MINGGU 22 MEI 2022, KHOTBAH YAKOBUS 5:13-18 (MINGGU ROGATE : BERDOALAH)
Invocatio :
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan (Lukas 11:10)
Ogen :
Jeremia 33:1-9 (Tunggal)
Tema :
Doa Orang Benar Memiliki Kekuatan (Pertoton Kalak Bujur Ergegeh Kal)
Pendahuluan
Kepercayaan dalam suku primitif Karo adalah mempercayai satu kekuatan di luar manusia (transenden) yang dianggap mampu melindungi hidup manusia dan memberikan berkat. Kepercayaan kepada kekuatan yag transenden itu disampaikan melalui perantara/medium yang dinamakan “guru sibaso” dan medium “cibal-cibalen” (sesajen/sesembahan). Bisa dikatakan bahwa suku primitif Karo memiliki ritual penyembahan yang disampaikan melalui perantara/medium ataupun sesembahan sebagai doa pengampunan atau pengharapan terhadap kekuatan yang di luar dirinya tersebut agar tidak mendapat bala. Masyarakat primitif karo memahami dunia ini penuh dengan kuasa gaib yang luar biasa dan manusia kurang mampu mengatasinya.
Kita sebagai umat yang percaya kepada Tuhan memang percaya adanya kekuatan-kekuatan di luar manusia, tetapi kita lebih percaya akan kekuatan Tuhan kita yang luar biasa, karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di Surga dan di Bumi, sehingga semua kekuatan-kekuatan itu di bawah kaki-Nya, 2 Samuel 22:10 “Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya”, artinya semua kekuatan dan kekuasaan di luar manusia atau yang ditakuti manusia itu sudah di taklukkan Tuhan. Dengan demikian sebagai umat Tuhan, permintaan dan permohonan dapat kita sampaikan kepada Tuhan melalui Doa. Kita berdoa secara langsung kepada Tuhan kita tanpa memanggil dan melalui perantara. Pelaksanaan berdoa dan memberikan persembahan kepada Tuhan di dalam Perjanjian Lama memang harus melalui perantaraan Imam atau kaum Lewi, tetapi dalam peristiwa kematian Yesus di Kayu Salib, pembatas atau tabir Bait Suci terbelah menjadi dua, Markus 15:38 “ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah” ini menunjukkan kita sudah bisa langsung berdoa, memohon dan memberikan persembahan kepada Tuhan. Pada minggu Rogate (Berdoalah) inilah kita diingatkan dan disegarkan kembali, bagaimana kita selaku umat percaya selalu menaruh pengharapan di dalam berdoa, yang kita Imani berdoa adalah kekuatan bagi kita untuk menapaki kehidupan yang penuh liku dan cobaan.
Isi
Kotbah: pesan dari kitab Jakobus ini dapat kita ketahui mengenai ajaran-ajaran moral kepada seluruh jemaat yang menyebar seluruh bumi. Tujuan dari surat ini tidak lain adalah mengingatkan jemaat dan mengajarkan supaya tetap memperlihatkan identitas selaku orang yang percaya kepada Tuhan, walaupun ketika itu jemaat-jemaat yang lain berada dan tinggal di tengah-tengah orang yang belum percaya kepada Tuhan, orang-orang congkak, tinggi hati, menyalahkan satu dengan yang lain, merasa benar dan berkelahi, tetapi mereka tetap harus memperlihatkan perilaku dan sifat orang Kristen yang percaya selalu tabah, kuat, berpengharapan dan berdoa.
Bagian kali ini Jakobus mengingatkan jemaat bagaimana jika mengalami penderitaan baiklah ia berdoa (ayat 13). Di dalam penderitaan, tidak ada yang lebih cocok dilakukan dibanding doa, seperti pepatah mengatakan “Tidak ada kata yang lebih indah selain Doa”. Ada beberapa kata doa dalam Perjanjian Lama untuk menunjukkan berdoa Tepilah artinya doa atau permohonan (Yun 2:7), inilah yang sering dipakai untuk kata doa. Palal artinya berdoa (1 Raj 18:28) dan paga artinya bersekutu dengan Allah (Yeh 7:16, Yes 53:12, 59:16). Disamping itu juga ada istilah zaaq artinya doa teriakan dan tangisan (Yun 1:5), halal yaitu doa pujian (Mzm 117:1, Kel 32;11) dan qara artinya doa seruan. Di dalam Perjanjian Baru beberapa istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan tentang doa yaitu: prosekumai artinya doa pribadi (Bdk Mat. 7:7, 14:7, 27:20, Luk. 23:23, Kis. 9:2) inilah yang sering dipakai dalam kata doa. ganupeto yaitu doa meminta pertolongan (Kis. 8:22. 21:39, 26:3, Luk. 21:36), proskuneo yaitu doa penyembahan, doa bersama dalam ibadah umum (Kis. 10:28, Mat. 14:33). Dalam Perjanjian Lama berdoa adalah perbuatan yang penting dalam hubungan antara umat dengan Allah. Kohler menemukan ada kira-kira 85 buah doa asli di dalam Perjanjian Lama dan 60 Mazmur lengkap dan 14 Mazmur yang secara tersirat yang dapat digolongkan pada doa, Pada jaman bapa leluhur doa cenderung dipahami sebagai simbol hubungan yang erat antara Allah dengan para leluhur (Kej 12:1-3, 15:2, 26:25, 28:20-22). Doa di dalam Perjanjian Baru dibangun menurut teladan yang telah dilakukan oleh Yesus di dalam Doa Bapa Kami (Mat. 6:9-14).
Ayat 14-15 dikatakan Jika ada yang sakit hendaklah memanggil para panatua jemaat dan mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Hal ini dikatakan Jakobus menunjukkan supaya adanya hubungan yang erat dan baik dengan Hamba Tuhan serta mengarahkan imannya kepada Tuhan bukan kepada penguasa-penguasa duniawi atau dengan kata lain dalam suku karo kepada Guru sibaso atau simeteh 30 wari. Serta bukan untuk mengkultuskan para Hamba Tuhan, begitu juga dengan minyak urapan, itu hanya media yang dipakai, intinya semuanya hanya dalam Nama Tuhan yang dipergunakan itu memiliki kekuatan, sehingga dengan pemahaman yang benar maka doa lahir dari iman.
Ayat 16-18 di dalam melakukan doa syarat yang harus dilakukan oleh pendoa adalah mengaku dosa-dosa kepada Tuhan. Datang kehadirat Tuhan harus dengan hati yang bersih dan tulus, dari hal inilah dapat dikatakan maka doa itu memiliki kekuatan, sehingga dikatakan doa orang benar sangat besar kuasanya, dapat kita bandingkan dengan tema kita. Hal lain yang dapat kita lihat juga Jakobus mengangkat seorang tokoh yaitu Elia, memang ia seorang nabi, tetapi di tekankan makai a juga adalah seorang manusia biasa, tujuannya adalah mendewasakan iman jemaat, jemaat bisa berdoa sendiri tidak ketergantungan, mengimani doa sendiri, bukan berarti doa Pendeta, Pertua dan Diaken lebih kuat dan bagus dibanding dengan yang lain, tapi catatan sebagai Hamba Tuhan juga harus dapat meyakinkan jemaat berdoa kepada Tuhan melalui kita, jangan sampai gara-gara kita jemaat kurang percaya untuk di doakan hamba Tuhan.
Kekuatan doa dari nabi Elia dijelaskan dalam kitab Jakobus, ketika nabi Elia berdoa supaya jangan turun hujan, maka hujanpun tidak turun selama 3 tahun 6 bulan, dan ketika nabi Elia berdoa setelah itu maka hujanpun turun ke bumi dan mengeluarkan buahnya. Ini bisa dilakukan oleh Elia karena dia berdoa dengan sungguh-sungguh dan ia adalah orang benar di mata Tuhan. Kalau dibandingkan dalam suku karo ada Namanya Pawang udan (bisa memanggil hujan dan memberhentikan hujan), tetapi ini bukan doa yang benar, karena menggunakan kekuatan yang tidak dikehendaki Tuhan. Hamba Tuhan atau jemaat mungkin tidak bisa melakukan hal yang demikian, hendaklah kita jangan kecil hati, tetapi doa kita lebih kuat, dimana hujan turun kita berdoa itu adalah berkat, tidak turun hujan kita berdoa supaya kita kuat menjalaninya. Berdoa bukan berarti memerintah Tuhan memberikan apa saja yang kita inginkan, tetapi berdoa membiarkan Tuhan bekerja dalam hidup kita.
Ogen: Jeremia sebagai hamba Tuhan yang ikut mengalami penderitaan akibat dari dosa raja Yehuda dan rakyatnya yang tidak lagi mengindahkan peringatan Tuhan. Tetapi kadih Tuhan begitu besar sehingga melalui nabi Jeremia Tuhan berfirman akan mendatangkan kesehatan dan kesembuhan serta mensejahterakan bangsaNya jika berpaling serta berseru kepada Tuhan. Janji Tuhan juga akan mentahirkan segala dosa-dosa bangsaNya.
Hal ini menunjukkan bahwa bangsa yang berdoa dan berseru kepada Allah dengan hati sungguh-sungguh serta merendahkan diri di hadapanNya akan didengarkan Tuhan. Perkara besar yang dilakukan oleh Allah kepada bangsaNya menunjukkan bagaimana Ia menunjukkan kuasa serta kasihNya melampaui segalanya.
Invocatio: Jesus menunjukkan bagaimana sikap dan kerendahan hati ketika berseru dan berdoa kepada Bapa. Dari hal ini juga Jesus mengajarkan berdoa yang sebenarnya dan penuh keyakinan dan pengharapan. Siapa yang meminta akan mendapat, siapa yang mencari akan menemukan dan siapa yang mengetuk akan dibukakan.
Aplikasi
Doa adalah memohon kepada Allah. Doa adalah hubungan atau berbicara dengan Tuhan. Doa merupakan pernyataan dari ketergantungan manusia kepada Allah dalam segala sesuatu dan dari doa itu akan mendatangkan kuasa Allah ke dalam kehidupan manusia. Berdoa berarti datang ke hadapan Allah untuk menyampaikan sesuatu. Doa tidak harus atau hanya dinaikkan saat di gereja atau ketika kebaktian saja. Doa penuh kekuatan dan kuasa, seperti dalam Kisah Para Rasul 4:31 “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani ” . Hal ini mengindikasikan bahwa doa itu berkuasa bukan tergantung panjang atau lamanya waktu berdoa, atau dimana tempat berdoa, namun kuasa doa tersebut tergantung dari sejauh mana hubungan pribadi antara sipendoa dengan Tuhan.
Doa adalah suatu bentuk perbuatan tertinggi manusia dalam hubungannya dengan Allah namun prakarsa doa adalah Allah itu sendiri. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan barangsiapa menyembah Allah haruslah menyembahnya di dalam Roh dan kebenaran (Yoh. 4:24). Berdoa adalah suatu keharusan bagi setiap orang yang percaya, ketika dalam kesempitan, putus asa, musibah, dan kecewa. Doa merupakan suatu perjuangan bersusah payah dan juga kegembiraan yang luar biasa. Setiap orang percaya harus berdoa, karena itu sebagai bukti kedewasaan rohani. Doa adalah sarana berkomunikasi orang percaya dengan Tuhan. Percakapan dengan Tuhan di dalam doa dapat menghasilkan jalan keluar dari persoalan kita. Doa dapat mengubah pribadi kita menjadi pribadi yang Tuhan inginkan.
Doa tidak terlepaskan atau berkaitan dengan permohonan dan persembahan, ini berarti bahwa ia memohon kepada Tuhan hal-hal yang kita butuhkan, memberikan diri sepenuhnya kepada bangsanya, karena itu merupakan persembahan yang terbaik, karena berdoa bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Doa-doa yang dijawab itu sesuai dengan iman sipendoa bukan karena tekanan suaranya yang kadang-kadang pelan atau kadang-kadang keras. Hamba adalah sebagai teladan seorang yang menunjukkan suatu sikap hamba yang mau taat dan rendah hati dalam setiap pelayanan. Dengan demikian seorang hamba itu harus dapat mendorong dan membawa jemaatnya untuk berdoa dan mengampuni.
Pdt. Julianus Barus, M. Th. - Rg. Bandung Pusat
MINGGU 15 MEI 2022, KHOTBAH KELUARAN 15:19-20
Invocation :
Ersurak aku dem keriahen janahku ngendeken ende-enden pujin man baNdu. Geluhku rende ersurak sebab nggo aku ipulahiNdu (Masmur 71:23)
Ogen :
Ketangkasen 4: 8-11
Tema :
Rendelah Man Tuhan
1. KATA PERLEBE
Ngenanami keriahen ibas kegeluhen tentu jadi pengarapen ras perayaken kerina manusia. Erbage-bage upaya ras perjuangen ilakoken guna ndatken ras ngenanmisa. Tapi ibas kinatana megati kal keriahen situhu-tuhu e la idat ras la inanami. Melala penyebabna, tapi tentuna e ndeher kal hubungenna ras kedewasaan siteridah arah kedewasaan sesekalak jelma ibas natap, ngalaken ras mengelola kenyatan-kenyataan kegeluhen enda. Lit kecenderungen manusia menuduh factor luar dirina sijadi penyebab maka la akapna meriah nggeluh, umpamana: kalak sideban, situasi ekonomi, situasi keluarga ras sidebanna. Sehubungen ras sienda menarik akap kami guna ras-ras kita ngerenungi sada ungkapen nina, “ise pe ras kai pe labo ngasup erbahan atendu mesui, kecuali kam nggit”. Ungkapen enda tentu ngerana kerna kematangen diri, kemerdekaan diri ibas ndalani kerina situasi kegeluhen enda.
2. TAFSIRAN/ISI
Mari dage, erpalasken kata Dibata si man oratenta tole sigargari pelajaren sibanci sidat ras sipakeken sehubungen ras situasi kegeluhen:
A. Khotbah
Bahan khotbahta ende-enden Miriam enda ilatar belakangi Keluaren 14 sinuriken sada situasi bahaya sidem kebiaren siiperhadapken man kalak Israel. Secara manusia nggo dalan buntu lanai lit pengarapen pulah ibas kiniseran e nari, kematen seh me. Sebab tupung kalak Israel nggo seh itepi Lawit Merah, itunduk tentera Mesir me kalak Israel e. Tentera Mesir dem alu gegeh baik secara jumlah bagepe secara peralaten, sedangken kalak Israel selaku bangsa simbaru pulah ibas perbudaken nari labo lit persiapen erperang terlebih pe ije kange pernanden ras anak-anak bagepe asuh-asuhen. Adi kiam kulebe enggo jumpa lawit simbelang, sedangken arah pudi nari nggo reh tentera simegegeh. Emaka wajar she kal biarna kalak Israel janah nderkuh ia kerina (Kel. 14:9-10). Isalahken kalak Israel e pe Musa selaku pemimpinna (ay 11-12).
Tepi kerina situasi e justru ipakeken Tuhan guna tole mpetandaken diriNa alu ncidahken kuasaNa nelamatken kalak Israel bangsaNa e. janah enda me siituriken Miriam arah nde-ndenna ( Kel 15:19) ras ngajuk kalak Israel rende muji Tuhan. Turi-turin enda ncidahken kepeken istilah dalan buntu e hanya berlaku man manusia, tapi iadepen Dibata la lit dalan buntu. La ersibar kuasa Dibata mbuka ras erbahan dalan guna nelamatken kalak sierlebuh man baNa.
B. Invocatio
Masmur 71:23 ngerana kerna ersurak alu dem keriahen janah rende man Tuhan. Menarik adi sioge Masmur 71 enda secara utuh, siidah maka ungkapen bas ayat 23 kerna ersurak alu dem keriahen labo erkiteken kerina situasi kegeluhen bagi ukur entah bagi siniarapken. Pemasmur nuriken piga-piga kecibalna, eme: daging enggo metua, gegeh enggo kurang ras erbage perbeben siinanami kalak sienggo metua (ay 9, 18), lit kalak jahat sierkuasa si mengancam kegeluhenna, lit imbang siersura-sura mbunuh ia, lit kalak si nggombangi ia (ay 4, 10, 11). Kai dage sierbahan pemasmur ngasup ersurak bagi siturikenna ibas ayat 23? Jabapenna eme pertotonna man Tuhan, inganna nuriken kerina kecibalna/perbebenna, ijadikenna Tuhan inganna cicio si aman, tetap inget-ingetna kiniulin Tuhan sienggo nanamina ras tetap ipelimbaruina penandaina nandangi Tuhan. Perbahanen sienda me sierbahannsa pemasmur ngasup rende ersurak muji Tuhan, sebab tangkas idahna ras igejabkenna uga hulina ras bujurna Tuhan. Tuhan pe simere kemenangen man bana ibas gegehna sienggo kurang.
C. Ogen
Salah sada hal simegati ngambati ras nangko keriahen nggeluh idoni enda eme erkiteken bas sada sisi leket kal ukur nandangi daya tarik doni enda, sedangken bas sisi sideban bayang-bayang kematen ncinepi manusia. seh maka rehna kematen itatap sebagai hal si la maba keriahen ras la menguntungken. Tempa alu rehna kematen, kerina pencapaian keberhasilen idoni enda jadi sia-sia. Tapi bahan ogenta, arah pengenehen Johanes, ipetangkas uga kin suasana i surga ras kai kin dahin ije. Ipetangkas sada suasana si meriah suari berngi la erngadi-ngadi rende muji Dibata (ay 8). Ende-enden pujin ipenangkih guna mpehaga ras ngataken bujur man baNa singgeluh rasa lalap seh rasa lalap, penandai ras uga perbahanen sipayo man Dibata pe ipetangkas ( ay 9-11).
Arah pengenehen Johanes enda mengubah pemahamen ras penatapta nandangi kematen. Kematen kalak sitek justru sada dalan guna nadingken kegeluhen idoni si dem keguluten guna bengket ku kegeluhen sidem keriahen. Kegeluhen kalak sitek labo kepe ngadi ibas doni enda alu kematen, tapi justru kematen jadi awal kegeluhen sidem keriahen ras Tuhan i surga.
III. PENUTUP
Arah teluna bagin kata Dibata siiorati kita lit piga-piga perenungen, eme :
- Ibas perdalanen kegeluhen banci saja lit paksana kita iperhadapken kubas sada situasi sulit si tempa lanai isepe singasup nampati. Tapi siidah maka arah bahan Khotbahta icidahken tuhu-tuhu kap Dibata e la ersibar kuasana erbahan dalan termasuk ibas situasi si paling sulit pe.
- Aminna lit gia perbeben tah uga gia bentukna, pengendesen man Tuhan arah pertoton erbahan tetap kita ngasup ermeriah ukur bagi siinanami pemasmur bas ogenta.
- Kematen siipahami manusia secara umum sebagai sada peristiwa si dem alu ceda ate, arah ogenta justru ipetangkas jadi sada dalan guna ngenanami keriahen ras Tuhan.
Arah teluna bain kata Dibata enda ibabai ras ipengasup kita mewujudken temata “ Rendelah man Tuhan”.
Salam dari Tambun
Pdt Pribadi S Meliala-Rg. Tambun
MINGGU 27 MARET 2022, KHOTBAH MAZMUR 32:8-11
Invocatio :
Bersukacitalah senantiasa Di Dalam Tuhan!Sekali lagi kukatakan : Bersukacitalah! (Fil 4:4)
Bacaan :
Lukas 15:1-7 ( Tunggal)
Tema :
Meriahlah Atendu Ibas Tuhan/Bersukacitalah di dalam Tuhan
Pendahuluan
Setiap manusia menginginkan hidupnya bersukacita dan bahagia. Kebahagiaan atau sukacita sering dikaitan dengan keadaan atau situasi. Sebagai contoh jika seseorang berhasil, berhasil di dalam pekerjaan, persekolahan, usaha, keluar dari masalah, sehat dari penyakit, sukses meraih pendidikan tinggi maka semua ini akan membuat kita bahagia. Wujud dari kebahagian ini bisa kita tunjukan dengan melakukan pesta, makan bersama bahkan di tradisi orang Karo bisa membuat acara syukuran sampi menari semalam suntuk.Apakah ini sebenarnya arti dari bersukacita, kebahagiaan atau malam ate? Sebenarnya tidak salah jika kita berhasil kita bersukacita, kita sukses kita sukacita. Sebab menurut KBBI arti sukacita adalah girang hati berarti ada sesuatu yang membuat girang hati. Tetapi sebenarnya bukan hanya sebatas memiliki atau mendapat. Jika ini yang kita maksudkan dengan sukacita maka tidak semua manusia yang ada didunia ini bisa merasakan sukacita tersebut. Hanya orang orang yang mendapat dan memilikilah pemilik sukacita tersebut. Bagimana dengan orang orang yang mungkin susah, menderita, tersampingkan, sakit, gagal di dalam kehidupan ini apakah mereka tidak bisa bersukacita. Terlebih pada masa sekaranhg ini kita masih ada didalam masa pandemi yang terjadi banyak masalah dan pergumulan bahkan banyak diantara kita yang kehilangan baik itu pekerjaan dan juga saudara saudara kita yang lebih dahulu meninggalkan kita. Pertanyaanya apakah mereka bisa bersukacita?Pada Minggu latare yang artinya sukacita kita akan melihat dari sisi alkitab apa yang dimaksud dengan sukacita.
Pembahasan Nats
Masmur 32 menurut M.C, Barth digolongkan ke dalam Masmur Doa ucapan syukur (Tafsir Mazmur 1-72). Ungkapan syukur ini disampaikan oleh penulis Masmur karena doanya dijawab oleh Tuhan. Doa yang dijawab itu merujuk kedalam beberapa hal yaitu: dibebaskan dari bahaya maut dan penyakit (30), dibebaskan dari fitnah (66), dibebaskan dari penindasan(92) dan dibebaskan atau daimpuni dosanya(32). Secara garis besar ada dua isi dari masmur doa ucapan syukur tersebut pertama adalah ajakan bersyukur atau situasi yang ada dari penulis dan kedua adalah penyebab dari ucapan syukur tersebut.Kalau kita melihat secara menyeluruh Mazmur 32 kita dapat melihat bahwa ayat 1 dan 2 adalah kondisi dari penulis sendiri dimana Daud sebai penulis merasakan sangat bersukacita sebab ia telah dibebaskan dari belenggu dosa yang menghimpitnya di dalam kehidupanya. Yang membebaskan Ia dari belenggu dosa dan hukuman terhadap dosanya bukan kekuatan dan usaha yang dilakukanya semua itu karena kasih Tuhan. Hal ini berbeda dengan kondisinya ketika ia masih ada dibawah belenggu dosa ini digambarkan oleh Daud didalam ayat 3 dan 4 ia merasakan penderitaan yang luar biasa. Ia merasa tertekan gambaranya sampi ketulang sumsumnya dan merasakan panas yang luar biasa. Artinya ia tidak memiliki ketenangan , ketentraman secara keseluruhan dari hidupnya tidak ada yang memberikan sukacita dan kedamaian pada hal ia raja pemilik segalanya. Ini dirasakanya bukan hanya sewaktu waktu tapi seluruh keberadaan dan situasi hidupnya dirasakanya sebab di katakana siang dan malam. Jadi tidak ada sebentar juga ia merasa tenag hidupnya terus merasakan kesakitan dampak dari dosanya. Kemudian ia datang kepada Tuhan. Hal ini dapat kita lihat ketika nabi Natan menegor dosanya akhirnya ia datang kepada Tuhan mengakui semua dosanya (2 Samuel 12:13). Ia telah berdoasa dengan melakukan perbutan yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Ia menggunakan kuasa dan hawa nafsunya untuk merebut istri panglimanya. Ia merasa dengan memiliki istri panglimanya akan mendatangkan sukacita tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Ia mengakui semua dosanya tersebut.Dan seterusnya ia menghimbau juga bahwa setia orang yang berdosa datanglah kepada Tuhan dan minta pengampunan dosa. Katanya ketika Tuhan dapat ditemui artinya ketika ada kesempatan hendaklah langsung datang kepada Tuhan jangan mengeraskan hati Tuhan pasti mengampuni. Kemudian penulis melanjutkanya ke dalam bahan khotbah kita. Pada bagian Khotbah kita Daud menuliskan bagaimana Tuhan bukan hanya mengampuni tetapi juga meminta kepada orang yang diselamtakan itu dua hal yaitu mendengarkan, melakukan dan mengarahkan mata kepada jalan yang akan ditunjukan oleh Tuhan. Hidup orang yang diselamatkan harus berfokus kepada Tuhan agar tidak disesatkan kembali oleh dunia dan keadaan sekitarnya.Hal kedua adalah supaya jangan keras kepala dan sulit mendengarkan didikan dan ajaran. Daud melambangkanya seperti kuda yang tidak berakal. Artinya tidak mau mendengarkan dan tetap dikuasai oleh keinginanya dan nafsunya. Karena demikian kegarannganya atau nafsunya harus dikendalikan yaitu dengan kekang. Demikian juga orang yang sudah diselamatkan harus bisa mengekang dirinya dari semua keinginanya yang bisa menyebabkan jatuh lagi kedalam belenggu dosa.Kemudian di ayat 10 Daud menggambarkan apa ayang terjadi bagi orang yang fasik yang tidak mau bertobat dan tetap hidup menuruti segala keinginan dan nafsunya. Digambarkan banyak derita yang dialaminya hal ini dapat juga dengan jelas kita lihat didalam Masmur 37 yang diberi judul “Kebahagiaan orang fasik” Orang fasik menghalalkan segala cara untuk memperoleh yang ada didunia ini yang dianggapnya kebahagiaan atau sukacita tetapi pada akhirnya kebahagin dan sukacita yang dimilikinya itu hanya semua. Di dalam Mzm 37 :9 dikatakan bahwa orang fasik yang berbuat jahat akan dilenyapkan tetapi orang yang menantikan Tuhan akan mewarisi negri. Jadi jelas bahwa bukan sukacita yang diterima orang fasik pada akhirnya tetapi hukuman yang kekal mereka dilenyapkan selamnya. Setelah itu Daud menutup Masmur 32 ini dengan sebuah penutup yang indah dan menyimpulkan bahwa hanya di dalam Tuhan terdapat sukacita dan orang yang jujur dan benar akan memperolehnya. Jadi untuk mendapatkan sukacita yang datanngnya dari Tuhan kita harus hidup seturut dengan kehendaknya.Dalam invocation kita Filipi 4:4 Paulus lebih jauh mengatakan bukan situasi atau keadaaan yang membuat kita bersukacita. Tetapi jiia kita ada bersama dengan Tuhan yang menguasai situasi dan keadaan tersebut sebab Tuhan mamapu mengubah situasi yang susah, kesakitan , pergumulan dan masalah menjadi keberhasilan dan sukacita. Paulus mau mengatakan Tuhan adalah penyebabnya. Bukan hanya ketika kita susah tetapi didalam semua kondisi kebneradaan hidup kita kita tetap ada di dalam Tuhan. Sukacita kita juga bukan hanya sebatas sukacita yang ada didunia ini tetapi kita juga mau beroleh sukacita yang abadi hal ini digambarkan juga di dalam bacaan kita di dalam Kitab Injil Lukas 15:1-7 bahwa sorga juga bersukacita jika ada seorang yang bertobat dan mau hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Jadi orang yang bertobat dan hidup seturut dengan kehendak Tuhan akan membuat tambah sukacita di sorga sebab tambah penghuni sorga. Dan yang menjadi penghuni itu adalah kita yang telah diselamtkan. Jadi bisa saja kita didunia ini tidak mendapatkan atau memiliki segala Sesutu yang mebuat kita bersukacita tetapi tidak itu alaasan kita orang yang sudah ditebus kembali jatuh kedalam dosa sebab kita mengejar sukacita yang ada di sorga juga sukacita yang tidak pernah lenyap dan kekal selamnya.
Aplikasi
Dari ketiga bahan alkitab kita pada minggu Latare atau sukacita ini kita dapat meihat beberapa hal di dalam khotbah kita yaitu:
1.Banyak kita menggambarkan atau mengartikan sukacita dan bahagia itu adalah sebatas memiliki atau situasi yang menyenagkan.Akibat pemahaman yang seperti ini maka banyak diantara kita berjuang untuk mendapatkan sesuatu. Sebenarnya tidak salah tetapi jika kita memakai segala cara untuk mempeolehnya maka kita akan jatuh ke dalam dosa. Hal ini yang dilakukan oleh Daud ketika ia ingin memenuhi ambisinya untuk memiliki istri panglimanya Uria. Akhirnya ia menggunakan segala cara jatuh ke dalam dosa. Yang dianggapnya kebahagian dan sukacita tetapi membawa penderitaan ke dalam kehidupannya.
2. Hanya di dalam Tuhanlah kebahagian yang sesungguhnya. Jika kita hidup di dalam Tuhan dan seturut dengan kehendaknya makia segala sesuatu yang kita miliki akan kita kelola sesui dengan kehendak Tuhan. Bahkan jika kita juga ada di dalam pergumulan dan masalah maka bersama dengan Tuhanlah maka kita bisa mengatasi segala masalah yang ada tersebut sebab Tuhan punya kuasa untuk mengubah segala sesuatu pergumukan di dalam kehidupan kita. Bukan hanya itu bahkan Tuhan dengan kasihnya juga telah menebus kita manusia yang berdosa yang seharusnya binasa menjadi manusia yang diselamtkan sperti apa yang dialami oleh raja Daud. Dan hanya Tuhan yang mampu melakukan itu segala yang ada didunia ini tidak mampu memberikan sukacita dari pembebasan dosa bahakn segala yang kita miliki juga tidak mampu. Tuhan juga bukan hanya menyiapkan sukacita yang sementara yang kita terima didunia ini Tuhan juga menyiapkan sukacita yang kekal.
3.Untuk memperoleh sukacita tersebut Kita juga harus mengerjakan bagian kita. JIka kita ingin memperoleh sukacita didunia ini dan juga yang dijanjikan oleh Tuhan maka kita harus hidup seturut dengan kehendak Tuhan.Jika kita memiliki dosa kita harus datang dan mengungkapkan segaka dosa kita dan menerima pengampuna dari Tuhan. Setelah itu kita harus hidup seturut dengan kehendak Tuhan.Hal ini jelas dikatakan di dalam ayat 8 mengarahkan mmata dan hati kepada Tuhan sehingga kata Tuhan atau Firmanya menjadi kekang bagi kita sehingga kita tetap berjalan dijalan Tuhan dan tidak lagi jatuh ke dalam godaan dosa. Mungkin di dalam menjalaninya kita mengalami banyak tantangan dan juga cobaan bahkan bisa saja kita tidak memperoleh sukacita yang ada didunia ini tetapi jangan itu mebuat kita meninggalkan dan berpaling dari Tuhan sebab Tuhan menjanjikan sukacita yang abadi bagi orang yang benar dan jujur.
4. Orang yang tidak hidup didalam Tuhan atau yang disamakan dengan orang Fasik. Yang mencoba memperoleh sukacita dengan yang ada didunia bahkan berusaha memperolehnya dengan menghalalkan segala cara maka ia akan mengalami penderitaan yang luar biasa sama seperti ketika Daud jatuh kedalam dosa dan ini digambarkan juga di dalam masmur 37. Orang fasik memiliki kebahagian atau sukacita yang semua. Mungkin saat ini mereka memiliki semua sukacita yang ada didunia ini tetapi padaakhirnya mereka akan dibinasakan dari dunia ini.
Kesimpulan
Hanya di dalam Tuhan ada kebahagiaan atau sukacita yang abadi. Jadi marilah kita tetap hidup seturut dengan kehendak Tuhan di dalam semua kondisi dan keberadaan kehidupan kita.
Pdt Luther E Tarigan
Rg Depok