memohon perantara namun dapat secara langsung memohon kepadanya. Tuhan mengirim Roh Kudus yang menyertai sebagai kekuatan dan penghiburan kita.
  3. Dengan adanya penderitaan maka kita mengakui bahwa Tuhan berdaulat (Dia Pencipta) dan Maha Kuasa akan memberi jalan keluar. Hanya kita butuh iman, ketaatan, kesabaran dan mau menjadi rendah hati ( seperti seorang hamba ) menati jawaban Tuhan. Bukan dengan mengeluh dan sungut-sungut tetapi dengan doa dan ucapan syukur (Filipi 4:6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Kerjakan bagian/hidup kita maka Tuhan Juga mengerjakan bagianNya
  4. Rela menjadi pelayan dan melayani Tuhan serta sesama. Karena anugerah kasih Tuhan Yesus dan penyertaanNya didalam hidup kita. (seusai Tema Sasaran Program GBKP 2023 JeMPAP: Jemaat Menjadi Pelaku Aktif Pelayanan)

 

Pdt. Rosliana br Sinulingga-Runggun Bumi Anggrek

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD