KAMIS, 18 MEI 2023, YOHANES 14:1-6 (PERINGATAN KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA)
Invocatio : Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi (Ibrani 1:3c)
Bacaan : 2 Raja-Raja 2:6-12a (Tunggal)
Tema : Yesus Menyiapkan Tempat Bagi Orang Percaya (Jesus Nikapken Ingan Man Kalak Si Tek)
PENGANTAR
Adakalanya, saat dimana kita menemukan diri kita diliputi dengan kegelisahan, dan akibatnya kita menjadi tidak tenang, kuatir, takut, jantung rasa deg-degan, tubuh seperti kram, tidak bisa tidur dan tidak dapat berpikir dengan baik. Bahkan terkadang kegelisahan itu begitu kuat sehingga kita ingin menyerah. Minggu ini, kita memperingati kenaikan Tuhan Yesus ke surga, kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah ketika menghadapi berbagai pergumulan, terlebih karena perpisahan yang kita alami. Mengapa? Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi takut dan gelisah ketika menghadapi berbagai permasalahan keluarga, kondisi keuangan, pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi gelisah.
PENJELASAN TEKS
Teks kotbah dari Yohanes 14:1-6. Untuk lebih memahami teks kotbah ini, kita harus juga memperhatikan dari teks sebelumnya, yaitu Yohanes 13:1-38. Teks Yohanes 13:1-38 merupakan bagian percakapan Yesus dan murid-muridNya, setelah Ia membasuh kaki mereka dan mengadakan perjamuan makan dengan para murid-murid itu. Yesus menyampaikan kepada muridnya bahwa tidak lama lagi Ia akan meninggalkan muridNya, serta memberikan pengajaran untuk saling mengasihi sama seperti Ia telah mengasihi para murid, dan para murid juga saling mengasihi.
Selanjutnya, Yesus melihat kegelisahan di hati Simon Petrus dan juga murid-muridNya karena Yesus mengatakan tentang kepergianNya, meninggalkan murid-muridNya (Yohanes 13:33). Mereka tidak tau kemana Yesus akan pergi. Selain itu, kegelisahan terjadi, mungkin juga karena Yesus mengatakan kepada Simon Petrus bahwa : “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali” (Yoh. 13:38). Dalam teks sebelumnya, Yohanes 13:21, dikatakan : “Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang diantara kamu akan menyerahkan Aku.” Tentu saja hal ini sangat bertolak belakang dengan pengertian mereka, sebagai orang Yahudi tentang Mesias, yaitu Mesias akan memimpin mereka mengalahkan Romawi. Dengan adanya kata-kata Yesus ini, membuat mereka bingung dan kecewa. Para murid telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus, ternyata Yesus akan meninggalkan mereka.
Melihat kegelisahan hati para muridNya, Yesus melarang mereka untuk gelisah . Dalam Yohanes 14:1, Yesus mengatakan : “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” Yesus hendak menguatkan hati Simon Petrus dan juga murid-muridNya. Yesus tidak menginginkan muridNya mengalami kegelisahan karena ketidak percayaan. Yesus meneguhkan para murid untuk tetap beriman kepada Allah. “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” Perkataan Yesus ini mengajarkan kepada murid-muridNya bahwa iman kepada Allah menjadi penawar kegelisahan. Percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus merupakan cara yang sangat baik untuk menjauhkan kegelisahan dari hati kita. Perintah Yesus ini haruslah tetap kita taati terus menerus dalam kehidupan setiap hari.
Setelah Yesus mengajarkan bahwa ketaatan beriman kepada Tuhan menjadi penawar kegelisahan hati, Yesus melanjutkannya dengan mengatakan : “ Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:2-3). Iman (kepercayaan kepada Allah) dihubungkan dengan kekekalan/kehidupan setelah kematian di sorga. Kata “Di rumah Bapa-Ku” menunjuk ke sorga, karena ke sanalah Yesus harus “pergi” untuk menyediakan tempat bagi kita (Mat.6:9). Sorga merupakan tempat kehidupan kekal bagi orang yang percaya kepada Tuhan. Kepergian Yesus adalah untuk mempersiapkan suatu tempat di surga bagi murid-muridNya. Yesus akan datang kembali. KedatanganNya kembali sama pastinya dengan Yesus terangkat ke surga, demikian juga Dia akan kembali untuk menjemput murid-muridNya yang percaya kepadaNya, agar tinggal bersamaNya di sorga. Inilah yang menjadi pengharapan orang yang percaya kepadaNya.
Setelah Yesus berbicara tentang surga, kemudian Ia melanjutkannya dengan pembicaraan tentang “jalan ke surga”. Dalam Yohanes 14:4-5 dituliskan : “Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Di sini, Yesus mengatakan bahwa para murid tahu jalan ke sana, tetapi Tomas mengatakan bahwa ia tidak tau. Padahal Yesus telah mengatakan kepada murid-muridNya bahwa Dia akan pergi kepada Bapa yang telah mengutusNya, tetapi para murid belum mengerti juga apa yang terjadi. Saat itu para murid menjadi sangat bingung dengan perkataan Yesus. Salah satu dari murid Yesus, yaitu Tomas, menyatakan ketidaktahuannya. Tanpa rasa malu, Tomas mau bertanya kepada Yesus. Ketidaktahuan Tomas, yang ia nyatakan secara terus terang, mendapatkan jawab dari Yesus.
Yesus mengatakan kepada Tomas : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Yesus tidak semata mata menunjukkan jalan itu; Ia sendiri adalah jalan itu. Yesus mengajarkan jalan itu (Markus 12:14; Lukas 20:21), memimpin kita kepada jalan itu (Lukas 1:79) dan telah memberikan kepada kita jalan yang baru dan hidup (Ibrani 10:20). Yesus adalah jalan untuk datang kepada Bapa di surga.
Istilah “jalan Tuhan” bagi orang Yahudi adalah istilah yang paling sering mereka dengar dari kitab Musa. Ul. 5:32,33 : ”Janganlah engkau menyimpang ke kanan atau kekiri. Segenap jalan yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan Allahmu, haruslah kamu jalani.” Ul.31:29 : ”Sebab aku tahu sesudah aku mati, kamu akan berlaku sangat busuk dan akan menyimpang dari jalan yang telah Kuperintahkan kepadamu.” Yesus berkata dengan tegas: Akulah jalan itu. Bila kita bertanya pada seseorang tentang alamat yang akan kita tuju, jalannya lewat mana, lalu orang itu berkata: jalan lurus dulu, disana ada perempatan, belok kanan, belok kiri lurus lagi, ada gang pertama, gang kedua nah itu alamatnya. Tetapi bila orang itu berbaik hati pada kita, dia sendiri mau antar kita ke alamat itu pasti kita tidak akan tersesat. Itulah yang Yesus lakukan. Yesus tidak hanya berkata harus begini harus begitu, tetapi Dia berkata: ikutlah Aku, Akulah jalan,
Istilah “Akulah kebenaran”. Pemazmur berkata : ”Tunjukkanlah kepadaku jalanMu ya Tuhan, supaya Aku hidup menurut kebenaranMu (Mazmur 86:11) Banyak orang yang telah menunjukkan kebenaran, tetapi tidak ada satupun orang yang berani berkata bahwa dirinya adalah kebenaran itu sendiri. Yesus adalah kebenaran. Banyak orang yang menceritakan tentang kebenaran, tetapi hanya Yesus yang mengatakan bahwa “Akulah kebenaran”. Kebenaran moral tidak bisa disampaikan hanya dengan kata-kata, tetapi harus dengan keteladanan hidup. Hal inilah yang dilakukan Yesus dalam masa hidup dan pelayananNya.
Yesus berkata:”Akulah hidup” Amsal 6:23 berkata : ”Karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya dan teguran yang mendidik itu adalah jalan kehidupan.” Amsal 10:17 : ”Siapa mengindahkan pendidikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa yang mengabaikan teguran, tersesat.” Yang dicari oleh manusia adalah jalan menuju hidup. Segala cara akan ditempuh agar bisa hidup bukan hanya untuk hari ini tetapi juga untuk masa yang akan datang. Yesus juga mengatakan bahwa : “Akulah hidup”. Bahwa Yesuslah sumber dan pemberi kehidupan.
Bacaan : 2 Raja-Raja 2:6-12a.
Di dalam teks bacaan hari ini, diceritakan tentang perpisahan Elia dan Elisa. Elisa yang sangat setia megikuti Elia. Elisa mengetahui bahwa Elia akan meninggalkannya. Elia mengatakan kepada Elisa : “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu. Jawab Elisa : “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” Elisa bukan hendak meminta harta, namun roh Elia sebagai seorang nabi dapat diterimanya. Permintaan Elisa untuk menerima dua bagian roh dari Elia tentu bukan hal yang mudah, sebagaimana dikatakan oleh Elia, “Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." Permintaan dari Elisa itu dikabulkan oleh Tuhan, dan Elisa menjadi penerus pelayanan Elia sebagai seorang nabi.
Invocatio : Ibrani 1:3c
Dalam teks Ibrani 1:3c ini disampaikan kepada kita “Dan setelah IA selesai mengadakan penyucian dosa, ia duduk di sebelah kanan Yang Maha besar.” Ini merupakan karya Yesus dalam kehidupanNya. Yesus mati disalibkan untuk menebus dosa manusia sehingga manusia menjadi layak dihadapan Tuhan. Ia tidak hanya mati di kayu salib, tetapi IA bangkit dari kematiannya, lalu naik ke surga.
Hubungan Invocatio, bacaan dan kotbah, menyampaikan kepada kita bahwa Yesus mengajarkan dan menetapkan hati murid-muridnya agar tidak gelisah meskipun mereka akan berpisah. Hal ini dapat dilakukan hanya dengan iman kepada Yesus sehingga tidak goyah. Berbagai tantangan yang dihadapi dalam melayani Tuhan, janganlah gelisah dalam kehidupan setiap hari.
APLIKASI
Tema kotbah minggu kita hari ini adalah “Yesus Mempersiapkan Tempat Untuk Orang Yang percaya kepada Tuhan.” Perpisahan Yesus dengan para murid membuat mereka merasa gelisah. Karena itu, Yesus mengajarkan serta meneguhkan murid-muridNya agar mereka tidak gelisah, tetapi percaya kepada Allah. Iman kepada Tuhan dapat mengalahkan kegelisahan dalam hidup.
Beberapa point penting menjadi perenungan kita bersama :
- Banyak hal yang membuat kita gelisah dalam hidup ini: pekerjaan, kesehatan, anak-anak, dan sebagainya. Itupun yang dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus. Mereka telah mengikut Tuhan Yesus setiap hari selama sekitar tiga tahun. Namun tiba-tiba Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi. Pernyataan itu membuat mereka gelisah.
- Tuhan Yesus tidak memberikan jaminan bahwa di dunia ini, murid-murid-Nya akan mengalami kehidupan yang serba lancar. Tetapi, mereka juga akan mengalami penganiayaan. Di tengah kegelisahan, mereka diajar untuk percaya, menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.
- Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. 1 Petrus 5:7 ““Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”.
- Bagi orang yang setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan menyediakan tempat baginya di surga. Oleh karena itu, kematian bagi orang percaya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan yang baru.
- Semakin banyak kita mendengar/belajar firman Tuhan, maka iman kita akan semakin bertumbuh dan mampu menghadapi berbagai macam kegelisahan dalam hidup kita. Tekunlah mendengar dan belajar firman Tuhan karena itu akan menolong kita dalam menghadapi kegelisahan hidup. Seperti yang tertulis dalam Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendegaran oleh firman Kristus”.
- Tetaplah setia beriman kepada Tuhan. Karena Tuhan menyediakan tempat bagi orang yang percaya kepadaNya.
Pdt. Crismori V. Br Ginting-GBKP Sitelusada