MINGGU 19 MEI 2024, 1 KORINTUS 12:1-11

INVOCATIO :

Yesaya 11:2

BACAAN :

1 Samuel 16: 14-23

KOTBAH :

1 Korintus 12: 1-11

TEMA :

Pemere Kesah Si Badia (Karunia Roh Kudus)

 

I. Pengantar

Pentakosta adalah hari raya Kristiani yang memperingati peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem. Pada hari Pentakosta Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sesudah kenaikannya ke surga. Arti dan makna Pentakosta juga mengilustrasikan penerimaan Injil Yesus oleh semua orang, tanpa memandang perbedaan budaya, bahasa, atau latar belakang sosial. Pentakosta menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam Kristus. Pentakosta juga menandai permulaan gereja Kristen, karena setelah turunnya Roh Kudus, para pengikut Yesus menjadi berani dan termotivasi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar mereka. Murid-murid Yesus berhasil mempertobatkan tiga ribu jiwa pada hari tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya gereja mula-mula.

II. ISI

a.Bahan Khotbah

Tuhan memberikan karunia kepada umat-Nya untuk membangun satu sama lain dalam iman. Karunia rohani membantu membangun kasih dan kesatuan dalam gereja ketika setiap orang menggunakan apa yang mereka terima untuk kebaikan satu sama lain. Kepada jemaat Korintus pun Tuhan memberikan kekayaan karunia rohani. Tuhan memperlengkapi mereka dalam pelayanan melalui karunia-karunia yang mereka miliki. Semua itu mereka dapatkan secara cuma-cuma dan diberikan menurut kedaulatan Roh Kudus. Paulus mengingatkan bahwa keberadaan karunia-karunia itu bukanlah kepemilikan. Kemampuan memiliki karunia itu bukan bersumber dari kehebatan pribadi mereka karena itu setiap orang percaya harus bergantung terus menerus kepada Roh Kudus yang mengaruniakannya. Manusia hanya sebagai alat ditangan Tuhan yang dipakai sebagai sarana untuk melayani jemaat Tuhan dengan karunia yang dianugrahkan.

Keragaman karunia yang seharusnya dipakai untuk melayani dan mempersatuakn ternyata telah disalah gunakan oleh jemaat Korintus sebagai sumber konflik, sumber kesombongan dan sarana merendahkan orang lain. Jemaat Korintus berjuang untuk menonjolkan diri satu sama lain dan bersaing berdasarkan seberapa berbakatnya mereka melalui karunia yang mereka miliki.

Melalui bahan kotbah kita ini Paulus mengingatkan keadaan mereka, sebelum mereka dipulihkan. Pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Ketika keadaan mereka masih seperti itu, mereka tidak dapat mengingini untuk menjadi manusia rohani, atau untuk memiliki karunia rohani. Ketika mereka masih dikuasai oleh roh yang tidak mengenal Allah, mereka tidak dapat dipengaruhi oleh Roh Kristus. Jika mereka mengerti benar bagaimana keadaan mereka sebelumnya, maka mau tidak mau mereka akan tahu bahwa semua karunia rohani yang sejati berasal dari Allah.

Paulus menunjukkan kepada mereka bagaimana supaya mereka dapat membedakan karunia-karunia yang berasal dari Roh Allah, yaitu karunia rohani yang sejati. Tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” Inilah yang dilakukan baik oleh orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Mereka menghujat Dia sebagai seorang penipu, menyangkal nama-Nya, dan memandang hina nama-Nya. Namun, banyak orang Yahudi para pelaku sihir dan tenung mau juga berkeliling dan pura-pura melakukan perbuatan ajaib dengan Roh Allah, dan banyak orang bukan Yahudi yang berpura-pura mendapat pewahyuan. Sekarang, Rasul Paulus memberi tahu mereka bahwa tidak seorang pun yang menyangkal atau menghujat Kristus dapat bertindak menggunakan kuasa dari Roh Allah. Ini karena Roh Allah selalu bersaksi tentang Kristus, baik melalui nubuatan, mujizat, kebangkitan-Nya dari maut, maupun ajaran-Nya yang diterima orang banyak, dan pengaruh-Nya terhadap mereka. Roh Allah tidak akan pernah dapat bertentangan dengan diri-Nya sendiri sampai menyatakan diri-Nya terkutuk. Di sisi lain, tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” , selain oleh Roh Kudus. Mengakui kebenaran ini di hadapan orang lain, mempertahankannya sampai mati, dan hidup di bawah kuasa kebenaran itu, merupakan hal yang tidak dapat dilakukan jika tidak dikuduskan oleh Roh Kudus. Tidak ada orang yang dapat menyebut Kristus Tuhan, dengan sikap tunduk penuh kepercayaan pada-Nya serta bergantung kepada-Nya, kecuali iman itu dikerjakan oleh Roh Kudus. Tidak seorang pun dapat mengakui kebenaran ini pada masa pencobaan, kecuali Roh Kudus menggerakkan dan memberikan dorongan kepadanya. Kita bergantung pada pekerjaan dan kuasa Roh Kudus agar kita dikuduskan dan menjadi tekun, seperti halnya kita membutuhkan perantaraan Kristus supaya kita diperdamaikan dengan Allah dan diterima oleh-Nya. Tidak ada seorang pun dapat meneguhkan kebenaran ini dengan mujizat, kecuali oleh Roh Kudus. Pada intinya, yang dikatakan dan ditegaskan oleh Rasul Paulus di sini adalah, betapapun orang yang memusuhi Kekristenan berpura-pura mendapatkan pewahyuan atau mengadakan mujizat, itu tidak mungkin berasal dari Roh Allah. Tidak ada orang yang bisa mempercayai dengan hatinya, atau membuktikan melalui mujizat bahwa Yesus adalah Kristus, selain oleh Roh Kudus. Dengan begitu pekerjaan dan kuasa dahsyat yang terjadi di antara mereka memang semuanya berasal dari Roh Kudus.

Paulus menegaskan bahwa karunia-karunia rohani, meskipun berasal dari Roh yang sama, berbeda-beda jenisnya. Semuanya memiliki satu Pencipta dan sumber yang sama, tetapi beraneka ragam bentuknya. Seorang pemberi yang sama dapat menganugerahkan bermacam-macam karunia. Ada rupa-rupa karunia, seperti pewahyuan, bahasa lidah, nubuatan, atau menafsirkan bahasa lidah, tetapi satu Roh. Ada berbagai-bagai pelayanan, berbagai orang untuk melaksanakannya, dan berbagai ketetapan serta peraturan yang berbeda, tetapi satu Tuhan yang menetapkan semuanya. Ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Ada rupa-rupa karunia, pelayanan, dan perbuatan ajaib, tetapi semua berasal dari satu Allah, satu Tuhan, dan satu Roh, yaitu dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus, sumber dan asal mula dari semua berkat dan warisan rohani. Semua dikeluarkan dari mata air yang sama, dan semua memiliki pencipta yang sama. Meskipun semua karunia ini berlain-lainan, dalam hal ini mereka memiliki kesamaan, yaitu semua berasal dari Allah.

Paulus juga menegaskan bahawa kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Artinya adalah tidak ada orang Kristen yang tidak memiliki karunia sehingga tidak dibutuhkan dalam gereja. Sebaliknya, tidak ada orang Kristen yang memiliki semua karunia sehingga dia tidak membutuhkan orang lain. Ini menunjukkan bahwa Tuhan menginginkan semua orang Kristen mengambil baian untuk melayaniNya, sehingga Tuhan memperlengkapi mereka dengan karunia yang berbeda-beda untuk saling melengkapi yaitu karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, karunia berkata-kata dengan pengetahuan, karunia menyembuhkan, karunia mengadakan mujizat, karunia untuk bernubuat, karunia untuk membedakan macam-macam roh, karunia untuk berkata-kata dengan bahasa Roh, karunia untuk menafsirkan Bahasa Roh. Tetapi semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendakiNya. Karunia diberikan sesuai dengan kehendak yang berdaulat dari sang Pemberinya. Karunia tidak diberikan sesuai dengan kehendak manusia, atau seperti yang dianggap pantas oleh manusia, tetapi sesuai keinginan Roh. Namun meskipun Dia membagikan karunia-karunia ini secara bebas dan tidak dikendalikan oleh siapapun, semua itu direncanakan oleh-Nya, untuk keuntungan bersama, untuk membangun tubuh, yaitu jemaat.

b. Bacaan

Roh Tuhan telah mundur daripada Saul. Oleh karena Saul telah meninggalkan Allah dan tanggung jawabnya kepada-Nya. Saul kehilangan seluruh sifat baik di dalam dirinya. Inilah akibat dari perbuatannya yang menolak Allah. Akibat dari perbuatan Saul ini ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada Tuhan.  Iblis, atas seizin Allah, mengganggu Saul. Roh Tuhan berkuasa atas Daud, dan ia dikenal dan diakui sebagai orang yang disertai Tuhan. Daud menjadi tabib bagi Saul, dan dengan cara ini, ia dibawa ke dalam istana, sebagai tabib yang membantu Saul ketika tidak ada seorang pun yang dapat menolongnya. Dan ia dibawa masuk ke lingkup kerajaan tanpa ada rancangan dari dirinya sendiri. Saul masih menjadi raja secara de facto, tetapi Daud yang diurapi telah muncul, dia memiliki berbagai macam karunia yang diberikan Tuhan, dan bahkan dikasihi Saul.

III. APLIKASI

  1. Ada kisah tentang sepasang suami istri yang baru menikah. Keduanya giat melayani Tuhan di gereja. Suami sebagai pelatih paduan suara yang handal, sedangkan istri sebagai salah satu andalan anggota paduan suara. Namun setelah beberapa lama membangun rumah tangga ternyata, pasangan ini selalu terlibat cekcok hebat. Sampai suatu ketika sang istri pun meninggalkan pelayanan. Persoalannya, suami sebagai orang yang ahli musik selalu mengkritik suara dan tehnik bernyanyi sang istri yang tak pernah pas di telinganya. Dan ternyata rumah tangga ini tak berumur panjang, karena suami mendadak meninggal dunia. Akhirnya ia pun hidup menjanda sambil membesarkan anak semata wayang. Sampai suatu saat Tuhan mempertemukannya dengan seorang pria yang sangat mencintainya, yang akhirnya melamar dan menikahinya. Jika suami terdahulu seorang ahli musik, kali ini  hanya sebagai seorang tukang bengkel sepeda motor. Meskipun demikian, ternyata hidup mereka sangat berbahagia. Dan yang sangat indah sang  suami, alias si tukang bengkel ternyata sangat senang mendengar suara nyanyian sang istri. Rasa capek bekerja seharian serasa hilang begitu mendengar nyanyian sang istri. Itulah yang selalu mewarnai dan menjadi keceriaan dalam rumah tangga itu. Sang suami selalu merindukan, memuji dan mendorong sang istri untuk bernyanyi dan mengembangkan bakatnya. Sampai akhirnya sang istri kemudian kembali melayani Tuhan lagi melalui suaranya merdu. Dan akhirnya ia pun menjadi seorang penyanyi yang terkenal. Hebatnya dari kisah ini adalah, sang istri bisa kembali melayani Tuhan dan menjadi penyanyi terkenal bukan ketika suami seorang ahli musik, tetapi justru ketika bersuamikan seorang tukang bengkel.

Kisah di atas sebenarnya menggambarkan bagaimana keadaan jemaat di Korintus yang merasa hebat dengan karunianya masing-masing. Sehingga menganggap karunianyalah yang paling utama, akhirnya mengkritik, mengecilkan dan membungkam karunia-karunia yang lain. Jika hal demikian terus-menerus terjadi, dampaknya jemaat malah akan terpecah belah. Padahal tujuan utama karunia diberikan oleh Allah supaya untuk membangun, menjadi berkat yang memuliakan nama Tuhan. Itu sebabnya Rasul Paulus mengingatkan jemaat bagaimana memaknai dan memanfaatkan karunia dengan baik. Sebab Allah memperlengkapi umatNya dengan karuniaNya untuk menyatakan karyaNya.

  1. Dasar menggunakan karunia adalah kasih. “... Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku mempunyai iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna ...  Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong ...” (1 Kor 13 : 2, 4).
  2. Tujuan Allah memberi karunia adalah supaya jemaat saling membangun dan memperlengkapi sebagai anggota tubuh Kristus, sehingga Allah saja yang dipermuliakan. Sebab pada dasarnya Dialah yang berkarya melalui kita
  3. Kedudukan karunia sama di mata Tuhan, walaupun ada berbagai macam karunia, namun semua berguna dan penting, karena memiliki fungsinya sendiri. Paulus mengibaratkan seperti anggota-anggota tubuh kita. Yang walaupun berbeda-beda namun harus bekerja sama, bersatu secara harmonis supaya menjadi baik dan mencapai tujuan

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD