MINGGU 17 NOVEMBER 2024, KHOTBAH ULANGAN 12:25-28
Invocatio :
Mazmur 103: 17 “Tetapi Kasih setia Tuhan dari selama lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilanNya bagi anak cucu,”
Bacaan :
Lukas 2:41-51
THEMA :
KELUARGA YANG SETIA MENYEMBAH KEPADA TUHAN
Minggu ini kita rayakan sebagai Minggu Keluarga. Keluarga adalah berkat terbesar kedua setelah penebusan Tuhan memberkati kita di dalam dan melalui keluarga. Keluarga juga arena peperangan rohani pelbagai serangan cobaan, konflik dan luka akan kita rasakan di dalam lembaga ini. Membangun fondasi yang kuat di dalam keluarga merupakan tanggungjawab bersama suami dan istri. Bagaimana membangun ulang visi orangtua dan membangun ulang kesetiaan dalam menyembah Tuhan? Melalui perikop kita kali ini, kita akan membahasnya lebih dalam.
Ulangan 12:25-28
Sebuah perintah Tuhan yang disampaikan oleh Musa bagi bangsa Israel. Ketetapan dan peraturan yang diperdengarkan supaya dapat dipelajari dan dilakukan oleh bangsa ini dengan setia. Dan ketetapan peraturan ini juga dapat diajarkan kepada seluruh keluarga dan anak cucu kaum Israel kemana pun dan bagaimana pun keadaan mereka di tanah yang Tuhan berikan kepada mereka. Bagaimana tugas mereka memusnahkan tempat-tempat ibadah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak menyembah kepada Tuhan. Seperti penyembahan di gunung-gunung tinggi, bukit-bukit dan dibawah pohon-pohon yang rimbun. Kaum Israel haruslah melakukan penyembahan yang benar menurut Tuhan. Ada beberapa aturan dalam melakukan penyembahan dan memberikan persembahan kepada Tuhan yakni:
- Kaum Israel haruslah memberi persembahan ternak mereka yang terbaik seperti sapi dan kambing domba. Namun daging sapi dan daging kambing domba ini boleh dimakan oleh mereka, tetapi darahnya tidak boleh diminum. Karena darah itu merupakan nyawa yang harus dicurahkan kembali ke bumi seperti air. Dengan tidak mengkonsumsi darah tersebut, maka dipercaya bahwa umat Israel akan mengalami kebaikan bersama dengan anak cucunya. Karena telah melakukan yang benar di mata Tuhan. Artinya bahwa menyembah Tuhan merupakan perintah Tuhan dan yang wajib dilakukan oleh setiap umat yang percaya. Ada kesadaran bahwa menyembah Tuhan itu adalah keharusan bagi umat Tuhan, jika itu tidak dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh, maka setiap umat tidak dapat merasakan kebaikan Tuhan dalam hidupnya (ayat 25). Dan ketika itu dilakukan secara konsisten maka sampai kepada anak cucu mereka akan mendapatkan kebaikan Tuhan Sehingga setiap orang yang menyadari bahwa mereka adalah orang-orang yang sudah diselamatkan maka mereka pasti akan menyembah Tuhan dalam hidupnya. Karena hakekat hidup orang yang sudah diselamatkan adalah mengucap syukur.
- Persembahan kudus dan korban nazar haruslah ke tempat yang dipilih oleh Tuhan. Artinya dalam menyembah Tuhan tidak cukup dilakukan hanya sebagai sebuah rutinitas biasa saja, tetapi merupakan beberapa bagian aturan yang tidak dapat dipisahkan dengan cara menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran. Mempersembahkan korban kepada Tuhan haruslah sesuai dengan yang Tuhan inginkan dalam hal ini dimaksudkan ialah tempat yang dipilih oleh Tuhan. Artinya seluruh persembahan itu berdasarkan kehendak Tuhan, tempat yang dipilih oleh Tuhan, setiap orang yang membawa persembahan ini tentulah mengikuti aturan yang Tuhan inginkan. Menyingkirkan keegoisan diri sendiri, kemauan sendiri, tetapi lebih kepada kerendahan hati mengikuti kehendah Tuhan.
- Terlebih dahulu mengolah korban bakaran tersebut, daging dan darahnya. Daging dan darahnya itu haruslah dipersembahkan di atas mezbah Tuhan dan darah korban sembelihan itu kemudian harus dicurahkan ke atas mezbah tersebut meskipun dagingnya boleh dimakan. Beberapa persiapan yang diperlukan dalam memberi persembahan kepada Tuhan. Dalam hal ini ada ketetapan yang harus mereka jalankan. Perintah tidak boleh mengkonsumsi darah ini sejatinya berkaitan dengan pemahaman bahwa darah adalah lambang dari kehidupan. Sehingga itu kembali harus dibawa dipersembahkan di mezbah Tuhan. Hanya Tuhan saja yang berkuasa menciptakan dan mengakhiri kehidupan. Dalam rangka menghormati kehidupan itulah, darah tidak boleh dikonsumsi. Prinsip yang mau diungkapkan dalam penyembahan ini adalah bagaimana penghargaan atas kehidupan dan keadilan. Sehingga memerlukan khikmat untuk mengaplikasikan prinsip ini dalam hidup sehari hari.
- Semua perintah ini berguna untuk kebaikan mereka sendiri sampai kepada anak-anak mereka yang kemudian untuk selama-lamanya apabila ini dilakukan dengan baik dan benar di mata Tuhan. Semua aturan ini harus mereka perhatikan dan lakukan dengan baik. Ini menjadi syarat untuk membuat orang Israel dan keturunannya dapat menjalani kehidupan mereka dengan baik dan benar.
Lukas 2:41-51
Kitab ini bercerita tentang kehidupan dan pelayanan Yesus. Khususnya tentang masa kecil Tuhan Yesus Kristus yaitu saat Tuhan Yesus berusia 12 tahun. Orangtua Yesus yang dengan setia membawa Yesus ke Yerusalen pada hari Raya Paskah. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Yesus menghilang yang membuat Maria dan Yusuf merasa sangat khawatir. Maria dan Yusuf kembali ke Yerusalem dan mencari Yesus dan menemukanNya di Bait Allah. Perasaan cemas dan niat mereka mencari Yesus merupakan bentuk tanggungjawab mereka sebagai orangtua. Di dalam perikop ini juga menggambarkan sebuah kebersamaan keluarga yang ditampilkan oleh keluarga Yusuf antara lain saat Maria dan Yusuf bersama sama menempuh perjalanan ke Betlehem, lalu bersama sama mengungsi ke Mesir mencari Yesus ke Yerusalem, bahkan Maria hadir saat Yesus sampai disalibkan. Artinya Yusuf peduli penuh kasih sayang, dan Maria adalah ibu yang selalu hadir bagi anaknya. Apa yang Yesus lakukan pada masa itu tidak terlepas dari didikan dan ajaran orangtuanya, sehingga Yesus memiliki sifat kepatuhan terhadap BapaNya. Dengan tenang berada di dalam rumah ibadah dan bagaimana Yesus sudah sejak dini mengenal tentang Taurat sehingga Yesus berani duduk bersama dengan para alim ulama dengan pemikiran-pemikirannya yang cerdas karena Yesus sendiri telah mendapatkan pengajaran tersebut dari orangtuanya yang sangat setia dan patuh menyembah Tuhan dalam kehidupannya. Terlihat dari Yesus berada dalam rumah ibadah mendengar dan berbicara tentang Tuhan dan hukum taurat.
Mazmur 103:17
Berbicara tentang Daud yang mengetahui secara langsung betapa dosanya yang begitu besar dan betapa dia sudah diampuni oleh Tuhan. Daud menggugah hatinya dengan menceritakan belas kasihan Tuhan dalam keadilan, pengampunan yang besar, membuang dosa, karena KasihNya yang kekal. Artinya Daud mau mengatakan bahwa Tuhan selalu menyertainya bahkan sampai kepada anak cucunya mendapatkan kebaikan dan keadilan Tuhan, karena itulah Daud tetap menyembah Tuhan dalam hidupnya.
Aplikasi
Pendidikan Agama Kristen yang pertama sekali berada di dalam keluarga. Perlu dibangun kembali visi sebagai orangtua dalam mengasuh anak-anaknya. Orangtua adalah pendidik utama. Orangtua berperan dalam pertumbuhan iman anak-anak. Orangtua juga berperan dalam pembentukan karakter pada anak. Bagaimana keadailan kebenaran dapat mereka aplikasikan dalam hidup mereka. apa yang salah dan apa yang berkenan di mata Tuhan. Bagaimana teladan orangtua menjadi hal utama di dalam sebuah parenting (pola asuh anak). Memberi ruang pada anak-anak untuk berdiskusi, bertanya, mendidik anak sesuai kepribadian mereka. Memperhatikan kebutuhan secara fisik boleh saja, tapi juga perlu memperhatikan kesehatan mental di tengah keluarga kita. Keluarga yang berdoa bersama akan ada tawa bersama, duka bersama. Orang tua dan anak sama-sama menjadi cermin Inji Kristus. Keluarga yang setia menyembah Tuhan merupakan dambaan setiap keluarga. Dan hendaknya ini menjadi hal yang utama dilakukan di tengah keluarga Kristen, karena menyembah Tuhan merupakan sebuah kebaikan dan kesukacitaan. Perlu dipersiapkan dengan baik setiap keluarga untuk bisa menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran. Bukan hanya bentuk rutinitas tetapi bagaimana setiap keluarga menikmati pertemuannya di Mezbah Tuhan. Secara sederhana kita bisa lakukan melalui ibadah keluarga, saat teduh atau doa bersama, dan lakukan secara rutin dan menjadi sebuah kebiasaan. Melibatkan seluruh anggota keluarga di dalam pembawa pujian, doa, renungan, dll. Sehingga setiap anggota keluarga dapat merasakan kedekatan bersama Tuhan sepanjang kehidupannya. Membiasakan diri untuk beribadah setiap hari Minggu ke Gereja. Dan masing-masing mengingatkan dan mempersiapkan diri setiap saat untuk hadir di tengah-tengah persekutuan yang ada di Gereja kita; misalnya, Ibadah Pekan Keluarga, Ibadah Pekan Doa, PJJ, Moria hadir di PA Moria, Permata hadir di persekutuan permata, begitu juga dengan mamre, KAKR, dan SAITUN.