MINGGU 20 AGUSTUS 2023, KHOTBAH KEJADIN 17:1-8

Invocatio  : Kemudian Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dekat phon tarbantin di Mamre ( Kej 18: 1a).

Ogen          :  I Timotius 3 : 4-5 ( Tunggal)

Khotbah     : Kejadian 17 : 1-8  ( Tunggal)

Tema          : NGELAKOKEN BAGI ATE DIBATA NGENA/MELAKUKAN SEPERTI YANG TUHAN KEHENDAKI


PENGANTAR

Minggu ini minggu XII setelah Trinitas, dan dikenal juga dengan Minggu Mamre GBKP, dan baik adanya kembali semangat Mamre GBKP yang mengangkat semboyan Khas “ Mamre Er-pemere, Mamre Er-diate”. Menjadi indentitas mamre sesungguhnya, Mamre GBKP dikenal ER-pemere dan Er-diate. Dan minggu ini, Mamre kiranya merayakan HUT Mamre dalam kekuatan “ mamre erpemere, Mamre Erdiate”. Sejalan, dengan HUT MAMRE ke 28 Tahun, tepat di Tanggal 25 Agustus 1995 ditetapkannya menjadi salah satu kategorial pelayanan kepada kaum Bapa GBKP. Menjadikan Minggu ini berbeda dengan Minggu-minggu lainya.

Dan tentunya tidak sebatas, ada perayaan atau tidak. Namun sebenarnya di minggu ini menyadarkan kita begitu besar dan pentingnya peran Mamre GBKP di tengah-Tengah GBKP. Karena banyak harapan, jikalau di tahun 2023, GBKP mengusung Tema Pelayananya “ JEMAAT MENJADI PELAKU AKTIF PELAYANAN”. PELAKU AKTIF bukan PASIF. Menjadi kepala keluarga bagi keluarga,pelayan bagi  Jemaat, menjadi terang dan garam di masyarakat.

PENDALAMAN TEKS

 Nama Mamre, ditemukan,  Abram memasang tendanya ( Kej 14 : 13 ; 18 : 1), dijelaskan ( Kej 13: 18) sebagai Hebron ( Kej 23 :19). MAM’RE, artinya gemuk/ kekuatan. Mamre adalah tempat kediaman utama Abraham dan juga Ishak selama beberapa waktu. Tidak jauh dari sana terdapat gua makhpela yang akhirnya menjadi tempat penguburan mereka dan istri mereka, juga Yakub dan Lea.  Daerah ini banyak airnya dan memiliki banyak sumber air. Ada sekumpulan pohon besar di Mamre pada zaman Abraham, dan di sini ia mendirikan mezbah bagi Allah ( Kej 13: 18).

Kedua surat Paulus kepada Timotius, dan surat kepada Titus, berupa tentang kepeminpinan di dalam jemaat atau petunjuk bagi para pelayan Tuhan, yang berdasarkan Firman. Nast bacaan pengantar khotbah ini, merupakan bagian dari syarat-syarat bagi penilik Jemaat.

I Timotius 3 : 4-5 seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus jemaat Allah? .

       Harus menjadi kepala keluarga yang baik, agar ia menjadi teladan yang baik.

Dalam prikop ini, Paulus mengajarkan kepada Timotius agar tidak sembarangan dalam menentukan peminpin-peminpin Rohani di tengah jemaat, baik itu penilik jemaat maupun Diaken. Dan salah satu syarat kunci bagi seorang calon penilik jemaat adalah kesetiaan dalam hubungan pernikahan dan keluarga.

Apabila seseorang menginginkannya, maka ia harus menginginkannya dengan sungguh-sungguh berdasarkan pertimbangan bahwa ia akan mendatangkan kemuliaan bagi Allah.

                           Dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh untuk kemulian bagi Allah.

Bagi Paulus, panggilan itu menguatkan setiap pelayanan yang dikerjakan.Semakin bertumbuh dan berbuah. Panggilan Hidup melayani, bukan karena ada Jabatan di Mamre atau di lainnya, maka sah panggilan melayani. Seperti sudah Tahun ke tiga adanya panduan kebaktian Keluarga di GBKP yang setiap hari di sharekan Moderamen, sejak pandemic Covid 19 melanda. Atau masa covid antusias, beribadah itu jelas, setelah covid 19 menurun, kebaktian keluarga meredup (ini anggapan saya). Hal ini diutarakan,karena apakah sudah ada evaluasi di tengah jemaat ( Runggun-Runggun), akan peran Mamre di kebaktian Keluarga setiap harinya?, atau sekedar tersimpan di memory WA Group yang ada.

 Yang mau dikatakan, ketika kita mengubah persepsi, segala sesuatu ikut berubah. Bagaimana kita memikirkan tentang persekutuan keluarga selama ini, sebagai kepala keluarga. Apakah sudah menjadi kebutuhan kita, dan menyatakan itulah kehendak Tuhan bagi kehidupan kita. Atau hanya sekedar panduan yang dikerjakan team pembuatan tata ibadah Kebaktian Keluarga semata. Memenuhi program yang sudah ada.

   Seorang bapa, sosok yang dipercayakan sebagai kepala keluarga, Imam, Pemimpin, yang diberikan tanggung untuk taat dan melakukan perintah Tuhan. seperti Abram, tokoh yang dipanggil , ditandai berfirmanlah Tuhan kepada Abram : “ Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkkan kepadamu, aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat” Kej 12 : 1-2.

Di bagian Prikop teks Khotbah minggu ini, kita akan memahaminya dengan judul: Allah kembali mengadakan perjanjian dengan Abraham. 

*) Aku akan mengadakan perjanjian antara aku dan engkau, dan aku akan membuat engkau sangat banyak.

*) Engkau akan menjadi bapa, sejumlah besar bangsa.

*)  Namamu bukanlah Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.

*) Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak, engkau akan Ku buat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.

                                    “ Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela” ( ayat 2 ).

Aplikasi :

Bukan hal yang mudah untuk Firman Tuhan yang menjadi khotbah minggu ini.  Sebab penting sekali menyadari kehidupan Mamre, Teladan yang senantiasa memperlihatkan kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah. Ada istilah Etalase ( bahasa Prancis : etalage, susunan, pameran) adalah sebutan untuk lemari, kotak, atau rak berkaca yang dipakai untuk memamerkan berbagai barang, seperti benda seni di galeri, benda antik di museum atau barang dagangan di toko. Dan ini menjadi Ilustrasi, semestinya kehidupan Mamre menjadi etalase memamerkan kehidupan orang Kristen . Fil 4: 8-9, Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di dengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.     

Melakukan kehendak Allah, sama artinya taat dan setia akan segala perintah Allah. Dan ini terpancar dalam kehidupan Mamre GBKP “ TERIDAH, TERGEJAP,ERNANAM”, dalam setiap aspek kehidupan yang dijalaninya. Jadi, Mamre dipanggil untuk menjadi berkat dan berdampak bagi orang lain melakukan perbuatan kasih dan mengandalkan Tuhan senantiasa dalam hidupnya. Er-diate ras Er-Pemere,diwujudnyatakan bukan sekedar slogan/ semboyan kategorial saja. 

Vikaris Roy Pranata Purba

KAMIS 17 AGUSTUS 2023, KHOTBAH ULANGAN 20:1-4 (PERINGATAN HUT RI)

Invocatio :

Jadi apabila anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka (Yohanes 8:36)

Bacaan I  :

Matius 24: 4-14 (tunggal)

Tema :

Tuhan Allah Memberikan Kemenengan

 

I. Pendahuluan

Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 harus disadari oleh masyarakat Indonesia sebagai bagian dari anugerah Tuhan. Artinya, kemerdekaan ini tidak lepas dari intervensi Tuhan yang telah menyempurnakan semua konsep dan rencana yang telah disusun oleh para pendiri bangsa. Tuhan memberikan anugerah ini sebagai bentuk kepedulianNya terhadap kebutuhan dasar bangsa yang ingin lepas dari penjajahan. Kemerdekaan itu dicapai dengan berjibaku, bukan saja pemikiran-pemikiran politik, tetapi juga soal nyawa yang telah dikorbankan oleh para pahlawan. Pengorbanan ini sangat berharga bagi generasi masa kini dan akan datang. 

Dalam kehidupan kemanusiaan, tentu saja setiap pribadi pada hakikatnya adalah manusia bebas. Jika kebebasannya direnggut oleh yang lain, maka secara naluriah ia akan memberontak dengan sekuat tenaga dan akan berupaya membebaskan dirinya dari kekuatan yang membelenggu. Karena sepenanggungan dan memiliki kegelisahan yang sama, maka dengan bahu membahu mencari jalan keluar. Semua dibuktikan dalam pengorbanan para pahlawan di medan perang. Bagi generasi penerus, itulah anugerah terindah yang tidak bisa dibayar oleh apapun juga. Para pahlawan memberikan hidup dan matinya demi kebebasan dan kemerdekaan.

II. Isi

Israel pada saat ini harus dipandang lebih sebagai sebuah perkemahan daripada sebuah kerajaan, karena mereka belum menetap di sebuah negeri yang menjadi milik mereka sendiri. Perang akan mereka jalani supaya mereka bisa menetap, dan bahkan setelah menetap pun, mereka tidak dapat melindungi atau memperluas daerah mereka tanpa mendengar bunyi-bunyi tanda bahaya perang. Oleh sebab itu, mereka perlu diberi beberapa petunjuk untuk urusan-urusan ketentaraan mereka. Dan dalam keseluruhan ayat-ayat dalam prikop ini, mereka diberi petunjuk untuk mengelola, menyusun, dan menghimpun pasukan-pasukan mereka sendiri.

Hal yang sangat penting bagi orang-orang yang akan menghadapi pertempuran harus disemangati melawan ketakutan-ketakutan mereka. Dalam nats kotbah kita Ulangan 20:1-4 Musa memberi semangat kepada semua prajurit. Hal yang harus diingat oleh para pemimpin dan panglima perang: “Janganlah engkau takut kepada mereka.” Sekalipun musuh tampak unggul karena jumlah mereka yang besar, melebihi jumlahmu, dan karena pasukan berkuda mereka, namun janganlah kamu mundur untuk bertempur dengan mereka. Kuda dan kereta menunjukkan tanda kekuatan suatu pasukan tentara. Pada saat itu dipakai sebagai senjata perang yang sangat penting dan menjadi suatu kekuatan yang sangat disegani. Kuda dan kereta sebagai perlengkapan perang yang kuat sering kali memberikan kemenangan dalam peperangan bagi bangsa yang memilikinya. Tetapi Musa mengatakan kepada bangsa Israel untuk tidak boleh takut melainkan harus percaya bahwa Allah ada bersama mereka. Allah yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir senantiasa menyertai mereka. Allah dengan kuasa-Nya dapat mengalahkan itu semua. Musa menyuruh bangsa Israel untuk tetap bersandar dan mengasihi Tuhan dan tetap percaya bahwa Allah sanggup mengalahkan musuh sekuat apapun. Dorongan semangat harus disampaikan oleh seorang imam yang ditunjuk, atau yang diurapi untuk tujuan itu. Imam harus menyemangati rakyat, memerintahkan mereka untuk tidak lemah hati, jangan takut dan jangan gemetar karena musuh mereka. Imam harus meyakinkan mereka akan hadirat Allah beserta mereka dan membela mereka. Bukan hanya untuk menyelamatkan mereka dari musuh-musuh mereka, tetapi juga untuk memberi mereka kemenangan atas musuh-musuh itu. Orang-orang yang disertai Allah tidak mempunyai alasan untuk takut.

Banyak orang bermunculan menafsirkan beberapa kejadian yang muncul akhir-akhir ini sebagai tanda berakhirnya zaman ini. Namun kenyataannya tafsiran mereka tidak berujung realita, karena sampai kini telah gugur pendapat-pandapat tentang kepastian hari kiamat yang memang hanya sekadar perhitungan manusia belaka, yang tidak berpijak pada kebenaran firman Tuhan. Dalam bacaan kita hari ini jelas dikatakan Yesus bahwa tanda- tanda zaman memang dapat diamati tetapi tidak bermaksud membuka kesempatan bagi manusia untuk menentukan hari- Nya. Dalam percakapan Yesus dengan murid-muridNya tumbul pertanyaan dari murid-murud tentang kapan dan bagaimana kesudahan dunia (akhir zaman). Yesus tidak secara langsung menjawab pertanyaan mereka, tetapi memberikan nasihat bagi mereka untuk mengamati tanda zaman, yaitu: menjamurnya ajaran sesat yang berusaha menyelewengkan perhatian orang dari Yesus (4-5, 11), berbagai malapetaka perang dan bencana alam (6-7), penyiksaan dan pembunuhan orang beriman, permusuhan antar orang beriman karena ketidakjelasan dasar iman (10), dan kasih persaudaraan menjadi dingin (12). Dengan jelas dan tegas Yesus mengatakan bahwa semuanya ini akan terjadi sebagai permulaan penderitaan yang menimpa semua orang termasuk orang beriman. Orang percaya tidak seharusnya menjadi gelisah, kuatir, dan takut mengamati dan mengalami segala kejadian di atas, sebaliknya harus tetap teguh dan setia dalam kehidupan imannya. Di tengah kejadian-kejadian yang berakibat kemunduran, kerusakan, kehancuran, keruntuhan, dan kebinasaan, ternyata ada yang menghibur, karena berita Injil akan tetap tersiar dan berkembang ke setiap penjuru dunia sebelum zaman ini berakhir dan orang yang bertahan sampai akhir akan mendapatkan hidup kekal (13-14). Inilah misi Kristen yang tidak pernah ditelan kekacauan dan kehancuran zaman, karena firman Tuhan tidak pernah gagal. Kesudahan segala sesuatu pasti, tetapi jangan goyah karena kemenangan orang yang setia sampai akhir pun pasti.

III. Aplikasi

Janji kemenangan yang Tuhan berikan, akan dinyatakan saat kita melangkah untuk berjuang dengan sungguh-sungguh dan penuh ketekunan. Tuhan berfirman kepada bangsa Israel, bahwa Tuhan akan menyertai mereka dalam peperangan yang mereka lakukan, dan Tuhan akan memberikan kemenangan kepada mereka. Jadi hari ini bangkitlah, berjuanglah, melangkahlah untuk meraih kemenangan yang sudah Tuhan janjikan.

Tema khotbah kita : Tuhan Allah memberikan kemenangan. Kemerdekaan RI yang ke 78 ini patut kita syukuri sebagai sebuah anugrah Tuhan yang luar biasa. Keberanian dan pengorbanan para pejuang, patut kita hargai, karena untuk mencapai kemerdekaan ini bukan sesuatu yang mudah diperoleh bangsa kita. Tuhan Allah telah bekerja melalui para pejuang kita, Tuhan yang memberikan keberanian bagi mereka untuk melawan para musuh walaupun perlengkapan senjata para musuh jauh lebih canggih dan lengkap dibandingkan dengan perlengakapn perang para pahlawan kita.

Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini bukanlah akhir dari perjuangan. Banyak hal yang masih perlu kita perjuangkan dalam menjaga keutuhan NKRI dan mewujudkan cita-cita bangsa menciptakan kehidupan makmur dan adil bagi setiap warga. Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bangsa. Hal semacam itu yang harus selalu kita hindari. Seperti kutipan yang pernah dikatakan oleh Bung Karno, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri." Hal tersebut menandakan kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan. Saat ini kita harus tetap berjuang melawan segala hal yang dapat menghambat bangsa ini untuk menjadi bangsa yang maju dan makmur.

Ada sebuah ilustrasi untuk bias kita renungkan: Pada suatu hari seseorang berkunjung ke rumah temannya yang bekerja sebagai petani. Mereka telah lama tidak saling berjumpa. Ketika ia berjumpa dengan temanya, ia melihat temannya itu sangat menderita. Dengan penuh tanda tanya ia mulai mengajaknya bercakap-cakap. “Sobat, apakah tahun ini hasil panenmu tak baik?” “Aku tidak mempunyai hasil panen sedikit pun,” jawab petani itu. “O, maaf. Tidakkah kau dapatkan hasil dari pohon-pohon kapasmu?” tanya temannya itu dengan hati penuh iba. “Tidak, aku tidak menanam pohon kapas satupun, saya takut kalau kutu-kutu yang ada di benih kapas merusak pohon-pohon yang akan tumbuh,” jawab petani itu kembali. “Dan bagaimana dengan gandummu?” tanyanya kembali. “Aku juga tidak menanam gandum juga, karena aku pikir tahun ini tidak akan turun hujan.” “Kalau begitu kamu menanam kentang?” “Tidak, aku pun tidak memikirkan untuk menanam kentang, karena aku takut belalang akan menyerang dan memakan habis tanaman itu,” jawab petani itu lagi. Petani ini kalah perang sebelum maju berperang karena hatinya begitu dikuasai oleh ketakutan. Tidak heran jika petani tadi tidak memiliki panen sama sekali sebab karena ketakutannya ia sama sekali tidak mau melangkah untuk maju. Petani tadi tidak menyadari bahwa hidup ini adalah peperangan. Kalau ingin berhasil maka harus berani berperang. Tanpa peperangan, maka hidup ini tidak akan menghasilkan atau mencapai sesuatu yang berarti. Sama halnya dengan hidup kita, setiap hari kita haris menghadapi peperangan demi peperangan. Peperangan melawan diri kita sendiri, melawan kedagingan kita, melawan iblis, melawan semua rintangan dan hambatan untuk maju, dan masih banyak hal lagi. Hari ini kita harus menyadari bahwa kunci supaya kita bisa menang dalam peperangan adalah TIDAK TAKUT. Ingatlah bahwa Tuhan senantiasa beserta kita dan jika Tuhan beserta dengan kita, maka tidak ada satupun yang dapat melawan kita.          

Pdt Rahel br Tarigan M.Th-Runggun Denpasar

MINGGU 13 AGUSTUS 2023, KHOTBAH MAZMUR 71:17-24

Invocatio :

Kata orang: hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut usia. Padahal pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian. (Ayub 12:12-13)

Ogen  :

1 Petrus 5:5-7

Tema :

Ermomo Kerna Kuasa Ras Kinimbisan Dibata/Memberitakan tentang Kekuatan dan Kemahakuasaan Allah

 

PENDAHULUAN

Topik mengenai usia dan cara berfikir sering sekali menjadi tolak ukur manusia untuk menentukan nilai dan karakter sesorang. Pertanyaan yang timbul dari sebuah artikel menyatakan, Which would you rather keep and why? The mind of a a 20 year old, while your body ages? Or The body of a 20 year old, while your mind ages? What gets better with age? What gets worse? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin dapat kita pilih dan jawab sesuai pemahaman kita masing-masing orang. Hidup memang dipenuhi dengan pendapat yang paradoks. Kadang anak-anak muda berfikir dan berharap seperti layaknya orang dewasa yang sudah seharusnya lebih bijaksana. Disisi lain, kaum orang tua dan dewasa lainnya berharap memiliki semangat dan cara pikir orang-orang muda. Minggu ini merupakan minggu Saitun, yaitu salah satu kategorial termuda di gereja kita GBKP. Disisi lain, Saitun juga merupakan perkumpulan orang tua kita yang telah dikatakan lanjut usia sesuai ketentuan yang diberikan oleh Gereja kita. Apakah menjadi Saitun merupakan hal yang tidak populer? Karena pandangan umum jika dikatakan Saitun berarti sudah lanjut usia, memiliki banyak keterbatasan dan seolah-olah orang tidak mau membicarakan tentang hal itu karena mungkin masih muda dan sebagainya. Dalam teks kita Mazmur 71 yang merupakan bagian dari produksi Davidik memperlihatkan bahwa ternyata semua orang pada waktunya akan mengalami masa tua dan pasti menuju kesana seperti Daud yang berdoa di masa tuanya. Oleh sebab itu, mari kita melihat bagaimana kesaksian iman Daud yang sudah menjadi Saitun tetapi senantiasa berserah, percaya dan memberikan pujian-pujiannya kepada Allah.

ISI

Invocatio

Invocatio kita yang di ambil dari Ayub 12 : 12-13 , “Kata orang: hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut usia. Padahal pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.” Terjemahan LAI pada ayat ini memberikan sebuah pernyataan. Jika melihat terjemahan alkitab New Revised Standard (NRS) dan New International Version (NIV) maka kalimatnya, “Is wisdom with the aged, and understanding in length of days? (12:12) "With God are wisdom and strength; he has counsel and understanding. (12:13) Terjemahan LAI yang tadinya berbentuk sebuah pernyataan melalui terjemahan NRS dan NIV justru berbunyi pertanyaan di ayat 12 dan jawabannya di ayat 13. Ayub hendak menegaskan bahwa di bawah kemahakuasaan Allah, hikmat dan pengertian bekerja membentuk kehidupan seseorang. Ayub tidak menolak bahwa melalui pengalaman hidup dan pertambahan umur manusia, kita semakin berhikmat dan berperngertian. Ayub ingin menegaskan bahwa di dalam pertambahan umur serta pengalaman-pengalaman hidup tersebut Allah berperan sebagai sumber segalanya yang bertujuan membentuk pengalaman-pengalaman hidup manusia agar mendapatkan hikmat dan pengertian. Proses skema kehidupan manusia seluruhnya berada dalam kendali Allah. Maka dari itu, pertanyaan di ayat 12 langsung di jawab di ayat 13 yaitu,” With God are wisdom and strength; he has counsel and understanding.”Umur manusia adalah keterbatasan dan kelemahan manusia dalam menghadapi waktu, tapi pada Allah ada hikmat dan kekuatan yang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Jika bersama Allah berarti hikmat berfungsi memberi kekuatan, kebranian dan hal-hal yang luar biasa dalam hidup kita. Selanjutnya penekanan bahwa Allah memiliki Counsel dan Understanding, yang artinya Allah dapat dijadikan sebagai konselor yang dapat membangun dan memperdalam pengertian kita. Kata asli yang dipakai adalah tebunah yang bisa juga berarti sebuah proses discernment. Apa itu discernment? Dalam agama Kristen, proses ini adalah kemampuan untuk memperoleh persepsi yang tajam atau menilai dengan baik. Dalam hal penilaian, proses ini dapat bersifat psikologis, moral atau estetika. Proses ini juga dapat didefinisikan dalam konteks; ilmiah, normatif dan formal.[1] Dalam proses inilah pentingnya Roh Kudus mengambil peran dan memberi hikmat agar dalam menjalani dan menghadapi tantangan hidup kita mampu melihat rancangan Allah dalam hidup kita. Allah menjadi konselor utama kita untuk sampai kepada proses discernment.

Bacaan kita yang diambil dari 1 Petrus 5:5-7, mengingatkan saya akan pintu masuk Gereja Kelahiran di Betlehem telah dua kali diperkecil. Tujuannya adalah agar para perampok berkuda tidak dapat menerobos masuk. Pintu itu sekarang disebut “Pintu Kerendahan Hati”, karena para pengunjung harus membungkuk untuk dapat masuk.

Saat kita beranjak tua, menekuk lutut menjadi semakin sulit dan sakit. Di dunia kesehatan, beberapa orang dengan berani menjalani operasi penggantian lutut. Untuk menghindari kerusakan sambungan yang semakin sakit selama bertahun-tahun, mereka rela menderita selama beberapa minggu.

Seperti lutut fisik kita, lutut rohani pun dapat menjadi kaku seiring dengan berjalannya waktu. Tahun-tahun yang penuh kesombongan dan keegoisan yang keras kepala membuat kita tidak fleksibel, sehingga semakin sulit dan menyakitkan bagi kita untuk merendahkan diri. Karena terbujuk oleh perasaan penting yang palsu saat orang lain tunduk kepada kita, kita tidak pernah belajar bahwa arti penting yang sejati muncul bila kita tunduk kepada Allah dan orang lain (Efesus 5:21; 1 Petrus 5:5).

Bacaan khotbah kita yang diambil dari Mazmur 71 : 17-24 menceritakan bagaimana seorang Daud sedang hanyut dalam kegirangan dan puji-pujian yang timbul dari iman dan pengharapannya kepada Allah. Kita bisa mendapati kedua hal itu bersama-sama (ay. 14), ketika tiba-tiba saja nada suaranya berubah. Ketakutannya mereda, pengharapannya diteguhkan, dan doa-doanya diubahkan menjadi pujian syukur. “Biar saja musuh-musuhku berkata semau-maunya untuk menjerumuskanku ke dalam keputusasaan, tetapi aku senantiasa mau berharap, berharap dalam segala keadaan, bahkan di hari yang termendung dan tergelap sekalipun. Aku akan hidup dalam pengharapan dan akan senantiasa berharap sampai akhir.” Karena kita berharap kepada Pribadi yang tidak akan pernah mengecewakan kita, maka biarlah harapan kita kepada-Nya pun tidak pernah sirna, sehingga kita akan terus memuji-Nya dengan lebih-lebih lagi.

Refleksi

Seorang ibu menemukan sebuah kepompong kupu-kupu di halaman rumahnya. Suatu hari terlihat sebuah lubang kecil. Lalu ibu ini melihat kupu-kupu sedang berjuang melalui lubang     kecil tersebut. Sudah beberapa jam berlalu tanpa hasil. Ibu ini memutuskan untuk   menolongnya. Ia mengambil gunting dan membuka kepompong tersebut. Akhirnya kupu-kupu tersebut bisa keluar dengan mudah. Kupu – kupu tersebut mempunyai badan yang besar tetapi sayap yang kecil dan lemah. Ibu ini beharap pada saatnya sayapnya akan membesar dan sanggup menopang. tubuhnya. Namun harapannya sia-sia! Kupu-kupu itu tak kunjung terbang , ia hanya bisa merayap. Ibu tersebut baikhati, tetapi terlalu tergesa -gesa sehingga tidak menyadari bahwa ia telah menjadi penghambat bagi kupu-kupu tersebut. Perjuangan kupu-kupu untuk keluar dari lubang yang kecil kepompongnya sesungguhnya adalah cara Tuhan untuk memindahkan cairan dari tubuh si kupu-kupu kesayapnya. Jadi,pada waktu kupu-kupu tersebut keluar dari kepompongmya, ia dapat segera terbang. Sama halnya dengan kupu-kupu tersebut, seringkali Tuhan izinkan ada banyak kepompong-kepompong perjuangan yang harus kita hadapi dalam hidup ini, baik itu dalam pekerjaan, karier, cita-cita, keluarga, dsb. Jika   Tuhan membiarkan hidup kita tanpa hambatan dan kesulitan, hal itu justru akan melumpuhkan kita. Kita tidak akan pernah mengembangkan potensi dan kekuatan yang sudah Tuhan tanamkan dalam diri kita. Namun,   dalam   renungan   hari   ini   dengan   sangat   jelas berkata bahwa meski Tuhan mengizinkan kesukaran dalam hidup kita, tetapi Dia juga yang akan menghibur, menaikkan, dan bahkan menambah kebesaran kita. Di setiap kesendirian kita, ada Tuhan yang menemani. Di setiap sedih kita, ada Tuhan yang menghibur. Di setiap kesusahan, ada Tuhan yang membuka jalan. Dan di setiap   kekurangan,   ada   Tuhan   yang   mencukupkan. Tuhan yang akan membawa kita mengalami hal-hal lebih besar dan lebih cepat, serta menyatakan pelangi kemulian-Nya dalam hidup kita. Dan dari kesemua ini, yang terpenting bahwa hal itu tidak hanya dilakukan semasa kita muda. Tapi sampai usia kita menua, seperti yang disaksikan Daud dalam Mazmur yang menjadi bahan khotbah kita.

Inilah yang menjadi pengharapan bagi kita dan menjadi kesaksian akan kekuatan dan kemahakuasaan Allah yang selalu menyertai seumur hidup kita

Det. Samuel Barcley. A Barus, S.Si Teol, CCM

 

[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Discernment_(Christianity) diakses pada Selasa 13 Juni 2023

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD