MINGGU 04 JUNI 2023, KHOTBAH 1 JOHANES 5:6-12

Invocation  :

2 Johanes 1:3

Ogen :

Ayub 36:22-33 (Antiphonal)

Tema :

Kesaksian Yang di Berikan Allah

 

I. PENGANTAR

Minggu ini adalah minggu Trinitatis yang disebut juga sebagai Hari Raya Tritunggal Mahakudus, adalah hari pertama setelah pentakosta setelah kalender liturgi gereja Ritus Barat dan hari minggu pada saat Pentakosta di Ritus Timur. Kata Tritunggal (bahasa inggris: trinity) berasal dari bahasa latin trinitas yang berarti “yang nomor tiga, tiga serangkai”. Kata benda abstrak tersebut terbentuk dari kata sifat trius (tiga masing-masing, rangkap tiga), sebagaimana kata unitas merupakan kata benda abstrak yang terbentuk dari kata unus (satu). Pada dasarnya bagi orang Kristen, Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Allah yang menyatakan diriNya sebagai Bapa yang kekal, Yesus Kristus dan Roh Kudus, Ketiga Yang Esa yang disedut Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Ada satu Allah namun tiga Pribadi, ketiga pribadi itu adalah keesaan. Pemahaman yang benar belum sepenuhnya melekat dalam diri orang Kristen, oleh sebab itu gereja masih saja mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan pemahaman yang benar.

II. ISI

Dalam tulisan 1 Yohanes terdapat permasalahan yaitu adanya peperangan melawan bidat. Masksud dari penulis surat ini untuk melawan ajaran sesat yaitu gnostikisme, terutama Dekotisme. Ciri utama ajaraan sesat yang di lawan adalah penyangkalan bahwa Yesus adalah Kristus. Iman orang Kristen yang percaya kepada Kristus luar biasa perkasa dan perkembangannya, tetapi iman itu perlu dilengkapi dengan bukti sorgawi yang dapat dipertanyakan lagi tentang mandat, wewenang dan jabatan Tuhan Yesus. Dia datang bukan sekedar datang ke dunia melainkan melalui dan dengan jalan Ia datang, tampil dan bertindak sebagai juruselamat dunia. Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa kita, untuk memberi kita hidup yang kekal dan membawa kita kepada Allah. Ia datang melalui, atau dengan air dan darah yaitu Yesus Kristus. Tak seorang pun selain Dia. (6).

Air dan darah ini mencakup semua hal yang diperlukan supaya keselamatan kita benar-benar tercapai. Dengan air, jiwa kita dibasuh dan dimurnikan bagi sorga dan tempat kediaman orang-orang kudus di dalam terang. Dengan darah, Allah dimuliakan, hukum-Nya dihormati, dan keluhuran-keluhuran-Nya.Yang telah ditentukan Allah, atau dirancangkanNya, atau diajukan-Nya sebagai jalan pendamaian karena iman dalam darah-Nya, atau pendamaian di dalam atau oleh darahNya melalui iman, untuk menunjukkan keadilan-Nya, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (Rm. 3:25-26). Air dan darah akan menguduskan dan menyucikan, untuk segala maksud yang akan ditentukan dan dipakai Allah untuk mencapai tujuan keselamatan yang agung itu. Dia yang datang dengan air dan darah adalah Juruselamat yang tepat dan sempurna. Dan inilah Dia yang datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus! Demikianlah kita melihat dengan jalan dan cara apa, atau kalau boleh dibilang, dengan apa saja Dia datang. Dalam saksi yang menyertai Dia, dan itu adalah Roh ilahi, Roh yang biasanya disebut sebagai penyempurna pekerjaan-pekerjaan Allah: Dan Rohlah yang memberi kesaksian (ay. 6). Sudah sepantasnya Juruselamat dunia yang membawa mandat mempunyai seorang penyokong yang senantiasa mendukung pekerjaan-Nya, dan bersaksi tentang Dia kepada dunia. Dan kemudian Rasul Yohanes menambahkan pujian untuk saksi ini atau keberterimaannya sebagai saksi: Karena Roh adalah kebenaran (ay. 6). Dia adalah Roh Allah, dan tidak dapat berdusta. Dengan demikian hal itu menunjukkan pokok perkara dari kesaksian Roh, apa yang disaksikan-Nya, dan itu adalah kebenaran Kristus. Dan Rohlah yang memberi kesaksian bahwa Kristus adalah kebenaran. Roh adalah kebenaran. Dia memang Roh Kebenaran (Yoh. 14:17). Bahwa Roh itu adalah kebenaran, dan saksi yang patut diterima sepenuhnya, tampak dalam kenyataan bahwa Ia adalah saksi sorgawi, atau salah satu saksi yang di dalam dan dari sorga memberikan kesaksian tentang kebenaran dan kewenangan Kristus. Sebab (atau oleh karena) ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.

Dalam ayat 7 Di sini ada Tritunggal Saksi sorgawi, Saksi-saksi yang sudah bersaksi dan memastikan kepada dunia akan kebenaran dan kewenangan Tuhan Yesus dalam jabatan dan pengakuan-pengakuan-Nya, yang pertama adalah Bapa (menyatakan dirinya dengan caranya.) Saksi kedua adalah Firman, sebuah nama yang penuh misteri, yang menyatakan kodrat tertinggi yang dimiliki Juruselamat Yesus Kristus, di mana di dalamnya mengandung arti bahwa Ia telah ada sebelum dunia ada, bahwa Ia menjadikan dunia, dan bahwa Ia betul-betul Allah yang telah ada bersama-sama dengan Bapa sejak dahulu itu. Firman harus bersaksi untuk kodrat manusia, atau untuk manusia Kristus Yesus, yang di dalam dan oleh-Nya Ia menebus dan menyelamatkan kita. Dan Dia bersaksi, pertama, melalui pekerjaan-pekerjaan besar yang dikerjakan-Nya (Yoh. 5:17), Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. Kedua, dalam memberikan kemuliaan kepada-Nya ketika Dia berubah rupa. Dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh. 1:14). Ketiga, dalam membangkitkan Dia dari antara orang mati (Yoh. 2:19), rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali. Saksi ketiga adalah Roh Kudus. Pertama, dalam dikandungnya kodrat manusia-Nya secara ajaib tanpa dosa dalam rahim sang perawan. Roh Kudus akan turun atasmu (Luk. 1:35, dst.). Kedua, dalam turunnya Roh Kudus secara kasat mata ke atas Kristus pada saat pembaptisan-Nya. Mereka ini adalah Saksi-saksi di sorga. Mereka memberikan kesaksian dari sorga. Dan Mereka adalah satu, tampaknya bukan hanya dalam kesaksian (sebab hal itu tersirat dalam kenyataan bahwa Mereka adalah tiga saksi untuk satu hal yang sama), melainkan juga untuk alasan yang lebih tinggi, sebab Mereka ada di sorga. Mereka adalah satu dalam keberadaan dan hakikat sorgawi.

Ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu (ay. 8), pertama adalah roh. Roh ini harus dibedakan dari Pribadi Roh Kudus, yang ada di sorga. Jadi kita harus berkata, bersama Sang Juruselamat (menurut apa yang dilaporkan oleh rasul ini), bahwa apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh (Yoh. 3:6). Murid-murid Juruselamat, dan juga orang lain, lahir dari daging. Yang kedua adalah air. (Baptisan Yohanes, membasuh dll). Saksi ketiga adalah darah. Darah ini ditumpahkan-Nya, dan ini adalah tebusan bagi kita. Rasul Yohanes dengan benar menyimpulkan, kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya (ay. 9).

Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, yaitu yang dengan tulus hati telah dimenangkan hatinya untuk melekat kepada-Nya untuk mendapat keselamatan, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya (ay. 10). Ia tidak hanya mempunyai bukti lahiriah yang dimiliki orang lain, tetapi juga memiliki di dalam hatinya kesaksian bagi Yesus Kristus. Ia dapat memberikan pernyataan tentang apa yang telah dilakukan Kristus dan kebenaran Kristus bagi jiwanya, dan apa yang telah dilihat dan didapatinya di dalam Dia. Ia secara mendalam telah melihat dosanya, kebersalahannya, kesengsaraannya, dan kebutuhannya yang berlimpah akan Juruselamat seperti Kristus. Ia telah melihat keunggulan, keindahan, dan pekerjaan Anak Allah, dan telah menyaksikan sendiri betapa seorang Juruselamat seperti Dia itu benar-benar sanggup memenuhi semua kebutuhan rohaninya dan keadaannya yang penuh derita. Ia melihat dan mengagumi hikmat dan kasih Allah dalam mempersiapkan dan mengutus seorang Juruselamat seperti itu untuk membebaskan dia dari dosa dan neraka, dan untuk mengangkat dia hingga memperoleh pengampunan, kedamaian, dan persekutuan dengan Allah. Ia telah menemukan dan merasakan kuasa firman dan ajaran Kristus, yang melukai, merendahkan, menyembuhkan, menghidupkan, dan menghibur jiwanya. Ia mendapati pengharapan-pengharapan dan kekuatan yang diberikan kepadanya oleh iman kepada Kristus dengan sedemikian rupa sehingga Ia bisa memandang rendah dan mengalahkan dunia, dan terus berjalan menuju dunia yang lebih baik dsg.

Dosa orang yang tidak percaya atau dosa ketidakpercayaan menjadi lebih diperberat: Barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta. Ia, pada dasarnya, membuat Allah berdusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya (ay. 10). Pokok masalah, inti, atau isi dari semua kesaksian ilahi tentang Yesus Kristus ini: Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya (ay. 11). Bahwa Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita. Ia telah merancangkan hal itu bagi kita dalam tujuan kekal-Nya. Ia telah mempersiapkan semua sarana yang diperlu kan untuk membawa kita kepada hidup yang kekal itu. Ia telah menyerahkannya kepada kita melalui perjanjian dan janji-Nya. Dan Ia betul-betul menganugerahkan hak untuk itu kepada semua orang yang percaya dan benar-benar memeluk Anak Allah. Hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Anak adalah hidup, hidup yang kekal dalam hakikat dan pribadi-Nya (Yoh. 1:4; 1Yoh. 1:2). Ia adalah hidup yang kekal bagi kita, sumber dari hidup kita yang bersifat rohani dan mulia (Kol. 3:4). Dari Dia hidup diberikan kepada kita, baik di sini maupun di sorga. Maka dari itu sudah pasti barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup (ay. 12). Barangsiapa bersatu dengan Anak, ia bersatu dengan hidup. Barangsiapa berhak mendapat Anak, ia berhak mendapat hidup, mendapat hidup kekal. Kehormatan seperti itulah yang telah diberikan Bapa kepada Anak: dan kehormatan seperti itulah yang harus kita berikan kepada Dia juga. Barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup (ay. 12). Ia tetap ada di bawah kutuk hukum Taurat (Yoh. 3:36). Ia menolak Anak, yang adalah hidup itu sendiri, yang memperoleh hidup, dan jalan kepada hidup. Orang demikian membangkitkan murka Allah untuk menyerahkan dirinya sendiri kepada maut yang tak berakhir karena sudah menjadikan Dia pendusta, sebab ia tidak mempercayai kesaksian yang telah diberikan Allah tentang Anak-Nya ini.

Ayub 36:22-23 merupakan kesaksian sifat Allah, Allah adalah yang tak terbatas kuasanya dan tak terpahami. Karena itu Ia pasti adil, Allah yang begitu di tinggikan adalah guru yang tak tertandingkan meskti tak terpahami. Ia tak perlu diajar siapa pun. Jika manusia tidak dapat mengajar Allah tentang bagaimana mengatur alam semesta, manusia pun tak berhak menuduh Allah (ayat 23). Itu sebabnya Ayub diperintahkan untuk memuji Allah bersama dengan ciptaan yang lainnya (ayat 24-26). Bukankah Allah adalah Allah yang bekerja dengan cara misterius seperti memberi hujan ke bumi (ayat 27-28) dan memberikan guntur yang menakutkan orang-orang zaman itu (ayat 29-33)? Hanya Dia yang mampu dan tahu apa yang harus dia lakukan.

2 Yohanes 1:3 Kasih karunia dan rahmat mencerminkan sifat Allah yang membawa suatu keselamatan cuma-cuma melalui Kristus kepada manusia yang jatuh dalam dosa. Damai mencerminkan penerimaan anugerah Allah. Orang percaya mengalami suatu perubahan yang lengkap. Sebagaimana kejatuhan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, demikian pula keselamatan memulihkan, pertama-tama melalui posisi (pembenaran oleh iman), yang dimampukan oleh Roh yang berdiam di dalam, yang menghasilkan suatu keserupaan dengan Kristus yang bertumbuh (pengkudusan progresif). Gambar Allah dalam manusia (lih. Kej 1:26-27) dipulihkan! Jika kebenaran menyertai kita selama-lamanya dan Yesus adalah Kebenaran, maka ucapan salam "kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera akan menyertai kita", bukan menyatakan harapan, melainkan keyakinan yang penuh kepastian!

III. APLIKASI

Tema kotbah “Kesaksian Yang di Berikan Allah”, kita sebagai anak-anak Allah mampu menjadi saksi di dunia ini lewat pernyataan anakNya Yesus Kristus yang telah datang ke dunia ini. Anak Allah adalah Allah itu sendiri yang hidup dan kekal.

  • Kenali dengan baik dan benar siapa Dia. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Tiga pribadi tapi satu hakekat.
  • Pengenalan yang baik dan benar terhadap Allah merupakan kesaksian yang hidup dalam pengharapan yang teguh kepada Allah.
  • Kelahiran dan kematianNya yaitu Yesus Kristus sebagai tanda kasih Allah bagi seluruh ciptaan.
  • Persaksikan lah Dia dalam kesaksian Imanmu sesuai dengan firman itu sendiri, yang membawa engkau hidup berlaku dengan pimpinan Roh Kudus.

 

Detaser Elis Angelina br Sembiring-Perp. Purwakarta

MINGGU 28 MEI 2023, KHOTBAH PERBAHANEN RASUL 8:14-17 (MINGGU PENTAKOSTA 1)

Invocatio:

Sesudah dibabtis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya

Ogen :

1 Kronika 12:16-18 (Tunggal)

Tema  :

Kesah Si Badia Enggo Nusur (Turunnya Roh Kudus)

 

 

 

I. Pendahuluan

Minggu ini kita memasuki minggu Pentakosta atau hari turunnya Roh Kudus atau disebut juga dengan hari Lima Puluh terhitung mulai Yesus memperlihatkan diri-Nya setelah bangkit dari kematian. Selama 40 hari di dunia setelah kebangkitan-Nya Yesus berada di dunia. Berulang kali menyatakan diri kepada para murid bahwa Ia adalah Tuhan yang hidup, Ia tidak ditahan oleh maut, tidak dicengkram oleh kuasa iblis, setelah itu Ia naik ke surga dengan pesan “Tunggu di Yerusalem” jangan pergi, melainkan berdoalah hingga Roh Kudus turun atasmu. Sepuluh hari kemudian Roh Kudus turun ke atas orang-orang percaya pada hari Pentakosta. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. Roh Kudus adalah pribadi Ilahi dan Roh Kudus adalah penolong bagi umat beriman dan menuntun hati umat beriman untuk mengalami keselamatan dari Bapa yang diwujudkan dalam Yesus Kristus. Menurut ajaran Kristiani, seorang Kristen dipenuhi Roh Kudus di dalam dirinya. Roh Kudus dalam bahasa Yunani “Pneuma” bahasa Ibrani “Ruah”, pribadi yang Maha menolong dan pemimpin serta penuntun hidup. Dalam bahasa Latin “Paracletus” berarti pembela atau penolong, dengan demikian Roh Kudus bukan hanya pribadi Allah tetapi Kuasa-Nya dicurahkan pada hari Pentakosta, sehingga mulai hari Pentakosta sampai kedatangan Yesus kedua kali adalah jaman Roh Kudus bekerja di bumi ini.

II. Isi

Bahan Kotbah: Kisah Para Rasul 8:14-17

Ayat 14-15, “Ketika Rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah samaria telah mendengar Firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ” dari ayat ini atau dalam bahan kotbah kita kali ini berbicara mengenai perkembangan kekristenan yang sampai kepada berbagai kalangan manusia dan berbagai tempat, bahkan Firman Tuhan itu telah sampai ke tanah samaria. Bermula dari penderitaan dan penyiksaan yang dihadapi oleh orang Kristen karena imannya di Yerusalem oleh Saulus, mengakibatkan banyak orang-orang kristen yang menyebar ke daerah Yudea sampai samaria (ayat 1), tetapi rasul-rasul tetap tinggal di Yerusalem. Ternyata dibalik penderitaan orang percaya itu Roh Kudus bekerja sehingga memiliki dampak yang positif karena melalui penderitaan dan penyiksaan itu Firman Tuhan semakin di kumandangkan sehingga banyak orang yang percaya hingga orang samaria pun telah menerima Firman itu karena tuntunan Roh Kudus. Hari Pentakosta adalah hari raya yang penting, karena hari Pentakosta adalah hari bersejarah bagi umat Kristen berkaitan dengan hari lahirnya gereja. Sejarah mencatat dalam Alkitab bahwa semula orang percaya itu berjumlah 120 orang (Kis 1:15), dalam ketekunannya berdoa dan percaya akan janji Bapa akan digenapi bahwa Roh Kudus tercurah atas orang percaya sehingga kemajuan dan perkembangan itu terjadi sampai 3000 (Kis 2:41) orang percaya bertambah dan hari demi hari bertambah-tambah orang yang percaya.

Petrus dan Yohanes di utus ke samaria, ini merupakan hal yang perlu kita perhatikan, Pertama: hal ini berkaitan dengan peristiwa Yesus dan orang Samaria (Lukas 9:53), semula orang samaria tidak mau menerima bahkan menolak kedatangan Yesus ke samaria termasuk salah satu muridNya adalah Yohanes, tapi kemudian orang samaria percaya Firman, Kedua: berkaitan dengan (Lukas 9:54) ketika mereka ditolak, Yakobus dan Yohanes bertanya kepada Yesus, “Tuhan apakah Engkau mau supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” tetapi Yesus tidak menginginkan itu, bahkan menegor mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menginginkan kematian manusia dalam dosanya tapi sebaliknya bertobat dan mendapatkan keselamatan, bukannya Api yang turun dari langit untuk membinasakan orang samaria, tapi diganti dengan Roh Kudus turun dari langit untuk menyelamatkan orang samaria, sehingga dalam ayat 15 dikatakan “setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang samaria itu beroleh Roh Kudus” Yohanes adalah salah satu murid yang menyaksikan ini semua, dengan kata lain Yohanes Saksi turunnya Roh Kudus.

Ayat 16-17, “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun diantara mereka, karena mereka hanya dibabtis dalam nama Tuhan Yesus” Lukas pertama-tama mencatat penyebaran Injil ke Samaria. Orang-orang Samaria merupakan keturunan campuran dari golongan sisa Israel dengan bangsa-bangsa asing yang ditempatkan di Samaria oleh bangsa Asyur yang menaklukkan mereka sementara kalangan kelas atas sudah dibuang (2 Raja2 17). Orang-orang Samaria telah mendirikan bait suci tandingan di gunung Sikhem (Yoh 4:20), karena orang-orang Yahudi menganggap orang samaria sebagai suku campuran baik secara keturunan maupun secara agama sehingga orang samaria tersisih dari orang banyak dan dianggap suku yang berdosa. Petrus dan Yohanes akhirnya mengetahui bahwa karunia Roh Kudus yang diterima pada hari Pentakosta belum dialami oleh orang-orang Samaria yang sudah bertobat. Mereka telah menerima babtisan air tetapi bukan baptisan Roh, dibabtis dengan Roh Kudus artinya hidup sepenuhnya diliputi oleh Roh Kudus, dipenuhi dan ditenggelamkan dalam Roh Kudus.

Kemudian pada ayat 15 “kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus” Penumpangan tangan bukan hal yang diperlukan oleh orang Samaria, tetapi perlu bagi para rasul agar mereka benar-benar yakin bahwa Allah memang sedang mematahkan berbagai hambatan dari sikap kesukuan dan menerima orang-orang berbangsa campuran ini di dalam persekutuan. Peristiwa ini bukan merupakan Pentakosta baru, melainkan perluasan dari Pentakosta kepada orang-orang Samaria. Makna dari peristiwa ini terletak pada kenyataan bahwa orang-orang ini adalah orang-orang Samaria. Inilah langkah pertama di mana persekutuan mematahkan belenggu ikatan Yahudinya dan bergerak menuju suatu persekutuan yang benar-benar meliputi seluruh dunia. Babtisan Roh Kudus merupakan pertolongan yang sangat besar dari Allah Bapa Surgawi dan menghasilkan buah-buah rohani dalam kehidupan dan pelayanan serta memberikan kuasa untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab bahkan untuk menginjil.

Bahan Ogen: 1 Kronika 12:16-18

Bahan ini berkaitan sesudah Daud ditahbiskan sebagai raja atas suku Yehuda di Hebron (2 Sam 2:4), Bagian ini juga melukiskan keberhasilan Daud menduduki Yerusalem, yang akan menjadi "kota Daud", yaitu ibu kota pemerintahan politiknya, bersama dengan para pendukungnya. Dikisahkan pula keberhasilannya untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang Filistin, serta tindakannya memusatkan ibadah dengan menempatkan Tabut Perjanjian di Yerusalem sehingga Yerusalem juga menjadi pusat ibadah bangsa Israel. Dalam kepemimpinannya Daud melakukan sesuai dengan keinginan Tuhan, sehingga suka cita dan kemakmuran diterima dari Tuhan, walaupun dalam kesuksesan Daud tetap memiliki rendah hati dan sikap terbuka, hal ini dapat dilihat dari ayat 16 “sebagian dari bani Benyamin dan Yehuda datang kepada Daud di kubu itu” Daud mendatangi mereka dan mengeluarkan pertanyaan yang mengarah ke perdamaian dan kebersamaan, begitu juga Amasai kepala ketiga puluh itu dipenuhi Roh, terlihat dari ungkapannya yang menunjukkan rendah diri “kami ini bagimu”. Ternyata salah satu orang yang dipenuhi Roh terlihat dari cara bicaranya, kerendahan hati dan keterbukaan.

III. Aplikasi

  1. Hari Pentakosta adalah hari raya yang penting, karena hari Pentakosta adalah hari bersejarah bagi umat Kristen dan disanalah dimulai atau awal lahirnya gereja walaupun belum terstruktur. Serta hari Pentakosta memiliki makna yang sangat besar sekali karena dari peristiwa ini Allah tidak menginginkan kebinasaan orang berdosa, hal ini dapat dilihat dari orang samaria yang disebut dengan orang yang tersisih atau orang berdosa yang menerima firman dan diselamatkan. Seharusnya kita juga harus sadar bahwa dulu kita hidup dalam kebinasaan, tapi syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan kita.
  2. Roh Kudus memberikan semangat dan motivasi dalam kita menjalani kehidupan, walaupun dalam penderitaan atau masalah, kita diberikan kekuatan, jalan keluar dan penghiburan, dari hal ini kita berhutang untuk memberitakan Firman Tuhan adalah kabar suka cita. Roh Kudus berdiam dalam hati kita, supaya Roh Kudus itu memenuhi kita yang harus kita lakukan adalah: Bertekun dan Berdoa bersama-sama (Kis 1:14; 4:31-33), Bertobat dan merendahkan diri dihadapan Tuhan (Yakobus 4:6-9), Minta dan jangan diam saja (Lukas 11:9-13), Mendengar dan Membaca Firman Tuhan (Kis 10:44-48). Jika hal ini sudah kita lakukan maka dapat terlihat dari cara bicara, hati yang menerima/terbuka dan mau berdamai, seperti Amasai yang dipenuhi Roh.
  3. Kita diurapi dan dipenuhi Roh Kudus supaya kita menjadi duta-duta Matius 9:35, Tuhan Yesus adalah teladan kita, Dia diurapi oleh Roh kudus dan mendemonstrasikan kerajaan Allah di bumi ini. Dengan demikian juga kita dipanggil bukan hanya menjadi orang Kristen tetapi menunjukkan kuasa Roh Kudus dalam setiap gerak hidup kita, keluarga dan pekerjaan dan lain-lain.
  4. Di dalam gereja-Nya, yaitu orang-orang yang diperanakkan oleh Tuhan, dikuduskan, dibaptiskan menjadi orang suci. Orang yang menerima Kristus, beriman dalam Kristus, diberikan Roh Kudus yang menjadi materai dalam dirinya untuk selama-lamanya. Barangsiapa yang sudah diperanakkan pula oleh Roh Kudus, menerima Kristus dengan sungguh-sungguh, menerima Roh Kudus sekaligus. Karena Roh Kudus diberikan kepada orang yang beriman kepada Kristus untuk selama-lamanya.

Pdt Julianus Barus-GBKP Bandung Pusat

MINGGU 21 MEI 2023, KHOTBAH MAZMUR 27:7-10

Invocatio :    “Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku” (Mazmur 31:3a)

Ogen :    1 Yohanes 5:13-15 (Antiphonal)

Tema :    ALLAH ADALAH PENOLONG

 

Pengantar

Minggu ini dinamakan Minggu Eksaudi (“dengarkanlah Tuhan seruan yang ku sampaikan”) berdasarkan Mazmur 27:7. Pemazmur sungguh-sungguh berdoa, memohon pertolongan Tuhan atas pergumulan yang dialaminya. Walaupun ia seorang raja, Daud tidak mampu menghadapi pergumulannya sendiri, sehingga ia datang dan memohon pertolongan kepada Raja di atas segala raja. Dan dalam minggu ini juga merupakan persiapan bagi kita untuk memperingati turunnya Roh Kudus setelah Tuhan Yesus naik ke surga. Kalau kita melihat catatan Kisah Para Rasul 1:14, setelah murid-murid menyaksikan Yesus terangkat ke sorga, maka kembalilah mereka ke Yerusalem, dan naiklah mereka ke ruang atas. Mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama. Kita melihat di sini murid-murid terus bertekun dalam doa, sampai turunnya Roh Kudus.

Penjelasan Teks Firman Tuhan

Walaupun perikop dimulai dari ay. 7, tetapi kita harus melihat latar belakang perikop ini secara keseluruhan. Judul perikop ini “Aman dalam perlindungan Allah”. Pemazmur, dalam hal ini Daud, mengalami pergumulan yang berat, ay. 2 “penjahat-penjahat menyerang aku, untuk memakan dagingku, semua lawanku dan musuhku”. Ay. 3 “sekalipun tentara berkemah mengepung aku”. Tetapi Pemazmur sungguh-sungguh mengenal Allahnya, kepercayaannya teguh kepada Allah. Bahwa baginya Allah adalah terang dan keselamatan juga benteng hidupnya, sehingga ia tidak takut dan gemetar. Bahkan Pemazmur sangat yakin lawannya akan mengalami “senjata makan tuan”, mereka sendirilah yang akan tergelincir dan jatuh. Ay. 1 - 6 menyatakan kepercayaannya yang teguh kepada Tuhan, sedangkan di ay. 7 - 14 lebih banyak permintaan dan permohonannya kepada Tuhan.

Bacaan kita dimulai dengan permohonan, seruan Pemazmur agar Tuhan mengasihani dan menjawabnya. Pemasmur sudah mengikuti Firman Tuhan, dia mencari wajah Tuhan, tetapi baginya Tuhan menyembunyikan wajahNya. Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk diterima. Pemazmur juga butuh untuk didengarkan dan dijawab (ay. 7). Bandingkan kisah Zakheus, walaupun orang kaya tetapi ia ditolak oleh orang sekitarnya. Tetapi ada satu pribadi yang menerima dia apa adanya yaitu Yesus Kristus. Dan di sini Daud menyadari keterbatasan manusia, bahkan orang tuanya sendiri yang paling dekat dengan dia bisa meninggalkan (meninggalkan di sini bisa berarti meninggalkan dunia ini, bisa juga keterbatasan waktu sehingga tidak dapat mendampingi Daud). Tetapi Tuhan tetap menyambutnya. Dalam hidup ini sering terjadi, orang yang paling dekat dengan kita, yang kita pikir paling mengerti kita, tetapi kenyataannya tidak mengerti kita. Orang yang paling kita harapkan untuk mendengarkan kita, ternyata tidak mendengarkan kita. Inilah yang dimengerti oleh Pemazmur, bahwa Tuhanlah yang mendengarkan dan menyambut dia. Catatan, ketika kita memiliki pergumulan, apakah lebih banyak kita berbicara kepada manusia (teman, sahahat), atau kepada Tuhan? Ketika kita lebih banyak bicara kepada manusia daripada kepada Tuhan, berarti ada yang salah dalam kerohanian kita. Hal ini tidak kita temukan dalam diri Pemazmur karena dia tetap berseru kepada Tuhan. Pemazmur memohon agar Tuhan jangan menyembunyikan wajahNya dan menolak dia, bahkan membuang dan meninggalkannya (ay. 9). Bagi Daud, Tuhan adalah penolong dan penyelamatNya, tidak ada yang lain. Bukan saja kebutuhan untuk dimengerti dan didengarkan, tetapi Pemazmur juga mau mengerti kehendak Tuhan (ay. 11, “tunjukanlah jalanMu, tuntunlah aku di jalan yang rata”). Permazmur mau berjalan di dalam jalan Tuhan. Dan hal ini menolong kita untuk tidak menjadi orang yang self centered/ego centered (egois, selalu menuntut untuk diperhatikan), tetapi kita juga mau mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan yang harus kita lakukan sekalipun dalam pergumulan. Ay. 13 - 14 kita kembali melihat pernyataan iman Pemazmur, “nantikan Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, ya nantikanlah Tuhan!” Ketika kita datang kepada Tuhan, bukan berarti segala sesuatunya langsung dijawab oleh Tuhan. Tetapi dalam penantian kita, iman kita tetap kuat dan teguh, dan kita tetap melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.

Dalam pembacaan Firman Tuhan yang pertama, persoalan yang paling menonjol dalam Surat 1 Yohanes adalah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan pengaruhnya di dalam diri orang percaya atau jemaat pada waktu itu. Beberapa jemaat bahkan ada yang sudah meninggalkan iman percayanya kepada Yesus Kristus (1 Yohanes 2:19). Yohanes jelas menyatakan maksudnya ketika menulis surat ini, bahwa kepastian kehidupan kekal bagi anak-anak Allah hanya dapat dipercaya kebenarannya di dalam Yesus Kristus, karena Dialah sumber kehidupan kekal. Yang menjadi penekanan adalah, orang yang percaya. Tuhan sudah memberikan segala-galanya kepada kita dan yang terbesar adalah diriNya sendiri. Bila yang terbesar telah diberikanNya bagi kita, maka hal yang lain pun akan menjadi bagian kita. Artinya sebelum kita meminta pun, hal itu telah disediakanNya bagi kita. Semakin kita dekat dengan Tuhan, permintaan kita akan semakin sesuai dengan rencanaNya, karena kita tidak lagi meminta apa yang berkenan bagi diri kita, tetapi apa yang berkenan bagiNya.

Aplikasi

Tema pada Ibadah Minggu ini “Tuhan adalah penolong”. Ada beberapa hal penting yang dapat menjadi renungan kita:

  1. Dalam setiap pergumulan, yakinkan Tuhan sebagai penolong. Sebagaimana Pemazmur walaupun ia seorang raja, ia menyadari keterbatasannya. Oleh karena itu Daud terlebih dahulu datang dan berseru kepada Tuhan. Pemazmur sungguh-sungguh memohon belas kasihan Tuhan. Baginya Tuhan adalah penolong dan penyelamatnya. Demikian halnya dengan kita, bila tengah menghadapi pergumulan jangan mencari pertolongan yang lain terlebih dahulu (teman, kuasa-kuasa lain), tetapi datanglah dan mohon pertolongan kepada Tuhan.
  2. Dalam menanti pertolongan Tuhan, menantilah dengan tekun dan sabar. Nantikan pertolongan Tuhan dengan tetap kita beriman teguh dan melakukan apa yang benar seturut kehendakNya. Jangan mengotori hati dan perbuatan kita dengan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan (cinta ditolak - sakit hati - dukun bertindak, ingin cepat kaya datang ke Gunung Kawi, dll.).
  3. Membangun persekutuan dalam doa bersama, sebagaimana yang dilakukan oleh murid-murid Yesus setelah mereka kembali ke Yerusalem sampai datangnya Roh Kudus. Penting untuk membangun Tim Doa untuk sehati dan bertekun di dalam doa, baik secara Kategorial, Runggun, bahkan di setiap keluarga.

Selamat memasuki Minggu Eksaudi, Tuhan Yesus mendengar seruan kita!

Pdt. Larena br. Sinuhadji (Nd. ReyRaphaTarigan)

GBKP Runggun Cikarang

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD