• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 20 NOVEMBER 2022, KHOTBAH I KORINTUS 15:50-58 (AKHIR TAHUN GEREJAWI)

Invocatio         : Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula (Ibrani 3:14).

Bacaan            : Pengkhotbah 8:9-17

Tema               : Maut telah ditelan dalam Kemenangan


I. PENGANTAR

Manusia pada dasarnya tidak menyukai hal-hal yang tidak bisa diprediksi dan tidak pasti, karena hal itu membuatnya merasa tidak berdaya, cemas, dan takut. Khusus menyangkut kematian dan bagaimana atau kemana perginya orang mati, ada perbedaan kejelasan antara zaman Perjanjian Lama dan zaman Perjanjian Baru.

Manusia zaman Perjanjian Lama memahami kematian adalah musuh manusia yang terbesar. Sebab dengan datangnya kematian semua menjadisia-sia, menjadi nol. Pemahaman ini dapat kita mengerti karena di zaman Perjanjian Lama, orang yang mati dipahami pergi ke dunia orang mati (syeol). Tentang sorga tidak banyak disebutkan. Berbeda dengan Perjanjian Baru, kehadiran Kristus dan karya-Nya membuat pemahaman dan harapan akan sorga semakin jelas dan pasti.

Hal ini dapat kita dalami melalui Firman Tuhan yang menjadi bahan invocatio, bacaan dan khotbah kita hari ini.

II. TAFSIRAN

A. Bacaan Pengkhotbah 8:9-17

Firman Tuhan dalam bacaan kita ini memperlihatkan bahwa pekerjaan Allah tidak dapat diselami manusia. Perbuatan manusia tidak dapat mempengaruhi apalagi menetapkan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh Allah. Allah adalah berdaulat, merdeka.

Dengan memakai kapasitas hikmatnya sebagai manusia, Pengkhotbah berusaha untuk melihat, menganalisa, dan menemukan pola atau petunjuk tertentu untuk memahami segala pekerjaan Allah di tengah dunia ini. Lalu, bagaimana hasilnya ? Pengkhotbah merupakan seorang yang sangat berhikmat. Namun bagaimanapun juga ia mencoba, ia menemukan dirinya begitu terbatas, dan tidak dapat menyelami segala pekerjaan yang Allah lakukan di tengah dunia ini karena antara Allah dan manusia ada jarak dan kesenjangan yang sangat jauh, Allah ada di sorga, manusia ada di bumi (bdk 5:1). Namun satu hal yang pasti adalah Allah tidaklah jahat, Allah tahu apa yang kerjakan-Nya. Allah memiliki hikmat, pertimbangan, rencana, serta pengetahuan yang jauh melampaui hikmat, pertimbangan, dan pengetahuan manusia. Untuk lebih mengenal dan mempercayai Allah, manusia perlu mengakui keterbatasan dirinya dan jangan cemburu apabila melihat orang jahat hidup lama dan “diberkati”. Yang pasti takutlah akan Allah, sebab orang takut akan Allah yang akan beroleh kebahagiaan (ay 12). Lalu, kebahagiaan yang bagaimanakah dan kebahagiaan dimanakah yang dimaksud? Penghkotbah memang tidak menjelaskannya, apakah kebahagiaan di bumi atau setelah tidak di bumi? Mengenai hal ini kita tertolong dengan apa yang ditulis oleh Pdt Emanuel G Singging dalam bukunya “Hidup di bawah Bayang-Bayang Maut”. Beliau menuliskan, “ Kehidupan disini ( bumi) tidaklah terpisah dengan kehidupan disana (setelah meninggalkan bumi). Jika hidup disini anda bersama Allah, maka hidup disana pun anda akan bersama Allah. Hal “sorga” itu bukan soal nanti dan disana, tetapi soal kini dan disini”.

B. Khotbah I Korintus 15: 50-58

Bagian ini merupakan penghujung dari pembahasan Paulus tentang kebangkitan orang-orang mati. Sebagian jemaat di Korintus menolak kebangkitan orang mati atau kebangkitan tubuh (15:12) karena mereka terpengaruh dengan pemikiran duniawi (15:32-33). Dari perspektif dualisme Yunani yang menganggap tubuh (materi) sebagai elemen yang buruk, kebangkitan tubuh memang sukar untuk dipahami, apalagi diterima. Mengapa sesuatu yang “buruk” kelak perlu dikembalikan lagi? Bagaimana tubuh seperti sekarang bisa cocok dengan dunia roh kelak?

Jawaban Paulus terhadap persoalan ini cukup panjang (dari 15:1). Jawaban yang lebih spesifik dan konkrit mulai diberikan di ayat 35 Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?”). Realitas sehari-hari menunjukkan bahwa perubahan wujud (“tubuh”) sangat dimungkinkan (15:37-38). Allah sudah menyediakan tubuh yang khusus untuk keberadaan yang khusus pula, termasuk kemuliaan yang khusus bagi masing-masing tubuh (15:39-41). Hal yang sama berlaku pada tubuh kita. Dari Adam, kita mewarisi tubuh alamiah yang bisa binasa; di dalam Kristus, kita akan mendapatkan tubuh rohaniah yang kekal (15:42-49).

Teks khotbah ini membawa uraian Paulus lebih maju selangkah. Ada pemikiran baru yang ditambahkan. Paulus menyadari kesulitan yang dihadapi oleh jemaat Korintus seputar kebangkitan tubuh. Memang sukar untuk membayangkan bahwa tubuh yang sekarang ini akan tetap ada sampai kita kelak berada di surga dengan dimensi rohaninya. Paulus “mengamini” pandangan mereka dengan berkata: “daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa” (ayat 50).

Ayat ini berbentuk paralelisme sinonim. Frasa “daging dan darah” sejajar dengan “yang binasa”, sedangkan “Kerajaan Allah” sama dengan “yang tidak binasa”. Yang ingin disampaikan adalah ini: tubuh kita yang sekarang, entah kita berada dalam keadaan hidup atau mati, memang tidak cocok untuk Kerajaan Allah. Tidak masuk akal apabila sesuatu yang dapat binasa bisa berada dan bertahan dalam suatu realitas yang tidak dapat binasa.

Kalau demikian, bagaimana tubuh kebangkitan dapat dimungkinkan? Di mata Paulus, kunci untuk persoalan ini merupakan sebuah rahasia (ayat 51) yang merujuk pada sesuatu yang dahulu masih tersembunyi tetapi di kemudian hari dibukakan. Pembukaan rahasia ini terletak pada karya Kristus (ayat 45-49). Tanpa Kristus, misteri ini tidak akan terbuka dan dipahami. Melalui kebangkitan Kristus, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan antara tubuh lama dan baru. Ada kesinambungan dengan yang lama, namun tidak mungkin persis sama.  

Bagaimana dan kapan perubahan tubuh terjadi? Transformasi ini ditandai dengan beberapa karakteristik, yakni:

  1. Terjadi melalui kuasa ilahi (ayat 51, 52). Bentuk pasif yang tanpa subjek eksplisit menyiratkan suatu pekerjaan ilahi.
  2. Terjadi dalam sekejap ( ayat 52). Kata ini merujuk pada sesuatu yang tidak bisa dipecahkan lagi, berarti waktu tersingkat yang dapat dibayangkan. Dalam ungkapan modern biasa disebut “dalam sekejap mata”.
  3. Terjadi pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali (ayat 52). Nafiri terakhir biasanya berkaitan dengan tradisi eskhatologis.
  4. Keempat, ada kesinambungan antara tubuh lama dan tubuh baru (ayat 53). Ayat ini menyediakan gambaran yang agak konkrit tentang transformasi tubuh. Tubuh yang lama tidak dimusnahkan, hanya diberi “pakaian yang baru” (lihat kata “mengenakan” ).
  5. Perubahan ini pasti terjadi (ayat 54-55). Apa yang akan terjadi sebenarnya sudah lama direncanakan oleh Allah. Momen itu akan menggenapi (ayat 54b). Pertanyaan retoris “Hai maut, di manakah kemenanganmu, hai maut di manakah sengatmu?” berasal dari Hosea 13:14. Dalam konteks asli, dunia orang mati (Sheol) dan kematian (maut) berkaitan dengan penghukuman bagi kejahatan Efraim. Dari perspektif kebangkitan Kristus, kejahatan dan maut telah dikalahkan. Apa yang sebelumnya merupakan berita penghukuman bagi umat Tuhan, sekarang justru berubah menjadi ejekan bagi maut sendiri.

Kristus sang Terang, menerangi kegelapan. Di dalam Kristus dan karyaNya yang sempurna membuat apa yang masih tersamar dalam Perjanjian Baru menjadi terang-benderang, termasuk tentang kematian dan segala yang berhubungan dengan kematian. Kristus adalah Raja Penguasa Bumi dan Sorga, Awal dan Akhir. Kematian tidak memadamkan cahaya terang. Kematian hanyalah mematikan lampu, karena fajar telah tiba.

C. Invocatio Ibrani 3:14

Bagian ini merupakan seruan bagi penerima surat yang sedang mengalami penderitaan karena sebagai pengikut Kristus untuk tetap setia kepada Kristus. Bagian yang telah diberi Kristus tidak akan hilang jika berpegang selamanya.                   

III. APLIKASI

Minggu akhir tahun gerejawi biasanya dipakai sebagai momen untuk mengenang saudara/saudari (jemaat) yang meninggal dalam satu tahun terakhir. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan bahwa kita yang masih hidup juga pada saatnya akan mengalami hal itu.

Melalui khotbah kita hari ini, kita diingatkan untuk:

  1. Tetap takut akan Allah walaupun kadang cara kerja Allah tidak dapat kita mengerti.
  2. Kristus membuat keselamatan menjadi terang
  3. Apa yang telah dilakukan Kristus diresponi dengan tetap setia kepadaNya ( I Kor 15:58, Ibrani 3:14).

Pdt Pribadi S Meliala- Runggun Tambun

MINGGU 30 OKTOBER 2022, KHOTBAH YEREMIA 7:1-7 (MINGGU REFORMASI)

Invocatio: “Melakukan keadilan adalah kesukaan bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang jahat” (Ams. 21:15).

Bacaan   : Ibrani 10:19-25 (Tunggal)

Khotbah : Yeremia 7:1-7 (Tunggal)

Tema      : Memperbaharui Tingkah Laku (Ngubah lagu langkah)


 

Pengantar

Kita mungkin sering mendengar lagu yang pernah hits di tahun 2003, yang di populerkan oleh Peterpan yang berjudul “Topeng”. Sepenggal syairnya berkata “Buka dulu topengmu..” Topeng adalah sesuatu yang dipakai oleh manusia untuk menutupi keadaannya yang sebenarnya. Topeng juga dipakai sebagai penegas bahwa kehidupan manusia sering sekali dekat dengan kemunafikan. Munafik (KBBI) adalah menampakkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk (kepura-puraan?berpura-pura percaya/setia,dsb). Inilah yang diangkatkan dalam teks yang menjadi bahan renungan kita.

Pendalaman Teks

Teks kita hari ini mengajak orang Yehuda untuk meninggalkan kemunafikan kehidupan beragama umat Allah, yang disampaikan oleh Yeremia di pintu gerbang rumah Tuhan. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia, Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional yang sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang.

Menarik bahwa nubuatan yang berisi ajakan itu, dimulai dengan kata “dengar”, (Ay. 2) yang dalam Bahasa Ibrani, shema yang tidak hanya sebatas dengar (memperlihatkan telinga berfungsi dengan baik), tapi juga menyimak dan mendengarkan sehingga melahirkan sebuah tindakan dan respon.

Hal-hal yang harus di dengar (shema) adalah

  • 3: Perbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu

Perbaiki (Ibr: yatab, English: To be good, be well). Yeremia sangat jelas memperlihatkan kehidupan tingkah laku jemaat yang harus diperbaiki. Praktek mencuri, membunuh, berzinah dan membakar korban kepada Baal (ay. 9), adalah sikap/tingkah laku yang sering dilakukan dan terlihat. Bahkan karena frekeunsinya sering akhirnya menjadi sesuatu yang biasa. Kebiasaan yang kemudian menjadi kebenaran. Apalagi ketika mereka berada di Bait Allah, mereka menyembunyikan sikap dan sifat mereka yang buruk, sehingga mereka merasa tidak perlu bertobat. Yeremia mengingatkan itu kepada mereka. Bait Allah memang terbuka bagi siapa saja, mereka tidak dilarang untuk datang ke baik Allah. Tetapi ingatlah bahwa dalam ibadah yang kita lakukan ada bagian penting (pengakuan dan pengampunan dosa}. Artinya bait Allah terbuka bagi siapa saja. Tetapi janganlah menjadi orang yang munafik, yang menyembunyikan segala kesalahan dan dosa. Manusia memang biasa di bohongi tapi Tuhan melihat sampe kedalaman hati kita. Tuhan selalu menunggu kita, orang-orang yang mau mengambil keputusan untuk menggubah jalan hidup nya. Bukankah hal yang paling bijak untuk kita lakukan ketika kita melakukan kesalahan adalah bertobat. Bukan menyembunyikan sikap buruk kita dan kelihatan pura-pura baik. Tapi datang dengan hati yang tulus sebagaimana dalam pembacaan yang pertama di Ibrani 10:22, “marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah di basuh dengan air yang murni.”.

  • 4: Jangan percaya kepada perkataan dusta.Perkataan-perkataan yang tidak memberi faedah (ay. 8). Didalam sebuah artikel tribun-bali.com, menuliskan mengapa mendengar itu penting. Ternyata mendengar dengan baik membuat kita membantu kita untuk menentukan keputusan dan menghindari kesalahan. Nah, bisa kita bayangkan jika kita membiasakan mendengar hal-hal yang tak berfaedah, sebagaimana dikatakan dalam Ayub 15:13 “ sehingga engkau memalingkan hatimu menentang Allah, dan mulutmu mengeluarkan perkataan yang serupa”. Segala hal yang keputuskan dan yang akan kita katakana banyak sekali dipengaruhi oleh pendengaran kita. Oleh sebab hati-hati dengan apa yang kau dengar, dengan saling menasihati, semakin giat mendorong dan melakukan dalam kasih pekerjaan baik (bnd. Ibr. 10:24-25)
  • 6: Tidak menindas dan tidak mengikuti allah lain. Penindasan kepada orang asing, yatim dan janda dengan membiarkan berlalunya kejahatan-kejahatan tanpa mengindahkan hukum. Adanya kelompok-kelompok memiliki privilege yang kebal hukum. Yang tentunya akan membuat ada kelompok yang kehilangan haknya.

Ay. 3c dan ay.7: memperlihatkan janji Tuhan yaitu “Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Keputusan akan menentukan jalan arah hidup kita. Pertobatan dan melepaskan diri dari kemunafikan bukan berarti menjadi sempurna, tetapi bagaimana kita mengubah arah kehidupan kita, be good/be well. Sebagaimana juga yang ditekankan dalam invocatio kita (melakukan yang benar). Dan Tuhan akan diam dekat dengan orang-orang yang mau mengubah cara dan jalan hidupnya. Mereka sangat menyadari bahwa diam dalam bait Allah akan membuat mereka aman, tetapi mereka lupa bahwa Allah bukan memanggil orang-orang yang merasa dirinya baik dan sempurna (dengan hidup dalam kepura-puraan) tetapi Tuhan memanggil orang yang mengaku dan menyadari ketidaklayakan mereka untuk hidup dalam pengampunan (bnd. Liturgi perjamuan kudus,…” labo idilo Tuhan kalak si serta, tapi kalak perdosa idiloNa, kalak singakuken kesalahan ras perlatunggungna, sierkadiola ras jera atena”).

Penutup/ Aplikasi

  • Minggu Reformasi gereja mengingatkan kepada kita bahwa pembaharuan diri dari bapak-bapak reformator dengan back to bible, membuat tanggal 31 oktober 1517 menjadi hari bersejarah bagi gereja, yang kemudian mejadi hari reformasi gereja. Reformasi tidak hanya terjadi saat itu, tapi semangat reformasi harus terus menerus terjadi (ecclesia Reformata, ecclesia semper reformanda).Perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri.
  • Hidup dalam pertobatan adalah sebuah keputusan. Dan keputusan dipengaruhi dengan apa yang kita dengar dan setia melakukannya. Sehigga kita mampu mempersembahkan hidup kita menjadi panggung kemuliaan Tuhan.

 

Pdt Sripinta Ginting-Runggun Cileungsi

MINGGU 23 OKTOBER 2022, MIKHA 7:14-20 (MINGGU SETELAH TRINITATIS/MINGGU ZENDING)

Invocatio : Berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu”.

Bacaan    : Kisah Para Rasul 22:17-29 (Tunggal)

Khotbah  : Mikha 7:14-20 (Responsoria)

Tema       : Gembalakanlah Bangsa Tuhan


 

 

1. Pendahuluan

Minggu ini, dinamakan dengan Minggu Zending, yaitu Minggu yang mengingatkan kita akan perintah Yesus kepada murid-murid-Nya untuk pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Firman Tuhan, supaya semua orang menerima kasih karunia Tuhan melalui Anak-Nya Yesus Kristus (bdk. Mat. 28:16-20). Zending merupakan istilah yang digunakan untuk pekabaran Injil, usaha-usaha menyebarkan agama Kristen, badan penyelengara (misi) penyebaran agama Kristen. Melalui misi inilah yang telah membuat banyaknya gedung gereja di bangun dan banyaknya jemaat Kristen yang telah mengakui Bapa, Anak dan Roh Kudus. Salah satu hasil dari zending, yaitu GBKP. Melalui amanat agung yang telah di bawa dari NZG ke tanah Karo, membuatnya orang-orang suku Karo dan di luar suku Karo telah menganut kepercayaan tersebut. 132 tahun GBKP telah berdiri, memberikan warna dan rasa, serta dampak bagi dunia, khususnya di Indonesia sendiri. Meski pun sudah berdiri 132 tahun lamanya, apakah GBKP sudah berhenti untuk bermisi? Tentunya tidak. Karena gereja harus terus bergerak di tengah-tengah situasi jemaat. Untuk itu, penting bagi gereja untuk terus memberitakan kabar kesukaan dari Tuhan dan mengembalakan jemaat, melalui kehadiran gereja dalam setiap situasi jemaat Tuhan.

2. Pembahasan

Mikha memberitakan Firman Tuhan kepada bangsa Israel, jika Bangsa ini tidak bertobatt dari segala kejahatannya (bangsa tegar tengkuk), maka Allah akan menghukum mereka. Meski pun demikian, Allah tetap menunjukkan belas kasihNya terhadap bangsaNya. Hukuman yang Allah berikan merupakan pengingat, supaya bangsa Israel tetap berada dalam jalan Tuhan. Sehingga, pada akhirnya nanti Tuhan tetap memberikan pembebasan kepada bangsa ini. Situasi bangsa Israel memang jauh dari harapan. Bangsa Israel sudah berada dalam ambang kehancuran. Mereka berdosa di hadapan Allah, baik secara rohani karena menyembah ilah-ilah lain, demikian juga secara moral karena terjadinya kehancuran akhlak. Untuk itu, Mikha seorang nabi yang berasal dari desa di selatan Yehuda tidak tinggal diam. Dia menyampaikan peringatan dari Tuhan kepada bangsa ini, sekaligus menyampaikan doa permohonan kepada Tuhan untuk bangsa ini (Mik. 7:14-20). Doa ini merupakan kerinduan Mikha, agar Allah segera bertindak untuk memulihkan bangsaNya dan mengembalakannya melalui tongkatNya. Tongkat merupakan kayu yang kuat, di bawa oleh para gembala. Tongkat ini tidak hanya di pergunakan untuk membantu ia berjalan di tanah yang sulit, namun juga sebagai senjata untuk menjaga kawanan dombanya dari ancaman binatang buas. Mikha rindu agar Allah segera bertindak untuk memulihkan umat pilihanNya dan mengalahkan semua musuh mereka (14-17). Mengapa Mikha tetap berani mengharapkan pertolongan dari Allah? Karena tidak ada allah-allah lain yang mampu seperti Dia. Tuhan yang mampu mengampuni dosa dan segala pelanggaran, menjauhkan manusia dari murkaNya. Dia tetap menunjukkan KasihNya kepada anak-anakNya (18-20).

Bacaan: Setelah Paulus di pilih Tuhan menjadi Rasul, Paulus menunjukkan semangatnya dala pekabara Injil. Banyak tantangan yang di hadapi, dalam bacaan ini di perlihatkan bagaimana Paulus di tolak oleh bangsa Yahudi di Yerusalem, karena Paulus di kenal dengan latar belakang yang kejam pada masa lampau. Tetapi, Tuhan memberikan terangNya kepada Paulus dan menjadikannya sebagai rasul. Paulus di perintahkan Tuhan untuk pergi kepada orang yang bukan Yahudi. Namun, dalam teks terlihat bagaimana Paulus di tolak dan di perlakukan dengan kejam oleh panglima Roma, Paulus di periksan dan menyesah dia. Tetapi Paulus mendapat peluang untuk keluar dari situasi tersebut. Kewarganegaraan aslinya membuatnya terbebas dari hukuman yang telah di siapkan untuknya.

Invocatio: Melalui Abraham, dapat dilihat proses akan karya Allah dalam membentuk kehidupan Abraham menjadi seorang zending dan menjadi alat Allah dalam karya penyelamatan Allah. Abraham memulai misinya dari panggilan Abraham untuk memisahkan diri dari tanah airnya, bangsanya dan keluarganya (Kej. 12:1) supaya menjadi seorang asing di bumi ini (bdk. Ibr. 11:13). Dalam hal ini dapat dilihat, bahwa di dalam Abraham Allah sedang menegakkan prinsip tentang kemandirian dan pengambilan resiko, serta percaya akan tuntunan Allah yang memberi berkat dalam segala tindakannya. Sehingga, melalui Abraham akan banyak orang-orang yang mendapat berkat.

3. Penutup

Thema Minggu ini “Gembalakanlah Bangsa Tuhan”. Secara khusus, thema ini mengarah kepada para pelayan Tuhan, yang telah di pilihNya untuk bekerja di ladang Tuhan. Gembala adalah pemimpin dari domba-domba yang akan di gembalakannya. Untuk itu, penting di ketahui bagaimana sikap gembala yang baik (melindungi domba, mengetahui waktu lapar dan haus dari domba, menghalau serigala dan segala musuh, penuntun jalan). Demikianlah juga para pelayan Tuhan (Pdt, Pt, Dk) yang telah di utus untuk mengembalakan jemaat Tuhan. Hendaknya terus menuntun jemaat, memberikan rasa yang nyaman dalam kehidupan berjemaat, hadir dalam setiap situasi dan pergumulan jemaat dan terus menumbuhkan rasa kedekatan kita kepada Tuhan. Dari sana, jemaat akan menyadari betapa pentingnya hidup dalam Tuhan dan bergereja. Kemudian, jika 1 domba hilang, maka gembala harus dengan berani menyusuri seluruh daerah untuk menemukan dombanya kembali. Seperti Abraham dan Paulus yang berani keluar dari rasa nyaman kehidupan mereka sehari-hari. Jika sudah memiliki iman dan keberanian, mari ikutlah ambil bagian dalam misi Allah. Segala tantangan dan rintangan, akan Tuhan selesaikan dengan cara yang unik, sehingga semakin terlihat Allah yang luar biasa dalam hidup kita.

 

Pdt Evlida Br Ginting-Runggun Klender

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD