SENIN 31 DESEMBER 2022, KHOTBAH ROMA11:33-36
Invocatio : Langa bo keri keleng ate Tuhan perkuah ateNa tetap nge lit (Perng. 3 22)
Ogen : 1 Raja-Raja 8:54-61
Khotbah : Roma 11:33-36
Thema : Terpuji Dibata Rasa Lalap/ Terpujilah Tuhan selama-lamanya!
PENDAHULUAN
Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus..
Ada banyak ungkapan yang digunakan oleh orang-orang percaya sepanjang zaman untuk menggambarkan pengenalan mereka akan Tuhan. Dalam kidung pujian misalnya kita bisa menjumpai berbagai nama yang menggambarkan sifat Tuhan antara lain : Sungai Rahmat, Surya kehidupan, Yang Rahmani dan Rahimi, dan masih banyak nama-nama lain. Bahkan ada seorang pendeta yang menulis salah satu lagu dalam Kidung jemaat yaitu Pendeta Augustus M. Toplady menyebut Tuhan sebagai “Batu Karang yang teguh”/ (Rock Of Ages, Cleft for me) Pengalamannya dalam menulis lagu ini dimulai dari sebuah perjalanan yang dia lakukan sepulang pelayanan. Kala itu ia terjebak dalam badai keras dan untungnya dia menemukan sebuah celah di gunung batu yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung hingga badai reda dan ia pulang dengan selamat. Semasa berteduh disana, ia memperhatikan bahwa celah gunung batu itu serupa seperti luka di lambung Kristus yang darahNya mengalir untuk membersihkan dosa manusia. Tuhan yang dia kenal dari pengalaman ini adalah Tuhan yang bukan saja melindungi dia dari badai alami, tapi juga Tuhan yang melindungi dengan kokoh dan teguh dari badai hidup yang disebabkan oleh dosa. Dia kemudian menggubahnya menjadi lagu pujian yang mengungkapkan pengalaman imannya bersama Tuhan.
Jemaat yang terkasih..., sebagai manusia ada beragam pengalaman yang telah kita alami, terkhusus sepanjang tahun 2022 yang akan segera berlalu ini. Karena itu beragam pula-lah pengenalan manusia akan Allah. Proses Mengenal Allah adalah sebuah perjalanan iman yang tidak akan pernah habis. Ibarat menggapai sebuah sumur yang tidak berdasar seringkali kita pikir kita sudah sampai di dasar sumur yang kita tuju, padahal masih ada lagi lapisan berikutnya dan demikian seterusnya. Kita sering berpikir kita sudah mengerti dan tahu semua tentang Tuhan, padahal masih banyak lagi hal baru yang membuat kita semakin mendalami kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Karena itu memang manusia tidak akan pernah mampu dengan sempurna dalam mengenal dan menggambarkan siapa dan bagaimana sesungguhnya Tuhan itu.
PENDALAMAN TEKS
Jemaat Tuhan yang terkasih, hal ini disadari benar oleh Rasul Paulus dimana dalam Roma 11:33-36 dia mengungkapkan pengakuan dan ketakjubannya akan Tuhan lewat kalimat “dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah” (ay. 33). Pengakuan Rasul Paulus ini tentu bukan hanya hasil perenungan semalam tetapi ia tiba kepada pengakuan akan ketidakmampuan manusia menangkap rencana Tuhan lewat perjumpaan pribadinya dengan Allah dimana ia diubahkan 180 derajat dari pembenci Yesus menjadi seorang pekabar Injil yang taat. Perjumpaan ini membuat dia terkagum-kagum bagaimana mungkin seorang pendosa besar yang telah membunuh sesama manusia dijumpai Allah dan menyatakan kasih –penyelamatan untuk dirinya? Tidak ada seorang pun yang dapat menyelami jalan Allah dan mengetahui pikiran Allah dengan akal pikiran manusia yang terbatas ini.
Dalam ayat 34-36 Rasul Paulus menunjukkan kekagumannya atas perbuatan Tuhan yang begitu mulia. Tuhan menyelamatkan seluruh ciptaan tanpa kecuali, hikmat Allah tidak tertandingi oleh hikmat apa pun juga sehingga pada pengakuan akhirnya Rasul Paulus memberikan sebuah ajakan: sebab segala sesuatu yang ada di jagad raya ini bersumber dari Allah maka patutlah semua itu dipakai demi kemuliaan namaNya. Hal ini disampaikan Rasul Paulus mengingat jemaat Tuhan di Roma yang ada dalam perselisihan dan saling menganggap rendah antara golongan Yahudi dan non-Yahudi apalagi terkait tentang paham keselamatan yang diberikan Tuhan kepada umatNya. Bila jemaat Roma dan kita semua meresapi apa yang disampaikan bagian firman Tuhan ini maka kita akan memahami bahwa kemuliaan itu adalah milik Tuhan semata, dan karena itu akan ada perubahan dalam cara kita memandang kehidupan dan cara pandang kita terhadap sesama manusia.
Raja Salomo dalam hal ini adalah salah satu contoh hidup bagaimana ia mengalami kuasa Allah yang tidak terbatas yang telah mengizinkan dia menyelesaikan pekerjaan pembangunan Bait Suci sampai berlangsungnya pentahbisan Bait Suci tersebut. Dalam doanya Raja Salomo meminta 3 hal; ia memohon agar Tuhan menyertai Israel, ia memohon agar Tuhan membuat condong hati umatNya kepada Tuhan dan yang ketiga adalah dia meminta agar Tuhan menyimpan kedua permohonannya di dalam hati Tuhan. Semua permohonan ini dia naikkan dengan sebuah tujuan yakni agar semua bangsa di bumi tahu bahwa Tuhanlah Allah, dan tidak ada lagi yang lainnya. Walau banyak tantangan dan proses yang dijalani Salomo dan bangsaNya hingga Bait Suci itu selesai, tetapi pada akhirnya kita melihat kebesaran kuasa Tuhan yang menopang segala sesuatunya. Dalam ungkapan syukur itu, Salomo mengajak bangsanya untuk tidak hanya mempersembahkan korban syukur dan memuji Tuhan, tetapi juga untuk hidup melayani Tuhan sepenuh hati dan taat mengikuti perintahNya.
APLIKASI
Jemaat Tuhan yang terkasih, kehidupan ini memang penuh misteri baik yang sudah berlalu ataupun yang akan datang di tahun yang baru. Mungkin banyak hal yang terjadi dalam hidup kita yang sampai saat ini masih sulit kita terima secara akal pikiran kita. Bisa jadi masa depan kita terasa gelap dan tidak menentu. Paulus sendiri pun bergumul dengan hal ini. Dalam pengalaman hidupnya, ia adalah orang yang tidak pernah lelah untuk mencoba memahami tentang Tuhan, tentang segala hikmat dan keputusan-Nya. Namun, tetap saja ada banyak hal yang melampaui akal pikirannya. Ada batas yang tidak bisa dilampaui untuk ia bisa memahami segala sesuatunya. Sampai di titik itu, ia belajar untuk menerimanya. Di titik itulah, ia paham betul bahwa Tuhan itu sungguh jauh lebih besar dan melampaui apa yang bisa ia pikirkan tentang-Nya. Di titik itulah, yang tetap tinggal dalam dirinya adalah iman dan percaya. Allah yang memang jauh lebih besar dari apa yang bisa kita bayangkan atau pikirkan, tidak bisa kita tangkap dengan seluruh pikiran kita yang terbatas ini. Namun, biarlah dengan seluruh hati kita, kita tetap percaya akan cinta-Nya yang senantiasa menyelenggarkan kehidupan untuk kita sekarang dan kelak.
Demikian pula sebuah ajakan telah disampaikan kepada kita yang mendengar firmanNya hari ini; apapun yang terjadi dalam kehidupan kita biarlah tujuan hidup kita adalah memuliakan Tuhan dalam segala laku kita. Saat tujuan hidup kita bukan untuk memuliakan Tuhan, maka kita akan salah memandang kehidupan ini dimana kita memuliakan diri kita sendiri, mengagungkan usaha kita dalam mecapai kesuksesan pribadi, memenuhi obsesi diri yang pada akhirnya akan semakin membawa kita merasakan kekosongan sehingga akhirnya tenggelam dalam rasa ketidakpuasan dan tidak bersyukur. Kiranya kita bisa meninggalkan tahun 2022 dengan hati yang bersyukur dan memuliakan Tuhan, sebab kehidupan kita tidak akan berlangsung tanpa kasih setiaNya dan menyongsong tahun yang baru dalam keteguhan hati. Jurgen Moltmann mengemukakan dalam salah satu karyanya: God is the God of hope (Allah adalah Allah harapan), God is the God of Future (Allah adalah Allah masa mendatang). Artinya Tuhan yang tak terselami itu telah merencanakan masa depan kita dan dari sana IA menarik kita datang kepadaNya. Dengan demikian hati kita pun diteguhkan, sebab di masa lalu Tuhan sudah menolong dan memampukan dan dimasa depan, kita dimampukan semakin memahami rancanganNya bagi hidup kita.
Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.Si (Teol)
GBKP Perpulungen Kupang