MINGGU 04 FEBRUARI 2024, KHOTBAH YESAYA 53:7-12 (MINGGU SEXAGESIMA)
Invocatio :
Ibrani. 13 :12.
Ogen :
Markus. 8:31-38 (Tunggal)
Tema :
Kiniseran E Labo Sia-sia / Penderitaan itu Tidak Sia-sia.
Pendahuluan.
Saudara-saudara yang terkasih , minggu ini kita memasuki minggu Sexageima yang artinya 60 hari menjelang Paskah, minggu ini mengajak kita untuk merenungkan dan menghayati kembali masa-masa penderitaan sampai penyaliban Tuhan Yesus Kristus dalam rangka menebus dan menyelamatkan manusia berdosa. Melalui perenungan dan penghayatan itu kita dapat merefleksikannya di dalam kehidupan iman kita serta membuahkan tekad untuk semakin mampu meneladani Kristus dan menyaksikanNya dalam kehidupan kita.
Pendalaman Teks Khotbah.
Saudara-saudara yang terkasih, Alkitab menyaksikan Rancangan Allah yang sungguh besar dan mulia untuk menghadirkan keselamatan bagi dunia setelah manusia jatuh ke dalam dosa, di dalam kitab Perjanjian Lama, salah satunya melalui nubuatan Nabi Yesaya dalam renungan kita minggu ini, Yesaya 53: 7-12, menyatakan berbagai perkara tentang Dia (Mesias) yang tumbuh sebagai taruk dari keturunan Daud yang akan datang menjadi Mesias, Juruselamat yang akan memberikan penebusan bagi umat pilihan Allah. Mesias itu tidak datang dengan kekuatan perang, kekuatan politis namun Ia datang sebagai hamba bahkan seperti budak yang hina, yang menanggung kesengsaraan yang hebat, yang penuh caci maki, aniaya dan kesakitan, orang banyak tidak mau melihat muka-Nya. Nabi Yesaya mengatakan bahwa sesungguhnya, Ia menanggung segala sakit penyakit manusia yang berdosa, Dia memikul kesengsaraan manusia. Ironisnya, manusia justru tidak mengenal Dia dan mengira bahwa dia kena tulah, sehingga dia dipukul dan ditindas oleh Tuhan Allah. Sehubungan dengan Bacaan kita minggu ini, yaitu Kitab Injil Markus.8:31-38, adalah sebagai penggenapan dari Nubuatan Yesaya yang disampaikan oleh Yesus Kristus sendiri kepada para murid, bahwa Mesias utusan Allah itu akan mengalami penderitaan dan penolakan, lalu dibunuh dan bangkit pada hari yang ketiga, namun Petrus menegur Yesus dan menyatakan bahwa itu tidak akan terjadi kepada Mesias, namun Yesus Memarahi Petrus karena tidak memahami makna penderitaanNYa.
Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Nabi Yesaya menggambarkan kesengsaraan yang akan dialami oleh Mesias itu, yaitu:
1. Membiarkan Diri walau Mengalami Penindasan.
Keturunan Daud itu seperti Domba yang dibawa ke pembantaian, Dia tidak melawan bahkan membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, hal ini bukanlah gambaran kebodohan, namun ini adalah gambaran kerelaan, kesetiaan dan kasih yang begitu besar kepada umat manusia yang berdosa, ini adalah konsekwensi yang harus dijalani karena Dia mengetahui tujuan dari pengutusanNya ke dunia ini.
2. Ia ada di antara para penjahat, sekalipun Ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
Kemudian setelah Ia mati, lalu orang menempatkan kubur-Nya di antara orang-orang fasik. Bahwa dalam mati-Nya, Ia berada di antara para penjahat. Walaupun sejatinya Ia tidak berbuat kekerasan dan tipu muslihat tidak ada dalam mulutNya.
3. Ia terhitung di antara para pemberontak, sekalipun Ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk para pemberontak.
Lebih lanjut, Alkitab mengungkapkan bahwa sesudah kesusahan jiwa-Nya, maka Ia akan melihat terang dan menjadi puas. Bahwa hamba-Nya itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan semua orang yang percaya kepada-Nya oleh hikmat-Nya. Lalu semua dosa, pelanggaran dan kejahatan kita dipikul-Nya. Sungguh! Oleh sebab itu, maka Dia akan membagikan kepada-Nya orang-orang besar sebagai rampasan. Bahwa Ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Yaitu sebagai ganti karena Ia telah menyerahkan nyawa-Nya ke dalam maut. Karena Ia, Yesus Kristus Tuhan kita, terhitung di antara para pemberontak. Walaupun sejatinya, Ia menanggung dosa banyak orang dan Ia berdoa untuk para pemberontak yang membenci-Nya.
Penutup
Saudara-saudara yang terkasih akhirnya kita akan merenungkan dan merefleksikan Firman Tuhan yang sampai pada kita saat ini:
1. Penderitaan adalah bahagian dari kehidupam manusia, walau sesungguhnya, tak ada orang yang ingin menderita. Namun, penderitaan bisa menimpa siapa saja, termasuk orang-orang yang hidup baik dan bertanggung jawab. Memang banyak orang yang menderita akibat kesalahan dan dosanya sendiri. Namun, tak semua yang menderita adalah akibat dosa. Realitas ini menjadi misteri. Teks Alkitab hari ini menampilkan nubuatan mengenai hamba yang menderita. Bukan karena kesalahannya, maka ia menanggung sengsara. Dikatakan bahwa penyakit dan derita kitalah yang ditanggungnya. Artinya, penyakit dan derita orang lain. Hamba ini seperti kena tulah, dipukul Allah karena sesamanya manusia. Ia menjadi korban pengganti. Nubuatan Yesaya ini digenapi oleh Yesus Kristus. Hamba yang menderita adalah Yesus, orang Nazaret, yang diurapi sebagai Mesias atau Kristus untuk menebus manusia. Ia yang tak berdosa dibuat menjadi dosa sebab hanya orang yang tidak berdosa yang dapat menebus manusia berdosa. Orang itu adalah Yesus, Hamba Allah yang setia.
2. Hidup Setia sebagai hamba Allah, Hidup setia di tengah dunia yang berdosa memang tidak mudah. Ada salib yang harus dipikul. Kesetiaan kita malah acap diganjar dengan derita sebab dunia sering kali membenci kebenaran Kristus. Dalam menjalani hidup beriman, sering sekali kesetiaan kita diuji baik dalam keadaan menderita bahkan ketika mengalami kesejahteraan dalam hidup, oleh karenanya kita harus selalu waspada ketika mengalami penderitaan tetap setia mengandalkan Allah, jangan mudah diombang-ambingkan godaan untuk mencari jalan pintas mengatasi masalah, karena masalah itu juga adalah bahagian dari sukacita, demikian juga ketika kita mengalami kesuksesan dalam kehodupan, jangan tinggi hati dan menyombongkan diri, karena akan menjatuhkan kita kepada egosentris dan tidak melihat semuanya karena anugerah Allah. Tetaplah setia sampai Akhir.
3. Senantiasa Percaya kepada Yesus Kristus. Apakah kita sudah dengan setulus hati dan segenap jiwa percaya bahwa Dia, Tuhan kita Kristus Yesus, ditikam oleh karena pemberontakan kita, lalu Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita, bahwa ganjaran yang sejatinya mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya? Apakah kita sudah percaya bahwa Dia, Yesus Kristus, Tuhan kita sudah menderita aniaya, kesakitan, penderitaan dan penyaliban, kemudian menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus salah semua orang berdosa, sesuai dengan kehendak dan rencana Allah Bapa-Nya yang sudah ditentukan dan ditetapkan-Nya sejak dari semula?. Tentu saja kita harus senantiasa percaya, perjalanan kehidupan kita tidak boleh terlepas dari pengalaman iman kita, semakin lama hendaknya kedewasaan iman kita semakin kokoh berpegang kepada Kristus. Amin.
Pdt. Togu P. Munthe