MINGGU 06 OKTOBER 2024 KHOTBAH ZAKARIA 14:16-21

Invocatio  :

1 Tawarikh 28 : 10

Ogen/Bacaan   :

2 Timotius 4 : 9 - 13

Thema :

Njaga Kebadiaan Rumah Pertoton (Menjaga Kekudusan Rumah Ibadah)

 

Pendahuluan

Ada ungkapan yang mungkin pernah kita dengar di seputaran keberadaan inventaris gereja yakni “kita… adi nukur e lah… megegeh. Tapi, ngerawatsa she kal kisatna) Kira-kira jika dioterjemahkan secara bebas : Menang membeli, kalah merawat.Mungkin ini juga terjadi di gereja-gereja kita GBKP; dimana ada begitu banyak inventaris gereja kita yang mungkin sudah rusak karena kurang perawatan atau bahkan tidak kelihatan lagi keberadaannya. Jika memang rusak karena memang sudah dimakan usia mungkin bisa dimaklumi, tapi jikalau terjadi kerusakan karena kealalian atau ketidakpedulian kita untuk merawatnya, inilah yang perlu kita prihatin.Apalagi jikalau hilang karena kelalaian kita, berarti sama saja kita mengabaikan “harta Tuhan” yang ada di rumahNya. Bukankah segala sesuatu yang ada di dalam rumah Tuhan seharusnya berharga dan sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan merawatnya? Melalui minggu perawatan inventaris gereja ini, kita diingatkan kembali untuk meningkatkan tanggungjawab kita bersama untuk menjaga dan merawat apa yang sudah dimiliki oleh gereja kita sebagai wujud sembah dan syukur kita pada Tuhan.

Penjelasan Teks

Invocatio pada minggu ini yang tertulis pada 1 Tawarihk 28 : 10 menyatakan penyerahan “mandat Tuhan” dari Daud kepada Salomo untuk mendirikan Rumah Tuhan. Seperti yang kita ketahui bahwa Daud sangat berkeinginan untuk mendirikan Rumah Tuhan (ay. 2-3), namun keinginannya mendapatkan penolakan dari Tuhan. Ia menyadari bahwa mendirikan Rumah Tuhan bukanlah sebuah hal yang mudah, oleh sebab itu sejak awal ia siudah mempersiapkan apa yang nantinya akan dibutuhkan. Ada satu kata penting berkaitan dengan pembangunan Runah Tuhan ini yakni kata “kudus” Daud hendak menekankan kepada anaknya Salomo agar nantinya yang harus diperhatikan dan senantiasa diingat adalah apapun yang akan dilakukan dalam mewujudkan Rumah Tuhan ini haruslah berkenan dengan kehendak Tuhan.Artinya, setiap bahan yang digunakan, tenaga yang digunakan, perencanaan bangunan yang dilakukan, termasuk isi dari bangunan itu nantinya haruslah melalui pertimbangan apakah itu sesuai dengan keinginan Tuhan.Karena Daud melihat “tantangan berat” ini, makai ia juga memberikan penguatan atau peneguhan hati kepada anaknya Salomo. Melalui ini, pelajaran berharga yang kita dapatkan adalah, Rumah Tuhan, Rumah Kudus. Membangun Rumah Tuhan, artinya siap juga menjaga kekudusan Rumah Tuhan itu juga. Selanjutnya, boleh dikata bahwa kita juga adalah Salomo jaman kini yang juga membutuhkan penguatan untuk dapat memberikan yang terbaik bagi pembangunan Rumah Tuhan sekaligus dimampukan untuk menjaga kebaikan dan kekudusan dari Ruhan Tuhan (gereja).

Selanjutnya, pada bagian bacaan 2 Timotius 4 : 9 – 13 ada kesan bahwa Paulus mengalami kewalahan untuk melakukan pelayanannya. Dia sangat membutuhkan bantuan untuk bisa melaksanakan pelayanan dengan baik. Dia ditemani oleh Lukas, namun baginya itu tidak cukup. Oleh sebab itu dalam pesannya kepada Timotius agar juga membawa Markus bersamanya ketika datang nantinya. Ada hal menarik yang ditunjukkan pada bagian ini yakni ada 3 barang yang dititipkan kepada Timotius untuk dibawa kepadanya yakni jubah, kitab-kitab dan terutama perkamen.Ada 2 bagian penting yang ditunjukkan oleh Paulus untuk dapat melakukan pelayanan dengan baik : manusia dan barang (peralatan). Jika kita bisa mengartikan, keberadaan Timotius, Lukas dan Markus akan sangat berarti untuk menopang pelayanan yang sedang dilakukannya. Namun, jubah, kitab-kitabnya dan terutama perkamen, akan sangat berarti untuk melengkapi pelayana yang dilakukannya. Di saat ini kita mungkin bisa mengatakan bahwa pertua dan diaken termasuk emeritus,para pengurus PJJ (perpulunegn jabu-jabu), pengurus Lembaga kategorial dan juga pendeta merupakan bagian dari orang-orang yang diharapkan Tuhan bisa menopang pelayanan yang ada di tengah-tengah gereja. Sementara, jubah, kitab-kitab dan juga perkamen dapat diartikan sebagai inventaris yang dimiliki oleh gereja. Bisa saja itu, keyboard, komputer, alkitab, buku nyanyian gereja, dll merupakan materi yang dibutuhkan dalam menopang pelayanan yang akan dilakukan. Namun, yang menarik ialah ada yang “terutama” menurut Paulus; ini dapat diartikan bahwa dalam pengadaan inventaris gereja perlu diperhatikan apa yang penting dan apa yang benar-benar sangat penting. Bahasa sekarang, gereja harus pintar menempatkan skala prioritas pada kebutuhan pelayanan gereja.

Pada Zakaria 14 : 16 – 21 ada beberapa hal yang menjadi sorotan dalam teks ini : orang-orang dari semua penjuru akan datang ke Yerusalem untuk merayakan hari Raya Pondok Daun, ada hukuman dari Tuhan bagi yang tidak datang, dan kerencingan-kerencingan kuda dan kuali-kuali serta bokor-bokor penyiraman. Dan, sesuai dengan minggu inventaris gereja ini, maka mungkin kita bisa mengartikan sebagai ganbaran dari jemaat dan segala sesuatu yang dimiliki oleh gereja. Tuhan Allah menginginkan Yerusalem sebagai pusat kehadiran manusia untuk datang menyembahNya; ini sama dengan Tuhan menginnginkan agar umatnya saat ini (warga gereja) untuk datang dan menjadikan gereja sebagai pusat penyembahan bagi umatNya. Barang siapa yang mengabaikan “panggilan Tuhan” ini maka kepadanya aka nada hukuman yang berasal dari Tuhan. Selanjutnya, kerencingan-kerencingan kuda, kuali-kuali dan bokor-bokor penyiraman merupakan bagian-bagian yang ditemukan di Rumah Tuhan. Dan Tuhan menginginkan agar umat atau manusia yang datang ke Yerusalem dan Rumah Tuhan mempergunakan semua itu untuk dipakai sebagai alat untuk memuliakan Tuhan. Bukankah ketika gereja juga meng”ada”kan inventaris di gereja juga dengan tujuan agar semuanya itu bisa dipergunakan untuk kemuliaan Tuhan? Jikalau semua yang dimiliki olehj gereja adalah kepunyaan Tuhan, berarti ada tanggungjawab yang besar bagi setiap jemaat untuk mempergunakannya dengan baik, karena itu adalah “alat penghantar” untuk menyampaikan persembahan kepada Tuhan?

Penutup

Melalui khutbah sederhana ini ada beberapa hal yang kembali perlu ditekankan :

  1. Kita (Pendeta, Pertua – Diaken, termasuk Emeritus beserta dengan semua warga jemaat punya peran penting dalam membangun gereja dan mengisi apa yang dibutuhkan dalam kehidupan bergereja. Seperti titah Daud kepada Salomo : ini bukan gampang tapi kuatkan dan lakukanlah.
  2. Banyak hal yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan gereja, namun semua kebutuhan itu harus diketahui tentang tingkat kepentingannya. Termasuk, kemampuan untuk menjaga apa yang dimiliki oleh gereja; karena itu semua adalah milik Tuhan.
  3. Menjadikan gereja sebagai pusat kehadiran jemaat berarti gereja harus punya daya tarik. Itu semua bisa dilakukan melalui pengadaan inventaris gereja. Namun, apakah semua yang dimiliki oleh gereja sudah dijadikan sebagai alat-alat penyembahan yang menyiratkan kekudusan Tuhan. Dan bukannya dengan apa yang dimiliki oleh gereja justru memunculkan pertikaian atau percekcokam yang pada akhirnya menghilangkan makna kekudusan itu sendiri.
  4. Bangun gereja, rawat isinya, muliakan Tuhan dengan apa yang ada di gereja.                                          

                                                                                    Pdt. Benhard RC Munthe

MINGGU 29 SEPTEMBER 2024 KHOTBAH AMSAL 24:23-27

Invocatio :   

“Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: “Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali” (Lukas 19:13)

Ogen  :   

Kisah Para Rasul 20:32-35 (Tunggal)

Tema  :   

BEKERJA DENGAN BAIK (ERDAHIN ALU MEHULI)

 

PENDAHULUAN

Ada kutipan yang dituliskan Irawan Senda, seorang penulis novel, demikian, “Kadang sebuah pencapaian kesuksesan itu punya standar yang berbeda, jangan terlalu terpaku dengan standar orang lain. Banyak orang yang akhirnya merasa terintimidasi dengan jalan sukses orang lain dan akhirnya terpuruk oleh sudut pandang orang lain untuk menggapai kesuksesannya. Lebih baik bijaksana bila kita memberi standar kesuksesan sendiri, tak perlu malu dengan lingkupnya, karena kesuksesan itu yang terpenting bukanlah besar kecilnya, namun bagaimana kita mensyukuri dan menghargai proses.” Kutipan ini mengingatkan kita untuk mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita dan terus bekerja keras untuk mendapatkan kesuksesan kita tanpa harus membandingannya dengan orang lain. Terkadang tekhnologi maju dengan sosial medianya membuat kita sibuk melihat kesuksesan orang lain sehingga membuat kita terintimidasi. Padahal yang dipentingkan adalah usaha, kerja keras dan tetap bersyukur dengan apa yang ada. Oleh karena itu, pada saat ini, di minggu peningkatan ekonomi jemaat, kita kembali diingatkan bahwa kerja adalah anugerah Tuhan yang harus disyukuri dan dikerjakan dengan baik.

 AMSAL 27:23-27 (KHOTBAH)

Dalam Perikop yang menjadi renungan kita, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam meningkatkan ekonomi, yaitu MODAL, PROSES, HASIL dan paling penting KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN. Mari kita renungkan satu per satu.

Yang pertama MODAL (ay. 23). Mengenal baik-baik dan memperhatikan keadaan kambing domba dan kawanan ternakmu (bhs. Karo: “Piaralah asuh-asuhenndu alu mehuli”). Dengan kata lain, kita bersyukur atas anugerah yang telah diberikan Tuhan dalam hidup kita. Sekecil apapun yang telah Tuhan berikan kita rasakan dan kita hitung satu-satu persatu (lagu: “Berkat Tuhan mari hitunglah”). Karena yang sering terjadi, kita lebih fokus kepada yang tidak ada daripada yang ada yang telah Tuhan berikan. Sebagai contoh, kita iri melihat modal besar orang lain, padahal kita sudah diberi Tuhan kesehatan, keterampilan (menjahit, memasak), dll., tetapi kurang disadari dan dikembangkan.

Kedua, PROSES. Ay. 25 mengatakan bahwa kalau rumput lenyap dan tunas muda nampak, dan rumput di gunung di kumpulkan (terj. TB - II, “Tumbuh-tumbuhan”) dikumpulkan. Ayat ini mengajarkan kita perlunya kerja keras untuk mengembangkan apa yang ada pada kita. Peternak harus memperhatikan dan memanfaatkan setiap musim yang ada. Ketika musim panas, seorang peternak membawa kawanan ternaknya di padang rumput agar ternak dapat langsung memakan rumput yang segar. Lalu rumput lenyap karena ternak telah memakan rumput-rumput tersebut dan pada musim berikutnya akan tumbuh kembali. Selanjutnya pada musim dingin, peternak mengumpulkan rumput dan membawanya ke kandang agar dapat dimakan oleh ternaknya.

Ketiga, HASIL. Kita sering mendengar istilah, “Usaha tidak pernah menghianati hasil.” Usaha dan kerja keras mendatangkan hasil yang maksimal. Peternak menghasilkan domba-domba dengan bulunya yang dapat diolah untuk pakaian, dan ternak juga dapat diperjualbelikan untuk membeli aset yang lain (investasi masa depan), dalam hal ini ladang. Kebutuhan hidup tercukupi untuk keluarga dan bahkan menjadi berkat bagi orang lain.

Dan yang tidak kalah penting adalah PENYERAHAN HIDUP KITA SECARA TOTAL KEPADA TUHAN, karena tidak ada yang abadi di dunia ini, termasuk harta benda yang kita kumpulkan (ay. 25). Hanya Tuhan yang kekal dan abadi. Harta benda kita butuhkan untuk kelangsungan kehidupan kita, tetapi jangan pernah lupa kepada Tuhan Sang Pemberi berkat dalam hidup kita.

 KISAH PARA RASUL 20:32-35 (OGEN)

Paulus dalam kata-kata perpisahannya kepada Penatua-penatua di Efesus, memberikan motivasi dan teladan bahwa dalam pelayanannya Paulus tidak money oriented. Motivasinya dalam melayani bukanlah untuk mengejar materi. Bahkan ia bersama rekan sepelayanannya berusaha untuk tidak menjadi beban bagi jemaat. Di sela-sela pekerjaan utamanya sebagai pemberita Injil, bila ada waktu luang, Paulus memanfaatkannya dengan membuat tenda. Sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma. Paulus adalah seorang pekerja keras yang tidak mau bergantung pada orang lain untuk memenuhi keperluannya dan keperluan timnya untuk melayani, bahkan Paulus bisa membantu orang-orang yang lemah. Dengan bekerja keras kita dapat menjadi berkat bagi orang lain dengan cara membantu orang-orang lemah. Paulus mengutip perkataan Yesus dengan mengatakan, “Lebih berbahagia memberi daripada menerima.”

 LUKAS 19:13 (INVOCATIO)

Teks ini merupakan bagian dari perumpamaan tentang uang mina di mana seorang bangsawan berpegian ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan sebagai raja. Sebelum berangkat, ia memberikan 10 mina kepada mereka, “Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.” Rupanya ada yang sungguh-sungguh mengelola apa yang telah diberikan bangsawan tersebut (ay. 16, menghasilkan 10 mina dan ia mendapatkan kekuasaan atas 10 kota. Ay. 18, menghasilkan 5 mina dan ia mendapatkan kekuasaan atas 5 kota) dan ada juga yang sama sekali tidak melakukan apa apa (ay. 20, ia menyimpannya saja dalam sapu tangan dan akhirnya mina yang ada padanya diberikan kepada orang yang mempunyai 10 mina dan ia mendapat hukuman). Perumpamaan ini mengajarkan kita untuk bekerja keras, bekerja cerdas dan bertanggung jawab dengan apa yang Tuhan sudah berikan kepada kita.

APLIKASI

Tema kita pada Minggu Peningkatan Ekonomi Jemaat ini BEKERJA DENGAN BAIK (ERDAHIN ALU MEHULI). Bekerja adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Sebagai rasa syukur atas apa yang telah Tuhan berikan, baik kesehatan, kekuatan, kepandaian, keterampilan, pekerjaan, dll., mari kita pakai semua itu dengan maksimal. Bekerja dengan penuh integritas. Kita menginginkan ekonomi kita semakin meningkat, lebih baik dari sebelumnya. Kalau bisa jangan mundur. Tetapi pada kenyataannya terkadang terjadi pasang surut dalam kehidupan. Artinya yang paling penting adalah semangat bekerja dan tangguh menghadapi setiap tantangan yang ada. Jangan pernah putus asa.

Prinsip Etos Kerja “4 As” (kerAs, cerdAs, tuntAs dan iklAs) menyemangati kita dalam bekerja dan berusaha. Bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup kita tetapi juga menjadi berkat bagi sesama yang membutuhkan. Sebagaimana ajaran Reformator Yohanes Calvin, bahwa bekerja bukan hanya sebagai vokasi (tenaga kerja yang terampil, ahli di bidangnya, siap kerja, dan mampu bersaing secara global), tapi bekerja adalah sarana bagi manusia untuk dapat melayani sesama dalam kasih dan keadilan. Sehingga pekerja Kristen tetap dapat memuliakan Tuhan melalui pekerjaannya.

Semboyan “Laborare est orare” (bekerja adalah berdoa) mengingatkan kita bahwa apapun yang kita kerjakan (pekerjaan yang positif) sama nilainya dengan doa kita ataupun ibadah kita kepada Tuhan. Semboyan yang kembali muncul sekitar abad 17-19 karena etos kerja Calvinisme yang mendasari pemahaman Soli Deo Gloria, semua demi kemulian Tuhan. Memang dalam teologi Calvin, Soli Deo Gloria yang sangat penting, karena semua yang telah Tuhan berikan dalam kehidupan kita harus kita pertanggungjawabkan untuk kemuliaan Tuhan. Jadi ketika bekerja dengan baik, maksimal, bahkan berintegritas, sama halnya dengan kita beribadah kepada Tuhan. Dengan demikian jelas, kita bekerja keras tujuan utamanya bukan untuk kaya secara materi, tetapi untuk memuliakan Tuhan. Ketika Tuhan memberikan kekayaan materi melalui kerja keras kita, itu adalah bonus yang dipercayakan Tuhan kepada kita agar dikelola dengan baik sehingga dapat disalurkan juga kepada orang lain yang membutuhkan.

Kita sebagai orang Karo pada umumnya pekerja keras (erdahin alu erbintuas). Tapi jangan sampai jatuh kepada pemahaman bekerja tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan hidup, sampai-sampai tidak ada lagi waktu untuk beristirahat, berkumpul dengan keluarga, bahkan tidak sempat lagi beribadah bersyukur kepada Tuhan. Ula sempat tarum ngayak-ngayak si man tadingenken, tading si man ayaken, e me kinitekenta. Sebab banyak pengaruh negatif zaman canggih saat ini yang mendorong kita untuk mendapatkan kekayaan materi dengan cara-cara instan (pengedar narkoba, pinjol, judi online, dll.). Tuhan menolong kita untuk tetap melakukan apa yang baik dan benar demi kemulian namaNya.  

(Pdt. Larena Sinuhadji)

GBKP Runggun Cikarang

MINGGU 22 SEPTEMBER 2024 KHOTBAH MATIUS 12:15-21

Invocatio :

"Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan. (Kol.4.3)

Bacaan :

Amsal 3.5-10 (Tunggal)

Tema :

Serayan Pilihen Dibata/Hamba Pilihan Allah

 

A. PENDAHULUAN

Minggu ini menurut kalender gereja kita dinamai Minggu Mendoakan Serayan/Hamba Tuhan. Minggu ini mengingatkan kita betapa pentingnya jemaat mendoakan serayan Tuhan dalam melakukan tugas pelayanannya selain tentunya Serayan Tuhan itu sendiri juga harus senantiasa berdoa dalam melakukan tugas pelayanannya. Seperti yang dikatakan dalam nats invo kita, “Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan”. Mengapa para hamba Tuhan perlu di doakan? Karena dalam tugas memberitakan Injil atau dalam tugas pelayanan, kita membutuhkan penyertaan dan kuasa Tuhan, supaya Injil yang kita beritakan dapat membuka hati mereka yang mendengarnya, percaya serta menerima Yesus menjadi Tuhan dan juruselamatnya. Seperti yang diungkapkan Paulus dalam 1 Korintus 3.6-7: Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.” Lewat firman ini menegaskan bahwa kita hanya bisa melakukan tugas kita namun hanya Allah yang dapat atau berkuasa untuk membuat pelayanan kita itu menjadi berbuah dalam diri orang yang menerima pelayanan kita. Jadi penyertaan kuasa Allah itu menjadi hal yang sangat penting dalam Serayan Tuhan melakukan tugas pelayanannya.

B. PENDALAMAN TEKS DAN POKOK-POKOK RENUNGAN

1. Orang Farisi hendak membunuh Yesus karena penyembuhan pada hari Sabat.

Sebelum nats khotbah kita diceritakan tentang peristtiwa Yesus menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya di bait Allah. Karena penyembuhan itu dilakukan pada hari Sabat maka orang-orang Farisi dalam persengkolkolannya hendak membunuh Yesus. Karena bagi orang Farisi orang yang melanggar kekudusan Sabat itu pasti bukan dari Allah, walaupun Yesus telah memberikan keterangan-keterangan supaya mata hati mereka terbuka dalam menyikapi hari Sabat itu. Karena itulah Yesus menyingkir dari sana karena tahu maksud jahat mereka.

2. Yesus melarang mereka (murid-murid) memberitahukan siapa Dia

Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia. Mengapa Yesus melarang murid-muridNya untuk memberitahukan siapa Dia? Hal yang sering juga kita ketahui alasan Yesus melarang murid-murid memberitahukan siapa Dia, supaya jangan orang-orang banyak itu datang hanya untuk tujuan melihat dan mengalami mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Karena melihat dan mengalami mujizat Yesus bukanlah hal yang paling penting melainkan mengenal siapakah Yesus yang diutus Allah datang ke dalam dunia.

Alasan yang lebih jelas mengapa Yesus melarang untuk memberitahukan Dia seperti diungkapkanNya dalam ayat selanjutnya, yaitu supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:

3. Yesus Menggenapi apa yang difirmankan Yesaya.

4. "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, Yesus adalah Hamba Allah itu sendiri, yang dipilih, dikasihi dan kepadaNya jiwa Allah berkenan, demikian juga Yesus penuh dengan Roh Allah/Roh Kudus.

5. Apakah tugas Hamba Allah dan Bagaiaman ia melakukan panggilanNya.

  • Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Hukum dalam arti firman Tuhan.jadi tugas hamba Tuhan itu ialah memaklumkan, memberitakan firman Tuhan.
  • Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Jadi hamba Tuhan itu tidak mau berbantah dengan orang yang mungkin menentang pemberitaannya atau berteriak supaya orang harus memberi perhatian atau memaksa orang mendengarkan pemberitaannya, tetapi lebih kepada tindakan pelayanan yang nyata. Menyatakan kehadiran kuasa Tuhan lewat pelayanannya sehingga kadang tidak perlu orang mendengar suaranya atetapi melihat buah pelayanannya.
  • Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Jadi tugas seorang hamba Tuhan itu senantiasa memberikan pengharapan di dalam Tuhan. Menegaskan kepada setiap orang bahwa di dalam Tuhan senantiasa ada pengharapan. Allah telah memberikan hambaNya yaitu Yesus Kristus menjadi harapan semua bangsa-bangsa di dunia. Dan barang siapa percaya dan berharap kepada Yesus tidak akan kecewa.

C. APLIKASI

Apa yang dapat kita renungkan dari firman Tuhan pada Minggu ini berkaitan dengan Minggu Mendoakan Serayan Tuhan dan tema kita: Hamba Pilihan Allah.

1. Hamba Pilihan Allah.

Lewat nats kita jelas bahwa Yesus itu sendiri ketika Dia hadir di dalam kehidupan manusia di tengah-tengah dunia ini, IA adalah Hamba Allah. Tentu hari ini, Tuhan juga telah memilih serayan-serayanNya untuk meneruskan tugas pelayanan dan pemberitaan Injil di tengah-tengah kehidupan kita.

Semua Pendeta, Emeritus dan Pertua Diaken adalah Hamba yang dipilih Tuhan sendiri dan disebut Hamba Allah secara khusus. Dan tentunya semua orang percaya juga adalah hamba Allah.

Kita sebagai Serayan Tuhan maka hal itu menegaskan bahwa Tuhan berkenan memilih dan mengasihi kita dan percayalah Tuhan juga sudah memberikan Roh KudusNya kepada kita supaya dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat melakukan tugas kita sebagai Serayan Tuhan.

2. Bagaimana kita melakukan pelayanan kita sebagai hamba Tuhan.

a. Sebagai hamba Tuhan kita tidak boleh bersandar kepada pengertian kita sendiri, kekuatan dan kemampuan kita sendiri melainkan percayalah dan bersandar kepada Tuhan (bd Nats bacaan kita Amsal 3.5-7) Karena itu hamba Tuhan perlu senantiasa berdoa meminta kuasa dan penyertaan Tuhan supaya Allah menyertai kita dalam melakukan pelayanan kita. Jemaat juga harus mendoakan serayan Tuhan supaya kuasa Allah nyata lewat pelayanan para hamba Tuhan.

b. Tugas kita sebagai hamba Tuhan ialah, memaklumkan firmanNya, hukum Allah supaya jemaat boleh mendengar hukum-hukum Allah dan berjalan dalam hukum Allah itu sendiri.

c. Sebagai hamba Tuhan kita tidak perlu berbantah-bantah atau berdebat tetapi jauh lebih baik tunjukkan pelayanan kita melalui perbuatan dan tindakan yang nyata sehigga tanpa banyak bicara orang akan melihat bagaimana Allah bekerja melalui kehidupan kita.

d. Sebagai hamba Tuhan kita harus membangkitkan semangat dan harapan seluruh jemaat, karena Yesus adalah pengharapan setiap kita. Dan barangsiapa berharap kepada Yesus tidak akan kecewa.

D. PENUTUP

Dalam penutup khotbah ini sekali lagi kami mengingatkan, kita bersyukur kalau Allah berkenan memilih kita menjadi hambaNya. Karena itu lakukanlah tugas pelayanan kita dengan bersandar kepada Allah supaya nyata kuasa dan kasih Allah itu melalui pelayanan kita. Jemaat juga jangan lupa mendoakan para Serayan Tuhan supaya jemaat sendiri pada akhirnya dapat melihat dan mengalami kuasa Allah melalui pelayanan para hambaNya.

Tuhan memberkati kita, amin..

GBKP Rg Pd Gede

Pdt. Sahabat Perangin angin MTh

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD