KHOTBAH SENIN 25 DESEMBER 2023 (NATAL I), LUKAS 2:8-20

Warna Liturgi : Putih

Invocatio :

“Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “KristusYesus datang kedunia untuk menyelamatkan orang berdosa. (1 Timotius 1:15a)”

Bacaan I  :

Mazmur 145:10-20 (Antiphonal)

Tema  :

Juruselamat Telah Lahir

 

I. Kata Pengantar

Natal merupakan peringatan akan kelahiran Yesus Kristus sang juruselamat. yang memberikan makna mendalam bagi setiap jemaat akan pengharapan bagi kedatangan/kelahiran sang juruselamat. Allah sendiri yang mengambil rupa manusia untuk Bersama-sama dengan manusia dengan tujuan agar manusia mengenal dan memahami keselamatan yang ingin Allah berikan bagi manusia. Berita kelahiran Juruselamat tersebut merupakan sebuah penggenapan janji Tuhan yang memberi jalan bagi manusia untuk memperoleh kasih karunia Allah.

 II. Isi

Dalam invocation kita 1 Timotius 1:15a, dimulai, Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa." Kata Yunani yang diterjemahkan "patut diterima" (pistos) diterjemahkan "setia"dalam ayat 12. Itu ada kaitannya dengan "keadaan layak dipercaya atau diyakinkan, dapat dipercaya, setia, dapat diandalkan." Dalam teks Yunani, kata itu ditemukan pada kalimat pertama sebagai sarana penekanan. "Datang ke dunia"—ke dalam dunia berdosa ini, dunia yang akan binasa tanpa Dia. Karena Ia mengasihi kita, maka Ia dengan rela meninggalkan sorga, "menjadi sama dengan manusia.… Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Flp. 2:7, 8). "Untuk menyelamatkan orang berdosa"—termasuk kita! Yesus membawa jalan hidup yang lebih baik, tapi itu bukan tujuan utama-Nya. Ia membawa cara hidup yang lebih tinggi, tapi itu bukan alasan utama kedatangan-Nya. Ia berkata, "Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Luk. 19:10).

Bahan bacaan kita dari Mazmur 145:10-20 berbicara tentang kebesaran dan kebaikan Dia yang adalah optimus et maximus— – Yang terbaik dan terbesar. Di sini kita diajar untuk memberikan kepada-Nya kemuliaan kerajaan-Nya, yang dalam penyelenggaraannya kebesaran dan kebaikan-Nya bersinar dengan begitu jelas, begitu terang. Dari siapa diharapkan datangnya persembahan pujian (ay. 10): segala yang dijadikan Allah akan bersyukur kepada-Nya. Mereka semua memberi kita pokok pujian, dan dengan demikian memuji-Nya sesuai dengan kemampuan mereka. Bahkan atas orang-orang yang menolak untuk memberi-Nya penghormatan, Dia akan mendapatkan penghormatan bagi diri-Nya sendiri. Tetapi orang-orang kudus-Nya benar-benar memuji-Nya, bukan hanya karena mereka mendapat berkat-berkat khusus dari-Nya, yang tidak didapat makhluk-makhluk lain, melainkan juga karena mereka giat memuji-Nya, sementara pekerjaan-pekerjaan-Nya yang lain hanya memuji-Nya dengan diam. Mereka memuji-Nya, sebab mereka mengumpulkan pembayaran atau persembahan pujian dari makhluk-makhluk yang lebih rendah dan menyerahkannya kepada perbendaharaan di atas. Semua pekerjaan Allah benar-benar memuji-Nya, seperti bangunan yang indah memuji pendirinya atau lukisan yang bagus memuji pelukisnya. Namun, orang-orang kudus memuji-Nya karena keturunan dari para orangtua yang bijaksana bangkit dan menyebut mereka berbahagia. Dari semua pekerjaan Allah, orang-orang kudus-Nya, buatan tangan anugerah-Nya, anak-anak sulung dari makhluk ciptaan-Nya, yang mempunyai paling banyak alasan untuk memuji-Nya.Untuk apa pujian ini harus diberikan: mereka akan mengumumkan kerajaan-Mu. Kerajaan Allah di tengah-tengah manusia merupakan suatu hal yang harus sering dipikirkan dan dibicarakan. Sama seperti sebelumnya ia sudah mengagung-agungkan kebesaran dan kebaikan Allah secara umum, demikian pula di sini ia mengagung-agungkan kebesaran dan kebaikan-Nya itu dengan menerapkannya pada kerajaan-Nya. Jadi pertimbangkanlah,

Ia berbuat baik kepada mereka semua, teristimewa kepada umat-Nya sendiri. Ia menopang orang-orang yang sedang tenggelam, dan sudah merupakan kehormatan-Nya untuk membantu mereka yang lemah (ay. 14). Ia penopang bagi semua orang yang jatuh, dalam arti bahwa, meskipun mereka jatuh, mereka tidak dibiarkan tercampak tanpa daya. Banyak dari anak-anak manusia menjadi sangat lemah karena sakit penyakit dan kesusahan-kesusahan lain, dan tampak siap jatuh ke dalam liang kubur, namun Pemeliharaan ilahi menopang mereka secara menakjubkan, menegakkan mereka, dan berkata, kembalilah. Seandainya semua orang yang dulu tampak berada di ambang maut sekarang sudah mati, maka penduduk dunia pasti sudah sangat banyak berkurang. Banyak dari anak-anak Allah, yang sudah siap jatuh ke dalam dosa, jatuh ke dalam keputusasaan, mengalami kebaikan-Nya dalam mencegah mereka untuk tidak jatuh, atau memulihkan mereka dengan segera melalui anugerah-anugerah dan penghiburan-penghiburan-Nya, sehingga, meskipun jatuh, mereka tidaklah sampai tergeletak. Jika orang-orang yang dulu tertunduk oleh karena penindasan dan penderitaan ditegakkan, maka Allahlah yang menegakkan mereka. Mengenai semua orang yang berbeban berat menanggung dosa, jika mereka datang kepada Kristus dengan iman, maka Ia akan melegakan mereka, Ia akan menegakkan mereka.

Tuhan sangat siap untuk mendengarkan dan menjawab doa-doa umat-Nya (ay. 18-19). Dalam hal ini tampaklah anugerah kerajaan-Nya, bahwa rakyat-Nya mempunyai bukan saja kebebasan untuk memohon, melainkan juga segala dorongan untuk memohon apa pun yang dapat dimohonkan. Karunia yang diberikan sangatlah melimpah, bahwa Allah akan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya. Ia akan selalu berada dalam jangkauan doa-doa mereka, dan mereka akan selalu mendapatkan diri mereka berada dalam jangkauan pertolongan-Nya. Jika tetangga yang dekat lebih baik dari pada saudara yang jauh (Ams. 27:10), apalagi Allah yang dekat. Bahkan, Ia tidak hanya akan dekat pada mereka, untuk memberi mereka kepuasan didengar, tetapi juga akan melakukan kehendak mereka. Mereka akan mendapatkan apa yang mereka minta dan menemukan apa yang mereka cari. Dikatakan (ay. 16) bahwa Ia mengenyangkan segala yang hidup, jadi terlebih lagi Ia akan melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia yang memberi makan burung-burung tidak akan membiarkan anak-anak-Nya kelaparan. Ia akan mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. Yakni, Ia mendengarkan lalu bertindak untuk menolong mereka, sebagaimana ia mendengarkan Daud (yaitu, menyelamatkannya). Tuhan memberikan perlindungan khusus kepada orang-orang yang mempunyai keyakinan dan mendapat kepuasan di dalam Dia (ay. 20): TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya. Mereka rentan terhadap bahaya di dunia ini, tetapi Dia, dengan menjaga mereka tetap setia, akan melindungi mereka sehingga tidak ada bahaya apa pun yang akan menghampiri mereka.

Khotbah Lukas 2:10-20

Di sini kita menyaksikan bagaimana keadaan para gembala ketika menerima pemberitahuan ini. Ketika itu mereka sedang tinggal di padang, di pinggiran Betlehem, sedang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (ay. 8). Malaikat itu tidak diutus kepada imam kepala atau tua-tua (mereka belum siap menerima kabar ini), tetapi kepada sekelompok gembala miskin, yang seperti Yakub, seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah, bukan seperti Esau, seorang yang pandai berburu. Berita mengenai pembebasan Israel keluar dari negeri Mesir disampaikan kepada Musa ketika ia sedang menjaga domba, dan kepada para gembala yang besar kemungkinan adalah orang-orang saleh, disampaikan berita keselamatan yang lebih besar.

Betapa terkejutnya mereka dengan kemunculan malaikat itu (ay. 9), Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka, epestē -- berdiri di atas mereka, besar kemungkinan malaikat itu melayang di udara di atas kepala mereka, karena datang langsung dari sorga. Kita membaca di sini, seorang malaikat, seakan-akan sama dengan malaikat yang pernah muncul dan berulang-ulang muncul di pasal sebelumnya, yaitu malaikat Gabriel, karena ia terbang dengan cepat. Tetapi hal ini tidaklah pasti. Kedatangan malaikat di dekat mereka menunjukkan bahwa mereka jarang memikirkan atau mengharapkan terjadinya hal semacam ini.

Pesan yang harus disampaikan malaikat itu kepada para gembala (ay. 10-12).

  • Ia memberikan kata-kata penegasan untuk menghentikan ketakutan mereka, "Jangan takut, karena kami tidak akan mengatakan hal-hal yang menakutkanmu; kamu tidak perlu takut kepada musuh-musuhmu, dan jangan takut kepada sahabat-sahabatmu."
  • Ia melengkapi mereka dengan sukacita yang berlimpah-limpah, "Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar, dengan sungguh-sungguh aku menyatakan, dan sungguh layak bila kamu menyambutnya, karena kabar ini akan memberikan kesukaan besar untuk seluruh bangsa, bukan hanya kepada bangsa Yahudi saja; bahwa hari ini telah lahir bagimu, pada saat ini, seorang Juruselamat, Sang Juruselamat yang telah begitu lama dinanti-nantikan, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (ay. 11).

Puji-pujian malaikat-malaikat bagi Allah dan ucapan selamat mereka bagi manusia atas kesempatan yang khidmat ini (ay. 13-14). Setelah pesan ini disampaikan oleh satu malaikat (yang bisa pergi secepat kilat), tiba-tiba tampak sejumlah besar bala tentara sorga bersama malaikat itu.          Para gembala itu berkata seorang kepada yang lain mengenai hal itu (ay. 15). Sementara para malaikat melantunkan nyanyian pujian mereka, para gembala itu hanya dapat memusatkan perhatian mereka pada nyanyian itu. Tetapi, setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga (karena malaikat, ketika muncul, tidak akan tinggal lama, mereka akan segera kembali setelah melaksanakan tugas mereka), gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain, "Marilah kita pergi ke Betlehem." "Marilah kita pergi dan melihat, apakah benar seperti itu atau tidak." Sebaliknya, mereka sangat yakin, Marilah kita pergi untuk melihat apa yang terjadi di sana. Apa yang harus diragukan lagi jika Tuhan telah memberitahukan kepada mereka? Sebab firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat tetap berlaku dan benar-benar tidak perlu dipertanyakan lagi.

Mereka segera berkunjung ke sana (ay. 16). Mereka tidak membuang-buang waktu, tetapi justru cepat-cepat berangkat ke tempat itu, sebuah tempat yang mungkin telah dijelaskan oleh malaikat dengan lebih terperinci daripada yang tercatat di sini ("Pergilah ke sebuah kandang di penginapan anu") dan di sanalah mereka menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Kemiskinan dan kekurangan yang mereka jumpai dalam Kristus Tuhan tidak mengguncang iman mereka sebab mereka sendiri mengetahui apa arti menjalani kehidupan dalam persekutuan yang menyenangkan bersama Allah dalam keadaan miskin dan kekurangan. Memperkuat iman masing-masing secara lebih kuat lagi. Kepedulian para gembala untuk menyebarluaskan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu (ay. 17). Ketika mereka melihat-Nya, sekalipun mereka tidak melihat sesuatu dalam diri Anak itu yang dapat membuat mereka percaya bahwa Dia adalah Kristus Tuhan, namun, segala keadaan, walaupun miskinnya keluarga ini, benar-benar sesuai dengan tanda yang telah diberitahukan oleh malaikat itu, dan mereka pun merasa sangat puas. Sesungguhnya, semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka (ay. 18). Para gembala itu adalah orang-orang sederhana, bersahaja, dan jujur, dan orang banyak tidak bisa mencurigai mereka telah merancang sesuatu untuk menipu. Karena itu, besar kemungkinan apa yang mereka katakan itu benar adanya. Para gembala lebih menjadikan kabar tentang Kristus itu sebagai puji-pujian kepada orang banyak. Jika orang-orang lain tidak tergugah hati mereka dengan hal-hal itu, para gembala itu sangat tersentuh (ay. 20). Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah sesuai dengan apa yang telah dikatakan malaikat kepada mereka. Bilamana orang-orang lain tidak menghargai kabar yang telah mereka sampaikan, Allah akan menerima ucapan syukur yang mereka persembahkan kepada-Nya.

III. Refleksi/Aplikasi

  1. Hilangkan semua ketakutan dan kekuatiran kita. Tuhan telah mendamaikan diri-Nya sendiri dengan tanpa memperhitungkan kesalahan manusia dan tidak memandang latar belakang manusia itu(malaikat memberitakan kelahiran juruselamat kepada orang yang dipandang rendah, contoh gembala). Kelahiran Kristus menjadikan manusia terhubung Kembali kepada Allah sang pemberi kehidupan. Allah dalam kasihNya telah memilih menjadi sama untuk manusia agar manusia mengerti dan tegar hatinya dalam menghadapi kehidupan. Hilangkan segala ketakutan kita yang disebabkan oleh dosa yang terus menerus mengintimidasi pikiran kita.
  2. Sambutlah sang raja Damai. Penyambutan sang juruselamat ini bukan arak-arakan megah seperti menyambut seorang pejabat negara. Namun menyambut sang raja damai adalah mempersiapkan hati kita untuk tempatNya berdiam agar kebesaran dan kemuliaanNya ada dalam diri ikita. 4 kali kita sudah merayakan minggu Advent yang seharusnya kita telah siap untuk menerima Yesus Kristus untuk lahir di hati kita.
  3. Kelahiran Kristus sebagai pengingat bagi kita bawah Krsituslah yang akan mempersembahkan diriNya untuk kita. Maka dari itu, sama seperti para gembala, kita juga harus memiliki persembahan yang terbaik untuk juruselamat kita. Sebagai tanda ucapan syukur kita mengingat kita sudah diselamatkan oleh Anugrah Allah.
  4. Kelahiran Kristus menunjukkan betapa besarnya kasih Allah akan dunia ini. Kasih Allah itu tidaklah sepantasnya kita pendam sendiri tanpa kita persaksikan kepada orang lain. Para gembala juga memberitakan kebesaran dan kemuliaan Allah Ketika mereka menerima sang juruselamat. Kita juga harus menjadi saksi kebesaran dan kemuliaan Allah dengan menyatakan kasihNya yang telah kita terima.

Vik. Roy Prananta Purba, S.Th-GBKP Perpulungen Sangatta Runggun Samarinda

KHOTBAH MINGGU 24 DESEMBER 2024 (MALAM NATAL), KHOTBAH Kolose 1:15; Jesaya 7:10-15; Lukas 1:67-75

Thema   :

Dibata Mereken Penebus/ Allah Memberikan Penebus

(Kolose 1:15, Jesaya 7:10-15, Lukas 1:67-75)

 

I. Pendahuluan

Malam natal adalah penanda puncak masa adven atau persiapan sebelum Natal atau malam sebelum Yesus lahir. Malam natal selalu diidentikan dengan ketenangan, pengharapan, dan peneguhan akan janji keselamatan. Di berbagai daerah malam natal adalah waktu yang sangat ditunggu keluarga Kristen, karena pada malam natal, kebanyakan keluarga menggunakan momen ini untuk boleh bersama-sama dengan keluarga menikmati kebersamaan dalam bersekutu dengan Tuhan, dikarenakan ada anak yang merantau atau bekerja di lain daerah maka momen malam natal adalah momen yang selalu menjadi waktu yang paling tepat untuk pulang kampung merayakan/menyambut betapa baiknya Allah kepada kita umat yang sudah dipilih untuk mendapatkan keselamatan, karena Allah Memberikan Penebus bagi kita manusia.

Malam natal juga adalah momen bagi kita umat manusia untuk merasakan dan meresapi bahwa kasih Allah itu tanpa batas, sejak IA menciptakan manusia, sampai manusia jatuh kedalam dosa, selalu saja Allah memiliki inisiatif untuk memberikan kemerdekaan bagi kita manusia, Allah tidak menghendaki kita binasa, tapi IA ingin memberikan kepada kita kehidupan kekal (Yohanes 3:16). pertanyaannya hari ini, apakah kita mau menerima pemberian itu ?

II. Isi

Nats kotbah Lukas 1:67-75 adalah sebuah kesaksian ataupun nyanyian pujian Zakharia karena Allah baik bagi dia. Jika kita baca secara teliti, maka nats tersebut mengandung dua makna, pertama Zakharia memuji Tuhan ketika mulutnya terbuka, karena sebelumnya ia menjadi bisu karena kurang percaya akan apa yang disampaikan malaikat Gabriel tentang Elisabet Istrinya yang akan melahirkan, ketika ia yang terpilih sebagai imam untuk mebakar ukupan di Bait Suci (lukas 1:9-20).

Dan yang kedua dalam nyanyian pujiannya itu ia di kuasai oleh Roh Kudus dan ia bernubuat dimana ia mengatakan hal-hal yang akan terjadi mengenai kerajaan mesias yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa Allah mengapuni Zakharia dan bukan hanya mengampuni akan ketidakpercayaannya dan kesagsiannya tetapi juga Allah memberikan anugerah melimpah, dimana ia dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga ia dipakai untuk kemuliaan-Nya.

Sehingga boleh kita lihat bahwa nyanyian yang di hanturkan oleh Zakharia ini adalah kesaksian pengharapan, kelepasan betapa baiknya Allah itu, karena Dia tidak melupakan janjinya (68-75). akan pemberian penebus bagi umat manusia untuk boleh berdamai kembali kepada Allah, yang di simbolkan dengan “tanduk keselamatan” dari keturunan daud, untuk memberikan kelepasan bagi manusia, karena hal ini sudah difirmankan sejak purbakala, dari Bapa leluhur kita bahkan nabi-nabi untuk kita bebas dari musuh, beribadah tanpa takut dalam kekudusan kebenaran dihadapaNya seumur hidup kita. Dengan kata lain lawatan Allah menyelamatkan umat-Nya memang merupakan rencana Allah sejak awal oleh karena Kesetian-Nya terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham, nenek moyang Israel.

Untuk mensukseskan tercapainya lawatan itu jika kita baca ayat seterusnya maka Yohanes dipakai Tuhan menjadi nabi yang bertugas untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan mewartakan pengapunan Dosa, dimana penekanannya bahwa Yesuslah akan menyelamatkan dunia yang berada dalam kegelapan.

Pertanyaannya sudahkah kita siap untuk menerima penebus yang sudah dirancangkan Allah untuk kita?

Bacaan kita Jesaya 7:10-15 memberikan informasi kepada kita menengenai Ahas yang sudah diingatkan oleh nabi Yesaya, agar dalam kesusahan/kesesakan yang ia rasakan untuk meminta pertolongan dengan pertanda dari Tuhan karena situasinya yang cukup susah, dan dia mengandalkan dirinya saja dan lingkungan politisnya, sehingga ia panik dan takut sebab Aram dan Israel akan menyerang Yehuda, dan akan segera menghancurkan Yerusalem dan Yehuda sehingga ia mengunakan tindakan “rasional” bertindak cepat berfikir logis dan meminta bantuan kepada Asyur. Dapat dilihat dalam situasi ini ia benar-benar mengandalkan dirinya saja, sehingga iman dan kuasa Allah di abaikannya, bisa kita lihat, ketika Yesaya menyuruh untuk ia meminta pada Allah, ia menutup hatinya, dan tidak akan mengubah keputusannya minta tolong kepada Asyur. Dan ia menjawab seakan-akan ia tidak mau mencobai Tuhan, seakan-akan ia orang yang percaya,padahal ia tidak percaya akan kuasa Tuhan, sehingga itu dijadikannya menjadi alasan untuk tidak mengandalkan Tuhan.

Walau pun Ahas tidak mau minta tanda kepada Tuhan, tetapi misi Allah tidak putus akan dunia. Ia tetap memberikan tanda kedatangan pemimpin yang baru. Pemimpin yang mau mendengar suara Allah dan yang membawa bangsanya ke keselamatan. Tanda itu adalah “kelak akan ada seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menamai dia IMANUEL” dan hal ini terjadi 700 tahun kemudian dengan kelahiran Yesus dari perawan Maria yang datang untuk membebaskan manusia dari ketakutan dan kematian menuju kehidupan kekal yang kita peringatai penyambutannya malam hari ini.

Ini semua boleh terjadi hanya karena Allah yang memiliki misi selalu ada dalam kehidupan kita sejak dahulu sampai sekarang ini, seperti yang di katakan dalam invocatio Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. Sehingga dalam Dia kita bisa melihat karya kasih penyelamatan Allah bagi kita manusia.

III. Refleksi Teologis

Malam natal adalah malam romantis dan syahdu untuk kita mengingat kembali dan merasakan betapa besar Cinta kasih Allah akan dunia ini, malam natal mengajak kita untuk merenung bahwa Misi Allah untuk keselamatan kita harus terlaksana sekalipun harus ada pengorbanan darah, yang terpenting manusia bisa selamat dari hukuman dosa. Itulah cinta kasih Allah kepada kita manusia.

Dimalam natal ini juga kita bisa lihat melalui bacaan kita dari kitab Yesaya, misi Tuhan tidak pernah gagal, jika Ahas tidak mau mengindahkan apa yang sudah Tuhan rancangkan maka, ia akan ditinggalkan dan misi terus berjalan dengan kata lain ”rencana Tuhan akan tetap berjalan pasti, kita siap atau tidak, atau bahkan ingkar janji, Tuhan selalu punya penganti atau cara lain”. dalam bacaan kita juga mengingatkan kepada kita, jangan menjadi orang yang mengandalkan diri/relasi duniawi saja, kita boleh merasa takut, namun ingat, bahwa mendengarkan dan menaati Allah adalah tindakan paling logis yang dapat ditempuh. Jangan berserah dan berharap kepada Tuhan kita buat menjadi jalan akhir dalam menyelesaikan suatu masalah, tetapi seharusnya berserah pada Tuhan yang utama dan yang selanjutnya kita harus berusaha atas penyertaan Tuhan. Karena sering sekali kita sebagai orang Kristen mengandalkan diri kita dahulu, ketika sudah tidak tahu apa-apa baru kita berseru kepada Tuhan.

Boleh kita lihat dalam bahan Khotbah kita bagaimana Zakharia seorang imam yang bekerja di rumah Tuhan sekalipun masih meragukan kuasa Tuhan akan rencana Allah, sehingga ia menjadi bisu, tetapi dalam kesalahan ia belajar dan merenung, sehingga ia lebih diberkati lagi untuk kemuliaan nama Tuhan. Tanda pertobatan dan respon Akan kebaikan Tuhan, ia menyanyikan pujian bagi Allah yang selanjutnya menjadi gaya kehidupannya. Dari kejadian ini kita bisa belajar seberapa dekatpun kita dengan Tuhan, bisa saja kita tidak percaya karena logika kita yang selalu kita pakai, tetapi Tuhan mau menunjukan kepada kita bahwa dalam DIA tidak ada yang mustahil. Hanya dengan percaya dan berserah serta berharap penuh padaNya semua akan baik-baik saja, dengan itu kita boleh selalu menaikkan lagu pujian kepada Tuhan, yang artinya bukan hanya bernyanyi, tetapi ikut dalam gaya hidup juga. Karena orang yang sudah merasakan betapa baiknya Tuhan, akan selalu bersukacita yang salah satunya boleh ditunjukan melalui lagu pujian.

Malam ini kita boleh menikmati malam natal juga karena kasih karunia Tuhan akan keluarga kita. Malam natal kali ini, sudah malam natal keberapa kah kita ikuti? Sudah berapa lama kita kenal Yesus itu? Apakah kita sudah menerima penebus itu dalam diri kita? Sudah seberapa besarkah Ia di hati kita? Yang boleh orang lain lihat siapa yang bermanifestasi/menguasai dalam diri kita, karakter Krsitus kah yang terlihat? Atau karakter yang lain???

kalau Kristus yang adalah satu dengan Allah, datang kedunia menunjukan rupa Allah di dunia, maka jika kita sudah menerima penebus dalam hidup kita, sudah seharusnya orang lain juga melihat rupa Kristus dari diri kita.

Mari berrefleksi dimalam natal ini, mari semakin memperbesar DIA dalam diri kita… selamat menerima penebus yang mencerahkan kehidupan kita,…

Selamat malam Natal .

Vic. Stevent Brakasipa Brahmana S.Th

MINGGU 24 DESEMBER 2023, KHOTBAH LUKAS 1:26-28

Invocatio :

“Dan engkau Betlehem, Tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Mat. 2:6)

Oge  :

Zakaria 12:7-9 (Antiponal)

Tema :

Kabar Kelahiran Yesus

 

Hari ini adalah minggu advent yang keempat/ terakhir sebelum natal. Di minggu advent yang keempat ini kita diingatkan untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Raja Yang Agung yang telah berjanji untuk membawa kita turut serta ke dalam kerajaanNya yang kekal. Minggu advent ini juga mengingatkan kita untuk bertekun di dalam pengharapan akan kehidupan yang kekal di dalam Kristus. Demikian pula kita dipanggil untuk tetap hidup sebagai anak-anak Kerajaan sorga yang telah diselamatkan Allah, yang tercermin dari cara berpikir, berbicara dan bertingkah laku. Oleh karena itu, minggu ini kita di tuntun untuk menemukan cara yang lebih baik untuk menyambut kedatangan Tuhan.

Pembahasan Teks

  • Zakaria 12:7-9

Ayat pembuka kitab Zakaria memberitahukan bahwa penulis Kitab Zakaria adalah nabi Zakharia putra Berekhya (1:1). Zakharia melayani pada tahun 520-518 SM. Dalam tahun pertama raja Koresh yang agung dari Persia, dikeluarkan semacam keptusan untuk mengembalikan orang Yahudia yang terbuang di Kerajaan Babel . Raja juga memberi izin untuk membangun Bait Allah Kembali. Namun respon yang diberikan bangsa Israel untuk Pembangunan tersebut tidak seperti yang diharapkan oleh nabi Zakharia. Sehingga secara keseluruhan Kitab Zakaria berisi dua bagian penting, yaitu

  1. Pasal 1-8, ditulis untuk mendorong kaum Yahudi sisa agar melanjutkan Pembangunan kembali Bait Suci dan bertekun hingga tugas itu selesai.
  2. Pasal 9-14, ditulis untuk memberi semangat kepada semua umat yang setelah   menyelesaikan Pembangunan Bait Suci.

Secara khusus, Ketika kita membaca pasal 12, kita akan melihat bahwa Allah Kembali memberikan janji keselamatan dan pembaharuan bagi Yerusalem. Kebebasan yang dialami oleh bangsa Yehuda setelah 70 tahun mengalami perbudakan diperoleh bukan karena hasil perjuangan mereka, tetapi Allah bekerja menggerakkan hati Raja koresh sehingga membebaskan bangsa Yehuda. Hal itu terlihat jelas dalam ay. 7 bahwa kemenangan dan kekuatan Yerusalem adalah karena Tuhan, bukan karena manusia. Teks kita memberikan focus bahwa untuk menyatakan bagaimana Tuhan tetap menjaga bangsaNya sehingga setiap bangsa yang mengepung akan dihancurkan oleh Tuhan. Tuhan menyatakan penjagaan-Nya dan perlindunganNya bagi Yerusalem. Jika Yerusalem berdosa kepada Tuhan, maka Tuhan akan menghukum mereka. Tetapi jika bangsa-bangsa lain mengepung Yerusalem maka Tuhan akan menjaga dan melindungi kota-Nya untuk menyatakan kekuatanNya. Tuhan memberi kemenangan kepada kemah kemah Yehuda. Dengan begitu, penduduk Yerusalem tidak merasa sombong. CaraNya dengan membuat warganya yang paling lemah menjadi sehebat Daud. Keluarga Daud sendiri akan menjadi seperti malaikat Tuhan yang memimpin mereka.

Oleh sebab itu kita harus selalu menyadari jika karena ketidaktaatan Tuhan menyatakan murkaNya, amka jangan putus asa. Tapi segera berubahlah melalui pertobatan supaya kita melihat anugerah. Jadi sangat jelas sekali bahwa Allah sangat menyayangi bangsaNya sekalipun sering melakukan kesalahan. Kasih Allah yang besar itu terlihat dalam pemulihan, pemeliharaan yang Dia nyatakan melalui banyak cara. Tentu setiap hal yang baik tidak hanya diterima dan dinikmati, tetapi setiap hal yang baik itu juga harus selalui diingat dan dinyatakan dalam hidup secara konsisten.

  • Lukas 1:26-28

Injil Lukas ditulis oleh Lukas dan ditujukan kepada Teofilus (Luk. 1:1). Tujuan dari Lukas menulis injil ini untuk menolong Teofilus dan orang percaya lainnya agar memperoleh pengertian yang lebih baik tentang iman Kristen. Hal itu dilakukan dengan membeberkan sebanyak mungkin tentang kehidupan dan pengajaran Yesus sendiri. Jadi dia juga mempunyai perhatian historis di dalam menemukan fakta-fakta tentang Yesus. Sejarah ini akan semakin menguatkan pengetahuan dan iman yang selama ini diajarkan secara lisan kepada Teofilus dan juga orang-orang bukan Yahudi yang sudah bertobat. Sekalipun peristiwa ini sudah lama terjadi, tetapi melalui teks ini kita banyak belajar tentang bagaimana pentingnya kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan.

 Ay. 26: “Dalam bulan keenam Allah menyuruh Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret”

Melalui teks ini kita bisa melihat bahwa kedatangan utusan (angelo: pembawa pesan, memiliki kemampuan berbicara yang baik, memiliki jiwa sebagai pembimbing). Pesan ini sisampaikan kepada Maria pada bulan keenam setelah pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes pembabtis. Peristiwa ini terjadi di sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret. Galilea adalah sebuah propinsi di Israel Utara. Diutusnya malaikat Gabriel ke Galilea merupakan suatu gambaran bahwa hal tersebut merupakan awal penggenapan daari nubuat dalam Yesaya 8:23-9:2. Bangsa yang dahulunya berada dalam kegelapan, tidak sungguh-sungguh mengenal Allah yang sejati dan bahkan akhirnya jatuh ke tangan bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan, pada akhirnya melihat terang sejati.

Kota Nazaret sebuah kota yang kecil, tempat tinggal suku Zebulon. Dan Yusuf tinggal disana. Menurut anggapan orang pada abad 1, kota ini sama sekali tidak penting. Bahkan salah seorang murid Yesus malah pernah bertanya dan merasa heran, “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth? (Yoh. 1:46).

Pertanyaan murid pada waktu itu cukup beralasan, karena nama Nazaret bahkan sama sekali tidak pernah disebutkan dalam Perjanjian Lama, sebagai macam bukti bahwa memang tidak pernah terjadi apapun yanh berharga dan hebat di kota itu.

Kenyataan bahwa Bapa mengurtus malaikat Gabriel untuk datang ke Nazaret di Galilea, untuk menyampaikan kabar luar biasa bahwa Juruselamat sunia datang dari kota itu dan bahkan akan dikenalsebagai warga kota itu adalah suatu pernyataan luar biasa bahwa tidak ada suatu kota yang dipandang tidak berharga oleh Allah kita.

Orang Yahudi boleh saja memandang rendah kota-kota yang diduduki bangsa asing (non-Yahudi), tetapi Bapa tidaklah memandang dengan cara demikian. Bangsa asing maupun bangsa Yahudi, semua sama berharganya, dan tetap membutuhkan juruselamat.

 Ayat 27: “kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud;nama perawan itu Maria”

Lukas menyebutkan bahwa malaikat Gabriel datang menyampaikan pesan kepada seorang perawan. Ini adalah suatu kenyataan yang sangat penting, dan menjadi suatu penegasan bahwa Anak Allah yang datang itu merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus, bukan hasil peristiwa biologis antara laki-laki dan Perempuan. Meskipun masih perawan, tapi Maris disebutkan telah bertunangan dengan seorang bernama Yusuf. Bertunangan dalam budaya itu memakan waktu kira-kira satun. Para pasangan yang telah bertunangan belum diperbolehkan untuk tinggal dalam satu rumah. Meskipun begitu, secara relasi mereka berdua diikat oleh perjanjian khusus, bahwa suatu saat mereka akan hidup bersama sebagai suami dan istri. Maria perawan yang betunangan, hal ino merupakan suatu hal yang bijaksana dari Allah Bapa untuk menyiapkan seorang laki-laki dalam kehidupan Maria. Kehadiran seorang laki-laki yang sudah pasti akan menjadi suami Maria, adalah suatu bentuk pemeliharaan social dari Bapa kepada Maria. Selain itu ini juga cara Bapa untuk menyiapkan laki-laki bagi Maria yang akan melindungi dan menemani Maria yang sedang hamil menempuh perjalanan jauh dan cukup berat dari Nazareth menuju Betlehem. Allah sudah menyiapkan pemeliharaan kepada Maria bahkan jauh sebelum kebutuhan itu muncul.

 Ayat 28: Ketika malaikat itu masuk kerumah Maria, ia berkata: Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

Ketika itu, malaikat menjumpai Maria di rumah (berbeda dengan Zakharia yang dijumpai oleh malaikat Gabriel di Bait Allah), hal ini menggambarkan bahwa Maria adalah orang yang biasa saja, just ordinary people. Sebuah kehidupan yang biasa-biasa saja.

Malaikat menyapa dengan kata “salam”. Istilah “salam”, yang dipakai dalam Bahasa Yunani adalah Chaire yang artinya bergembira atau rejoice (KJV: Bersukacitalah, hai yang sangat disukai, Tuhan bersamamu; diberkatilah engkau di antara para Wanita). Dari salam ini terlihat dengan jelas, bahwa Bapa telah lama memilih Maria dan terus memperhatikan kehidupan Maria dan Tuhan berkenan/sangai disukai oleh Bapa karena sikap hidup yang memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan (hal ini juga terlihat di ayat. 38).

 Aplikasi

Dari teks kita hari ini ada beberapa poin penting yang harus kita ingat:

  1. Minggu advent kiranya dipakai untuk melakukan persiapan yang lebih memfokuskan pada persiapan diri masing-masing.
  2. Hidup dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan bukan hal yang mudah. Kita harus terus berdamai dengan hidup, masalah dan masa lalu kita dan bergerak maju menuju kehidupan yang berpusat kepada Tuhan. Tapi ingatlah Allah punya banyak cara untuk menolong kita, dan biarlah kapan pun waktunya Allah tetap menemukan hati dan pribadi yang patuh kepadaNya. Buah dari kepatuhan dan ketaatan tidak hanya akan menyelamatkan kita tetapi juga akan menyelamatkan orang lain.
  3. Kabar kelahiran Yesus adalah berita sukacita yang harus juga direspon dengan sukacita. Karena kasih Tuhan tak pernah membeda-bedakan, semua sama dan berharga bagi Dia.

Pdt. Sripinta br Ginting-Runggun Cisalak

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD