MINGGU 16 JANUARI 2022, KHOTBAH MAZMUR 36:6-11
Invocatio : Maka Allah melihat segala yang dijadikannya itu, sungguh amat baik (Kej. 1:31a)
Bacaan : 1 Korintus 12:1-11
Tema : Kiniulin Dibata Tangkas i bas TinepaNa
Pendahuluan
Dalam sebuah acara seminar lintas agama yang pernah saya ikuti, salah seorang pesertamengajukan pertanyaan kepada pemateri yang kebetulan menganut aliran kepercayaan, katanya; “Mengapa penganut aliran kepercayaan melakukan sering melakukan ritual penyembahan di pohon-pohon maupun di aliran Sungai, bukankah itu salah satu bentuk penyembahan terhap berhala?” Dengan senyum pemateri menjawab; “sebenarnya yang kami lakukan bukan penyembahan terhadap pohon ataupun sungai, kami sadar baik pohon maupun sungai tidak memiliki kekuatan magic. Yang perlu saudara tahu bahwa, di saat kami melakukan ritual di pohon, sebenarnya kami sedang bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan menyediakan Pohon yang kuat dan besar sehingga kami boleh merasakan kesejukan, menghirup udara segar dan kami dapat terhindar dari bencana longsor maupun banjir. Demikian juga pada saat kami melakukan ritual di sungai, kami juga sedang bersyukur, bahwa Tuhan telah sedemikian rupa mengatur aliran air, sehingga kita bisa terhindar dari bahaya banjir, dan kami juga sadar bahwa aliran sungai juga menjadi sumber kehidupan yang Tuhan berikan bagi setiap makhluk hidup di bumi.” Sungguh sebuah pemahaman yang sangat mendalam, bagaimana kita bisa melihat dan memahami Kasih Tuhan melalui alam sebagai kakak tertua manusia dalam proses penciptaan.
Pendalaman Teks
1. Mazmur 36:6-11
Renungan kita di tulis oleh Daud (bdk. Mzm. 36:1). Sebagai penulis, Daud menggunakan majas metafora untuk menggambarkan perbuatan-perbuatan Allah dalam tulisan ini. Lebih spesifik lagi Daud mendeskripsikan perbuatan-perbuatan Allah dengan menggunakan istilahistilah kosmik. Hal tersebut dapat kita lihat misalnya pada ayat enam terdapat kalimat; “KasihMu sampai ke langit” dan “setiaMu sampai ke awan”. Pada ayat ke-tujuh Daud menggunakan kalimat “keadilanmu seperti gunung-gunung”, “hukumMu seperti Samudera”, “Manusia dan hewan kau selamatkan”.
Lalu bagaimana kita memahami sifat Allah melalui majas metafora yang digambarkan oleh Daud? Untuk melihat maksud Daud, tentu kita harus melihat terlebih dahulu perbandingan antara istilah kosmik dengan perbuatan-perbuatan Allah yang digambarkan oleh Daud. Pertama Daud menggambarkan Kasih Allah sampai ke langit. KBBI mendefinisikan langit sebagai “ruang luas yang terbentang di atas bumi tempat beradanya bulan, bintang, matahari dan planet-planet lainnya. Sebagai gambaran ukuran diameter matahari berkisar 1,39jt km, itu baru satu bintang. Diperkirakan ada 200-400 milyar bintang yang ada di galaksi Bimasakti tempat bumi dan matahari berada, demikian juga diperkirakan ada 100-200 milyar galaksi yang ada di langit. Itu artinya hampir tidak mungkin kita mengukur luasnya langit tempat milyaran bintang dan galaksi berada. Daud melalui bacaan kita menggambarkan Kasih Allah sampai ke langit, artinya dengan keterbatasan manusia sulit sekali kita mengukur Kasih Allah.
Kedua Daud menggambarkan kesetiaan Allah sampai ke awan. Jarak terjauh awan dari bumi diperkirakan 15.000 meter, sedangkan jarak terdekatnya adalah 450-900 meter. Artinya bahwa, jarak antara bumi dan awan sangatlah dekat dibandingkan benda-benda yang melayang di angkasa lainnya. Dan Daud mmenggambarkan bahwa demikianlah dekatnya kesetiaan Allah baginya.
Ketiga Daud menggambarkan keadilan Allah seperti gunung-gunung. Gunung merupakan sebuah benda bumi yang sangat besar. Gunung sering digambarkan sebagi sebuar benda yang kokoh, benda ini sangat sangat sulit digoyahkan oleh angina kencang sekalipun. Di sini Daud mencoba menunjukkan bahwa keadilan Allah itu seumpama sebuah gunung, dia kokoh dan sulit sekali digoyahkan oleh apapun.
Terakhir Daud menggambarkan hukum Allah seperti samudera. Samudera sendiri merupakan lautan yang sangat luas di bumi. Samudera dapat menelan benda-benda besar di bumi. Bahkan jika seluruh daratan di permukaan bumi digabungkan, hal itu tidak dapat menutupi luasnya samudera. Dari sini kita dapat melihat bahwa Daud hendak mengatakan bahwa hukum Allah mampu menghanyutkan siapa saja. Dia tidak memandang siapa kita jabatan yang dipegang, status sosial maupun tingkat kemapanan ekonomi.
2. Kejadian 1:31a
Invocatio kita mengatakan bahwa segala yang diciptakanNya itu sungguh amat baik. Kalimat sungguh amat baik merupakan sebuah gambaran kesempurnaan dan keutuhan ciptaan Tuhan. Kalimat ini dibuat setelah Tuhan menjadikan manusia dan memerintahkan manusia untuk menguasai ciptaan lainnya (Kejadian 1:26-28). Artinya kehadiran manusia menjadi penyempurna keutuhan CiptaanNya.
Yang menarik berikutnya adalah kata “menguasai”, kata ini sering disalah artikan dalam melihat alam. Perintah Allah pada manusia untuk menguasai alam dan ciptaan lainnya sering dipahami sebagai superioritas manusia. Sehingga tidak jarang yang terjadi adalah manusia mengeksploitasi alam dan makhluk hidup lainnya demi memuaskan hasrat dalam memenuhi keinginan manusia. Sedangkan kata “menguasai” dalam KBBI memiliki arti yang luas, seperti berkuasa atas (sesuatu), memegang kekuasaan, dapat mengatasi keadaan, dan mengurus. Artinya kata menguasai di sini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami alam dan makhluk hidup lainnya agar manusia mampu mengendalikan dan mengurusnya sehingga terjadi keseimbangan ekosistem yang menjaga ciptaan Allah tetap sempurna atau terjaga keutuhannya.
Aplikasi
Renungan Minggu 17 Januari 2022 ini mengajarkan kepada kita beberapa hal:
1. Allah yang kita kenal dan kita sembah adalah Allah yang Besar dan Agung, Dia dapat memanifestasikan diri dan karyaNya melalui apa saja. Dia bisa bermanifestasi melalui kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita, melalui benda-benda alam seperti yang dilakukan oleh Daud bahkan melalui keutuhan ciptaanNya. Sehingga melalui itu kita dapat belajar tentang keagungan dan kasih Tuhan bagi kita.
2. Manusia merupakan bagian dari keutuhan ciptaan Allah, manusia juga sering disebut sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna. Sebagai ciptaan yang sempurna manusia
memiliki kehususan dibanding ciptaan lainnya, yakni manusia diberikan akal dan pikiran. Karenanya manusia memiliki tanggung jawab yang lebih guna menjaga keutuhan ciptaan Allah. Salah satu caranya adalah dengan menjaga dan merawat keutuhan alam tempat manusia, tumbuhan dan hewan tinggal bersama. Misalnya dengan menanam tanaman hijau di pekarangan rumah, mengurangi penggunaan plasitik, memilah sampah seperti sampah plastic, logam dan berbahan organic. Gereja menjadi pelopor membuat bank sampah, bahkan saat ini kita bisa mengenal komonitas minyak jelantah. Komonitas ini menampung minyak jelantah kemuudian menjualnya untuk kemudian diolah jadi BBM. Dan ini tidak hanya memiliki manfaat ekologis namun bisa memiliki manfaat ekologis.
Pdt. Jerry Ardani Brahmana
SABTU, 01 JANUARI 2022 KHOTBAH WAHYU 21:6a
Invocatio : Beginilah firman Tuhan, Raja dan Penebus Israel, Tuhan semesta Allam “Akulah yang terdahulu dan Akullah yang terkemudian; tiadk ada Allah selain dari padaKu
(Yes 44:6)
Ogen : Pengkhotbah 3:1-13
Khotbah : Wahyu 21: 1-6a
Tema : Tuhanlah Erkuasa Mula Mula Seh Ku Kedungenna
Pendahuluan
Ada kalimat bijak yang mengatakan “ Setiap orang ada waktunya dan setiap waktu ada orangnya”. Dari kalimat bijak ini ada beberapa hal yang dapat kita lihat. Pertama manusia itu adalah manusia yang terbatas. Kita bisa punya jabatan, kita bisa punya kuasa, kita bisa memiliki harta. Tapi bersamaan dengan itu semua yang kita miliki itu terbatas ada kalanya beriring dengan waktu kita akan meninggalkan atau ditinggalkan. Contoh kita bisa punya kuasa tapi tiba saatnya kita akan ditinggalkan dan meninggalkan kuasa tersebut.Sampai saat ini kita sangat merasakan bagaiman dampak dari covid 19 membuat kita semua manusia hidup dalam keterbatasan. Covid 19 mengajari kita bahwa sehebat apa juga manusia adalah manusia yang terbatas. Karena manusia terbatas maka manusia tidak dapat menyelesaikan segala masalah dan persolanya kita butuh penolong atau kuasa yang dapat menolong kita dan mendukung kita sehingga kita dapat menjalani kehidupan kita. Kita sudah melewati satu tahun kehidupan kita. Dalam satu tahun yang telah berlalu banyak sekali peristiwa yang terjadi dalam hidup kita yang juga mengajar kita arti keterbatasan. Semua itu kita bisa lalui dan hari ini kita telah diantarkan di dalam hari pertama di tahun yang baru. Kita masih memiliki perjalanan yang panjang, perjalanan yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi karena kita terbatas untuk itu kita tentu butuh kuasa yang tidak terbatas yang dapat menopang kita. Kuasa siapakah yang akan kita andalkan di dalam memasuki dan menjalani tahun yang baru ini?
Pembahasan Nats
Bacaan kita di dalam kita Pengkhotbah 1:1-13 adalah sebuah penilaian mendalam dari penulis mengenai hidup manusia. Ia mengamati dari berbagai sisi dan aspek hidup manusia (14). Dan ia tiba pada sebuah kesimpulan yang mengejutkan dan kadang sulit bagi kita untuk menerima dan memahaminya. Kesimpulanya adalah semua sia sia, kata yang dipakainya berarti hampa sesuatu yang tidak berbobot seperti angina (tiga kali ditulis di dalam ayat 2). Manusia lahir lalu mati demikan berulang seterusnya tampa makna. Segala sesuatu yang kita banggakan didunia ini, yang kita agungkan, usahakan dan pertahankan adalah kesia-siaan. Peristiwa alam, semua kerja keras, semua hikmat, semuanya sia sia. Dari sini sebenarnya Pengkhotbah ingin memberikan pemahaman mengenai keterbatasan dari hidup manusia. Selain itu Penghotbah mau menegur manusia agar tidak menaruh harapakan kepada segala sesuatu yang terbatas tersebut dan juga menghancurkan pemahaman manusia yang saat itu banyak mengandalkan segala sesuatu yang dimilikinya banyak berharap kepada kekuatanya sendiri dan juga kepada dunia ini. Penghotbah ingin menyadarkan kita bahwa segala sesuatu hanya akan berarti bila dalam iman kepada Allah. Pada sisi lain kita juga melihat apa yang dialami oleh bangsa Israel mereka yang sudah ada di dalam pembuangan merasa ketidak bergunaan segala sesuatu yang mereka miliki, mereka hidup dalam penderitaan merka hidup dalam pembuangan, apa yang mereka banggakan tidak dapat melepaskan mereka dari pergumulan tersebut. Untuk itulah nabi Yesaya mengingatkan hanya Tuhan yang mampu menolong mereka sebab hanya Tuhan yang berkuasa dari dulu sampai selama lamanya. Tuhan tidak pernah berubah Ia tetap setia dan berkuasa walau bangsa Israel berubah. Tidak ada tuhan tuhan yang lain yang mampu melakukanya (Yes 44:6). Hal ini ditekankan Yesaya agar bangsa Israel yang ada dipembuangan tidak berharap kepada manusia dan tidak berharap dan meminta pertolongan kepada tuhan tuhan yang ada disekitarnya. Tapi tetap berharap dan juga meminta tolong kepada Tuhan. Hal itu juga yang harus kita lakukan saat ini. Pada kehidupan kita masa covid 19 ini kita sangat melihat keterbatasan yang dimiliki oleh manusia semua yang dimiliki manusia yang selama ini sebagai kebanggaan tidak mampu menjawab masalah kita. Untuk itu kita harus tetap beriman dan berharap kepada Tuhan. Kenapa kita harus tetap beriman dan berharap ini kepada Tuhan ini dijelaskan lagi di dalam bahan khotbah kita. Dalam bahan Khotbah ini kita melihat apa yang bisa dilakukan oleh Tuhan buat kita dalam kehidupan sekarang dan juga pada masa yang akan datang. Bahan Khotbah kita kitab Wahyu yang ditulis oleh Yohanes menggambarkan sebuah penyingkapan atau pengelihatan sesuatu yang tersembunyi yang akan wujudkan di masa depan. Kitab ini sering dikaitkan dengan kedatangan Tuhan kembali dan pemerintahanNya. Yohnes melihat ada suatu perubahan dan perubahan ini berkaitan dengan kualitas dan mutu dari segala sesuatu yang ada sebagai contoh dengan menggambarkan berakhirnya bumi yang lama dan munculnya bumi yang baru. Lebih nyata lagi kita melihat adanya suatu kepemimpinan yang baru dan juga hilangnya segala penderitaan yang selama ini ada dan hadir di dalam kehidupan kita sehari hari. Penderitaan itu sangat jelas di gambarkan di dalam ayat 4 menghapus segala air mata , maut tidak ada lagi, perkabungan tidak ada lagi sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalau. Jadi dari Bahan khotbah ini jelas penulis ingin mengatakan ada beberapa hal yaitu: Kehidupan kita saat ini sedang menuju kepada langit dan bumi yang baru. Waktu waktu yang kita lalui saat ini adalah waktu yang harus kita lalui untuk sampai kepada tujuan dan dalam melaluinya mungkin saja banyak masalah yang akan terjadi walau kita hidup di dalam tahun yang baru. Jangan sampai masalah yang ada membuat kita lari dari tujuan yang akan hendak kita tuju tersebut. Kedua pengelihatan dan wujud yang hendak kita capai itu memberikan pengharapan dan juga semangat buat kita di dalam menjalani kehidupan yang akan kita lalui. Kita juga harus mengimaninya bahwa itu akan terwujud. Selain itu kita harus mengerjakan bagian kita untuk mewujudkannya. Sama seperti jika seorang anak akan dijanjikan sebuah hadiah jika ia mendapat nilai yang bagus. Tentu hadiah tersebut belum kelihatan tetapi untuk mendapatkan hadiah tersebut tentu butuh usaha dan kerja keras. Ketiga penulis mengatakan dengan sangat jelas dan ini yang paling penting semua yang baru itu terjadi karena adanya Tuhan sebab di dalam kuasanya semuanya itu bisa terjadi ( 5 dan 6) Jadi masa depan itu ada di dalam tangan Tuhan dan Tuhanlah yang menyiapkanya dan bersama dengan Tuhanlah kita berjalan ke arah masa depan tersebut. Dari ketiga bahan alkitab kita dapat melihat ada beberapa poin penting yang bisa kita angkatkan di dalam khotbah kita yaitu:
1.Kita bersyukur karena Tuhan sudah mengantarkan kita melalui tahun yang lama dan hari ini kita masuk kedalam hari pertama di tahun yang baru. Walau berbagai macam masalah dan pergumulan yang telah terjadi tetapi kita bisa melalauinya semua ini karena anugrah dari Allah kepada kita,
2.Mari kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang terbatas hal ini jelas dikatakan di dalam bacaan kita dalam kitab Penghotbah. Bahkan keterbatasan itu semakin nyata ketika ada masalah ini yang digambarkan oleh kitab Yesaya ketika bangsa Israel ada di dalam pembuangan. Demikian juga dengan perjalanan hidup kita ditahun yang baru ini kita tidak tahu apa yang akan terjadi itu artinya kita manusia yang lemah dan terbatas. Kita juga memiliki pengetahun yang terbatas akan
situasi hidup kita ditahun yang baru ini.
3. Penulis Yesaya dan Juga Wahyu mengatakan bahwa hanya kuasa Tuhan yang mampu menolong kita dan di dalam kuasaNyalah hidup kita. Di dalam kuasaNyalah masa depan kita. Penyingkapan yang diberikan oleh Yohanes mengarahkan kita kepada tujuan kita dan masa depan kita. Dan untuk sampai kesana maka kita harus menjalani kehidupan kita di dunia ini sebab itu akan diwujud nyatakan dimasa depan kita dan sebelum itu sampai kita harus tetap menjalani kehidupan kita didunia ini terlebih didalam menjalani tahun yang baru yang diberikan Tuhan. Dalam pertolonganNya dan kuasaNya yang tidak terbatas tersebut kita menjalaninya. Andaikan seperti berjalan maka jalan yang selalu kita jalani saja kita masih bisa tersandung dan jatuh. Tahun yang baru adalah sebuah situasi baru atau jalan yang baru yang akan kita tempuh jika kita tidak bersama dengan Tuhan kita tidak akan mampu melaluinya. Jangan andalakan kemampuan kita, kekuatan kita sebab semua itu terbatas.
4. Tetapi walau terbatas kita juga harus mengerjakan apa yang bisa kita lakukan. Kita tidak bisa berpangku tangan. Sebab kita juga harus mengerjakan bagian kita untuk mewujudkan apa yang Tuhan telah singkapkan.Demikian juga ketika kita menjalani kehidupan kita di tahun yang baru
ini.
Pdt Luter Efrata Girsang STh
Rabu 01 Januari 2020, Khotbah II Korintus 5:16-21
Invocatio :
Dan telah mengenakan manusia baru yang terus menerus
diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; (Kolose 3:10)
Ogen :
Yeremia 31: 1-6
Tema :
Kehidupan Baru Di Dalam Kristus
PENDAHULUAN
Selamat Tahun baru…
Beberapa jam yang lalu kita telah menutup lembaran hidup kita di tahun 2019, dan memulai kehidupan baru di tahun 2020. Ada banyak hal yang menyenangkan dan hal yangidak menyenangkan yang kita alami di sepanjang tahun 2019. Namun suatu hal yang pasti bahwa Tuhan telah menyertai perjalanan hidup kita pada tahun yang sudah lewat. Harus diakui maka sering kali kita merasa takut dan kuatir dalam menghadapi berbagai persoalan hidup baik dalam tahun yang sudah lewat dan dalam tahun yang baru ini. Tapi Kasih Karunia Tuhan akan selalu memampukan dan menolong kita di sepanjang hidup kita, sebagaimana
URAIAN
• Rasul Paulus menulis kitab ini kepada jemaat di Korintus dengan tujuan mendorong mayoritas dalam di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka. Ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya. Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan terus menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberotakan yang lebih lanjut.
Tentunya keadaan ini menjadi tantangan yang harus di hadapi oleh Paulus dalam melakukan panggilannya. Sehingga Paulus berjuang untuk terus mempertahankan identitasnya. Hal itu diawali dengan menegaskan bahwa Paulus melakukan tugasnya dengan “pendamaian” antara Tuhan dan manusia. Tidak tujuan-tujuan lain seperti yang dituduhkan banyak orang yang meragukan integritasnya. Pelayanan pendamaian ini bertujuan agar mereka semakin mendisiplinkan diri untuk tidak berbuat dosa. Orang yang menerima pelayanan pendamaian dari Tuhan harus mampu merubah cara pandang dan sikap hidupnya. Seperti yang diuraikan dalam bahan khotbah kita saat ini.
• Ayat 16: “tidak lagi menilai orang lain menurut ukuran manusia”. Berani berbeda dengan dunia Dan jikalau pun dulu itu pernah dilakukan, maka sekarang tidak lagi. Ada keberanian meninggalkan masa lalu, untuk masa depan yang lebih berkenan bagi Tuhan. Paulus menyadari mungkin dulu dia juga pernah melakukan hal seperti dilakukan oleh manusia saat ini. Tapi kita harus ingat masa lalu menjadi pengalaman tetapi masa saat ini dan seterusnya adalah harapan. Oleh sebab itu jika kita menyadari kesalahan kita saat ini dan dulu, hal yang paling bijak yang harus kita lakukan adalah meninggalkannya dan memperbaiki untuk kedepannya.
• Ayat 17: Orang yang sudah menerima pelayanan pendamaian adalah” ciptaan yang baru”. Ciptaan baru adalah gambaran sebuah harapan dimana orang percaya menerima Yesus dalam hidupnya, dan membiarkan Yesus memerintah dalam hidupnya dalam kemualiaanNya, dengan pengetahuan dan pengertian yang selalu dibaharui dan hidup dalam kekudusan. Pembaharuan terjadi secara terus menerus seperti yang ditegaskan kembali dalam invocatio kita.
• Ayat 18-19: Pelayanan pendamaian antara Allah dan manusia bersumber dari Allah den tidak pernah memperhitungkan pelanggaran manusia.
• Ayat 20: Paulus hanya sebagai alat/utusan yang ditugaskan untuk mengajak manusia masuk ke dalam proses pendamaian yang akan menghasilkan ciptaan baru. Dalam ayat ini juga dituliskan maka ada 2 oknum yang penting untuk itu yaitu kita/manusia itu sendiri yang mau memberi diri untuk diperbaharui dan Tuhan yang berinisiatif untuk melakukannya. Jadi walaupun Allah berkali-kali datang dan mau memperbaharui kita menjadi ciptaan yang baru, hal itu tidak akan terjadi jikalau kita tidak mau memberi diri. Oleh sebab itu Paulus dipakai untuk memberitakan pendamaian itu kepada kita.
APLIKASI
1. Hendaknya di dalam tahun yang baru ini manusia dapat menjalani kehidupannya sebagai ciptaan yang baru. Ada pembaharuan yang terlihat dalam sikap hidup, pikiran, kesetiaan.
2. Pembaharuan di dalam hidup kita terjadi secara terus menerus di sepanjang hidup kita.
3. Kasih Tuhan tidak pernah berakhir dan selalu baru dalam hidup kita sebagaimana yang ditekankan oleh Yeremia kepada bangsa Israel (Yeremia 3:1-6) Allah akan “Membangun” dan “melanjutkan” kasihNya kepada manusia.
Pdt. Sri Pinta Br Ginting
GBKP Runggun Cileungsi