MINGGU 05 MEI 2024, KHOTBAH 1 RAJA-RAJA 18:36-40

Invocatio :

“Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. (2 Tawarikh 7:15)”

Bacaan Pertama :

Kisah Para Rasul 6:5-7 (Tunggal)

Khotbah  :

1 raja-raja 18:36-40 (Tunggal)

Tema  :

Tuhan, Jawablah Doaku/ Tuhan, Aloi min Pertotonku

 

I. Kata Pengantar

Minggu ini di kalender gerejawi diberi nama Minggu Rogate, yang artinya berdoalah. Dalam menjalani proses demi proses kehidupan kadang berdoa menjadi hal yang sedikit terabaikan/terlupakan. Yang pada dasarnya banyak di antara orang Kristen yang menjadikan doa ibarat senjata terakhir menghadapi pergumulan. Sebagai contoh ada seorang anak yang sangat nakal, tidak ada seorangpun yang menasehati didengarnya, bahkan orang tuanya sendiri juga sudah pasrah. Maka kata-kata terakhir yang sering terucap adalah “kita doakan saja semoga dia berubah”. Namun sebenarnya banyak hal yang berkaitan dengan Doa yaitu meminta/memohon kepada Tuhan, membangun hubungan lebih erat lagi dengan Tuhan, mencurahkan isi hati(curhat), menyerahkan hidup kita karena mengingat keterbatasan kita. Doa harusnya menjadi nafas hidup orang yang percaya. Dalam suka atau sedih, susah atau senang maka doa harusnya menjadi prioritas hidup orang Kristen.

II. Tafsiran Teks

Dalam Kisah Para Rasul 6:5-7 berbicara tentang cara pemilihan ke-7 diaken(orang yang melayani orang miskin itu tirak secara jelas diterangkan. Hanya disebutkan nama-nama mereka yang dapat memberi petunjuk, bahwa mereka dipilih dari lingkungan orang-orang Hellenis, hal mana dapat kita katakana suatu Tindakan yang bijaksana, tetapi inipun tidak diberitahukan kepada kita. Terutama Stefanus dan Filipus akan lebih tampil di depan, juga disebabkan oleh pekerjaan pemberitaan injil. Nikolaus dahulu adalah orang kafir, berasal dari Antiokhia tetapi telah masuk ke dalam persekutuan Yahudi, jadi melalui agama Yahudi ia telah datang kepada Kristus. Penumpangan tangan yang dilakukan oleh para rasul juga terdapat dalam upacara Yahudi. Sedudah dapat melenyapkan pertentangan-pertentangan dalam jemaat dapatlah pula jemaat mengembangkan sepenuhnya segala kekuatannya keluar. Bahkan para imampun banyak yang tertarik oleh panggilan yang keluar dari pemberitaan tentang Yesus Kristus. Pemimpin yang baik tidak saja mengungkapkan dukungan mereka terhadap para pekerja baru; namun mereka juga percaya bahwa orang-orang itu dapat menyelesaikan tugasnya. Untuk mengetahui apa yang tersirat antara ayat 6 dan 7, menyarankan sebagai berikut: (1) Setelah berdoa dan menumpangkan tangan ke atas tujuh orang itu, para rasul membiarkan mereka bekerja tanpa direcoki; (2) Ketujuh orang itu tidak harus minta petunjuk para rasul setiap saat harus mengambil keputusan yang terkait dengan tugas mereka; (3) ketujuh orang itu melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka. Namun sesuai dengan tema minggu ini maka hal berdoa lah yang menjadi sorotan kita dalam memahami makna teks ini di mana para rasul berdoa dalam artian meminta kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan kepada ketujuh diaken yang akan menjalankan tugasnya. Hal ini menunjukan bahwa kuasa itu bukan berasal dari para rasul, tetapi kuasa itu disalurkan melalui para rasul dalam media penumpangan tangan.

1 Raja-raja 18:36-40

Pasal 18 ini terjadi pada masa pemerintahan raja Ahab di Kerajaan Israel Utara. Ahab adalah salah satu raja yang paling jahat dalam sejarah Israel, karena ia memperkenalkan penyembahan berhala Baal dan memperbudak bangsa Israel dalam dosa. Pasal ini juga mencatat kehadiran nabi Elia, yang dipilih oleh Allah untuk menentang penyembahan berhala dan mengembalikan umat Israel kepada Allah. Pada saat itu, penyembahan berhala Baal sangat populer di antara bangsa Kanaan. Baal adalah dewa hujan dan pertanian, dan banyak orang Israel terpengaruh oleh kebudayaan sekitar mereka dan mulai menyembah Baal. Elia berusaha untuk mengembalikan umat Israel kepada penyembahan yang benar, yaitu penyembahan kepada Allah. Pasal ini menyoroti pertarungan antara penyembahan berhala dan penyembahan yang benar kepada Allah. Elia adalah nabi yang setia kepada Allah dan berjuang untuk memulihkan iman umat Israel. Pasal ini juga menunjukkan kuasa Allah dalam menghadapi dewa-dewa palsu dan mengungkapkan kebenaran tentang Allah yang hidup.

Elia kemudian dengan khidmat datang menghadap kepada Allah melalui doa di depan mezbahnya, sambil memohon kepada-Nya dengan rendah hati untuk membakar habis korban bakarannya, seperti ungkapan yang dipakai dalam Mazmur 20:4, dan untuk menyatakan penerimaan-Nya akan korban itu. Doanya tidaklah panjang, sebab dia tidak bertele-tele dalam berdoa, tidak pula berpikir bahwa doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Sebaliknya, doanya itu sangat berwibawa dan tenang, dan menunjukkan bahwa pikirannya juga tenang dan jernih, dan jauh dari panas hati dan kekacauan yang menguasai para nabi Baal. Dua hal dimohonkannya di sini:

(1) Kemuliaan Allah: “TUHAN, dengarkanlah aku, dan jawablah aku, supaya diketahui orang sebab sekarang hal ini disangkal dan dilupakan oleh sebagian besar orang bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel, satu-satunya yang berhak menerima penghormatan dan penyembahan Israel, dan bahwa aku ini hamba-Mu, dan melakukan semua yang telah kulakukan, yang sedang kulakukan, dan yang akan kulakukan, sebagai alat-Mu, atas Firman-Mu, dan bukan untuk memuaskan kesenangan atau keinginanku sendiri.

(2) Peneguhan iman bangsa Israel: “Supaya bangsa ini mengetahui bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan dapat mengalami anugerah-Mu, dengan membuat hati mereka, melalui mujizat ini sebagai sarananya, tobat kembali kepada-Mu, sehingga Engkau dapat kembali kepada mereka dengan membawa belas kasihan.”

Allah dengan segera menjawab Elia dengan api (ay. 38). Allah Elia tidak bicara ataupun mengejar, tidak perlu dibangunkan ataupun disuruh cepat-cepat. Selagi Elia sedang berbicara, turunlah api TUHAN, dan tidak hanya, seperti pada waktu-waktu lain (Im. 9:24; 1Taw. 21:26; 2Taw. 7:1), menyambar habis korban bakaran dan kayu api, sebagai tanda penerimaan Allah atas korban persembahan itu, tetapi juga bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Rakyat, sebagai jurinya, memberikan putusan mereka atas sidang pengadilan itu, dan mereka semua sepakat dengan putusan tersebut. Perkaranya sudah begitu jelas sehingga mereka tidak perlu pergi dari sidang untuk mempertimbangkan keputusan mereka atau berunding tentangnya: Sujudlah mereka, dan mereka semua, sebagai satu kesatuan, berkata, “TUHAN, Dialah Allah, dan bukan Baal. Kami sudah diyakinkan dan dipuaskan dengannya: TUHAN, Dialah Allah”.

Para nabi Baal, sebagai penjahat, ditangkap, dikutuk, dan dijatuhi hukuman berdasarkan hukum Taurat. Jika Yahweh adalah Allah yang sejati, maka Baal adalah allah palsu, yang telah menyebabkan orang-orang Israel ini memberontak, dan membujuk orang lain untuk menyembah dia. Oleh karenanya, berdasarkan hukum Allah yang tegas, mereka harus dihukum mati (Ul. 13:1-11). Tidak diperlukan lagi bukti untuk fakta itu. Seluruh Israel adalah saksinya. Itulah sebabnya Elia, yang masih bertindak berdasarkan perintah yang sifatnya luar biasa, yang tidak boleh diikuti sebagai contoh, memerintahkan agar mereka semua langsung disembelih sebagai yang mencelakakan negeri. Dan Ahab sendiri, untuk saat ini, begitu takut terhadap api dari sorga itu, sehingga dia tidak berani menentangnya. Mereka ini adalah ke-450 nabi Baal. Empat ratus nabi Asyera, yang menurut sebagian penafsir adalah orang-orang Sidon, kendati dipanggil, namun kelihatannya tidak datang, sehingga terluput dari hukuman mati ini. Dan mungkin Ahab dan Izebel berpikir bahwa mereka sungguh bahagia karena terluput juga dari hukuman itu. Namun, terbukti bahwa ke-400 nabi itu disiapkan untuk menjadi alat kebinasaan Ahab, beberapa waktu sesudahnya, dengan mendorongnya untuk berperang melawan Ramot-Gilead.

Invocatio menjelaskan bahwa Allah berharap bahwa umat-Nya yang atas nama-Nya dipanggil, jika mereka telah menghina nama-Nya melalui pelanggaran mereka, harus menghormati namaNya dengan menerima hukuman atas kesalahan mereka. Mereka harus merendahkan diri di bawah tangan-Nya, harus beroa bagi penghapusan hukuman, harus mencari wajah dan perkenan Allah. Akan tetapi semuanya ini tidak akan terjadi kecuali mereka berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat dan Kembali kepada Allah kepada siapa mereka memberontak. Sesudah itu barulah belas kasihan atas seluruh bangsa dijanjikan, bahwa Allah akan mengampuni dosa mereka, dosa yang telah membawa mereka ke hukuman atas mereka.

III. Refleksi/Aplikasi

  1. Berdasarkan ayat Bacaan yang pertama, bahwa sebuah peneguhan untuk memulai perjalanan pelayanan seorang pelayan Tuhan(Perttua/Diaken) adalah didoakan untuk medoakan. Hal ini berpadanan dengan setelah pemilihan yang dilakukan oleh para rasul selanjutnya di lakukan peneguhan yaitu berdoa dan menompangkan tangan. Dalam kehidupan juga penting sekali Ketika memulai sebuah pekerjaan ataupun aktivitas dimulai dengan doa-doa agar Tuhan memberikan kelancaran bagi kita.
  2. Bermohon dan berdoa kepada Tuhan memberikan hasil yang begitu baik jika kita melihat ayat 7. Pemberitaan injil semakin baik dan meyebar dengan cepat. Hal ini berarti Ketika sesuatu itu di mulai dengan berdoa maka setiap apapun yang akan dialami, baik atau buruknya, sebagai orang Kristen siap untuk menerimanya.
  3. Mengenai berdoa bersama juga penting mengingat beberapa kisah alkitab yang unik tentang berdoa seperti yang tertulis dalam Matius 18:19 di mana Ketika ada dua orang/lebih yang berdoa maka Tuhan akan mendengarkannya.
  4. Berdoalah dengan bersungguh-sungguh, membuka hati bagi Tuhan untuk dapat bekerja dalam kita menyampaikan kasihNya ke tengah-tengah dunia. Karena melalui doa lah Roh Kudus akan bekerja dan membimbing orang yang bersungguh-sungguh dan setia dalam berpengharapan kepada Tuhan tentang apapun yang kita bawakan dalam doa.
  5. Mengingat kisah dari ibu seorang bapa gereja yang bernama Agustinus dari Hippo yaitu Santa Monika. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut menjadi teladan bagi orang Kristen. Agustinus bukanlah anak yang baik bahkan sampai menganut aliran sesat. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air matai bunya. Dengan berbagai kisah sedih dan doa-doa yang dinaikkan oleh ibu Agustinus maka akhirnya terjadi pertobatan kepada Agustinus dan akhirnya menjadi seorang tokoh bapa gereja yang terkenal.

Vic. Roy Prananta Purba, S.Th-GBKP Perpulungen Sangatta Runggun Samarinda

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD