MINGGU 05 FEBRUARI 2023, MATIUS 4:1-11
Invocatio :
Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Yesaya 12:5.
Bacaan:
Ulangan. 8:1-10a.
Khotbah : Matius 4:1-11.
Tema :
YESUS MENGALAHKAN PENCOBAAN.
PENDAHULUAN.
Syalom, Selamat hari Minggu, Salam Sejahtera bagi kita sekalian. Minggu ini kita memasuki Minggu Septuagesima 70 Hari Menjelang Kebangkitan, Saat ini kita masuk dalam Minggu Ordinary (Minggu Biasa) yang pertama dalam satu tahun liturgi. Septuagesima sendiri berasal dari kata Septuaginta yang artinya 70, namun hal ini bukan sekedar menunjukkan 70 hari sebelum Paskah, tetapi lebih menekankan kepada “kasih Allah kepada seluruh bangsa-bangsa” yang sering disimbolkan kepada 70 bangsa, atau 70 tahun masa pembuangan di Babel. Seluruh topic pembicaraan dalam minggu ini adalah mengenai penderitaan umat manusia, namun dalam penderitaannya manusia tersebut dibungkus dengan cinta kasih Allah yang sempurna.
Septuagesima sendiri adalah minggu dimana kita mempersiapkan diri menuju Pra-Paskah. Dalam empat minggu, dimulai dari Minggu ini, kita akan dihantar untuk melihat bagaimana karya Allah kepada manusia yang hidup dalam penderitaannya akibat dosa yang dilakukannya. Tetapi perlu diingat, penekanan topiknya bukanlah dosa, tetapi rencana dan rancangan Allah untuk menyelamatkan umat manusia.
Didalam menjalani proses tersebut kita menyaksikan Yesus Kristus dapat mengalahkan tantangan dan menang dalam setiap Pencobaan sampai Dia Dipermuliakan. Selama hidup di dunia ini kita akan terus diperhadapkan pada berbagai tantangan, ujian dan pencobaan, namun jangan khawatir Kristus telah memberikan teladan dan kuasa melawan berbagai tantangan dan berbagai percobaan dalam kehidupan iman kekristenan kita.
BIMBINGAN TEKS.
Segera setelah Yesus dinyatakan sebagai Anak Allah, dan Juruselamat dunia, Ia dicobai; hak-hak istimewa yang besar, dan tanda-tanda khusus dari kemurahan Ilahi, tidak menjamin manusia lepas dari berbagai pencobaan.
Dalam pencobaan Kristus tampak bahwa iblis sangat licik, pendendam, dan sangat online; tapi dia bisa dilawan.
Dalam semua pencobaannya, Iblis berupaya untuk membawa Yesus jatuh kedalam kuasanya dan melawan Allah.
Iblis mencobai dia untuk putus asa akan kebaikan Bapanya, dan untuk tidak memercayai kepedulian Bapa terhadapnya. Salah satu tipu muslihat Setan adalah memanfaatkan kondisi lahiriah kita; dan mereka yang berada dalam kesulitan harus menggandakan kewaspadaan mereka. Kristus menjawab semua pencobaan Setan dengan "Ada tertulis;" untuk memberi kita contoh, dia mengacu pada apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Cara ini harus kita tempuh, ketika sewaktu-waktu kita tergoda untuk berbuat dosa. Marilah kita belajar untuk tidak mengambil jalan yang salah untuk perbekalan kita, ketika kebutuhan kita sangat mendesak ; Tuhan akan menyediakan jawaban yang terbaik.
Setan mencobai Kristus untuk menyalahgunakan kekuasaan dan perlindungan Bapa-Nya, di tempat yang aman. Juga tidak ada ekstrem yang lebih berbahaya daripada keputusasaan dan praduga, terutama dalam urusan jiwa kita. Setan tidak keberatan dengan tempat-tempat suci sebagai tempat penyerangannya. Janganlah kita, di mana pun, lepas dari pengawasan kita. Kota suci adalah tempat yang dianggap sebagai tempat aman dari serangan setan, banyak orang yang tidak sadar bahwa tempat suci juga dapat dipakai iblis untuk melancarkan tipuannya, Semua tempat tinggi adalah tempat yang licin; kemajuan di dunia membuat manusia menjadi sasaran bagi Setan untuk menembakkan anak panahnya yang berapi-api. Apakah Setan sangat fasih dalam Kitab Suci sehingga dapat mengutipnya dengan mudah? Ya Iblis juga tahu tentang kitab suci, tetapi tidak mau melakukan maksud kitab suci itu. Mungkin saja seseorang memiliki kepalanya yang penuh dengan gagasan Kitab Suci, dan mulutnya penuh dengan ungkapan Kitab Suci, sementara hatinya penuh dengan kebencian yang pahit terhadap Tuhan dan semua kebaikan. Setan dapat menyalahgunakan kitab suci dan mengaburkan makna, yang menyesatkan kita, sehingga melakukan perbuatan yg bertentangan dengan kehendak Allah keluar dari jalan kita, keluar dari jalan tugas kita, dan tidak lagi mengandalkan Tuhan, namun mengadakan dunia dan manusia.
Iblis mencobai Kristus untuk mengidolakan tawaran kerajaan dunia, dan kemuliaan mereka. Kemuliaan dunia adalah godaan yang paling menawan, Kristus dicobai untuk menyembah Setan. Dia menolak godaan itu dengan kebencian. "Enyahlah, Iblis!". Banyak sekali godaan yg secara terbuka dan dekat sekali dengan kita; godaan itu tidak hanya untuk ditentang, tetapi juga ditolak sekaligus. Perlu ketegasan dalam melawan godaan, dia akan lari dari kita. Tapi kalau kita mau berkompromi atau berunding, kita mudah sekali dikalahkan. apa untungnya bagi seseorang jika dia mendapatkan seluruh dunia, dan kehilangan jiwanya sendiri?, Kristus berhasil mengalahkan pencobaan, atas atas teladan itulah kita beroleh keyakinan bahwa ajakan iblis dapat ditolak.
REFLEKSI.
Saudaraku yang terkasih, melalui renungan kita Minggu ini kita kembali diingatkan bahwa:
Kita harus selalu waspada dan berjuang melawan Godaan Iblis.
Dunia di mana kita tinggal ini telah dikuasai oleh dosa, dan sudah sangat jelas bahwa sifat-sifat dosa itu sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya setiap orang yang percaya harus terus berjuang melawan pencobaan dan godaan yang dipanahkan Iblis. Adalah tidak mudah menang melawan pencobaan - pencobaan yang menyerang kita, karena roh memang penurut, tetapi daging lemah (bdk. Matius 26:41).
Mungkin kita sering bertanya: Mengapa kita harus diperhadapkan pada pencobaan-pencobaan? Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan orang percaya itu bebas dari segala pencobaan, tapi yang pasti Dia berjanji untuk selalu memberikan jalan keluar, sedangkan “Pencobaan - pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13).
Bagaimana supaya kita bisa menang melawan pencobaan dari Iblis? Cara terbaik adalah harus melekat pada Tuhan dan senantiasa tinggal di dalam firman-Nya. Didalam Bacaan kita menyaksikan bagaimana umat Israel yang berjalan selama 40 tahun menuju Tanah Kanaan dan mengalami berbagai peristiwa ajaib, adalah bahagian dari proses pembentukan Mental dan Spiritual Bangsa Pilihan Tuhan, supaya mereka semakin merasakan Kuasa Allah yang besar dan tidak pernah melupakannya. Walaupun bangsa itu jatuh bangun dalam kesetiaan kepada Allah namun akhirnya mereka sampai saat ini menjadikan perjalanan itu sebagai perjalanan yang menguatkan iman di dalam berbagai tantangan dan godaan hidup. Tuhan Yesus juga telah meninggalkan teladan yang luar biasa bagaimana melawan pencobaan. Ketika sedang dicobai Iblis, tak henti-hentinya Yesus menggunakan firman Allah sebagai pedang Roh untuk mematahkan setiap tipu muslihat Iblis. Sebagaimana tertulis, selama empat puluh hari Yesus berpuasa di padang gurun, di mana kesempatan ini tidak disia-siakan Iblis untuk mencobai Dia. Tiga kali Iblis berusaha untuk melemahkan Yesus dengan harapan Dia gagal menggenapi rencana Bapa dalam hidup-Nya, agar Dia berbalik dari jalan yang sudah ditentukan oleh Bapa-Nya. Tiga kali pula Yesus membalas serangan Iblis itu dengan memperkatakan firman Tuhan, “Ada tertulis…” Dan akhirnya Yesus menang!
Firman itu hidup dan berkuasa karena itu adalah perkataan Allah sendiri! Kuasa itu semakin nyata bila kita memperkatakan firman itu dengan iman. Oleh sebab itu pastikan kita rajin membaca Firman TUHAN tiap hari.
Amin.
Pdt Togu P Munthe
MINGGU 22 JANUARI 2023, KHOTBAH YEHEZKIEL 36:33-37
Invocatio : “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia”. (2 Timotius 2:21)
Ogen : Kisah Para Rasul 9:32-43 (Tunggal)
Khotbah : Yehezkiel 36:33-37 (Anthiponal)
Tema : TUHAN MEMPERBAHARUI BANGSA-NYA
A. PENGANTAR
Pada tahun 2014 Presiden Joko Widodo mencanangkan semboyan “Revolusi Mental”. Tujuannya tentunya untuk memperbaharui pola pikir dan tingkah laku masyarakat Indonesia yang dimulai dari birokrasi pemerintahan. Setelah hampir 10 tahun Presiden Joko Widodo memerintah, apakah sudah terjadi revolusi mental itu? Kita dapat menjawabnya secara pribadi. Tetapi yang ingin disampaikan di sini adalah, sehebat apapun pemerintah mencanangkan pembaharuan birokrasi tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh semua pihak, khususnya didukung oleh masyarakat. Seperti itulah kira-kira khotbah kita pada kesempatan ini.
B. PENJELASAN BAHAN ALKITAB
- Pembacaan Firman I
Setelah jemaat mula-mula mengalami penyiksaan Ps. 5:17, 8:1b. Selang beberapa waktu, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlah mereka semakin bertambah besar dalam pertolongan dan penghiburan Roh Kudus (ps. 9:31). Rasul Petrus mengadakan perkunjungan ke beberapa daerah dalam rangka memberi penguatan kepada jemaat. Petrus singgah kepada orang-orang kudus di Lida. Di sana Petrus melakukan mujizat dengan menyembuhkan Eneas yang sudah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Eneas sembuh dari lumpuhnya karena kuasa Yesus Kristus, “Yesus Kristus menyembuhkan engkau”. Melalui mujizat itu semua penduduk Lida dan Saron yang melihat hal tersebut berbalik kepada Tuhan.
Demikian halnya ketika di Yope, ada seorang murid perempuan yang bernama Tabita (Yun.: Dorkas) mengalami sakit dan akhirnya meninggal. Walaupun secara fisik meninggal, tetapi karya dan kebaikannya tetap hidup. Karena selama hidupnya Tabita banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah, maka ketika ia meninggal banyak janda yang menangisinya sambil menunjukkan semua baju dan pakaian yang dibuat Tabita. Kembali Tuhan menyatakan kuasaNya dengan membangkitkan Tabita. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Dari kedua mujizat yang terjadi di Lida dan Yope membuat banyak orang berbalik kepada Tuhan bahkan percaya kepada Tuhan. Berbanding terbalik dengan yang terjadi di beberapa kota di mana Yesus melakukan banyak mujizat tetapi tidak ada pertobatan (Bdk. Matius 11:23, “Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizatNya). Artinya dalam hal ini bukan soal mujizatnya, tapi bagaimana kita menghayati kuasa Allah yang bekerja dalam hidup kita. Bila kita betul-betul menghayati kuasa Tuhan sebagai tanda kasihNya, maka kita akan bertobat dan berupaya melakukan kehendakNya dalam kehidupan kita. Bila tidak, maka seribu mujizat pun tidak akan mengubahkan hidup kita (band.Luk. 16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati). Kembali ditekankan, kalaupun sudah ada pemberitaan Firman, bahkan mujijat terjadi, kalau seseorang itu tetap mengeraskan hatinya, maka tidak akan terjadi pembaharuan dalam hidupnya.
- Bahan Khotbah
Yesezkiel adalah nabi juga imam keturunan Zadok. Dia bertugas di Bait Suci Yerusalem ketika Babel menyerang kota itu pada thn. 597 SM. Melalui penglihatannya, Yehezkiel sudah menubuatkan malapetaka yang akan menghancurkan Yerusalem. Hal ini terjadi karena dosa-dosa bangsa Israel. Mereka beribadah kepada allah-allah lain dan lebih suka mengandalkan raja-raja asing daripada mengharapkan pertolongan dari Allah. Selain berita hukuman, Yehezkiel juga menyampaikan nubuat yang membangkitkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Tuhan berjanji akan membebaskan mereka dari pembuangan dan menuntun mereka kembali ke Yerusalem.
Bahan khotbah kita berbicara tentang pentahiran yang dilakukan Tuhan terhadap umatNya (judul pasal 36, “Pembaharuan Israel”). Pembaharuan yang dilakukan Tuhan dimulai dari bagian inti dalam hidup umatNya, yaitu hati dan roh (ay. 26-27), sehingga umat menjadi taat kepada Allah. Ada 4 kata “Aku” yang mewakili Tuhan. Bahwa Tuhan akan mentahirkan umatNya dari segala kesalahan, Tuhan akan membuat kota-kota didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali. Tanah yang sudah lama tandus akan dikerjakan kembali sehingga umat akan berkata, tanah ini seperti taman Eden. Kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan musnah, kembali didiami dan menjadi kubu.
Semua ini terjadi karena kuasa Tuhan. Bahkan bangsa-bangsa lain pun akan mengetahui bahwa pembaharuan (pentahiran) ini dilakukan oleh Tuhan. Bukan karena hebat dan spesialnya bangsa Israel, tetapi semua karena kebaikan Tuhan, dan semata-mata karena Allah ingin menguduskan namaNya kembali. Kerena ketika umat dihukum, maka Allah dianggap tidak menepati janjiNya, yang bertentangan dengan kekudusanNya. Karena di dalam kekudusan Allah ada kebaikan, kesetiaan dan kesempurnaan. Dan ini menjelaskan mengapa cemoohan bangsa-bangsa lain merupakan pencemaran nama Allah yang kudus. Apa yang dilakukan Allah adalah dalam rangka memulihkan namaNya yang sudah dinajiskan oleh dosa umatNya agar kembali dikuduskan dan dimuliakan.
C. APLIKASI
- Allah terus bekerja untuk memperbaharui umatNya sehingga kita menjadi alat di tanganNya. Orang yang belum dibaharui, tidak mungkin mempengaruhi orang lain untun memperbaharui dirinya. Bahkan sebaliknya, kita menjadi batu sandungan. (Bnd. Invocatio).
- Allah terus bekerja menyatakan kasih dan kuasaNya dalam hidup kita mulai dari bangun pagi sampai pagi kembali. Oleh karena itu harus ada kesadaran dalam diri kita untuk merespon kasihNya. Jangan menunda-nunda waktu yang diberikan Tuhan. Kesempatan unuk memperbahui diri dimulai dari diri kita dan saat ini. Ula tertaren-taren. Apa yang mau kita baharui? Bisa jadi kedagingan, kemalasan, keegoisan, tinggi hati, gaya hidup hedonis, dll. Atau sebagaimana yang disebutkan di dalam Galatia 5:19-21. Kita diingatkan dan diajak untuk selalu merespon pembaharuan yang Allah lakukan.
- Manusia yang sudah dibaharui Tuhan harus tetap memuliakan Tuhan dalam hidupnya, sebagaimana yang dilakukan oleh Petrus, Dorkas/Tabita. Memberitakan kabar baik/kabar sukacita melalui kata dan perbuatan. Petrus setelah dipulihkan/dibaharui Tuhan sungguh-sungguh menjadi alat di tangan Tuhan. Demikian halnya Tabita, melalui materi, talentanya dia menjadi berkat bagi banyak orang miskin dan para janda. Tuhan. Mari tetap kita memuliakan Tuhan melalui seluruh hidup hidup (soli Deo Gloria).
Welcome Desember, 1 Des 2022
Pdt. Larena Sinuhadji (Nd. ReyRapha).
GBKP Runggun Cikarang
MINGGU 15 JANUARI 2023, KHOTBAH FILIPI 2:12-18
Invocatio : Sebab inilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami, Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain supaya engkau membawa keselamatan ke ujung bumi” (Kisah Para Rasul 13:47)
Bacaan : Keluaran 34:29-35
Khotbah : Filipi 2:12-18
Tema : Bercahayalah seperti Bintang
Pendahuluan
Minggu ini memasuki minggu efpifani ke 2 artinya minggu kita merayakan minggu dimana Allah sebagai Tuhan menampakan kemuliaan di dalam diri Yesus bagi kita manusia. Bercahaya seperti Bintang menjadi tema bagi kita. Bintang adalah benda langit terdiri atas gas menyala seperti matahari, terutama tampak pada malam hari (KBBI). Bagaimana sebagai umat percaya dapat bercahaya seperti bintang, menyala dan sumber terang/cahaya adalah dari Yesus Kristus membawa pengaruh baik dan dapat menerangi kegelapan dunia. Kita enggunakan pikiran, perilaku dan cara hidup iman kita berdampak baik pada orang lain. Perilaku hidup dapat sesuai dengan kehendak Yesus Kristus.
Pendalaman Teks
Filipi 2:12-18.
Philippians is Paul's discussion of living the Christian life. In this letter to the church of Philippi, Paul highlights themes such as joy and glory. He also puts great emphasis on how a Christian's thinking—their attitude—affects the way they live out their faith. Paul is very thankful for the support of the Philippian church, but is also concerned about the influence of various false teachers.
Dalam teks ini, Paulus menekankan pengikut Kristus menjadi cahaya dalam gelapnya dunia. Sangat kontras perbedaan antara terang dan gelap. Terang menampakkan kebenaran, kenyamanan dan keamanan. Tetapi gelap membawa bahaya, ketidak amanan dan menyembunyikan kebenaran. Tuhan Yesus telah melakukan dan menjadi teladan dalam hidupNya, Dan Yesus tidak melakukan dengan bersungut-sungut. Kesediaan Yesus menaati Allah bahkan disalibkan, mati dan bangkit untuk keselamatan manusia. Dan dia melakukan dengan hati yang mengasihi.
Sehingga apa yang di tekankan Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi adalah mendorong orang-orang Filipi untuk berperilaku sesuai dengan Injil. Dia telah mengajar tentang kesatuan, harmoni dan kerendahan hati. Dan Yesus telah menjadi teladan ketaatan dan pengorbanan yang sempurna. Oleh karena itu, dengan mengingat semua ini, Paulus mendesak jemaat Filipi untuk dengan patuh menerapkan ajaran Injildengan menampakkan:
Apa itu integritas? Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dikutip dari laman resmi Kemdikbud, integritas artinya mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan atau kejujuran.
Kita perlu memiliki integritas yang berhubungan dengan iman dan tampak dalam hidup kita. Iman yang lebih dari sekedar pertunjukan lahiriah dari nilai-nilai Kristiani yang kita tampilkan di hadapan orang-orang tertentu. Iman sejati kepada Yesus Kristus harus menjadi kekuatan pendorong dalam hidup kita, kekuatan yang membentuk sikap batin kita dan juga perilaku lahiriah kita. Taat dan setia pada Firman bukan hanya waktu Paulus hadir atau ada disitu maka mereka berperilaku baik. Tapi dalam keadaan apapun integritas tetap nampak dalam kehidupan mereka. Sehingga dengan iman kuat maka integritasnya semakin baik.
- Kerjakan Keselamatanmu
Allah menginginkan agar orang percaya dan gereja berlatih (melakukan ) terus menerus di dalam keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus. Dari mana kekuatan kita. Energi yang kita dapat adalah dari Tuhan Yesus. Energi yang kita peroleh akan mentransformasi secara individu dan komunitas berdasarkan kehendak Tuhan dan untuk tujuanNya (baca Roma 8:28-30). Tujuan Allah bagi jemaat dan kita menjadi serupa dengan Kristus. Paulus ingin agar seluruh gereja dipenuhi dengan jemaat yang dewasa secara rohani yang “mencapai ukuran pertumbuhan Kristus yang penuh” (Ef. 4:13).
- Takut dan Gentar Pada Tuhan
Allah kita adalah yang Kudus dan Mulia. Allah bekerja melalui RohNya didalam diri kita memurnikan kita dalam hidup takut dana gentar dalam pengertian menghormati Allah yang penuh kasih dan kemuliaan serta mengingat KeadilanNya. Yang mengubah tubuh yang hina sehingga serupa dengan tubuhNya yang Mulia… (Fil. 3:21)
- Tanpa Menggerutu dan Mengeluh (Without Grumbling and Complaining)
Lakukan semuanya itu tanpa menggerutu dan mengeluh (Bersungut-sungut dan berbantah-bantah). Paulus tidak ingin jemaat Filipi menjadi tukang ngeluh dan menggerutu, dia ingin untuk hidup bersukacita. Saanggup menahan diri untuk tidak mengeluh dan berselisih. Sehingga orang lain tidak menyalahkan orang yang percaya namun menjadi teladan bagi orang lain.
- Bersinar/bercahaya seperti Bintang
Jemaat Filipi di tengah masyarakat yang tidak mengenal Kristus (Pagans Society), adanya guru-guru palsu. Paulus ingin jemaat bercahaya seperti Bintang-bintang di dunia. (NIV) is more accurately translated as “appearing as luminaries in the world (Greek-kosmos).. Bintang merujuk kepada muncul sebagai tokoh -tokoh Dunia. Paulus ingin kesaksian dan perilaku orang Filipi bersinar terang dan nyata kepada orang-orang di sekitar mereka. Prilaku orang Filipi dapat mempengaruhi dan mengikuti perilaku pengikut Kristus.
Bagi sebagian besar orang abad ke-21, bintang hanyalah objek indah di langit malam; tetapi bagi orang-orang di abad pertama, bintang tidak hanya indah, tetapi juga dipandang sebagai bagian dari tatanan harmonis yang diciptakan secara ilahi. Salah satu arti utama dari kosmos adalah “keteraturan.” [4] Paulus ingin komunitas gereja menjadi contoh cemerlang dari masyarakat yang tertata dengan indah dan harmonis.
Bintang juga sangat diperlukan dalam navigasi. Pergerakan dan pola bintang-bintang menunjukkan arah, dan para pelancong mempelajari dan mengamati mereka dengan cermat dalam perjalanan mereka. Dengan berpegang teguh, atau berpegang teguh pada Yesus Kristus, yang disebut Sumber terang dalam kehidupan, umat Kristiani di Filipi dapat menerangi jalan menuju Kristus dan menuntun orang kepada Kristus.
- Selalu bersukacita dalam menjalani kehidupan ini
Paulus mendorong Jemaat Filipi untuk tetap berani dan bersukacita (BE BOLD N JOYFUL) melanjutkan kehidupan sehari-hari serta melakukan pelayanan pemberitaan Firman Tuhan (Injil). Selalu bersukacita dan berani menjadi pelaku Firman
Dalam bacaan Keluaran kita juga dapat melihat bagaimana wajah Musa bersinar setelah bertemu dengan TUHAN ALLAH. Cahaya nya menyinari sehingga orang-orang melihat tidak tahan melihat silaunya sehingga Musa menyelubungi wajahnya karena cahaya luar biasa bersinar. Wajahnya bercahaya karena Musa dekat dan mengenal Tuhan dengan baik. Dia selalu berkomunikasi dan taat melakukan apa yang Tuhan Perintahkan.
Penutup.
Kita akan tutup dengan pertanyaan Reflektif bagi kita:
- Apakah sikap batin/hati anda sesuai dengan tindakan lahiriah dan sebaliknya?
- Apakah Anda memiliki standar perilaku yang berbeda ketika Anda bersama orang yang berbeda?
- Apakah iman Anda kepada Yesus menjadi kekuatan pendorong dalam hidup Anda?
- Apakah sikap dan kata-kata Anda mendorong persatuan atau perpecahan dalam komunitas gereja, masyarakat atau dimana anda berada?
- Apakah komunitas gereja Anda merupakan contoh masyarakat yang tertib dan harmonis?
- Apakah cahayamu bersinar? Apakah Anda merasa terintimidasi oleh orang yang tidak beriman?
Pdt. Rosliana br Sinulingga
Runggun Bumi Anggrek