MINGGU 09 JUNI 2024, KHOTBAH 2 TESALONIKA 3:1-5
Invocatio
: Berdoalah terus untuk kami, sebab kami yakin bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik (Ibrani 13:18)
Ogen :
Keluaran 17:8-16 (Tunggal)
Khotbah :
2 Tesalonika 3:1-5 (Tunggal)
Tema : Ertoto Guna Serayan Dibata (Berdoa Untuk Hamba Tuhan)
I. Pendahuluan
Seperti ungkapan Rohani mengatakan “Tidak ada kata yang lebih indah selain Doa”. Ada beberapa kata doa dalam Perjanjian Lama untuk menunjukkan berdoa Tepilah artinya doa atau permohonan (Yun 2:7), inilah yang sering dipakai untuk kata doa. Palal artinya berdoa (1 Raj 18:28) dan paga artinya bersekutu dengan Allah (Yeh 7:16, Yes 53:12, 59:16). Disamping itu juga ada istilah zaaq artinya doa teriakan dan tangisan (Yun 1:5), halal yaitu doa pujian (Mzm 117:1, Kel 32;11) dan qara artinya doa seruan. Di dalam Perjanjian Baru beberapa istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan tentang doa yaitu: prosekumai artinya doa pribadi (Bdk Mat. 7:7, 14:7, 27:20, Luk. 23:23, Kis. 9:2) inilah yang sering dipakai dalam kata doa. ganupeto yaitu doa meminta pertolongan (Kis. 8:22. 21:39, 26:3, Luk. 21:36), proskuneo yaitu doa penyembahan, doa bersama dalam ibadah umum (Kis. 10:28, Mat. 14:33). Dalam Perjanjian Lama berdoa adalah perbuatan yang penting dalam hubungan antara umat dengan Allah. Pada jaman bapa leluhur doa cenderung dipahami sebagai simbol hubungan yang erat antara Allah dengan para leluhur (Kej 12:1-3, 15:2, 26:25, 28:20-22). Doa di dalam Perjanjian Baru dibangun menurut teladan yang telah dilakukan oleh Yesus di dalam Doa Bapa Kami (Mat. 6:9-14).
Kata hamba dalam Perjanjian Lama yaitu “eved” atau “ebed”, yaitu budak, hamba, pelayan. Artinya, seseorang bekerja untuk keperluan orang lain, untuk melaksanakan kehendak orang lain atau ia adalah pekerja milik tuannya. Sedangkan kata Hamba dalam Bahasa Yunani adalah “Doulos” adalah budak, dahulu kala hamba itu diperjualbelikan, maka hidup seorang hamba ditentukan oleh tuannya, bahkan Ketika sesorang itu mendaftarkan kekayaannya seperti domba, lembu dan juga didaftarkan jumlah budak yang dia miliki. Dalam hidup keagamaan Israel kata itu dipakai untuk menunjukkan kerendahan diri seseorang dihadapan Tuhan. Jadi hamba Tuhan berarti orang yang menjadi milik Tuhan, berbakti dan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai panggilan hidupnya serta mengabaikan kepentingan sendiri.
Pelayan Tuhan (Servant Of God) disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama. Hamba adalah orang sepenuhnya taat kepada tuannya karena hidupnya sidah dibeli dan dirinya sepenuhnya bukan lagi haknya. Sehingga jika ingin lepas dari perhambaan harus ada penebusan. Tugas hamba Tuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan iman jemaat. Tugas hamba Tuhan itu adalah sebagai Imam, sebagai gembala dan sebagai pemimpin. Di sisi lain berkaitan dengan tugas dan panggilannya bahwa gereja diutus ke dunia dan berada di Tengah-tengah dunia untuk melakukan Missio Dei, dunia yang Allah kasihi dan demi dunia inilah orang Kristen dipanggil untuk menjadi garam dan terang (Yohanes 3:16 dan Matius 5:13). Inilah yang seharusnya menjadi motivasi dari setiap orang Kristen Ketika menjalankan tugas dan fungsinya.
Firman Tuhan dalam 2 Tesalonika 3:1-5 yang diberi tema “Bekerja dan Berdoa” merupakan surat Rasul Paulus yang dialamatkan kepada jemaat yang ada di Tesalonika yang mengandung penguatan dan teguran untuk mendorong orang percaya untuk setia ditengah-tengah penganiayaan yang dialami. Meskipun demikian Rasul Paulus memuji jemaat yang memiliki iman yang teguh. Rasul Paulus menasihati supaya berdoa dan bekerja (Ora et Labora) menjadi bagian dalam hidup jemaat. Bekerja bagi Paulus adalah sebuah keharusan dan bekerja adalah wujud ketaatan kepada Tuhan yang telah menganugerahkan sebagai pekerja. Paulus terus mendorong jemaat agar jemaat termotivasi melakukan pekerjaan dan dengan demikian mereka makan dari hasil pekerjaannya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Khusus dalam bahan kita kali ini membahasa bagaimana kaitan doa dengan hamba Tuhan dalam tugas pelayanannya.
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba Tuhan atau Hamba Allah,
adalah gelar yang diberikan kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan secara
II. Isi
Kotbah: 2 Tesalonika 3:1-5
Ayat 1-2 “Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman”. Paulus mendorong jemaat agar berdoalah untuk kami (Paulus, Silas dan Timotius) supaya pemberitaan firman Tuhan yang dilakukan beroleh kemajuan dan dimuliakan. Kemajuan yang dimaksud supaya orang-orang menjadi percaya kepada-Nya dan memuliakan-Nya. Juga dengan berdoa terhindar dari setiap rancangan orang-orang jahat. Berdoa adalah cara orang percaya untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Berdoa adalah sebuah aktivitas yang dilakukan untuk memohon atau meminta sesuatu kepada-Nya, dengan harapan bahwa apa yang didoakan didengar dan dijawab oleh Tuhan. Doa adalah nafas hidup bagi orang percaya, jadi jika kita tidak berdoa maka kehidupan rohani akan mati. Doa merupakan bangunan iman dan kekuatan dari orang percaya dalam menjalani kehidupan spiritual juga dalam menghadapi tantangan. Dengan berdoa kita sadar bahwa orang percaya tidak bisa berbuat apa-apa dan ia hanya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Walaupun saat ini banyak orang yang tidak lagi berdoa karena ia hanya mengandalkan kekuatan dan kecerdasannya.
Paulus menekankan bagaimana pentingnya berdoa, agar firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan. Dengan kata lain agar pemberitaan Injil yang dilakukannya beroleh kemajuan dan berkembang dengan pesat. Kemajuan yang dimaksud agar semakin banyak orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Kedua, agar ia terhindar dari para pengacau dan orang-orang jahat. Pengacau yang dimaksud yaitu orang-orang yang mengajarkan ajaran sesat. Mereka yang memusuhi pemberitaan Injil dan yang menganiaya orang percaya. Orang-orang jahat adalah mereka yang melakukan perbuatan yang dilarang Tuhan, melawan aturan dan hukum, mereka itulah orang-orang yang belum percaya.
Ayat 3-5 “Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat”. Dalam ayat ini selanjutnya Paulus menunjukkan keyakinannya bahwa Tuhan akan menguatkan/meneguhkan hati mereka dan memelihara jemaat dari segala hal jahat. Bagi Paulus, Tuhan itu setia terhadap janji-janji-Nya. Ia percaya pada Tuhan, Dialah yang akan memampukan jemaat agar tetap konsisten dalam keyakinan iman, tetap berpegang teguh pada apa yang telah diajarkan oleh Paulus dan melakukannya. Paulus memiliki keyakinan yang besar bahwa jemaat Tesalonika akan terus melakukan apa yang mereka inginkan di masa depan, bahwa mereka akan terus melakukan apa yang kami perintahkan, hal ini dikarenakan jemaat Tesalonika telah mempercayai kabar baik dan firman-Nya, bahwa berjalan dalam ketaatan pada perintah Tuhan adalah jalan untuk mengalami kepuasan terbesar dalam hidup, serta hal ini sangat membutuhkan iman untuk meyakini dan melakukannya. Selanjutnya Paulus menegaskan bagaimana kepercayaannya kepada Tuhan dalam ayat 4 “Dan kami percaya dalam Tuhan” selama ini dalam pemberitaan Firman dari satu tempat ke tempat lain kekuatan Paulus tidak lain adalah Percaya dalam Tuhan. Dan ia memohon pada Tuhan agar jemaat memiliki hati untuk tetap mengasihi Allah dan meneladani ketabahan Kristus dalam menjalani penderitaan, inilah yang ditekankan Paulus dalam ayat 5 “Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus” Ketabahan Kristus adalah berjalan dalam ketaatan kepada Bapa-Nya, percaya bahwa perintah-perintah Bapa-Nya adalah demi kebaikan-Nya, dan bahwa upah yang Bapa berikan sepadan dengan penderitaan yang mereka tanggung (Filipi 2:5-10). Inilah salah satu tema besar surat Tesalonika ini, yaitu bahwa dengan kasih mereka bertumbuh dalam iman, namun mereka juga harus memiliki ketabahan untuk menahan serangan dunia yang menimpa mereka. Dan kasih serta ketabahan ini berasal dari Tuhan kita.
Ogen: Keluaran 17:8-16
Dalam pembacaan kita dalam Kitab Keluaran 17:8-16 ini menunjukkan bagaimana kesatuan hati sebagai hamba-hamba Tuhan. Kesatuan hati itu terlihat dalam kerja sama Musa, Harun, Hur dan Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel untuk melawan bangsa Amalek. Tugas Yosua adalah meminpin bangsa Israel untuk berperang, serta yang perlu dilihat disini khusus dalam ayat 10 “Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya…Tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit” dalam ayat ini sangat jelas bahwasanya dalam kerja sama itu jangan ada yang merasa lebih kuat atau merasa superior sehingga tidak lagi menghiraukan arahan dari pemimpin atau tidak menghiraukan rencana-rencana yang telah dibuat, hal ini akan membuat kegagalan bahkan kekalahan dalam peperangan. Sedangkan tugas Harun dan Hur menopang tangan Musa untuk dapat mengangkat tangannya ke atas selama peperangan berlangsung, karena Ketika tangan Musa turun maka bangasa Israel kalah berperang tetapi jika tangan Tuhan tetap terangkat ke atas maka bangsa Israel menang berperang. Tangan Musa ke atas ini memiliki arti Berdoa dan tetap meminta pertolongan kepada Tuhan, berarti dalam hal ini dapat kita katakan kebersamaan dan Kerjasama mereka merupakan Doa bersama atau saling mendukung dalam doa.
Invocatio: Heber 13:18
“Berdoalah terus untuk kami, sebab kami yakin bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik” Dalam invocation ini diingatkan bagaimana pentingnya berdoa, dukungan doa ternyata sangat dibutuhkan sekali dalam kehidupan begitu juga dalam pelayanan, sehingga dikatakan “Berdoalah terus untuk kami”. Dalam pengertian berdoa itu tidak ada hentinya atau dengan kata lain selama kita hidup. Berdoalah apa yang akan dikerjakan dan dilakukan supaya kita diteguhkan dan tekun dalam menjalaninya. Doakan juga apa yang dicari dan diminta dalam nama-Nya, dengan meminta rahmat yang dijanjikan, kita harus bersyukur kepada Sang Pemberi Kehidupan dan mengakui kebergantungan kita kepada-Nya.
Kesimpulan
1. Bekerja dan berdoa adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Orang percaya tidak mungkin bekerja hanya mengandalkan kekuatan sendiri tanpa mengharapkan pertolongan Tuhan. Sebaliknya tidak mungkin pula hanya berdoa saja tanpa berusaha/bekerja. Antara berdoa dan bekerja harus berjalan seiring, tidak boleh yang satu diutamakan dan yang lain diabaikan. Jadi berdoalah untuk apa yang akan dikerjakan dan kerjakanlah apa yang telah didoakan, hanya dengan demikian orang percaya akan sukses menjalani kehidupan.
2. Martin Luther mengatakan doa adalah napas bagi orang percaya (kristen). Paulus mengatakan, “Tetaplah berdoa (I Tes. 5:17). Ada nyanyian yang syairnya berkata bahwa jarak antara Tuhan dan manusia hanyalah sejauh doa. Di dalam doa, selain kita bersyukur di dalamnya kita memohon dan meminta kepada Tuhan yang kita percayai. Tuhan senantiasa menantikan setiap orang percaya yang datang kepada-Nya, dengan memohon dan meminta dalam doa. “Dan apapun yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Mat. 21:22).
3. Paulus sadar bahwa ia hanyalah alat Tuhan yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongan-Nya. Ia hanya mengandalkan kekuatan Tuhan semata-mata untuk mengerjakan tugas pelayanan dan dalam menghadapi segala tantangan, sehingga doa itu sangat penting dan utama bagi dia. Begitu juga ia memohon kepada jemaat untuk mendoakannya agar pelayanan yang dilakukannya beroleh kemajuan, bertumbuh dengan pesat seperti yang terjadi di Tesalonika, dimana semakin banyak orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sekaligus ia berharap agar melalui saling mendoakan mereka dalam pelayanan terhindar dari setiap rancangan orang-orang jahat. Hanya dengan kekuatan doa dapat memampukan dia untuk mengerjakan segala sesuatu yang dipercayakan oleh Tuhan. demikianlah dalam bahan kotbah, ogen serta invocation ketiganya berorientasi dan menekankan tentang doa dan Kerjasama.
4. Hamba Tuhan harus berpusat pada Allah atau God Center, betapa pun kita mencintai suatu jemaat atau pelayanan yang telah Tuhan percayakan, bagian kita tetaplah pelayan. Arti sederhana dari pelayan adalah siap ketika sang tuan memberi perintah dan melakukan tugas yang baru walaupun menggangu zona kenyamanan kita. Sehingga Pelayanan itu harus berorientasi jiwa atau Man Oriented bukan program oriented atau sekedar berorientasi menjalankan program. Pernyataan tersebut baru bisa benar apabila orang yang melayani bergaul akrab dengan orang yang dilayani sehingga Pelayan itu harus melayani dengan kerendahan hati dan kasih (Matius 20:27-28). Begitu mulia tugas dan tanggung jawab seorang Hamba Tuhan, hendaklah jemaat juga mengambil bagian untuk mendukungnya dengan cara mendoakannya setiap saat, begitu juga antar Hamba Tuhan juga harus saling mendukung dalam doa.
Pdt Julianus Barus-Runggun Bandung Pusat