MINGGU 05 MEI 2024, KHOTBAH 1 RAJA-RAJA 18:36-40

Invocatio :

“Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. (2 Tawarikh 7:15)”

Bacaan Pertama :

Kisah Para Rasul 6:5-7 (Tunggal)

Khotbah  :

1 raja-raja 18:36-40 (Tunggal)

Tema  :

Tuhan, Jawablah Doaku/ Tuhan, Aloi min Pertotonku

 

I. Kata Pengantar

Minggu ini di kalender gerejawi diberi nama Minggu Rogate, yang artinya berdoalah. Dalam menjalani proses demi proses kehidupan kadang berdoa menjadi hal yang sedikit terabaikan/terlupakan. Yang pada dasarnya banyak di antara orang Kristen yang menjadikan doa ibarat senjata terakhir menghadapi pergumulan. Sebagai contoh ada seorang anak yang sangat nakal, tidak ada seorangpun yang menasehati didengarnya, bahkan orang tuanya sendiri juga sudah pasrah. Maka kata-kata terakhir yang sering terucap adalah “kita doakan saja semoga dia berubah”. Namun sebenarnya banyak hal yang berkaitan dengan Doa yaitu meminta/memohon kepada Tuhan, membangun hubungan lebih erat lagi dengan Tuhan, mencurahkan isi hati(curhat), menyerahkan hidup kita karena mengingat keterbatasan kita. Doa harusnya menjadi nafas hidup orang yang percaya. Dalam suka atau sedih, susah atau senang maka doa harusnya menjadi prioritas hidup orang Kristen.

II. Tafsiran Teks

Dalam Kisah Para Rasul 6:5-7 berbicara tentang cara pemilihan ke-7 diaken(orang yang melayani orang miskin itu tirak secara jelas diterangkan. Hanya disebutkan nama-nama mereka yang dapat memberi petunjuk, bahwa mereka dipilih dari lingkungan orang-orang Hellenis, hal mana dapat kita katakana suatu Tindakan yang bijaksana, tetapi inipun tidak diberitahukan kepada kita. Terutama Stefanus dan Filipus akan lebih tampil di depan, juga disebabkan oleh pekerjaan pemberitaan injil. Nikolaus dahulu adalah orang kafir, berasal dari Antiokhia tetapi telah masuk ke dalam persekutuan Yahudi, jadi melalui agama Yahudi ia telah datang kepada Kristus. Penumpangan tangan yang dilakukan oleh para rasul juga terdapat dalam upacara Yahudi. Sedudah dapat melenyapkan pertentangan-pertentangan dalam jemaat dapatlah pula jemaat mengembangkan sepenuhnya segala kekuatannya keluar. Bahkan para imampun banyak yang tertarik oleh panggilan yang keluar dari pemberitaan tentang Yesus Kristus. Pemimpin yang baik tidak saja mengungkapkan dukungan mereka terhadap para pekerja baru; namun mereka juga percaya bahwa orang-orang itu dapat menyelesaikan tugasnya. Untuk mengetahui apa yang tersirat antara ayat 6 dan 7, menyarankan sebagai berikut: (1) Setelah berdoa dan menumpangkan tangan ke atas tujuh orang itu, para rasul membiarkan mereka bekerja tanpa direcoki; (2) Ketujuh orang itu tidak harus minta petunjuk para rasul setiap saat harus mengambil keputusan yang terkait dengan tugas mereka; (3) ketujuh orang itu melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka. Namun sesuai dengan tema minggu ini maka hal berdoa lah yang menjadi sorotan kita dalam memahami makna teks ini di mana para rasul berdoa dalam artian meminta kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan kepada ketujuh diaken yang akan menjalankan tugasnya. Hal ini menunjukan bahwa kuasa itu bukan berasal dari para rasul, tetapi kuasa itu disalurkan melalui para rasul dalam media penumpangan tangan.

1 Raja-raja 18:36-40

Pasal 18 ini terjadi pada masa pemerintahan raja Ahab di Kerajaan Israel Utara. Ahab adalah salah satu raja yang paling jahat dalam sejarah Israel, karena ia memperkenalkan penyembahan berhala Baal dan memperbudak bangsa Israel dalam dosa. Pasal ini juga mencatat kehadiran nabi Elia, yang dipilih oleh Allah untuk menentang penyembahan berhala dan mengembalikan umat Israel kepada Allah. Pada saat itu, penyembahan berhala Baal sangat populer di antara bangsa Kanaan. Baal adalah dewa hujan dan pertanian, dan banyak orang Israel terpengaruh oleh kebudayaan sekitar mereka dan mulai menyembah Baal. Elia berusaha untuk mengembalikan umat Israel kepada penyembahan yang benar, yaitu penyembahan kepada Allah. Pasal ini menyoroti pertarungan antara penyembahan berhala dan penyembahan yang benar kepada Allah. Elia adalah nabi yang setia kepada Allah dan berjuang untuk memulihkan iman umat Israel. Pasal ini juga menunjukkan kuasa Allah dalam menghadapi dewa-dewa palsu dan mengungkapkan kebenaran tentang Allah yang hidup.

Elia kemudian dengan khidmat datang menghadap kepada Allah melalui doa di depan mezbahnya, sambil memohon kepada-Nya dengan rendah hati untuk membakar habis korban bakarannya, seperti ungkapan yang dipakai dalam Mazmur 20:4, dan untuk menyatakan penerimaan-Nya akan korban itu. Doanya tidaklah panjang, sebab dia tidak bertele-tele dalam berdoa, tidak pula berpikir bahwa doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Sebaliknya, doanya itu sangat berwibawa dan tenang, dan menunjukkan bahwa pikirannya juga tenang dan jernih, dan jauh dari panas hati dan kekacauan yang menguasai para nabi Baal. Dua hal dimohonkannya di sini:

(1) Kemuliaan Allah: “TUHAN, dengarkanlah aku, dan jawablah aku, supaya diketahui orang sebab sekarang hal ini disangkal dan dilupakan oleh sebagian besar orang bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel, satu-satunya yang berhak menerima penghormatan dan penyembahan Israel, dan bahwa aku ini hamba-Mu, dan melakukan semua yang telah kulakukan, yang sedang kulakukan, dan yang akan kulakukan, sebagai alat-Mu, atas Firman-Mu, dan bukan untuk memuaskan kesenangan atau keinginanku sendiri.

(2) Peneguhan iman bangsa Israel: “Supaya bangsa ini mengetahui bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan dapat mengalami anugerah-Mu, dengan membuat hati mereka, melalui mujizat ini sebagai sarananya, tobat kembali kepada-Mu, sehingga Engkau dapat kembali kepada mereka dengan membawa belas kasihan.”

Allah dengan segera menjawab Elia dengan api (ay. 38). Allah Elia tidak bicara ataupun mengejar, tidak perlu dibangunkan ataupun disuruh cepat-cepat. Selagi Elia sedang berbicara, turunlah api TUHAN, dan tidak hanya, seperti pada waktu-waktu lain (Im. 9:24; 1Taw. 21:26; 2Taw. 7:1), menyambar habis korban bakaran dan kayu api, sebagai tanda penerimaan Allah atas korban persembahan itu, tetapi juga bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Rakyat, sebagai jurinya, memberikan putusan mereka atas sidang pengadilan itu, dan mereka semua sepakat dengan putusan tersebut. Perkaranya sudah begitu jelas sehingga mereka tidak perlu pergi dari sidang untuk mempertimbangkan keputusan mereka atau berunding tentangnya: Sujudlah mereka, dan mereka semua, sebagai satu kesatuan, berkata, “TUHAN, Dialah Allah, dan bukan Baal. Kami sudah diyakinkan dan dipuaskan dengannya: TUHAN, Dialah Allah”.

Para nabi Baal, sebagai penjahat, ditangkap, dikutuk, dan dijatuhi hukuman berdasarkan hukum Taurat. Jika Yahweh adalah Allah yang sejati, maka Baal adalah allah palsu, yang telah menyebabkan orang-orang Israel ini memberontak, dan membujuk orang lain untuk menyembah dia. Oleh karenanya, berdasarkan hukum Allah yang tegas, mereka harus dihukum mati (Ul. 13:1-11). Tidak diperlukan lagi bukti untuk fakta itu. Seluruh Israel adalah saksinya. Itulah sebabnya Elia, yang masih bertindak berdasarkan perintah yang sifatnya luar biasa, yang tidak boleh diikuti sebagai contoh, memerintahkan agar mereka semua langsung disembelih sebagai yang mencelakakan negeri. Dan Ahab sendiri, untuk saat ini, begitu takut terhadap api dari sorga itu, sehingga dia tidak berani menentangnya. Mereka ini adalah ke-450 nabi Baal. Empat ratus nabi Asyera, yang menurut sebagian penafsir adalah orang-orang Sidon, kendati dipanggil, namun kelihatannya tidak datang, sehingga terluput dari hukuman mati ini. Dan mungkin Ahab dan Izebel berpikir bahwa mereka sungguh bahagia karena terluput juga dari hukuman itu. Namun, terbukti bahwa ke-400 nabi itu disiapkan untuk menjadi alat kebinasaan Ahab, beberapa waktu sesudahnya, dengan mendorongnya untuk berperang melawan Ramot-Gilead.

Invocatio menjelaskan bahwa Allah berharap bahwa umat-Nya yang atas nama-Nya dipanggil, jika mereka telah menghina nama-Nya melalui pelanggaran mereka, harus menghormati namaNya dengan menerima hukuman atas kesalahan mereka. Mereka harus merendahkan diri di bawah tangan-Nya, harus beroa bagi penghapusan hukuman, harus mencari wajah dan perkenan Allah. Akan tetapi semuanya ini tidak akan terjadi kecuali mereka berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat dan Kembali kepada Allah kepada siapa mereka memberontak. Sesudah itu barulah belas kasihan atas seluruh bangsa dijanjikan, bahwa Allah akan mengampuni dosa mereka, dosa yang telah membawa mereka ke hukuman atas mereka.

III. Refleksi/Aplikasi

  1. Berdasarkan ayat Bacaan yang pertama, bahwa sebuah peneguhan untuk memulai perjalanan pelayanan seorang pelayan Tuhan(Perttua/Diaken) adalah didoakan untuk medoakan. Hal ini berpadanan dengan setelah pemilihan yang dilakukan oleh para rasul selanjutnya di lakukan peneguhan yaitu berdoa dan menompangkan tangan. Dalam kehidupan juga penting sekali Ketika memulai sebuah pekerjaan ataupun aktivitas dimulai dengan doa-doa agar Tuhan memberikan kelancaran bagi kita.
  2. Bermohon dan berdoa kepada Tuhan memberikan hasil yang begitu baik jika kita melihat ayat 7. Pemberitaan injil semakin baik dan meyebar dengan cepat. Hal ini berarti Ketika sesuatu itu di mulai dengan berdoa maka setiap apapun yang akan dialami, baik atau buruknya, sebagai orang Kristen siap untuk menerimanya.
  3. Mengenai berdoa bersama juga penting mengingat beberapa kisah alkitab yang unik tentang berdoa seperti yang tertulis dalam Matius 18:19 di mana Ketika ada dua orang/lebih yang berdoa maka Tuhan akan mendengarkannya.
  4. Berdoalah dengan bersungguh-sungguh, membuka hati bagi Tuhan untuk dapat bekerja dalam kita menyampaikan kasihNya ke tengah-tengah dunia. Karena melalui doa lah Roh Kudus akan bekerja dan membimbing orang yang bersungguh-sungguh dan setia dalam berpengharapan kepada Tuhan tentang apapun yang kita bawakan dalam doa.
  5. Mengingat kisah dari ibu seorang bapa gereja yang bernama Agustinus dari Hippo yaitu Santa Monika. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut menjadi teladan bagi orang Kristen. Agustinus bukanlah anak yang baik bahkan sampai menganut aliran sesat. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air matai bunya. Dengan berbagai kisah sedih dan doa-doa yang dinaikkan oleh ibu Agustinus maka akhirnya terjadi pertobatan kepada Agustinus dan akhirnya menjadi seorang tokoh bapa gereja yang terkenal.

Vic. Roy Prananta Purba, S.Th-GBKP Perpulungen Sangatta Runggun Samarinda

MINGGU 28 APRIL 2024, KHOTBAH WAHYU 14:1-5

Invocatio :

Bermazmurlah bagi Tuhan, yang bersemayam di Sion,beritakanlah perbuataNya diantara bangsa bangsa(Mzm 9:12)

Bacaan :

1 Samuel 2:1-3 (T)

Tema :

Enden Enden Kalak Si Enggo Iselamatken/Pujian orang yang diselamatkan

 

Pendahuluan

Bernyanyi adalah sebuah aktifitas yang banyak digemari oleh semua kalangan baik muda, remaja, sampai lansia. Sesuai KBBI benynyayi ialah mengeluarkan suara bernada, berlagu(dengan lirik atau tidak). Benyanyi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Bernyanyi merupakan sebuah sarana mengekpresikan perasaan atau respon kita terhadapa situasi atau kondisi yang kita hadapi bahakan bisa dengan bernyanyi kita juga mengungkapkan apa harapan kita ke depan. Suasan hati kita juga bisa diubah dengan bernyanyi dari sedih menjadi sukacita bahakan juga sebaliknya.Dari keterangan diatas kita dapat melihat bernyanyi sangat memiliki fungsi yang penting dalam hidup kita. Selain itu bagi kita orang percaya bernyanyi merupakan ungkapan hati orang percaya sekaligus sebagai sarana kesaksian untuk memuji dan mengagungkan Tuhan atas perbuatan dan kasihNya. Itu maka Martin Luter mengatakan” Gereja yang baik adalah gereja yang bernyanyi” (Gereja Yang bernyanyi, Andi). Minggu ini dinamai Minggu Kantate(latin)yang artinya bernyanyi (nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. Yang menjadi penekanan didalan minggu ini adalah bagaimana umat dihimbau untuk bernyanyi sebagai ungkapan atas perbuatan Allah yang besar didalam diri Yesus Kristus. Perbuatan itu adalah Yesus telah mengalahkan kematian dan bangkit jadi pemengan ( Paskah ).

Pendalaman Nats

Kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes. Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar biasa. Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20), suatu nubuat (Wahy 1:3Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh surat (Wahy 1:4,11Wahy 2:1--3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing. _apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_, yang diterjemahkan "wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Ditulis untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.( Alkitab Sabda). Bahan Khotbah kita ada pada bagian “ Pengelihatan tentang penghakiman dan perlindungan Allah” pasal 14-15. Alkitab Edisi Study memberi judul “Anak domba dan pengikut pengikutNya yang ditebus. Ayat 1 dimulai dengan kata aku “melihat” ini menunjukan bahwa Yohanes diberikan sebuah pengelihatan dan penyingkapan. Yang dia lihat adalah Anak Domba (5:6)menunjukan kepada Kristus (Yoh 1:29). Ia menjadi anak Domba yang dipersembahkan untuk menebus dosa dosa manusia(1 Kor 5:7)Anak domba tersebut berdiri di bukit Sion. Menunjukan ia hidup dan juga berkuasa dan kuasaNya ditunjukan di Bukit Sion ini selalau berkaitan dengan Bait Allah di dalam PL dan menunjukan bagaimana Allah dari dahulu sekarang sampai selamanya tetap berkuasa.Ia berdiri bersama sama dengan “ seratus empat puluh empat ribu orang”. Mengenai jumlah ini banyak pendapat dan juga tafsiran apakah hanya sebanyak itu yang diselamatkan. Dalam kitab wahyu ada 3 kali hal ini diungkapkan yaitu: Wahyu 7:4,Wahyu 14:1 dan Wahyu 14:3. Ada mengatakan hanya bangsa Israel merujuk kepada Why7:4. Tapia da beberapa pendapat itu menunjukan symbol. Bangsa Yahudi suka memakai symbol yang disebut dengan Gematria(גמטריא) berasal dari kata bahasa Yunani γεωμετρία(geometria), gematria ini adalah gaya sastra yang mana angka-angka menyimbolkan sesuatu.  sebagai contoh 12 melambang suku Israel, 7 melambangkan karunia Roh Allah atau lambang kesempurnaan(sebab Allah menyelesaikan penciptaan selama 7 ‘hari’), 6 melambangkan ketidak sempurnaan(7-1= 6 = tidak sempurna) atau manusia(sebab manusia diciptakan pada hari keenaam), 10 lambang penggenapan, 144.000 itu adalah 144 x 1000, oke sekarang kita kupas angka 144 dan 1000 secara perpangkatan.144 = 12², apa maksudnya dua belas pangkat dua ? 12² itu 12 x 12. 12 adalah lambang 12 suku Israel, sedangkan 12 satunya lagi lambang 12 Rasul, makna 12 x 12 = 144 disini adalah umat dari 12 suku Israel dan umat dari 12 Rasul Kristus akan dipersatukan.1000 = 10³, apa maksudnya sepuluh pangkat tiga ? 10³ itu 10 x 10 x 10. 10 adalah lambang penggenapan, sedangkan (pangkat)tiga itu melambangkan Sang Ilahi(bdk. 1 Yohanes 5:7), jadi makna 10 x 10 x 10 = 1000 disini adalah penggenapan dari Sang Ilahi.Dari sini dapat kita simpulkan bahwa 144.000 menyimbolkan penggenapan dari Sang Ilahi kepada suku-suku Israel dan kepada pengikut Para Rasul Kristus, yaitu janji penggenapan Allah yang tercatat dalam Kitab Suci akan adanya hari akhir dan Surga.Jadi angka tersebut menunjukan semua orang yang telah ditebus dan diselamatkan bukan hanya orang Yahudi( Roma 2:28-29)(Syrikat Moriah)Ada juga mengatakan dua belas suku di PL x dua belas rasul di PB x 1000 (banyak genap bulat) (Reformata ,Com) Jelas kita memilki keterbatasan menafsirkan dan memmahami tetapi yang jelas itu adalah symbol orang yang ditebus dan diselamatkan artinya ada penebusan dan keselamatan tersebut. Dan didahi semua orang yang diselamtkan tersebut tertulis namaNya dan nama bapaNya. Ini berbeda dengan Wahyu 7:3 yang didahi mereka juga ada huruf T yang melakukan perbuatan keji. Jadi tanda menyatakan miliki dan juga perbuatan yang mereka lakukan.Ayat 2 dan 3 Yohanes juga tidak hanya melihat tetapi juga mendengar suara bagaikan airdan juga bunyi kecapi. Mereka semua menyanyikan sebuah nyayian yang baru yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain selain mereka.Nyanyian baru ini melambangkan sukacita dan kemengan. Nyayian baru adalah nayian yang dinyanyikan dari hati yang diperbaharui dan hidup yang diperbaharui.Ini jelas juga dikatakan pada ayat seterusnya yaitu ayat 4-5 mereka tidak mencemarkan diri dengan perempuan perempuan dengan kata lain perzinahan ada lagi yang mengungkapkan pengertian lain. Sebab pada masa itu perzinahan identik juga dengan penyembahan berhala dan juga penyembahan kepada alah allah lain mereka adalah orang orang yang setia walau situasi hidupnya mungkin tidak seperti yang diharapkan dan juga mereka adalah orang yang hidup benar tidak berdusta dan hidup tidak bercela atau hidup kudus seturut dengan kehendak Tuhan. Hidup tidak seturut dengan aturan dunia tetapi hidup seturut dengan aturan Roh sehingga hidup secara rohani atau manusia rohani (Alkitab Sabda Tafsir Alkitab Wahyu)Jadi jelas ada kaitan antara bernyanyi dengan kwalitas kehidupan seperti apa yang diungkapkan juga oleh Yohanes 4:20-26(menyembah dalam Roh dan kebenaran). Nyanyian baru adalah sebuah respon dari perjalanan iman bersama dengan Tuhan sekaligus menyaksikan perbuatan Tuhan yang besar. Hal ini juga sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Pemazmur dalam invocatio kita( Mzm 9:12 ) Pemazmur memuji Tuhan atas perbuatanya melindungi anak anaknya dari musuh musuhnya mereka bisa keuat selamat karena perbuatan Tuhan bukan karena hebat dan gagah mereka.   Dan juga Hana di dalam bacaan kita (1Samuel 2:1-3 ) Hana memuji Tuhan yang telah melakukan perbuatan yang besar secara khusus kita dapat melihat Tuhan telah mendengarkan doanya yang mengubah yang tidak mungkin kehidupanya. Dari tidak mungkin menjadi seorang ibu karena mndul tetapi Tuhan ubah kemandulanya sehingga bisa mengandung dan melahirkan Samuel. Respon Hana bersaksi dengan menyanyikan perbuatan Allah yang besar tersebut. Ia menyaksikan semua itu bisa terjadi karena perbuatan dan juga tindakan Allah bukan allah allah yang lain disekitar kehidupanya pada masa itu.

Aplikasi

“ Bernyanyi dapat mengubah dunia, karena bernyanyi dapat mengubah manusia” (Anonim). Dari kata bijak ini kita dapat melihat bahwa nyanyian atau bernyanyi memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.Dan nayian bagaimana yang bisa mengubah dunia dan mengubah kita? Pada sisi lain apakah kita menyadari akan menyadari akan kekuatan dari nyayian tersebut? Apakah Nyayian kita sudah nyayian kemenangan yang mampu juga memengkan orang orang disekitar kita. Dari ketiga bahan alkitab kita dapat melihat ada beberapa hal yaitu:

  1. Bernyanyi adalah sebuah tindakan atau respon yang kita lakukan terhadap sesuatu yang terjadi didalam kehidupan kita. Ketiga hal ini dapat kita lihat dengan nyata dalam ketiga bagian dari bacaan kita.
  2. Bernyanyi bukan hanya masalah lagu dan cara bernyanyi tetapi bahan khotbah kita mengingatkan bahwa orang yang bernyayi tersebut adalah orang orang yang telah mengalami pembaharuan atau dimenangkan juga sudah ditebus. Jadi ada kaitan anatara nyanyian dan bagaimana menjalani kehidupan. Dalam kitab wahyu jeas dikatakan bahwa mereka yang menyanyikan nyaian baru tersebut adalah orang orang yang telah ditebus dan juga menjaga kwalitas hidup kerohanianya dengan tidak melakukan perbuatan yang cemar, menjaga kekudusan, dan kesetiaan.Bernyanyi bukan hanya supaya sesama kita merasa senang sehingga memuji kita. Tetapi yang paling penting ditanya apakah nyanyian kita sudah menyenangkan Tuhan.
  3. Nyayian yang dinyayikan sebagai sebuah sarana kesaksian untuk menyatakan perbuatan perbuatan Allah. Ketiga bahan kita menyatakan bahwa Allah telah melakukan perbuatan yang besar. Allah menebus umatnya, Allah menjaga umatnya dan Allah juga menolong umatnya yang dalam masalah dan pergumulan bahakan mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin seperti Hana. Jika saat ini kita ada dalam pergumulan dan masalah bernyanyilah , bernyayilah menunggu jawaban Tuhan dan bernyayilah setelah Tuhan juga menjawabnya.
  4. Bernyanyi merupakan sebuah kegiatan yang tetap akan kita lakukan baik didalam kehidupan kita sekarang dan juga dalam kehidupan kita kelak seperti apa yang diungkapkan kepada Yohanes dalam bahan khotbah kita kitab wahyu.
  5. Mari kita wujud nyatakan juga nyanyian kita dalam tindakan nyata dalam kehidupan kita sehari hari. Nyayian kita adalah nyayian umat yang dimengkan mari kita menangkan juga orang orang yang ada disekitar kita sehingga mereka juga bisa bersama sama dengan kita menyanyikan nyanyian kemengan tersebut.Jika itu yang kita lakukan maka nyanyian kemengan kita akan bisa mengubah manusia dan mengubah dunia.

                                                    Pdt Luter Efrata Girsang-Runggun Depok Lenteng Agung

MINGGU 21 APRIL 2024, KHOTBAH MAZMUR 66:1-9

Invocatio

: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, (Yak.1.2)

Bacaan :

Efesus 5.14-20 (Tunggal)

Tema :

Ersurak Man Dibata Alu Meriah/Bersorak-sorailah Bagi Allah

 

A. PENDAHULUAN

Minggu ini ialah Minggu Jubilate, Minggu dimana kita memperingati 134 tahun Injil telah sampai kepada orang Karo yang menjadi cikal bakal berdirinya gereja kita GBKP. Dalam 134 tahun sejarah perjalanan Injil di tengah-tengah gereja kita hari ini warga jemaat GBKP lebih kurang 300 ribu jiwa. Tentu kita pantas bersyukur dan bersukacita memperingati bahwa telah 134 tahun kita telah menerima kabar baik, kabar keselamatan itu.

Namun perlu juga kita merenung apakah semangat mengabarkan Injil itu kepada orang lain masih membara di dalam hati kita, semangat menyaksikan perbuatan-perbuatan Tuhan itu yang telah menyelamatkan kita, apakah membara untuk kita saksikan kepada orang lain.

Melalui teks khotbah kita Minggu ini kita akan melihat bagaimana semangat Pemazmur menyaksikan perbuatan Tuhan itu sehingga pemazmur berseru dan mengajak seluruh bumi untuk memuji-muji Tuhan.

B. PENDALAMAN TEKS DAN POKOK-POKOK RENUNGAN

1. SERUAN ATAU AJAKAN PEMAZMUR KEPADA SELURUH BUMI UNTUK MEMUJI ALLAH

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Dari seruan atau ajakan Pemazmur kepada seluruh bumi yaitu semua orang, bukan hanya dia dan umat Israel melainkan seluruh umat manusia untuk memazmurkan kemuliaan namaNya, untuk memuji-muji Tuhan, jelas bahwa pemazmur sungguh-sungguh mau menyaksikan Tuhan itu kepada semua orang. Semua orang harus tahu apa yang dikerjakan Tuhan atas hidupnya dan juga umatNya. Dari seruan pemazmur nyata bahwa apa yang mau dia saksikan tentang perbuatan Tuhan bukanlah perbuatan biasa melainkan sesuatu yang luar biasa.

Seperti diungkapkannya dalam ayat selanjutnya, alasan atau mengapa dia menyerukan supaya semua umat manusia memazmurkan kemuliaan nama Tuhan dan memuji-muji Tuhan.

2. ALASAN SETIAP UMAT MANUSIA LAYAK UNTUK MEMAZMURKAN DAN MEMUJI-MUJI TUHAN.

Katakanlah kepada Allah: "Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; oleh sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia: Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang-orang itu berjalan kaki menyeberangi sungai.

Inilah sebabnya, alasannya Pemazmur mengajak seluruh bumi untuk memazmurkan dan memuji-muji nama Tuhan: Betapa dahsyatnya segala perbuatanMu. Kata segala disini jelas bukan hanya atau dua pekerjaan dahsyat yang dikerjakan oleh Tuhan melainkan banyak dan salah satu yang dia ungkapkan disini ialah peristiwa keluaran umat Israel dari perbudakan Mesir. Tuhan mengubah laut menjadi tanah kering, sehingga umat Israel dapat berjalan disana seperti di tanah kering. Dan ketika bangsa Mesir terus mengejar mereka maka Tuhan mengembalikan air laut itu dan membinasakan semua bangsa Mesir yang mengejar umatNya. Tentu peristiwa itu jelas bukan hal biasa melainkan dahsyat dan disana nyata sekali bahwa Allah itu luar biasa dalam kekuatanNya.

Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya, yang mata-Nya mengawasi bangsa-bangsa. Pemberontak-pemberontak tidak dapat meninggikan diri. Pemazmur yakin Tuhan tidak akan berhenti untuk memelihara kehidupan umatNya dan Tuhan juga akan terus mengawasi bangsa-bangsa atau pemberontak-pemberontak sehingga mereka tidak akan dibiarkan dikalahkan oleh musuh-musuh mereka.

3. SEKALI LAGI PEMAZMUR MENGAJAK SEMUA BANGSA UNTUK MEMUJI ALLAH

Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.

Kalau kita teruskan membaca Mazmur ini sampai ayat 12, 66:9 Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah. 66:10 Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak. 66:11 Engkau telah membawa kami ke dalam jaring, mengenakan beban pada pinggang kami;

Dari ayat ini Pemazmur menegaskan alasannya mengajak semua bangsa memuji Tuhan ialah ketika Tuhan telah melepaskan umatNya dari pembuangan Babel.  

C. APLIKASI

1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan

Seperti kesaksian Pemazmur, dia bersorak-sora memuji Tuhan, memazmurkan kemuliaan nama Tuhan karena perbuatanNya yang dahsyat yang telah menyelamatkan umat Israel baik dari Mesir maupun dari pembuangan Babel. Dan hal itu semua karena kasih dan kebaikan Tuhan atas umatNya. Warga GBKP juga dipanggil untuk bersorak-sorai karena perbuatan Tuhan yang ajaib telah menyertai, memelihara dan memberkati GBKP dan jemaatNya dan tahun ini dapat memperingati 134 tahun Kabar baik, berita keselamatan telah diterima warga GBKP.

Seperti yang dikatakan juga dalam nats bacaan kita, khususnya Efesus 5:19-20, “dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.

Mengucap syukur atas segala sesuatu bukan saja hal-hal baik yang kita alami karena dalam hal-hal yang kesulitan dan kesusahan pun kita layak mengucap syukur karena dalam hal itu pun Tuhan menyatakan kuasa pertolongannya atas kita, seperti diungkapkan dalam nats invocatio: Anggaplah suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.

Pencobaan itu sendiri bukan suatu kebahagiaan melain suatu penderitaan atau pergumulan namun kita dipanggil untuk melihatnya, menganggapnya sebagai suatu kebahagiaan karena melalui pencobaan itu kita akan mengalami proses pendewasaan iman dan lewat berbagai-bagai pencobaan itu akan semakin nyata kuasa Allah yang mengasihi dan menyelamatkan kita.

2. Bersaksilah bagi orang lain.

Hal inilah yang perlu menjadi perenungan bagi kita dalam memperingati 134 tahun Injil telah kita terima. Supaya Injil, kabar baik, kabar keselamatan yang telah kita terima sekiranya mendorong kita juga untuk menyaksikannya kepada orang lain terutama saudara-saudara kita yang belum mendengar, mengenal dan menerima Injil itu. seperti Pemazmur mengajak seluruh bumi untuk bermazmur dan memuji nama Tuhan.

D. PENUTUP

Sekali lagi setiap kita layak untuk bersorak sorai bagi Tuhan karena Tuhan itu baik, bahwa kasih setiaNya tetap untuk selamanya. Biarlah ucapan syukur kita kepada Tuhan dirasakan oleh orang lain melalui kehidupan kita, perkataan, perbuatan dan seluruh tindakan kita. Amin.

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD