• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 17 JULI 2022, KHOTBAH MAZMUR 104:10-23 (MINGGU MERDANG)

Invocatio : 1 Korintus 15: 37

Bacaan I  : 2 Korintus 9: 8-11

Tema   : Dunia ini Penuh Dengan Berkat-berkat Tuhan (Dem Doni Enda Alu Pasu-pasu Tuhan)

 

I. Pengantar

Minggu ini kita masuk ke dalam minggu “merdang” atau minggu menabur yang dihubungkan dengan merawat lingkungan dan ketahanan pangan. Minggu yang mengingatkan kita untuk tetap menabur untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Menabur benih dalam arti yang lebih luas bukan hanya diperuntukan kepada para petani tetapi kepada semua orang di dalam pekerjaannya masing-masing. Melalui pekerjaan yang kita kerjakan setiap harinya, kita dituntut untuk menabur benih kebaikan sehingga kita juga akan menuai kebaikan dari pekerjaan kita, melalui pekerjaan kita juga kelestarian lingkungan tetap terjaga, sehingga kehidupan manusia juga akan terjaga dengan baik.

II. ISI

Pada umumnya kita mengukur kebaikan Tuhan dengan tolok-ukur dikabulkannya permohonan kita. Tahukah Anda bahwa kebaikan Tuhan tidak selalu diwujudkan dengan memenuhi apa yang kita inginkan, melainkan dengan memenuhi apa yang kita butuhkan. Salah satu bukti konkret yang jarang sekali menjadi perhatian kita, yaitu keindahan dan kemisterian alam. Melalui alam, Tuhan menyatakan kebaikan serta pemeliharaan-Nya. Segala kebutuhan primer manusia dan makhluk hidup lainnya sudah tersedia di alam.          

Dalam mazmur ini terlihat jelas bagaimana pemazmur memuji kebaikan Tuhan. Sebab Ia memberikan air bagi ciptaan-Nya (10-13), Engkau melepas mata-mata air. Salah satu kebutuhan terpenting di Palestina pada zaman kuno ialah persediaan air yang mencukupi. Pemazmur memuji Allah karena memberikan pemeliharaan berupa mata air dan hujan sehingga semua bentuk kehidupan, binatang dan sayur-mayur bisa terus hidup. Dia juga memuji Tuhan karena memberikan makanan bagi ciptaan-Nya (14-16), rumput bagi hewan, tumbuhan, anggur, minyak bagi manusia. Dan memberikan tempat tinggal bagi ciptaan-Nya (17-18) yaitu pohon-pohon, gunung-gunung dan bukit-bukit. Air, makanan, dan tempat tinggal merupakan tiga kebutuhan mendasar semua mahkluk hidup. Ketiga kebutuhan mendasar itu telah disediakan oleh Tuhan saat Ia menciptakan alam semesta dan segala isinya. Bulan ... matahari (19-23) dua benda angkasa ini diperhatikan secara khusus, sebab dua-duanya tidak dapat diabaikan dalam mengatur masa-masa dan hari-hari. Tuhan menciptakan benda-benda penentu waktu untuk mengatur suklus alami yang membuat berbagai mahluk, termasuk manusia memiliki gilirannya masing-masing.           

Melalui bahan kotbah kita ini dapat kita lihat bahwa semua ciptaan, baik itu manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan bergantung kepada Tuhan Allah. Allah kemudian menjadi pusat dari narasi pujian Mazmur 104 ini. Allah yang dipuji oleh pemazmur tidak hanya duduk diam di surga, kehadiran Allah justru ditemukan pada karya-Nya yaitu tatanan langit dan bumi yang diciptakan teratur membawa manfaat bagi seluruh penghuninya.

Dari bacaan kita 2 Korintus 9: 8-11 kita dapat belajar bahwa benih adalah bibit yang menjadi awal dari suatu pertumbuhan. Benih yang baik akan menentukan hasil yang baik. Sumber benih yang baik hanya ada pada Tuhan, Tuhanlah yang menyediakan benih yang baik. Kita hanyalah penabur dari benih yang baik itu. Jika kita mau menabur benih yang baik maka Tuhan pun akan memberikan pertumbuhannya dan akan memberikan hasil yang terbaik bagi kita. Tanpa kita sadari, setiap berkat, rezeki atau materi yang kita terima, sebenarnya sebagian adalah benih untuk ditabur dan sisanya adalah roti untuk dimakan. Roti untuk dimakan adalah semua materi yang kita terima yang digunakan untuk kebutuhan kita atau keluarga yang ada dalam tanggung jawab kita. Roti untuk dimakan akan habis ketika digunakan, tetapi benih untuk ditabur akan berlipatganda yang pada akhirnya akan kembali kepada kita sebagian sebagai "roti untuk dimakan" dan juga sebagai "benih untuk ditabur" 

III. Aplikasi

Sesungguhnya, Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan teramat sangat indah. Itu merupakan anugerah yang amat besar, yang terlebih dahulu Dia sediakan sebelum menciptakan manusia. Sejak semula, Tuhan pun sudah menyatakan bahwa apa yang Dia ciptakan adalah baik. Kelestarian alam harus dijaga. Manusia dalam menjalani hidup sangat bergantung pada keadaan alam. Jika alam sekitar baik, manusia akan nyaman dalam menjalani hidup, sedangkan jika rusak akan merasa terancam. Alam semesta juga telah memenuhi segala kebutuhan hidup manusia. Semua yang dibutuhkan manusia, bahkan juga makhluk-makhluk Tuhan lainnya, telah tersedia di alam ini. Dengan demikian, menjaga kelestarian alam memang sangat penting. Sesuai dengan tema kita mengatakan “Dunia ini Penuh dengan Berkat-berkat Tuhan” mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan manusia sudah disediakan oleh Allah melalui alam ciptannya. Dunia ini sudah sejak awal dipenuhi dengan berkat-berkat Tuhan yang dapat dinikmati oleh manusia jika manusia dapat mengolah, menjaga dan merawatnya dengan baik.

Dalam minggu menabur (merdang) ini pun kita di ingatkan untuk tetap bekerja keras dan mengelola dengan baik hasil dari pekerjaan kita sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga kita dan dapat juga menjadi berkat bagi orang lain melalui berkat-berkat Tuhan yang telah kita terima. Diberkati dan mejadi berkat, itulah yang harus diupayakan setiap orang Kristen di dalam hidupnya. Danau Galilea di Tanah Perjanjian, betapa suburnya wilayah di sekitarnya. Di dalamnya juga banyak terdapat ikan-ikan, sehingga di sekitar Danau Galilea juga banyak burung-burung yang mencari ikan disana. Namun berbeda dengan Laut Mati, di Laut Mati, wilayah di sekitarnya hanya berupa batu-batu cadas dan gersang. Bahkan di dalam Laut Mati tidak ada satupun mahluk yang bisa hidup. Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut? Ternyata karena Danau Galilea selau mengalirkan kembali air yang diterimanya dari Gunung Hermon, lalu dialirkan kembali ke Sungai Yordan, sehingga Danau Galilea terus-menerus menerima aliran-aliran air yang baru dan menyegarkan. Itulah yang membuat wilayah di sekitar Danau Galilea menjadi subur dan makmur. Sedangkan Laut Mati, hanya menerima air saja yang masuk ke dalamnya, tetapi tidak mengalirkannya lagi, sehingga di dalamnya terdapat timbunan mineral yang kadarnya sangat tinggi yang menyebabkan tidak ada satu mahluk hidup pun yang bisa tinggal di dalamnya.

Kita dipanggil untuk diberkati dan menjadi berkat. Kalau kita hanya menerima berkat saja dan tidak mau jadi berkat, maka lama-kelamaan hidup kita bisa menjadi seperti Laut Mati dimana tidak ada kehidupan di dalamnya. Tetapi kalau kita diberkati dan menjadi berkat, maka keadaan hidup kita akan seperti Danau Galilea yang subur, makmur dan penuh damai sejahtera.

Pdt Rahel br Tarigan-Runggun Denpasar

MINGGU 26 JUNI 2022, KHOTBAH YOEL 2:23-27 (MINGGU ETIKA KERJA)

“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26)

Bacaan : Yudas 1: 24-25

Tema : ALLAH MEMBERI DENGAN BENAR (IBEREKENNA RIKUT PAYONA)

 

Pengantar

Ada sebuah filosofi kerja orang Jepang yaitu ikigai. Ikigai mempunyai 4 unsur yaitu passion (mengerjakan hal yang kita suka), mission (dunia membutuhkannya), vocation (kita menguasai bidang tersebut), profession (yang kita kerjakan bisa menghasilkan uang). Konsep ikigai inilah salah satu yang membuat orang Jepang dikenal sebagai pekerja keras. Bekerja tidak sekedar bicara soal jurusan apa, berapa gaji, jabatannya apa, dan sebagainya. Menurut Yohanes Calvin reformator gereja, tiap jenis pekerjaan adalah penetapan dan panggilan Allah. Maka orang Kristen bisa menggunakan konsep ikigai dengan membahasakannya demikian:

Kita bekerja dari hati dengan penuh sukacita, yang kita kerjakan menjadi berkat bagi orang lain, kita bisa diandalkan dalam bidang itu karena sudah menekuni dan menguasainya, dan Tuhan memberkati yang kita kerjakan sehingga ada hasil yang bisa dinikmati. Keempat unsur ini saling melengkapi. Saat kita melihat pekerjaan sebagai panggilan dari Allah, kita akan menyadari bahwa pekerjaan dan ibadah adalah sebuah kesatuan. Kita tidak dapat bekerja dengan berbuat dosa dan tetap mengharapkan Tuhan memberkatinya.

 Penjelasan Teks

Yoel menyampaikan pesan Allah bagi umat Israel tentang Hari Tuhan yang sudah dekat. Gambaran tentang hari Tuhan yang gelap gulita dan kekeringan yang diungkapkan Yoel juga disertai dengan seruan untuk bertobat. Pasal 1 diawali dengan serangan belalang. Hama belalang adalah ancaman besar bagi pertanian. Kawanan belalang terbang dalam jumlah besar dan mampu menempuh jarak jauh, dan melahap semua hasil panen dan tanaman. Ini bisa menyebabkan manusia kelaparan. Belalang adalah salah satu tulah yang dikirimkan Tuhan bagi bangsa Mesir agar Firaun membiarkan bangsa Israel meninggalkan Mesir. Tapi kali ini belalang dipakai Tuhan untuk menghukum bangsaNya. Nabi Yoel menggambarkan serangan belalang sebagai gambaran untuk serangan pasukan musuh Israel (Yoel 2: 1-11). Uniknya dalam Kitab Yoel tidak disebutkan secara jelas jenis dosa apa yang dilakukan umat pada waktu itu. Tetapi ada seruan bagi bangsa Israel untuk bertobat, berbalik kepada Tuhan, yang bukan dari tampak luar tetapi hati yang benar-benar berubah (koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu). Juga disampaikan janji Tuhan bagi bangsa yang bertobat, akan ada pemulihan, berkat Tuhan gandum, anggur, minyak akan diberikanNya, menjauhkan musuh bangsa Israel, semua kembali hijau dan subur. Allah terkadang bekerja secara berdaulat di dalam sejarah melalui bencana dan serbuan musuh untuk mendatangkan pertobatan. Karena itu dalam Yoel 3: 23-27 yang menjadi bahan khotbah kita dikatakan:

  1. Bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena Tuhan, Allahmu. Janji Tuhan kepada bangsa yang berbalik kepadaNya: Hujan pada waktu yang tepat, hasil usaha melimpah ruah, segala kebutuhan tercukupi dan terpuaskan. Ketika hidup bangsa Israel jauh dari Tuhan, konsekuensinya adalah berkat Tuhan jauh dari mereka, termasuk dari usaha dan pekerjaan. Sia-sia bekerja keras jika tidak diberkati Tuhan, karena hasilnya tidak bisa dinikmati. Maka saat umat bertobat, Allah berjanji akan memberi kelimpahan.
  2. Tuhan akan memulihkan tahun-tahun yang hasilnya dimakan belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip. Meski Tuhan mengirimkan kawanan belalang sebagai tentara-Nya yang besar, namun kasih-Nya lebih besar dari itu. Maka Tuhan berjanji akan menggantikan semua kerugian itu dengan berkat yang berlimpah. Tahun kekurangan digantikan tahun kelimpahan.
  3. Bangsa Israel akan memuji-muji nama Tuhan. Mereka akan mengetahui bahwa Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Tidak ada Allah lain yang layak disembah selain Tuhan Allah. Bangsa Tuhan tidak akan malu lagi selama-lamanya.

Renungan/Aplikasi 

  1. Tuhan Allah berkuasa atas segalanya. Kawanan belalang bisa dipakai Tuhan untuk menyerang tanaman, sebagai cara mendidik umat-Nya. Tetapi tidak selamanya Tuhan membiarkan umat berada dalam masa sulit. Tahun-tahun krisis digantikan Tuhan dengan tahun kelimpahan. Semua berada dalam kendali Tuhan. Karena itu, ketika kita mengalami kerugian dalam usaha, mungkin selama pandemi banyak usaha yang sulit berkembang bahkan harus tutup, tetap imani bahwa Tuhan sanggup memulihkan segalanya. Hanya Tuhan satu-satunya yang mampu.
  2. Evaluasi diri. Kita juga perlu memeriksa cara hidup kita, cara kerja kita, evaluasilah semua itu. Kita harus terus bekerja dengan baik dan jujur, menjaga hidup kita sesuai dengan firman-Nya. Kita tetap bekerja, Tuhan tetap memberkati. Pekerjaan dan usaha kita menjadi cerminan kehidupan beriman kita. Invocatio Kej 1: 26 juga menjadi pengingat bahwa manusia diberi hikmat karena diciptakan menurut gambar Allah, karena itu dalam menggunakan kuasa atas alam bukan mengeksploitasi untuk kepuasan sendiri, tetapi dengan berhikmat untuk kebaikan segenap ciptaan. Etika kerja Kristen adalah bekerja bersama Tuhan dan untuk Tuhan juga sesama.
  3. Tuhan memberi berkat atas apa yang kita kerjakan. Seperti hujan yang diturunkan di awal dan di akhir musim untuk menumbuhkan apa yang ditanam oleh bangsa Israel, demikian juga Allah menurunkan berkat-berkatNya atas pekerjaan dan usaha kita. Maka kita memiliki tugas untuk bekerja. Persiapkan diri untuk berkat Tuhan yang akan datang, kerjakanlah bagian kita dengan benar. Jangan membuang-buang waktu dan bermalas-malasan. Berkat Tuhan tercurah dengan porsi yang tepat sesuai dengan yang IA lihat. Bekerjalah dengan hati penuh syukur dan pakaikan pekerjaan kita bahkan seluruh hidup kita jadi kemuliaan bagi Tuhan (bdk doksologi Yudas 1:24-45).

 

Pdt. Yohana Ginting S.Si (Teol)-Runggun Cibubur

MINGGU 19 JUNI 2022, KHOTBAH ROMA 10:1-4

Invocatio  :

Mazmur 143:10

Bacaan :

Mazmur 105:1-6

Tema  :

Dibata Ngerembakken Manusia Kempak DiriNa / Allah Mendekatkan Manusia kepada DiriNya.

 

Pendahuluan

Syalom, salam sejahtera bagi kita sekalian, saudara-saudaraku yang terkasih di dalam Kristus, kita bersyukur hari ini kita kembali bersama-sama bersekutu dan beribadah untuk memuliakan Tuhan, minggu ini kita kembali merenungkan makna keselamatan yang telah dikaruniakan Allah bagi kita di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Setiap agama mengajarkan jalan keselamatannya masing-masing, hal inilah yang menjadi dasar pengajaran dan landasan iman dalam menjalankan kehidupan beragama. Oleh karenanya sebagai umat Kristen kita harus benar-benar memahami pengajaran yang benar tentang keselamatan itu dan hidup didalam keselamatan itu sendiri. Pengetahuan yang benar tentang keselamatan itu akan menentukan tindakan dalam menjalani kehipan sebagai umat beragama. Pada renungan khotbah minggu ini kita akan melihat bagaimana pengalaman iman Rasul Paulus dari seorang anti Kristus menjadi Rasul dan pengajaran yang disampaikannya kepada jemaat di Roma.

1. Dari Anti Kristus menjadi Pengikut Kristus

Saudara-saudara yang terkasih, Saulus (Paulus) adalah seorang yang sangat taat menjalankan undang-undang taurat karena sejak kecil dia sangat disiplin belajar dan menjalankan undang-undang taurat kemudian menjadi seorang anti-Kristus karena meyakini bahwa diluar dari agama Yahudi adalah sebuah penistaan dan kejahatan diadapan Allah, sehingga dia sangat bersemangat dalam menganiaya jemaat (Flp. 3:6a). Karena semangat yang tidak tepat inilah Paulus menjadi seorang penganiaya yang ganas (1Tim. 1:13). Dia dahulu menganggap orang-orang Kristen sebagai penghujat Allah. Kenyataannya, justru dia sendiri yang menjadi seorang penghujat (1Tim. 1:13).

2. Memiliki pengertian yang benar.

Orang Yahudi adalah umat yang sangat patuh menjalankan undang-undang agama, dan sungguh-sungguh menjaga dan menjalankan perintah agama, namun mereka tidak memiliki pengertian yang benar tentang kebenaran Allah, Paulus mengingatkan jemaat bahwa Inti kesalahan bangsa Yahudi terletak pada: "mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah" (10:3c). Sikap ini disebabkan oleh dua hal: "mereka tidak mengenal kebenaran Allah" dan “mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri”. Hati yang tidak takluk kepada Allah disebabkan oleh pikiran yang tidak tunduk pada firman Allah.

Semua aktivitas relijius yang mereka lakukan bahkan ditujukan untuk memperoleh kebenaran dari Allah. Mereka berupaya sedemikian rupa supaya layak diperhitungkan sebagai orang yang benar di hadapan Allah. Permasalahannya, kebenaran seperti ini bukanlah "kebenaran Allah". Kebenaran dari Allah diterima melalui iman dan sejak zaman Abraham, Allah sudah menetapkan bahwa pembenaran dari Allah didasarkan pada iman.

Jika "kebenaran Allah" diperoleh melalui iman, hal itu bukan merupakan hasil usaha manusia, Pembenaran melalui iman adalah anugerah, sedangkan pembenaran melalui kesalehan adalah upah. Keduanya bersifat eksklusif. Karena itu, usaha bangsa Yahudi untuk “mendirikan kebenaran mereka sendiri”, berkontradiksi dengan pembenaran melalui iman. Ini tidak takluk pada kebenaran Allah.

Mengapa mereka sampai tidak mengenal kebenaran Allah dan ingin mendirikan kebenaran mereka sendiri? Akar persoalan diterangkan di 10:4. Mereka tidak mengerti maupun meyakini bahwa "Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya".

3. Kristus adalah kegenapan Hukum Taurat.

Kehadiran Yesus Kristus di dunia ini bukanlah menghapuskan hokum taurat, namun untuk menggenapinya, Apakah yang dimaksud dengan "kegenapan hukum Taurat": (yun:telos nomou)? Para penafsir Alkitab memberikan pendapat yang berlainan. Keragaman pandangan ini sangat bisa dipahami. Baik kata telos (“kegenapan”) maupun nomos ("Hukum Taurat") memiliki jangkauan arti yang beragam. Lebih jauh, bagaimana kita menafsirkan yang satu akan mempengaruhi penafsiran kita terhadap yang lain.

Kata telos bisa berarti kegenapan akhir, atau tujuan. Mayoritas penerjemah Alkitab mengambil arti yang kedua. Pilihan mayoritas ini tampaknya memang didukung oleh konteks. Di ayat 2-3 Paulus sudah menyinggung kekeliruan bangsa Yahudi yang menggunakan Taurat untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri. Di ayat 4 Paulus menyatakan bahwa mereka yang percaya kepada Kristus berhenti menggunakan Taurat untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri". Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mengakhiri usaha sia-sia yang dilakukan oleh orang-orang berdosa guna meraih kebenaran di hadapan Allah.

Tidak lupa di akhir ayat 4 Paulus mempertentangkan antara pembenaran melalui Taurat dan iman ("sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya"). Keduanya memang tidak dapat berjalan beriringan.

Dengan demikian, di mata Paulus, upaya bangsa Yahudi bukan sekadar tidak sempurna atau tidak lengkap, sehingga perlu ditambahkan iman kepada Kristus. Upaya mereka benar-benar salah, tidak peduli betapa bersemangat mereka melakukan hal tersebut. Tidak peduli seberapa besar kesungguhan mereka. Ketulusan dan kesungguhan harus disertai dengan kebenaran. Kesalahan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh berarti sungguh-sungguh salah.

Renungan- Refleksi

Melalui pengajaran yang kita renungkan melalui khotbah minggu ini kita diingatkan bahwa keselamatan itu bukanlah rancangan manusia, namun rancangan Allah sendiri. Keselamatan itu adalah anugerah yang sangat besar yang telah dikaruniakanNya bagi kita, hanya - Dialah yang sanggup untuk mendatangkan keselamatan itu dan semua itu dianugerahanNya karena kasihNya yang besar bagi manusia.

Kekeliruan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi pada zaman Paulus bisa saja terjadi pada orang-orang Kristen sekarang. Sebagian orang yang rutin beribadah dan menganggap kerajinan itulah yang menjamin keselamatan mereka. Sebagian lagi mengukur kerohanian berdasarkan keaktifan dalam pelayanan. Ada pula yang baru merasa layak di hadapan Allah jika menjalani kehidupan yang saleh. Yang lain meyakini bahwa kasih Allah bisa berkurang atau bertambah, tergantung sikap kita kepada-Nya. Tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa korban Kristus di kayu salib baru sempurna jika ditambahi kesalehan kita, Semua sikap ini merupakan penghinaan terhadap penebusan Kristus, Apa yang Dia lakukan sudah genap, Sempurna Tidak perlu ditambah apa-apa. Semua kebaikan dan kesalehan kita sama sekali tidak akan mempengaruhi kesempurnaan kebenaran di dalam Kristus bagi kita. Semua itu hanyalah perwujudan, bukan persyaratan bagi kebenaran di hadapan Tuhan. Amin

                                                                                             Pdt Togu Parsadaan Munthe M.Th.MM

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD