PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA TAHUN 2019 wari 6, Khotbah Mikha 5:2-5a

Invocatio :

Yesaya 40:3

Bacaan :

Mat. 25:1-13

Thema :

Keluarga Yang Menyongsong Kedatangan Tuhan

 

1. Pengantar
Mungkin kita pernah mendengar atau bahkan membaca salah satu buku yang ditulis oleh Jack Canfield dan Mark Victor Hansen yang berjudul Chicken Soup For the Soul. Buku yang dikenal berisikan kisah-kisah inspiratif ini menjadi buku terlaris di brbagai belahan dunia. Puluhan serinya sudah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa dan terjual lebih dari 100 juta eksemplar hanya di Amerika Serikat saja. Buku ini dianggap sebagai buku yang mempelopori buku-buku lain yang sejenis di seluruh dunia. Bahkan saat ini bisnis penulisnya telah merambah ke bidan glain seprti makanan, pertunjukan TV dan bahkan saluran Youtube. Pertanyaannya, apakah keberhasilan mereka ini adalah sebuah keberuntungan yang mereka alami dalam karir mereka? Ternyata dalam sebuah artikel merek apernah bercerita bahwa apa yagn mereka capai saat ini adalah buah dari persiapan yang matang dan perencanaan yang baik. Untuk menjadi buku terlaris, mereka bahkan bekerja keras selama satu setengah tahun

sebelum karya mereka mendapat pengakuan. Jelaslah bahwa sebuah persiapan yang baik mendatangkan kebaikan dalam kehidupan kita. Bahkan bagi orang Kristen, bukan saja melakukan persiapan semasa hidup, tetapi pun juga persiapan setelah kehidupan ini. Kita tidak pernah dapat memastikan kapan tepatnya kedatangan Kristus kembali tetapi persiapan iman kita membuat kita siap menghadapi hari Tuhan itu kapan pun saatnya.


2. Tafsiran
Yesaya 40:3
Keadaan bangasa Israel tak ubahnya seperti narapidana dalam penghukuman yang membutuhkan pembebasan. Hukuman yang mereka alami selama 70 tahun di Babel (bdk. Yer.25) dirasakan sangat menyiksa. Melalui Nabi Yesaya, Tuan Allah menyampaikan kabar sukacita yakni kata-kata yang memberikan semangat baru dan menghibur hati kepada bangsa Israel untuk bangkit kembali. Berita sukacita itu diberikan agar bangsa Israel dapat segera meresponnya sebagai titik balik dalam kehidupan mereka. Inti berita sukacita itu adalah pembebasan; bahwa perhambaan mereka telah berakhir, dan dosa mereka diampuni. Melalui Nabi Yesaya, Allah menyampaikan kepada umatNya bahwa aka nada orang yang secara khusus diutus Tuhan untuk menandai dimulainya pembebasan, yaitu tampilnya orang yang berseru-seru agar semua orang mempersiapkan jalan untuk Tuhan. Untuk menyambut kedatanganNya, semua jalan harus menjadi rata. Berita ini disampaikan agar manusia merespon berita ini dengan menyadari bahwa Allah yang akan datang itu adalah Allah yang berkuasa atas segala kehidupan manusia.

Matius 25: 1-13
Perumpamaan gadis-gadis bodoh dan gadis-gadis bijak dalam perikop ini mengandaikan kebiasaan di Palestina mengenai kepergian mempelai pria ke ruman mempelai perempuan untuk melakukan perjanjian perkawinan dengan ayah mertuanya. Ketika mempelai pria kembali dengan mempelai perempuan ke rumahnya, maka pesta perkawinan segera dimulai. Para pengiring pengantin diharapkan menyongsong ke dua mempelai saat mereka mendekati rumahnya.

Dalam pembagian pasal-pasal dalam Injil Matius, pasal 23-25 disebutkan sebagai pasal yang memuat thema tindakan kehidupan sehari-hari berkaitan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali (thema eskatologis). Tindakan-tindakan etis, kehendak yang baik, iman serta ketaatan yang penuh kepada Tuhan adalah gambaran kehidupan orang beriman yang dikehendaki Tuhan untuk dilakukan dan dipelihara orang percaya selama menantikan kedatangan Tuhan kembali (last judgement). Benang merah ini dapat kita lihat dalam perumpamaan-perumpamaan yang termuat dalam bagian ini, bahwa akan terjadi pemisahan antara yang setia dan yang tidak setia, pemisahan antara gadis yang memiliki cukup minyak dengan gadis yang kehabisan minyak, begitupun pemisahan antara pelayann rajin yang mengelola talentanya dengan pelayan malas yang hanya menguburkan talenta yang ia terima dari tuannya.

Dari perumpaan ini kita dapat melihat dua sudut pandang Injil Matius mengenai kedatangan Tuhan kembali yaitu : Hari akhir yang menjadi hari kedatangan Tuhan adalah sebuah kepastian meskipun waktunya tidak ditentukan. Kedua yakni kewaspadaan dan persiapan/berjaga-jaga penting dilakukan oleh orang percaya atas hari Tuhan yang semakin mendekat.

Mikha 5:2-5a
Latar belakang kondisi rakyat Yehuda dalam kitab Mikha adalah rakyat yang kehilangan damai sejahtera. Penyebab utama kondisi ini sebagian besar datang dari kondisi spiritual bangsa yang ada dalam keterpurukan. Raja Ahas sebagai pemimpin bangsa menunjukkan ketidakpercayaan kepada Allah dengan menduakan Allah melalui patung-patung Baal dan menyembahnya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak tindakan tidak terpuji yang dilakukan yang akhirnya menyebabkan Allah merendahkan Yehuda dan membiarkan mereka terbuang di negeri bangsa yang tidak mengenal Allah (bdk. 2 Taw.28:23b. Bukan hanya dalam segi spiritual, dari sisi sosial Yehuda juga ada dalam keadaan yang terpuruk. Marak terjadi ketidakadilan di tengah-tengah bangsa ini , kesenjangan sosial, pemerasan dan perampasan sewenang-wenang yang membuat rakyat semakin menderita.

Orang Yehuda kehilangan damai sejahtera dan Allah menghukum mereka, akan tetapi Allah pun tidak selamanya membiarkan mereka ada dalam penderitaan sebab Ia adalah Allah yang telah mengikatkan diriNya kepada umatNya sebagai Allah yang setia. Dalam rencana keselamatan yang Allah buat bagi umatNya, Allah memang menghukum mereka sebab Ia tidak membiarkan dosa dan kejahatan terus-menerus ada dalam kehidupan umatNya tetapi setelah penghukuman dan teguran, dalam kasihNya, Allah tidak membuang umatNya sebab kasih sayangNya bersifat kekal. Keselamatan yang telah dirancang Allah sejak semula tidak akan berubah hanya karena kedegilan hati manusia. Sebab itulah melalui nabiNya, Allah menjanjikan damai sejahtera itu akan datang (Mikha 5:2-4)

Dalam Mikha 5:4 terdapat kata “shalom” yang menunjuk kepada Raja Damai yang akan datang dan Raja itu akan memerintah dalam hati manusia serta kehadirannya membawa damai sejahtera dalam kehidupan manusia. Bahkan kehadiran Raja Damai itu akan membawa kemenangan bagi manusia bahkan dalam kondisi sulit yang mungkin dialami (Mikha 5:5a).

3. Aplikasi
Kedatangan Tuhan kembali dalam kehidupan orang percaya menjadi sebuah kerinduan sekaligus juga kewaspadaan yang kiranya tercermin dalam kehidupan orang beriman. Kita tahu bahwa Tuhan pasti akan datang, namun kita tidak dapat memastikan hari maupun saatnya. Dalam ketidakpastian itu, ada hal “pasti” yang dapat kita lakukan yaitu mempersiapkan kehidupan kita dan kehidupan keluarga kita dengan sebaik-baiknya dalam rangka menantikan kedatangan Tuhan. Seperti halnya gadis-gadis bijaksana dalam Mat.25:1-13 yang mempersiapkan minyak agar pelita mereka menyala, demikian pula hendaknya dengan kehidupan kita bahwa “pelita iman” kita tetap menyala-nyala sepanjang kehidupan kita. Biarlah kita terus-menerus memperbaiki dan menjaga diri kita sehingga hati kita terkontrol, iman kita terus bertumbuh dalam ketaatan pada Tuhan dan seluruh kehidupan kita pribadi dan keluarga menjadi kehidupan yang menghasilkan buah kebaikan.

Kedatangan Tuhan kembali mengandung sebuah pengharapan dalam kehidupan manusia. Sebagaimana kedatangan Raja Damai dalam bacaan kita membawa pemulihan dan kelepasan bagi umat Tuhan, demikian pula bagi kita bahwa pengharapan akan Tuhan yang memulihkan membuat kita tegar dan kuat dalam menjalani setiap tantangan. Keluarga yang memiliki pengharapan dalam Tuhan tentu akan memiliki keberanian dan ketahanan untuk mengelola berbagai masalah kehidupan yang sulit menjadi sebuah kesaksian dan pemulihan Tuhan atas keluarga kita.

Dalam kewaspadaan kita menantikan kedatangan Tuhan tidak serta merta lalu membuat kita kebal dari dosa dan kejatuhan. Sebagai manusia kita memiliki kerentanan dalam hidup kita, akan tetapi kasih dan pengampunan Tuhan tetap menyertai kehidupan kita. Dalam dosa maupun kedegilan hati kita, baik secara pribadi maupun keluarga kita perlu memunculkan sikap rendah hati di hadapan Tuhan agar Tuhan dapat “mendidik” kita dalam kasih dan pengampunanNya. Lebih dari pada itu, keluarga yang menanti-nantikan Tuhan dalam kehidupannya juga akan bersedia hidup dalam pengampunan satu dengan yang lain seperti Tuhan yang berkenan mengampuni kita.

Pdt. Eden Prianenta Funu-Tarigan,S.si (Teol)
Perpulungen GBKP Kupang

PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA TAHUN 2019 wari 5, Khotbah Maleaki 2:13-16

Invocatio :

Setialah kempak ndeharandu dingen man bana sajalah atendu ngena (Kuan-kuanen 5:15),

Ogen :

1 Tesalonika 4:1-8

Tema :

JABU SI SETIA

 

1. KATA PENARUH
• Biasana manusia adi nandangi pasu-pasu bas gereja pasti sibuk ia ngaturken kerina perlengkapenna. Umpamana baju warna kai nge kari kupake, sepatuku kai nge merekna, jas ku ja nge kutempah, ja kami kari tading, ras sidebanna. Jarang kel kalak si pasu-pasu rukur “kuja nge kari kubaba jabuku e”? Reh rembakna nge ras Dibata entah reh Dauhna ras Dibata. Janah lalan keluarga dung kenca erjabu megati enggo mesera iakap muat senyum pasangenna epe. Bahken melala perjabun ndarami ingan nuri-nuri erkiteken perbulangen entah ndehara e lanai lit waktuna mereken waktuna, cupingna guna megiken pasangenna e bagi masa erteman-teman denga marenda. Emaka adi lit kenca penungkunen, “apai nge kapndu riahen erteman-teman asangken erjabu ningen”. La sitik jababsa erteman-teman nina, erkiteken masa erteman-teman e kerinana ilakoken alu keriahen ukur ningen keleng ate aminna gia melala kang jabu si seh cawir perjabunna.

• Secara umum menurut manusia biasana jadi jaminen keluarga e dame ras bahagia eme adi melala erta, lit anak dingen sikap pendahin. Tapi kinatana genduari kesirangen-kesirangen si terjadi lanai bo erkiteken susah ekonomi, labo erkiteken lalit anak, labo erkiteken lalit pendahin, tapi ibas melala erta e kang jabu e sontar, ibas lit anak e ka megati jadi perubaten bas jabu erkiteken anak lanai bagi ukur janah ibas meganjang jabaten e kang enterem manusia selingkuh, ras sidebanna. Emaka ibas bahan Kebaktin Pekan Keluarga ta enda enda iajuk kita Uga dage siban gelah banci setia kita ibas jabuta subuk susah entah senang.

2. PEBAGESI PENGANGKAAN KERNA TEKS
• Perikop enda nuriken uga bangsa Israel ikecam erkiteken menduaken Tuhan ibas kegeluhenna erkiteken menghianati Dibata. Bangsa e menajisken ingan si Badia Dibata allu cara “selingkuh”ras dewa dewi asing (ayat 11). Alu mereken ingan man dibata-dibata sideban ibas geluhna ras ibas penembahenna , posisi central Dibata enggo tergeser. Kebadian Dibata ras keuniken bangsa Israel sebage bangsa pilihen Dibata enggo terkontaminasi alu nilai-nilai asing.

• Bangsa Israel lanai nari mereken kepercayaan si utuh man Dibata. Kiniganjangen Tuhan ras daya tarik Dibata si meganjangna kel enggo mulai pudar erkiteken kehadiren dibata-dibata sideban ibas kegeluhen bangsa e. Kemunduren kiniteken bangsa Israel enda teridah ibas perjabun.

• Enterem kel dilaki bangsa Israel la setia man ndeharana si empoina paksa nguda denga. Janah kalak e ersura-sura nirangken ndeharana e erkiteken gelah banci ia erjabu ras diberu sideban si la sada kiniteken.Paksa dilaki kalak Israel tertarik man diberu si labo kalak Israel, emaka isirangkenna ndeharana si sada kiniteken gelah banci ia erjabu ras diberu sideban si la sada kiniteken pe (ayat 14). Persekutuan sejati ibas keluarga kalak si erkiniteken man Tuhan enggo hancur. Tujun perjabun si Badia ndatken kesusuren ilahi enggo ceda (ayat 15). Persekutuan si la Badia e erbahansa mpetubuh anak-anak si “najis” (band. Kej. 6:1-5). Dibata pasti ngukum bangsa e erkiteken memutar balikken kebenaren (ayat 16-17).

• Emaka ibas bahan khotbahta enda sijadi penekanen man banta eme Dibata ersura-sura gelah min kalak si erkiniteken setia i bas padan perjabun ras ipupuslah anak-anak si tuhu-tuhu kal bangsa Dibata. Janah la banci ise pe ngelanggar kai si enggo iperentahken Tuhan enda.

• Dibata ernembeh ate kal man kalak si mulihen, janah kalak sib age la banci lang ikum Dibata. Emaka selaku kalak si erkiniteken la banci lang harus igelemna padanna eme tetap setia man ndeharana (ay. 16).

• Ibas ogen bagin sipemena 1 Tesalonika 4:1-8 pe ituriken makaDibata ndilo kita gelah kita nggeluh badia ras labo gelah kita nggeluh erlua-lua (ayat 7). Nulak nggeluh bagi si ngena ate Tuhan, seri ras nulak Dibata (ayat 4:8).

• Ibas pasal-pasal sideban Paulus enggo muji perpulungen Tesalonika kerna kesetiaan ras kinitutusenna guna mpegegehi kegeluhen persadanna. Ibas sie Paulus ngajarken perpulungen Tesalonika gelah perpulungen e reh tutusna ibas ngelaksanaken kegeluhen si ngena ate Dibata.

• Emaka Paulus nuriken kaikin singena ate Dibata eme:
1. "Nggeluh badia ras la nggit erlua-lua janah icidahken arah kegeluhen perjabun si monogami ras terhormat (ayat 3-5).
2. Erlagu langkah simehuli man senina turangna alu mehuliras la ia nggit nipusa(ayat 6).
3. Nggeluh alu ngelakoken kekelengen (ayat 9-10).
4. Nggeluh alu mehuli janah la encampuri persoalen kalak sideban, tutus erdahin (ayat 11).

• Sebab arah kita nggeluh ngelakoken singena ate Dibata alu bage kalak si la tek man Yesus Kristus menilai ia sebage kalak terhormat (ayat 12). Alu kata sideban Paulus mpersingeti perpulungen Tesalonika gelah tetap nggeluh bagi si ngena ate Dibata.

3. PENGKENAINA
• Tema ta eme JABU SI SETIA. Ibas Bahasa Indonesia Jabu eme Keluarga. Ibas KBBI Keluarga ertina ibu dan bapak beserta anak-anaknya, seisi rumah, orang seisi rumah yg menjadi tanggungan, sanak saudara, kaum kerabat, satuan kekerabatan yg sangat mendasar dl masyarakat. Erti setia ibas KBBI eme berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya), patuh, taat, tetap dan teguh hati (dalam persahabatan dan sebagainya), berpegang teguh (dalam pendirian, janji, dan sebagainya): Arah tema enda mereken pengertin man bantam aka Jabu Si Setia ertina uga banci isi jabu e tetap berpegang teguh kubas janji ras sidebanna.

• Arah bahan Pekan kebaktin keluargata enda kita kerina iajuk gelah min kita kerina setia man Dibata saja alu bage kit ape banci setia man isi jabunta. Ketidaksetianta man Dibata kepeken memberikan peluang bagi kita untuk juga tidak setia terhadap pasangan kita.

• Kai dage siban gelah keluargata tetap setia ras paguh dingen lalit perselingkuhen ibas keluargata subuk man ndehara entah pe perbulangen? Lit Sepuluh Hukum Keluarga Bahagia eme:
1. Berdoa Bersama
Melakukan ritus-ritus keagamaan akan mendekatkan seseorang dengan Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan akan membantu kedekatan hubungan suami istri.
2. Janganlah Matahari Terbenam, Sebelum Padam Amarahmu
Konflik (pertengkaran) adalah dinamika perkawinan. Yang perlu diperhatikan kelola konflik dengan baik. Tidak pernah pergi tidur dengan membawa konflik yang belum diselesaikan. Perselisihan dapat diselesaikan dengan cinta kasih, mau minta maaf dan sanggup memberikan pengampunan. Bila bertengkar jangan dikaitkan dengan masa lalu, jangan menghina mitra kita dan keluarganya atau membandingkan mitra kita dengan orang lain.
3. Berkomunikasi Dengan Perasaan Ungkapkan perasaan anda kepada mitra anda sebagaimana adanya. Demikian juga anda bisa menerima ungkapan perasaan mitra anda sebagaimana adanya. Karena perasaan adalah inti kepribadian. Jangan mencampuradukkan perasaan perasaan dan pendapat atau sikap. Itu artinya menolak perasaan mitra anda.
4. Jadilah Pendengar Yang baik Untuk terjadinya konflik dibutuhkan paling sedikit dua orang untuk bertengkar dan pihak paling salahlah yang paling banyak berbicara. Jadilah pendengar yang baik bagi mitra anda. Berusahalah mendengarkan siapa saja, bahkan mereka yang tidak lebih baik daripada anda. Bukan karena mereka pantas didengarkan tetapi karena anda mampu mendengar.
5. Percaya Akan Segala Sesuatu Banyak orang mengatakan “Cemburu itu bunga-bunga cinta”. Ungkapan itu terbukti tidak 100 % benar. Pada dasarkannya cemburu itu manifestasi dari ketidakpercayaan kepada mitranya. Cemburu bukan cinta tapi karena curiga. Jangan berprasangka, karena cinta sejati justru percaya akan segala sesuatu.
6. Menghargai Mitra Anda Sebagai Manusia
Ikutsertakan mitra anda dalam semua kegiatan dan rencana anda, terutama dengan hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan anda.
7. Pengakuan Yang Menyenangkan
Paling sedikit satu kali sehari mengucapkan kata-kata penghargaan atas prestasinya. Hal itu akan menambah kemesraan dalam hubungan suami istri.
8. Keberanian Untuk Memperbaharui Diri Sendiri Jangan terlalu menuntut perubahan kepada mitra anda, perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
9. Lebih Baik Mengabaikan Seluruh Dunia Daripada Mengabaikan Satu Sama Lain
Suami atau istri adalah pemberian Tuhan. Oleh sebab itu perhatian dan kasih harus senantiasa hidup dalam pasangan masing-masing. Memang penting materi, harta dan lain sebagainya tapi lebih penting adalah pasangan kita.
10. Lakukanlah Relasi Dengan Lemah Lembut
Untuk menjaga agar keluarga tetap hidup dalam keharmonisan, maka yang harus dilakukan adalah relasi yang intim dan lemah lembut. Yang dimaksudkan dengan relasi lemah lembut adalah murah senyum, santai, ramah dan hidup dalam kasih

• Mari dage selaku keluarga si erkiniteken man Tuhan, tetaplah siinget perpadanenta si enggo mbarenda sibelasken I lebe-lebe Dibata dingen itengah-tengah perpulungen alu bage malem ateta nggeluh. Bagi nina Invovcatiota: Setialah kempak ndeharandu dingen man bana sajalah atendu ngena (Kuan-kuanen 5:15). Amin

Pdt. Jaya Abadi Tarigan
Runggun Bandung Pusat

PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA TAHUN 2019 wari 4, Khotbah Kuan-kuanen 15:1-5

Invocatio :

Masmur 141:3

Ogen :

Kolose 3: 18-21

Thema :

Ranan Jabu Si Maba Kegeluhen

1. Bena Kata
Paus Fransiskus pernah ngataken “keluarga tempat pengampunan”. Lalit keluarga si sempurna. Lalit orangtua si sempurna. Lalit perjabun si sempurna. Lalit anak si sempurna. Kita saling mengeluh kerna sada ras sidebanna. Lalit keluarga si sehat janah keluarga asa ndigan pe labo sehat adi la ipraktekkenna saling mengampuni ibas tengah-tengah jabu. Pengampunen e seh kal pentingna guna kesehaten emosi ras ketahanen pertendin bagepe kinitekenta. Adi lalit pengampunen, tentu keluarga e pe sakit. Eme sebabna keluarga harus jadi ingan si maba kegeluhen, labo kematen, ingan guna ndatken tambar labo ingan nambahi pinakit. Ingan ndatken pengampunen, labo rasa bersalah. Salah sadana si jadi oratenta ibas Pekan Kebaktin Keluarga wari/berngi peempatken eme kerna uga dampakna adi ranan ibas jabu idalanken alu positif ras negatif.

2. Isi
Kolose 3:18-21 si jadi bahan ogenta mereken inspirasi uga Paulus mereken makna simbaru kerna hubungen si terjadi ibas masyarakat Kristen paksa sie. Makna si itawarkenna tuhu-tuhu sederhana, maka palas arah kerina hubungen eme “ngelakokenca guna Kristus”. Kristus me si jadi palas arah kerina perbahanenta ibas mpeturah ras mpekena-kena keluarga si membentuk masyarakatta. Karl Rahner sekalak teolog Katolik ngataken, “keluarga bukanlah menjadi model gereja, ataupun keluarga adalah bagian dari gereja. Gereja itulah keluarga dan keluarga itulah gereja, di mana Allah di tengah-tengahnya”.

Adi siperdiateken bahan ogenta enda ngerana kerna hubungen keluarga Kristen si jadi palas ibas masyarakat. Peran bapa ibas Surat Kolose tuhu-tuhu berbeda. Ibas keluarga Kristen bapa la ncidahken kekuasanna, tapi ncidahken kekelengen man anggota keluarga. Ndehara ibereken perintah guna patuh man perbulangen, janah man perbulangen ibereken dua perintah: “kelengilah” ras “ola kasar”. Hubungen anak ras orangtua iatur alu kalimat “patuh” ras “ola rusursa junguti anak gelah ola bene ukurna”.

Paulus mbenai penjelasenna arah hubungen si seh kal intimna eme hubungen perbulangen ras ndehara. Perlu icatat maka perintah patuh la berlaku man diberu, tapi terjeng man ndehara ibas konteks keluarga. Idarat konteks keluarga lalit perintah man diberu guna patuh man dilaki. Man ndehara, Paulus mereken perintah guna patuh man perbulangen. Amin pe perintah ndehara guna patuh labo hal mbaru, perintah ibas Surat Kolose berbeda. Bedana lit ibas motivasi ntah pe alasen si mendasari sikap patuh ndehara man perbulangen. Bentuk ras tujun hubungen dasar manusia (ndehara-perbulangen, anak-orangtua) la berbeda ras hubungen si lit ibas masyarakat. Tapi, perpulungen Kristen ngelakokenca alu motivasi ras sudut pandang kepatuhen man Kristus. Kata patuh lalit ije kesan nerendahkan martabat diri. Persinget guna patuh iseimbangken ras perintah guna ngkelengi ndehara. Perlu icatat maka kata patuh berbeda ras kata patuh si ipake ibas hubungen anak-orangtua. Ndehara banci saja la matuhi perbulangen erkiteken ndehara lebih matuhi Kristus. Sebalikna, adi ndehara matuhi perbulangen, enda ilakoken sebage tanggapen nandangi kekelengen perbulangen man bana. Paulus nehken alasen ndehara patuh man perbulangen, “sabap bage me arusna ibahanndu selaku kalak Kristen”. Hal enda la berarti maka pada dasarna diberu lebih rendah kodrat ras martabatna asangken dilaki. Perintah patuh ibereken terjeng man ndehara, labo diberu. Paulus sangana ncidahken tatanen hierarki ilahi, ija peran ndehara lit iteruh peran perbulangen (bnd. 1 Kor. 11:3,7-9). Lebih jelasna, hierarki ilahi si bage terungkap ibas Epesus 5:23-24, si ngataken maka perbulangen me takal ndehara, seri bagi Kristus eme takal perpulungen. Hierarki ilahi si bage lalit ije konotasi gender, tapi peran diberu sebage ndehara. Jadi, Paulus la ngataken maka diberu patuh man dilaki, tapi ndehara patuh man perbulangen. Ndehara patuh man perbulangen labo erkiteken bage aturen si berlaku ibas masyarakat. Ndehara patuh man perbulangen labo erkiteken martabat ndehara lebih inferior ibandingken perbulangen. Ndehara patuh man perbulangen erkiteken duana ia gundari iiket ibas sada persadan ibas Kristus. Persadan si ngikutken pola ntah pe tatanen hukum Kristus.

Sendalanen ras usaha ndehara guna patuh man perbulangen, bage ka pe perbulangen ngkelengi ndehara. Kekelengen perbulangen la itandai ibas masyarakat Junani. Perbulangen sebage kepala keluarga iarapken makeken kuasana nandangi anggota keluarga, labo ngkelengi. Perintah mbaru ibereken Paulus gundari man perbulangen eme “kelengilah ndeharandu”. Istilah “keleng” la isehken ibas kata sifat ntah pe kata benda, tapi kata kerja. Enda berarti kekelengen la bersipat emosi ntah pe perasan, tapi tindaken kekelengen. Perbulangen la terjeng ibere perintah ngkelengi ndehara bagepe ola kasar man ndehara. Perbulangen iperintahken guna la erbahan perbahanen kasar man ndehara. Situhuna pihak si mengalami sakit hati eme perbulangen e jine adi ia berlaku kasar man ndeharana. Ngkai maka bage? Perbulangen membangun hubungen ras berkomunikasi tiap wari ras ndehara, tapi lalit ije kekelengen. Sebage balasenna, perbulangen ndatken balasen arah ndehara eme sikap patuh alu terpaksa ras pekulah-kulah. Sikap si bage tentu saja erbanca sakit hati perbulangen erkiteken la ngaloken balasen bagi siniarapkenna. Balasen si bage ialoken perbulangen si terjeng menuntut sikap patuh arah ndehara tapi la nggit ngkelengi ndehara.

Emaka selanjutna Paulus mereken perintah gelah anak-anak patuh man orangtua. Paulus make kata “patuh” erkiteken kata enda me si menggambarken hubungen Jesus, Anak Dibata, ras Dibata Bapa. Pemaken si bage jelas teridah arah tulisen Paulus man perpulungen Pilipi 2:8, Roma 5:19, Heber 5:8. Pemaken si bage ncidahken maka kepatuhen Kristus man BapaNa jadi model kepatuhen anak man orangtuana. Kai erti “patuh”? Kepatuhen Kristus bagi igambarken ibas Pilipi 2:8 ncidahken perbahanen ndahiken sura-sura BapaNa. Lit perintah ntah pe sura-sura si idahiken seh asa dung. Bapa mereken perintah man Jesus, perintah guna ndahiken sura-suraNa. Jesus ndahiken sura-sura Bapa amin pe e menuntut kesahNa. Ibas pengertin si bage, patuh berarti ndahiken sura-sura seh dung. Anak matuhi orangtua berarti anak ndahiken sura-sura orangtua seh asa dung. Kepatuhen anak man orangtua ibatasi arah perbahanen bagi singena ate Dibata. Adi sura-sura orangtua merupaken tindaken si ngelanggar sura-sura Dibata, anak la ipindo guna matuhi orangtua. Kepatuhen anak man orangtua la bersipat mutlak. Anak-anak harus lebih matuhi Tuhan Jesus asangken orangtuana. Anak-anak matuhi orangtuana ibas kerinana adi kepatuhen e la ngelanggar sura-sura Tuhan. Anak-anak kalak Kristen matuhi orangtuana labo erkiteken nggo kin bage aturen ibas masyarakat, tapi erkiteken bage kin aturen si berlaku ibas keluarga Kristen. Motivasi anak-anak guna patuh eme erkiteken patuh man orangtua bage kin singena ate Dibata. Enda me palas anak-anak guna patuh man orangtuana. Model kepatuhen eme kepatuhen Kristus. Kepatuhen anak man orangtua merupaken aturen si berlaku ibas perpulungen Kristen sikerajangen Kristus, berarti mpegeluhken Kristus ibas hubungen anak-orangtua. Anak iperintahken guna patuh man orangtua. Ibas konteks kepatuhen e, orangtua khususna bapa la banci bertindak bagi ate-atena anakna e. Kata kerja “ola rusursa junguti” ertina eme mengganggu anak dengan mengomeli atau merendahkan mereka. Bapa lit tanggung jawapna guna la erban bene ukur anakna ibas pengertin anak la mere tanggapen negatif nandangi didiken ras ajaren bapana. Ulangen 21:20, “Arus maka ikataken orangtuana bagenda, Anak kami gutul, ngelawan, la ngikutken kata; dahinna mbuang-mbuang duit janah ia pemabuk-mabuk”. Orangtua si anakna la terkataken harus maba anakna kempak tua-tua si lit ibas pintu gerbang kuta gelah iajarken. Erban bene ukur anak alu njunguti ia berarti mpebelin anak jadi sekalak si la terkataken. Erkiteken bapa la isuruh makeken kuasana ibas mpebelin anak bagi bapa-bapa pada umumna paksa sie. Tujun bapa guna la njunguti anak eme gelah la bene ukurna. “Bene ukur” berarti tanggapen negatif anak nandangi bapa erkiteken cedana persadan anak ras bapa. Bene ukur ncidahken kempak kegeluhen anak ras orangtua si icedai erkiteken perbahanen bapa si la pentar. Uga gelah bapa la ncedai ukur anakna? Alu kata sideban, uga carana gelah anak mere tanggapen positif nandangi persinget ras didiken bapa? Secara positif sekalak bapa la erban bene ukur anak alu mereken kepercayan man anak-anakna. Sekalak bapa tek man anakna eme ulih hubungen anak-bapa nggo terbangun alu mehuli. Adi lalit kepercayan bapa man anak, lalap curiga, sie ncedai hubungan bapa-anak. Bapa harus mereken kepercayan anakna janah sekalak anak harus menjaga kepercayan si ibereken bapana. Hubungen bapa-anak si ibangun ibabo asas kepercayaan merupaken wujud hubungen si sehat.

Kuan-Kuanen 15:1-5 si jadi bahan khotbahta ngerana kerna kalak benar si pentar ras kalak jahat si bodoh. Topik e iikuti pengajaren kerna karakteristik kalak benar si pentar ras karakteristik kalak jahat si bodoh bagepe dampakna ibas kegeluhenna, bagepe masyarakat sekelewetna. Tuhu-tuhu itekanken pengajaren kerna uga kalak benar si pentar ngerana ibandingken ras kalak jahat si bodoh. Topik enda pe ihubungken ras pengajaren kerna didiken ras persinget. Ibas ayat 1-5, kata kunci si ijumpai eme “ranan”. Kata kunci enda muncul ibas kerina ayat amin pe alu makeken istilah-istilah si berbeda-beda (kata jabap ibas ayat 1; kata ranan kalak pentar ras ranan kalak bodoh ibas ayat 2; ranan mehuli ibas ayat 4; kata ajar ibas ayat 5). Ibas perikop enda icidahken uga seharusna kalak benar ras pentar ngerana, tuhu-tuhu petembil ras kalak jahat si bodoh, pas bagi thema khotbah Pekan Kebaktin Keluarga wari/berngi peempatken enda “Ranan Jabu Si Maba Kegeluhen”.

Alu jabap si melias mantak rawa si gara, tapi jabap si merampus pekeke ate merawa (ay. 1). Pengajaren kerna ranan pentar si pemena banci idatken ibas ayat 1. Pengajaren enda ncidahken seh kal belinna kuasa ranan ibas kegeluhen manusia. Ranan banci ncedai, tapi pe banci mbangun keharmonisen kegeluhen pribadi ras masyarakat. Jabap si melias mantak rawa si gara (ay. 1a). Pengajaren enda kerna uga seharusna sesekalak ngadapi kinirawan, eme alu make ranan si pentar, labo pekulah-kulah. Ranan e lemah lembut seh maka ngasup mpelawes suasana percakapen ntah pe diskusi si panas. Makna istilah Ibrani si ipake guna kata “jabap” labo terjeng mereken jabap kerna penungkunen, tapi mengarah guna ngajuk ntah pe ngaloken ajaken guna sada diskusi. Pengajaren si seri banci idatken ibas Kuan-Kuanen 25:15, “Saber ate rikut ras ranan mehuli, banci erbahan lembab ukur penguasa”. Kontras ras ayat 1a. Jabap si merampus, tuhu-tuh erban sakit, labo saja la ndungi masalah, malah banci mpekeke rawa kalak.

Ranan kalak pentar dem alu pemeteh, tapi ranan kalak bodoh lalit ertina (ay. 2). Pengajaren kerna ranan kalak pentar ibas ayat 1 iterusken ibas ayat 2. Ranan pentar si imaksud ibas ayat enda eme ranan kalak pentar dem alu pemeteh. Ranan si ibelasken pasti mbedaken kalak benar ras kalak bodoh. Ranan kalak bodoh lalit ertina (ay. 2a). Kalak benar la terjeng nggeluh benar, tapi lit ibas ia pemeteh. Geluhna erpalasken ibas prinsip kebenaren, keadilen ras kiniulin si tuhu-tuhu iperluken guna kesejahteran jelma sinterem (masyarakat) banci ka pe sinehen Kuan-Kuanen 10:3,7 “Kalak bujur kutera pe la ipelepas TUHAN kelihen, tapi sura-sura kalak jahat la ipebentasNa. Kalak bujur jadi kesangapen si lalap inget kalak, tapi kalak jahat meter ilupaken”. Lit ibas ia pemeteh. Istilah Ibrani si ipake guna pemeteh bermakna umum, tapi si imaksud ibas ayat enda eme pemeteh moral, praktis, ntah pe teknis. Jadi, adi kalak benar ngerana, ranan si ibelaskenna la saja ranan si benar, mehuli, adil, ras pentar erkiteken erpalasken pemeteh si iakui masyarakat umum, tapi pe leben ipertimbangken alu mehuli. Kontras ras ayat 2a, ranan kalak bodoh lalit ertina (ay. 2b). Kalak bodoh la saja jahat, tapi pe la nggit ngaloken pengajaren. Kejahaten ras kebodohenna erbanca ia mbelasken hal-hal si jahat ras bodoh, si terbegi lebih jahat ras bodoh erkiteken ibelasken alu sembarangen, la iukurkenna leben.

Kai pe si jadi idah TUHAN i japa pe; iperdiatekenNa kerina perbahanen si jahat ntah pe si mehuli (ay. 3). Ibas pengajaren kerna ranan pentar si benar, ras ranan bodoh si jahat si ncedai keharmonisen kegeluhen ibas ayat ras ayat 2, itambahken sada persinget (ibas bentuk pengajaren si lebih religius) kerna pengawasen Tuhan kerna tiap perbahanen ras ranan manusia. Ibas kerina ingan lit mata Tuhan (ay. 3a). Tindaken mperdiateken ibas ayat enda la terjeng mperdiateken, tapi pe ertimbang ras ngadili bagepe mereken ukumen si seri bagi siilakokenna.

Ranan mehuli mereken kegeluhen, cakap si ngelukai pusuh erbahanca bene ukur (ay. 4). Pengajaren kerna ranan pentar berikutna isehkan ibas ayat 4. Ranan pentar eme ranan simereken kegeluhen. Siate icidahken ibas ayat enda eme seh kal belinna pengaruh ranan nandangi pribadi ntah pe anggota masyarakat. Ranan si pentar ras ibelasken alu tepat banci mereken pengapul, mpepinteri, mpegegehi, ndungi persoalen, mbangun kegeluhen si megiken ranan e. Kontras bagi ayat 4a, ikataken cakap si ngelukai pusuh erbahanca bene ukur (ay. 4b). Cakap si ngelukai pusuh eme ranan si jahat, si ncedai perukuren kalak sideban. Ranan enda erbahan kalak si megikenca putus asa seh maka ranan e ncedai perbahanen bahken kegeluhen kalak sideban. Ranan sibagenda pe banci ncedai keharmonisen kegeluhen masyarakat.

Kalak bodoh la iperdiatekenna ajar bapana, kalak pentar ilakokenna ajar orang tuana (ay. 5). Ranan pentar berikutna si iajarken ibas ayat 5 eme ranan persinget arah orangtua. Kalak bodoh nulak ajar bapana. Ajaren bapa si keras, ndisiplinken anak, jadi palas kegeluhen moral sekalak anak erkiteken e seharusna irespon alu positif. Kalak bodoh ngenca si bersikap bage. Kontras bagi ayat 5b, si ngaloken ajar orangtuana alu pentar. Kalak pentar ngaloken persinget ras jadi lebih pentar. Persinget si imaksud mungkin persinget umum ntah pe persinget sekalak bapa.

3. Pengkenaina
Caranta ngerana enda perlu kal ipesikap ntah pe ijaga. Sabap ranan e me gerbang perukuren, arah ranan e kita banci muat kesimpulen mehuli ntah pe maun-maun jadi ka kesimpulen si la mehuli. Emaka perlu si jaga komunikasi jabunta gelah tetap mehuli. Penting tuhu komunikasi e, sabap adi kurang komunikasinta mesunah ka turah kesalahpahamen. Janah komunikasi sedekah enda si terjadi pe maun-maun lanai bagi arusna. Lit orangtua lanai alu manjar-anjar nungkunisa anakta si mungkin melawen mulih sekolah nari. Mis nge rawanta reh nungkunisa. Lit ka orangtua e labo isungkunina pe piah mehuli ntah la mehuli sinidalanken anak-anakta e labo sieteh, dungna ndele me ate. Lit ka orangtua erkiteken gulut ukur ibas pendahin ntah erkiteken lit perjengilen antara bapa ras nande pelampiasenna kena rawa me ibanna anakna. Piah kedungenna ban anak-anak la meteh kai-kai pe, emaka dungna tertekan me mental anak e. Anak si meteh mehuli labo ertina maka la pernah erban salah, tapi nggit robah ibas nggo sadarina erban salah. Melala anak si salah pergaulen e erkiteken la ndatken keleng ate ibas jabuna erkiteken kesibuken orangtua si rusur cekcok seh simulihen. Sie kerina ncedai mental anak-anakta. Selaku orangtua kita iarapken peturah keleng ate nandangi anak-anakta. Adi sisadari kita pe marenda pernah nguda, kita pe pernah gutul la terajarken, siinget uga marenda kinilatihen ras kesabaren orangtuanta ngajarken kita, emaka uga pe percibal anak-anakta si gundari tetap sialo-alo dingen sipekena-kena ia, sebab bage pe perbahanen Dibata mpekena-kena kita. Mbue denga jabu si kurang komunikasi ras keluarga, malah nggo reh mesunahna pe ibahan alat komunikasi tetap denga reh dauhna tempa keluarganta e. Dekahen denga kita mereken waktu guna ngukurken perbeliten jabu saja. Tuhu mbue denga siman pekenanta kerina ibas ranan jabunta guna mpeturah kegeluhen ertina tole-tolen me anak jabunta e adi kita ngerana ula ka min lenga pe kita ngerana nggo mis kal jungut-jungut ibas pusuhna. Si jadi pelajaren man banta ibas ndalankenca eme sibenaken ngerana alu mehuli subuk soal isi rananta e bagepe soal caranta mbelaskenca gelah ula turah rawa kalak sideban. Ula kita merasa gengsi mujiken kelebihen si lit ibas diri anak jabunta. Sebab alu ranan mehuli mpeturah semangat ibas ndalani kegeluhen. Sebab adi nggo lit semangat tentu tambah me gegeh ibas ndalanisa. Emaka man Mamre pe perlu ipersingeti lit min biak spontanitas si berkualitas bagi si ibahan Abraham ibas diri Mamre GBKP. Ulanai spontan merawa adi megelut, enda berkaiten ibas mpedarat ranan si banci ngelukai pusuh kalak si megiken ranan Mamre baik anak jabu bagepe kalak sideban.

Pdt. Andreas Pranata Meliala, S.Th
GBKP Rg. Cibinong

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD