MINGGU 05 NOVEMBER 2023, KHOTBAH KISAH PARA RASUL 3:1-10

Invocatio         :

Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya:”Hanya satu lagi kekuranganmu, juallah apa yang kau miliki dan berikan itu kepada orang orang miskin, maka engkau akan beroleh harta sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku” ( Mark 10:21)

Bacaan           :

Imamat 25:35-38 ( T)

Tema               :

Nampati Alu Kiniliten/Menolong Dengan Apa Yang Kita Miliki

 

Pendahuluan

Pada tanggal 2 Juni 2023 ada sebuah berita yang viral baik diberitakan dimedia online juga diberita TV Nasional dan swsata. Berita tersebut mengenai seorang anak laki-laki yang usianya satu tahun ditinggalkan oleh ibunya di Jalan A. Yani Kelurahan Tangga Tangkat Palembang. Saat ditemukan kondisi anak tersebut dikerubungi oleh semut. Anak tersebut ditemukan oleh seorang ibu dan akhirnya diberikan kepada pihak kepolisian (Global Planet News). Ini adalah salah satu kisah pilu yang terjadi disekitar kita. Kalau kita mendata mungkin banyak hal seperti anak tersebut terjadi disekitar kita. Kejadian ini bisa terjadi bukan hanya buat anak anak tetapi bisa juga kepada orang tua yang telah lansia yang tidak ada lagi sanak keluarganya yang peduli sehingga mereka hidup terlunta lunta. Apa penyebab kejandian diatas terjadi kemungkinan besar karena kemiskinan dan kesulitan ekonimi dan juga bisa keluarga yang harus menanggung dan menanggunjawabi tidak mampu lagi. Siapakah yang akan menolong mereka ? siapa yang mau mengasihi mereka? Siapakah yang mau mengulurkan tangan dan mebuka tangan buat mereka?. Apakah anda dan saya bersedia untuk menolongnya dan mengasihinya. Pada sisi lain banyak orang yang hidupnya mungkin berkecukupan tetapi tidak peduli lagi kepada sesamanya. Kita dapat melihat bahwa manusia semakin egois dan sibuk memikirkan dirinya sendiri. Kita mungkin pernah juga mengatakan ngapain mengurusi orang lain sebab mengurus diri sendiri saja sekarang sudah repot. Inilah realita yang mungkin ada ditengah kehidupan kita.

 Pendalaman Nats

Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas. Secara garis besar isi kitab ini adalah mengenai bagaimana tahap awal proses pewartaan Injil dari Yerusalem dan keluar dari Yerusalem setelah murid murid menerima kuasa dari Roh Kudus. Bahan khotbah kita adalah awal dari Pasal 3. Kejadian ini terjadi setelah hari Pentakosta dan Khotbah Petrus di Yerusalem yang dampaknya banyak orang dibabtis dan menerima Yesus. Mereka juga menunjukan cara hidup yang berbeda dengan kebanyakan orang pada masa itu dan inilah cikal bakal jemaat mula mula. Pasal 3 diberi judul LAI “ Petrus menyembuhkan orang lumpuh” kisah ini dimulai dengan Petrus dan Yohanes mau sembahyang pukul tiga sore. Sembahyang yang mereka lakukan adalah ibadah umum yang biasa dilakukan oleh orang Yahudi ( Daniel 6:11).Pada sat itulah mereka bertemu dengan sorang lumpuh dari lahir yang tiap hari datang ke gerbang Bait Allah untuk meminta sedekah bagi orang yang bersembahyang ke sana. Hal ini umum dilakukan oleh orang yang lumpuh sebab mereka tidak bisa mencukupi kebutuhanya karena lumpuhnya jadi jalan satu satunya supaya bisa bertahan hidup dengan meminta sedekah bagi orang yang beribadah ke bait Allah.Ia melakukanya tiap tiap hari dan tidak dikatakan sudah berapa lama dilakukan yang pasti dari lahir ia sudah menjadi beban bagi orang disekitarnya. Kelumpuhan yang terjadi baginya tidak bisa dihindarinya sebab datang dari lahir. Kalau diberi kesempatan memilih pasti ia tidak akan memilih lumpuh sewaktu lahir. Ketika ia melihat Petrus dan Yohanes mau masuk ia meminta sedekah(1-3). Petrus dan Yohanes menatap dia, ini sebuah respon dari permintaan sedekah tersebut. Kadang dalam kehidupan ini banyak walau kita melihat kondisi orang yang sudah lumpuh atau buta kita tidak melihat walau kita melihatnya. Hal ini bisa terjadi karena kita sama sekali tidak memiliki sikap simpati apa lagi sikap empati. Bahkan tak jarang orang orang yang susah seperti orang yang lumpuh tersebut bukan kita lihat sebagai sesama manusia. Sikap Petrus dan Yohanes tidak demikian. Mereka melihat dan bahakan merespon dengan mengatakan lihat kami tidak tidak memiliki emas dan perak. Orang lumpuh sudah memiliki harapan akan diberi. Tapi Petrus melanjutkan dengan sebuah perkataan yang mungkin orang lain tidak akan mampu memberikanya. Tetapi apa yang kupunya kuberikan padamu Demi nama Yesus. Tentu keberadaan dan situasi Petrus beda dengan situasi banyak orang yang mungkin memiliki Sesutu yang lain yang bisa diberikan seperti apa yang dikatakan didalam Invocatio(Mark 10:22) . Bagaimana Yesus meminta agar orang muda tersebut membantu dan menolong dengan harta dan kekayaan yang dimilikinya. Pada bahan bacaan kita yang pertama di dalam kitab Imamat juga diaturkan bagaiman sikap dari orang Yahudi terhadap orang yang miskin. Jika ada yang jatuh miskin maka harus disokong dan diberlakukan sebagi orang asing yang harus diberi tumpangan dan makan, selain itu memberikan pinjaman tampa bunga. Jadi bangsa Israel memiliki kewajiban untuk mendukung saudara saudaranya dengan apa yang dimilikinya. Pertolongan ini didasarkan atas bagaimana karya Allah yang telah juga membebaskan mereka dari tanah Mesir

( Imamat 25:35-38). Petrus juga pasti tahu dengan aturan tersebut tapi pada saat itu ia tidak memiliki sesuatu untuk diberikan, Ia kemudian memberikan sesuatu yang diluar dugaan dari orang lumpuh. Petrus sebagai Rasul memberikan kesembuhan kepada orang lumpuh tersebut. Petrus dipakai oleh Tuhan mendatangkan pembebasan dengan melakukan mujizat pemyembuhan bagi orang lumpuh. Petrus mengatakan semua itu terjadi didalam nama Yesus. Jadi Yesuslah sebagi sumber mujizat dan kesembuahan itu. Kesembuhan ini merupakan sebuah sarana untuk memperkenalkan kuasa dari Yesus bagi orang lumpuh dan juga orang yang ada disekitar Bait Allah. Berjalanlah, kemudian dituntun dengan tangan kanan dan membantu ia berdiri seketika itu kuatlah kakinya dan ia melonjak dan berjalan kian kesana dan kemari. Ketika terjadi mujizat kita dapat melihat bahwa ada juga bagian yang harus dikerjakan oleh kita manusia. Orang lumpuh mengikuti dan mau dituntun oleh Petrus tampa banyak bertanya. Ia patuh dan melakukan bagian yang harus dilakuknya. Ahirnya ia sembuh dan terbebas dari belenggu yang membelengunya semenjak ia lahir. Ia sangat bersuka cita sehingga melonpat ke kiri dan kekanan(4-6). Setelah sembuh ia berjalan sambil memuji Tuhan. Ia bersaksi memuji dan memulikan Tuhan. Pujian ini adalah sebagai ungkapan syukur sekaligus pengakuan akan bagaimana besarnya kuasa Allah yang telah menyembuhkannya. Pujian ini juga sebagai kesaksian sehingga semua orang banyak menyaksikan bagaimana perubahan lumpuh menjadi sembuh. Semua itu bisa karena kuasa Tuhan didalam Yesus dengan memakaikan rasul Petrus.

Aplikasi

Jackson Brown JR mengatakan "Sambil mendapatkan roti harianmu, pastikan kamu berbagi sepotong dengan mereka yang kurang beruntung.". Dari kata bijak diatas kita dapat melihat bahwa kita hidup dan juga bekerja bukan hanya buat diri kita sendiri. Kita butuh juga menolong orang orang yang ada disekitar kita yang kondisi kehidupanya butuh pertolongan. Dalam Minggu Penjemaatan YPPD Alpa Omega,PPOS, PAK Gelora Kasih ini kita diingatkan akan semua anak anak kita dan juga orang tua kita yang butuh pertolongan dari kita dan bukan itu saja tetapi orang orang yang ada disekitar kita. Dari ketiga bahan alkitab yang kita telah baca maka ada beberapa hal menjadi perenungan buat kita yaitu:

  1. Kondisi keadaan kehidupan seperti apa yang dialami oleh orang lumpuh dalam bahan khotbah kita adalah sebuah gambaran kehidupan yang bisa terjadi bagi semua kita. Tidak peduli mungkin saat ini kita ada dalam kondisi baik sehat dan juga hidup berkecukupan. Banyak hal yang bisa menyebabkan kelumpuhan tersebut terjadi. Kalau bacaan kita mengatakan bahwa kelumpuhan itu dari lahir. Tapi kelumpuhan itu bisa saja datang dengan adanya penyakit, bencana, kecelakaan dll. Kelumpuhan ini bukan hanya secara tubuh tetapi kelumpuhan itu bisa mencakup seluruh keberadaan dan sendi sendi kehidupan yang ada pada kita saat ini seperti ekonomi, pikiran, kesehatan dll.
  1. Ketiga bahan bacaan kita mengingatkan dan juga menyuruh kita untuk menolong orang orang yang lumpuh tersebut dengan apa yang kita miliki dan tindakan yang nyata. Kalau kita perhatikan bahan khotbah jelas ada yang menolong dengan mengangkat yang lumpuh dan meletakanya di depan Bait Allah. Petrus dengan kuasa yang datang dari Allah mendokan sehingga terjadi mujijat kesembuhan. Pada bahan alkitab yang lain ada yang menolong dengan harta dan materinya dan jelas orang yang ditolong juga harus mengambil bagian didalam mewujudkan kebebasan terhadap dirinya sama seperti orang lumpuh tentua ia percaya. Wujud percayanya ia bergerak, dituntun dan berjalan. Hal ini mengajari kita bahwa kita semua bisa menolong sesuai dengan apa yang ada pada kita. Pertolongan yang kita berikan hendaknya bisa memberdayakan dan membebsakanya sehingga ia juga kelak bisa menolong dan membebaskan yang lain.
  2. Kita juga hendaknya menghindari memanfaatkan kesusahan yang ada pada orang orang yang lumpuh. Kadang tampa kita sadari kita menggunakan kelumpuhanya tersebut untuk mendatangkan keuntungan bagi kita seperti keuntungan materi. Kadang kita juga sebagai penyebab orang orang disekitar kita menjadi lumpuh.
  3. Petolongan yang kita lakukan bukan untuk membuat nama kita yang terpuji. Tetapi dari pertolongan dan mujizat yang dilakukan oleh Petrus dengan kuasa yang Tuhan berikan membuat nama Tuhan yang terpuji dan termulia. Sadarilah sebab semua kita hanya alat dipakai oleh Tuhan dengan semua yang kita miliki.

 Kesimpulan

Kita bukan membawa dunia kesurga atau sekedar bercerita mengenai surga didunia ini. Tetapi selama ada kesempatan dan juga kemampuan yang diberikan oleh Tuhan. Kita menghadirkan surga di dunia.

"Tujuan utama kita dalam hidup ini adalah untuk membantu orang lain dan jika kamu tidak dapat membantu mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka." - Dalai Lama

Pdt Luther E Tarigan-Rg Depok

MINGGU 29 OKTOBER 2023, KHOTBAH ROMA 1:16-17

Invocatio :

"Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. (2 Kor.4.6)

Bacaan     :

Yoel 2.12-17 (Antiphonal)

Tema        :

Rembak Ras Dibata Erkiteken Kiniteken

 

A. PENDAHULUAN

Dalam Minggu Reformasi ini yang menjadi tema dari Firman Tuhan yang kita renungkan ialah: Rembak ras Dibata Erkiteken Kiniteken/Manusia Dibenarkan Karena Iman.

Dalam Roma 3.28 berbunyi: “Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Firman ini sangat terang dan sangat tegas bahwa manusia dibenarkan karena iman bukan karena melakukan Hukum Taurat, bukan karena melakukan perbuatan-perbuatan baik. Sebagai orang beriman tentu hal ini di dalam pimpinan Tuhan mudah dipahami dan diterima. Sebab seandainya manusia dapat dibenarkan oleh karena melakukan Hukum Taurat, melakukan perbuatan-perbuatan baik, untuk apa Allah harus mengutus Yesus Kristus ke dalam dunia untuk menebus dosa kita dan menjadi Juruselamat bagi manusia? Justru karena manusia berdosa tidak memungkin lagi meraih keselamatannya berdasarkan perbuatannya maka Allah menyediakan jalan anugerah, kasih karunia melalui iman, manusia dapat menerima keselamatannya.

Namun demikian sebagai orang percaya kita juga harus selalu sadar apa artinya perbuatan-perbuatan baik, benar, adil dan kasih yang kita lakukan dalam kehidupan kita? Apakah cukup hanya deklarasi atau hanya pernyataan iman kepada Yesus kita sudah diselamatkan, kita sudah dibenarkan atau iman itu harus dihidupi sebagai tanda bahwa kita telah menerima keselamatan kita?

Hal ini akan diperjelas melalui komponen nats khotbah kita.

B. PENDALAMAN TEKS

1. Keyakinan Kokoh Dalam Injil

1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

Keyakinan kokoh dalam Injil artinya Paulus sungguh-sungguh sekarang telah beralih dari kepercayaannya yang lama yaitu melakukan Hukum Taurat sebagai dasar menerima keselamatan. Sekarang Paulus yakin bahwa keselamatan manusia itu di dasarkan kepada Injil yang diterima melalui iman. Artinya sekarang keyakinannya tidak bisa lagi bergeser, tidak bisa lagi digoyahkan bahwa keselamatan manusia itu disediakan Allah melalaui Injil.

Injil itulah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. Dan apakah Injil itu? Injil itu ialah Allah telah mengutus AnakNya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus ke dalam dunia untuk menebus dosa manusia melalui kematianNya (bd. Yoh.3.16). Yesus Kristus mati di kayu salib untuk membayar utang dosa manusia. Di kayu salib itulah Yesus Kristus membayar utang dosa manusia, disanalah penebusan manusia terjadi. Dan pada hari yang ketiga Dia bangkit dari antara orang mati. Supaya kebangkitannya menjadi dasar pengharapan kita, menjadi dasar kebangkitan orang-orang percaya (bd. 1 Kor.15.1-4; 1 Kor. 15.19-22 dsb). Barang siapa percaya kepada karya keselamatan Kristus (Injil) maka mereka menerima keselamatan hidupnya. Dan karya keselamatan Allah di dalam Kristus ini berlaku bagai orang Yahudi maupun orang-orang Yunani (mewakili semua bangsa di luar Yahudi). Artinya jalan keselamatan itu bagi setiap orang sama yaitu Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya.

  1. Kebenaran Allah

1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."

Manusia dibenarkan bukan karena manusia itu benar, tetapi dibenarkan di dalam dan melalui kebenaran Allah. Apakah itu kebenaran Allah. Allah telah menjadi manusia, berinkarnasi melalui Yesus menjadi manusia. Dan sebagai manusia Yesus Kristus tidak terkontaminasi dengan dosa sekali pun ia lahir dari seorang perawan Maria, karena kelahiranNya bukan karena hubungan seorang laki-laki dan perempuan melainkan karena karya Roh Kudus. Sebagai manusia sejati Dia tidak pernah berdosa. Dan untuk menebus manusia yang telah berdosa itu ia rela mati menjadi tebusan bagi setiap dosa umat manusia. Inilah kebenaran Allah. siapa yang percaya kepada kebenaran Allah dan menerimanya melalui imannya maka kebenaran Allah, kebenaran yang dikerjakan Kristus menjadi kebenarannya sendiri. Kebenaran Kristus menjadi kebenarannya, kematian Kristus sungguh-sungguh menjadi penebusan bagi dosa-dosanya.

Iman kita kepada kebenaran Allah itulah yang menjadikan kita dibenarkan. Artinya di dalam Kristus kita sungguh-sungguh benar bukan karena kebenaran kita melainkan karena kebenaran Kristus. Dan hal itu bertolak dari iman dan memimpin kepada iman.

Dan seperti ada tertulis orang benar akan hidup oleh iman. Jadi kita iman kita kepada kebenaran Allah yang menyelamatkan tidak hanya sekedar pernyataan, bahwa kita telah ditebus dari dosa dan sekarang menjadi orang benar dihadapan Allah bukan sekedar kata-kata, melainkan kita harus hidup dalam iman itu sendiri.

Kita hidup sebagai manusia baru yang telah ditebus dari dosa-dosa kita dari cara hidup lama kita dan sekarang di dalam Kristus kita telah menerima hidup baru dan hidup baru itu harus nyata sebagai bukti bahwa kita telah menerima keselamatan hidup kita.

C. APLIKASI

Apa yang dapat kita renungkan dari FT pada Minggu ini dikaitkan dengan tema kita:

  1. Kita dibenarkan karena iman

Kita dibenarkan karena iman sudah jelas bahwa pembenaran kita dilakukan melalui kebenaran Allah, Injil yang kita terima melalui iman kita. Kristuslah yang telah mengerjakan keselamatan kita melalui hidup, kematian dan kebangkitanNya. Tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani yaitu semua suku bangsa di luar Yahudi bahwa semuanya menerima keselamatan hidupnya berdasarkan iman kepada karya Allah di dalam Kristus Yesus.

  1. Allahlah Yang Menerangi Hati kita

Dalam nats invo kita 2 Kor.4.6 berkata: "Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Kita yang selama ini hidup dalam gelap dalam dosa dalam kejahatan, terang Allah telah menyinari kita karena kasihNya yang besar. Suatu sukacita besar bagi kita karena terang Allah yang telah hadir dalam kehidupan kita.

Tetapi sampai hari ini masih banyak manusia yang tidak menerima terang Allah itu dan tetap hidup dalam dosa dan kegelapan. Tetapi kita bersyukur karena yang membuat kita percaya dan melihat terang Allah itu juga bukan semata-mata karena kebolehan kita melainkan Allah sendirilah yang membuat terangNya bercaya dalam hati kita sehingga kita mempunyai pengetahuan dan dapat melihat keselamatan itu di dalam Krsitus. Artinya iman kita sendiri pun berasal dari Allah.

  1. Orang benar hidup oleh iman.

Sekali lagi ditegaskan bahwa kita diselamatkan bukan hanya berdasarkan pernyataan iman melainkan kita harus menghidupi iman itu sendiri. Karena itu orang yang sudah dibenarkan, orang yang sudah diselamatkan maka akan nyata dalam hidupnya. Hidup yang menunjjak pertobatan, meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat dan dosa. Seperti nats bacaan kita, bahwa nabi Yoel meminta supaya umat Israel bertobat dari kejahatan mereka, berbalik kepada Tuhan

Seperti dikatakan dalam nats bacaan kita: 2:12 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." 2:13 Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. 2:14 Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu. 2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; 2:16 kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya; 2:17 baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"

Dalam bacaan kita jelas bahwa dasar mereka bertobat ialah meminta belas kasih Tuhan supaya jangan hukuman diberikan kepada mereka. Tetapi kita umat perjanjian baru karena Allah sungguh-sungguh mengasihi kita dengan membenarkan kita maka kita harus bertobat dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik dalam hidup kita. Karena Allah telah menguduskan kita maka kita harus hidup kudus dihadapanNya.

D. PENUTUP

Kita yang sudah dibenarkan karena iman maka kita juga dipanggil untuk hidup dalam iman kita. Orang benar akan hidup oleh iman.

 

 Pdt Sahabat Peranginangin-Runggun P.Gede

MINGGU 22 OKTOBER 2023, KHOTBAH YOHANES 12:20-26

Invocatio   :

“Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kis. 20:28)

Bacaan         :

Yesaya 40 : 6 - 9 (Tunggal)

Tema :

“Yesus Tetap Menyertai Pelayan-Nya”   (Yesus Tetap ras PersuruhenNa)”

 

Pendahuluan

Sebelum lebih jauh kita membaca dan mendalami firman Tuhan, mari terlebih dahulu bernyanyi KJ 428:1 “Lihatlah Sekelilingmu” sambil memahami dan meresapi panggilan Tuhan bagi kita.

Lihatlah sekelilingmu, pandanglah ke ladang-ladang

Yang menguning dan sudah matang

Sudah matang untuk dituai!

Ref:

Lihatlah sekelilingmu, pandanglah ke ladang-ladang

Yang menguning dan sudah matang

Sudah matang untuk dituai!

Nyanyian di atas mengingatkan kita semua akan tugas panggilan kita memberitakan Injil yaitu berita gembira pengampunan dosa dan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Inilah yang diingatkan melalui ibadah Minggu Zending hari ini. Dari nats khotbah Yoh. 12:20-26, ada 3 hal yang mau disampaikan. Pertama, Yesus memberitakan kematian-Nya (ayat 20-24). Kedua, hal mencintai nyawa (ayat 25). Ketiga, hal melayani Yesus (ayat 26). Mari menggalinya.

 ISI

Yesus memberitakan kematian-Nya (ayat 20-24)

Beberapa kali Yesus katakan bahwa saatnya atau waktunya belum tiba. Karena waktunya belum tiba, tidak heran Yesus pergi atau menyingkir ke tempat lain. Tetapi saat itu perayaan besar hari raya Paskah Yahudi, waktu Yesus telah tiba. Pada hari raya Paskah Yahudi banyak orang datang ke Yerusalem, termasuk orang Yahudi (diaspora) yang ada di luar negeri untuk beribadah. Di antara mereka yang datang, ada beberapa orang-orang Yunani yang mau berjumpa dan melihat Yesus. Saat itulah Yesus mengatakan waktunya telah tiba untuk Dia dimuliakan (ditinggikan/ disalibkan). Yesus memakai analogi biji gandum menjelaskan mengapa Ia harus mati. Satu biji gandum yang disimpan tidak akan berubah menjadi banyak. Ia akan tetap satu saja. Hanya ketika ia jatuh (ditabur) dan mati (ditanam) maka ia akan berbuah dan menjadi banyak. Demikian juga dengan karya Yesus melalui kematian-Nya. Kematian-Nya akan memberikan pengampunan dosa dan keselamatan bagi banyak orang bahkan bagi dunia. Kematian-Nya untuk kehidupan umat manusia.  

Kini saatnya memberitakan karya keselamatan Yesus bagi sesama kita. Jangan tunggu dan jangan tunda. Beritakanlah bahwa kematian-Nya menghidupkan kita dari kuasa dosa. Karena kematianNya aku dan engkau hidup dan selamat. Beritakanlah Injil Yesus Kristus supaya orang lain percaya bahwa Dialah Mesias dan Juruselamat dunia (Yoh. 20:31). Melihat dan berjumpa dengan Yesus seperti permintaan orang Yunani tidak cukup. Kita harus sampai pada percaya dan mempercayakan diri kepada-Nya.

Hal mencintai (ayat 25)

Yesus berbicara tentang mencintai nyawa. Siapa yang mencintai nyawanya akan kehilangan nyawanya. Sebaliknya, siapa yang tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia memelihara nyawanya untuk hidup yang kekal. Mencintai nyawa sendiri melebih mencintai Allah adalah dosa. Barangsiapa yang karena mencintai nyawanya lalu tidak taat kepada Allah, tidak berkenan di hadapan-Nya. Yesus sendiri tidak mencintai diri-Nya dan lari dari kehendak Allah Bapa sebagai Penebus. Dia taat, bahkan sampai mati di kayu salib. Karena ketaatanNya sampai mati, kepadaNya diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (bdk. Matius 28:18; Flp. 2:9, 10). Demikian juga berlaku bagi kita.          

Mari berhati-hati dalam mencintai diri kita. Ingat cerita Narcis, itu yang membunuh dan menenggelamkannya. Mencintai diri kita harus sesuai firman dan standar Tuhan. Mari mencintai diri dan nyawa kita sepatutnya dan sewajarnya. Mencintai nyawa kita haruslah dalam rangka mengasihi Allah dan mengasihi sesama (bdk. Mat. 22:37-39). Mencintai diri yang mengakibatkan kita tidak taat dan setia adalah salah dan berdosa. Mencintai nyawa kita sehingga kita tidak mau datang bersekutu, bersaksi dan melayani adalah dosa. Mencintai hobby dan kedagingan kita di atas mencintai-Nya akan membuat kita kehilangan nyawa bahkan jiwa dan roh kita. Hidup egosentris apalagi egois karena terlalu cinta diri membuat kita mati/ binasa. Kita tidak boleh egosentris (berpusat kepada diri sendiri) dan egois. Sebagai orang percaya kita dipanggil hidup kristosentris (berpusat kepada Kristus).

Melayani Yesus (ayat 26)

Selanjutnya Yesus berbicara hal melayani. Siapa melayani Yesus, ia harus mengikut Yesus. Melayani Yesus sama dengan mengikut Yesus. Mengikut Yesus artinya melayani Yesus, bukan melayani diri sendiri. Di mana Yesus berada, di situ pun yang melayani (pelayan) Yesus akan berada. Kata ‘berada’ tidak menunjuk kepada tempat/ lokasi tetapi kepada kondisi atau situasi. Artinya, yang melayani Yesus tidak boleh tinggal jauh dari Yesus atau meninggalkan-Nya. Sebaliknya, ia harus mengikut Yesus dan berada di mana Yesus ada. Pelayan tidak boleh memilih-milih tempat sesuai kemauannya. Yesus ditolak, dihina, menderita sampai mati hina. Itulah tempat Yesus berada dalam menyelamatkan manusia. Itu yang terjadi ketika Yesus melayani. Pelayan-Nya pun harus mau dan sedia berada di tempat/ posisi itu dalam meyalani dan mengikut Dia. Hanya melayani yang demikian yaitu mengikut Yesus dan berada di tempat-Nya yang mendatangkan hormat dari Allah Bapa.

Suadara-saudara, apakah kita sudah melayani seperti Tuhan Yesus katakan dan lakukan? Dalam melayani, apakah kita sudah mengikuti teladan Yesus? Atau kita hanya mengikuti kehendak dan kemauan kita sendiri? Yesus datang bukan untuk dilayani tetapi melayani dan memberi diri-Nya, hidup-Nya bahkan nyawa-Nya bagi semua orang (bdk. Mrk. 10:45). Siapakah yang kita layani? Yesus atau diri kita sendiri? Apakah kita melayani dengan benar, sungguh dan semangat hanya pada Gereja dan orang tertentu saja? Apakah kita melayani apa adanya atau karena ada apa-apanya? Marilah mau, siap dan sedia melayani walau harus menghadapi persoalan, tantangan, kesulitan bahkan penderitaan? Mari melayani lebih sungguh. Melayani dengan semangat walaupun di luar zona nyaman kita. Melayani Yesus dengan sungguh yang mendatangkan hormat Allah Bapa. Janganlah kita lebih takut kepada bapa dunia dari pada Bapa di sorga. Jangan lebih takut kepada manusia, CCTV daripada kepada Tuhan Yesus.

Tema: “Yesus Tetap Menyertai Pelayan-Nya”

Minggu zending memanggil dan mengingatkan kita untuk terus dan tetap semangat memberitakan Injil. Memberitaken Injil atau bersaksi adalah satu dari 3 tugas gereja. Seperti perintah TUHAN terhadap Yesaya untuk berseru demikian juga kita dipanggil untuk berseru. Kita tidak boleh diam. Kita harus berseru, dan menyuarakan kabar baik Allah. Serukanlah bahwa kita manusia seperti rumput saja. Semarak kita hanya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu (Yesaya 40:6-9). Kita ini fana dan sementara saja. Pencapaian, prestasi, kekayaan dan kehebatan kita tidak ada yang tetap. Yang tetap hanyalah firman Tuhan. Jadilah pembawa kabar baik bagi sesama. Jadilah pelayan-pelayan Tuhan yang setia berseru, bersaksi memberitakan kabar baik. Ketahuilah bahwa Tuhan Yesus, pemegang segala kuasa di sorga dan di bumi tetap menyertai kita pelayan-Nya. Seperti janji-Nya, Ia menyertai kita sampai akhir zaman (Matius 28:20).        

Penutup

Pelayanan lembaga zending telah lama selesai. Para missionaris telah melaksanakan amanat agung Tuhan Jesus. Bagian kita untuk meneruskannya. Ingatlah, panggilan untuk memberitakan Injil tidak pernah selesai. Masih banyak orang Karo yang belum mendengar Injil. Masih banyak sekali suku-suku lain yang belum mendengar kabar baik yaitu berita keselamatan di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan memberitakan Injil, kita menjaga diri kita sebagai pelayan-Nya supaya tetap berada dalam keselamatan. Dengan memberitakan Injil ke dalam kita menjaga seluruh kawanan/ jemaat Tuhan tetap terjaga dan terpelihara. Sebab Roh Kudus telah menetapkan para pelayan menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang telah diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya (Kis. 20:28). Dengan memberitakan Injil keluar, kita menjangkau jiwa baru agar masuk ke dalam kawanan Kristus. Benar bahwa tidak mudah memberitakan Injil. Ada halangan, rintangan, tantangan dan penderitaan yang harus dihadapi dan dilewati. Tetapi ingatlah, bahwa kita tidak sendiri. Tuhan Yesus tetap menyertai. Kemuliaan dan hormat diberikan Tuhan bagi kita yang melayani dan memberitakan Injil. Karena itu mari bersaksi. Jadikanlah semua bangsa menjadi murid Yesus. Bersaksilah sampai Tuhan Yesus datang kembali. Ketahuilah, Tuhan Yesus selalu berserta pelayan-Nya dan kita semua, amin.    

Pdt. Juris Tarigan, MTh; GBKP RG Bogor

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD