MINGGU 19 MARET 2023, KHOTBAH MATIUS 26:1-5

Invocatio :

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (Matius 5.10)

Bacaan     :

Yesaya 61. 6-11 (Responsoria)

Khotbah   :

Matius 26.1-5 (Tunggal)

Tema        :

Jesus Iendesken Me Ku Kayu Persilang

A. PENDAHULUAN

Minggu ini kita memasuki Minggu Passion V dengan tema: Yesus Akan Diserahkan Untuk Disalibkan. Artinya puncak penderitaan itu akan segera dijalani oleh Yesus. Bagaimanakah Yesus memandang penderitaan dan kematian yang akan Dia alami dan sikapNya terhadap penyaliban itu.

B. PENDALAMAN TEKS

Beberapa hal yang dapat kita lihat dari nats khotbah pada Minggu ini:

1. Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaranNya.

Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya:

Pengajaran-pengajaran apakah yang disampaikan oleh Yesus kepada murid-muridNya hal itu dapat kita baca dalam pasal 24-25. Pengajaran itu disampaikan Yesus secara khusus kepada murid-muridNya di Bukit Zaitun. Pertama Yesus mengajarkan bahwa menjelang zaman akhir itu akan banyak datang kesusahan menimpa bumi, bahkan orang-orang percaya akan mengalami penganiayaan dan siksaan. Demikian juga hadirnya mesias palsu. Yesus juga mengajarkan bahwa tentang kedatangan Anak Manusia tidak ada yang tahu waktu dan masanya dalam hal ini yang penting ialah senantiasa waspada dan berjaga-jaga. Ketika penghakiman akan tiba maka orang akan menerima upahnya berdasarkan apa yang mereka perbuat di dalam kehidupannya. Setiap perbuatan baik yang dilakukan oleh mereka kepada salah seorang yang paling hina sekali pun maka hal itu sama seperti perbuatan kepada Allah sendiri. Demikian sebaliknya ketika kita tidak melakukan sesuatu kepada mereka yang paling hina maka kita tidak melakukan sesuatu hal kepada Allah dan orang-orang seperti itu akan masuk ke dalam hukuman Tuhan. inilah beberapa pengajaran penting yang disampaikan oleh Yesus secara khusus kepada murid-muridNya menjelang penyalibanNya.

2. Yesus Akan Diserahkan Untuk Disalibkan

"Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." Dengan pemberitahuan ini jelas bahwa Yesus tahu apa yang akan Dia alami. Bahwa Dia akan disalibkan sebagai bagian dari karya keselamatan yang harus IA jalani. IA menunjukkan kesetiaanNya kepada Bapa yang mengutusNya. Sekali pun penderitaan dan kematian di depanNya namun IA tidak surut melainkan meneguhkan hatiNya sebagai Anak yang taat kepada perintah BapaNya. Karena IA tahu hanya dengan jalan itu manusia dapat menerima pengampunan dosanya, manusia dapat menerima keselamatn hidupnya.

3. Imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi merundingkan rencana pembunuhan Yesus.

Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. Apa yang dilakukan oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi suatu yang sangat mengerikan. Tokoh-tokoh agama yang seharusnya merundingkan perbuatan baik untuk orang lain justru merundingkan suatu tipu muslihat untuk membunuh Yesus. Karena itu perisitwa ini senantiasa harus menjadi pelajaran sampai hari ini supaya jangan sempat para hamba Tuhan justru merundingkan perbuatan yang tidak baik kepada orang lain. Walau pun kita tahu bahwa semua ini terjadi sebagai bagian dari penggenapan apa yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi bahwa Yesus memang harus mengalami penderitaan dan penolakan.

Dan supaya perbuatan mereka itu tidak menimbulkan kekacauan di tengah-tengah orang banyak atau keributan di antara rakyat maka mereka sepakat untuk tidak menangkap Yesus pada waktu perayaan.

C. APLIKASI

Apa yang dapat kita renungkan dari Firman Tuhan pada Minggu ini dari Nats Invocatio, Khotbah, dan bacaan:

1. Yesus Diserahkan Untuk Disalibkan.

Apa yang dapat kita pelajari dari Yesus sendiri memberitahukan bahwa Dia akan diserahkan untuk disalibkan.

a. Yesus tidak menolak penderitaan dan kematian yang akan Dia alami di kayu Salib sebagai bentuk ketaatanNya kepada Bapa yang mengutusnya sekali gus menunjukkan cinta dan kasihNya yang besar kepada manusia yang berdosa. Supaya manusia berdosa tidak binasa melainkan beroleh keselamatan hidupnya. Jadi salib itu merupakan bukti nyata kasih Yesus kepada umat manusia. Letare, teridahlah nama Minggu ini, kita bisa melihat cinta kasih Kristus yang luar biasa kepada manusia. Salib adalah bukti nyata yang bisa dilihat oleh kita tentang kasih Allah yang agung. Salib benar lambang penderitaan namun salib itu juga sumber sukacita dan kegembiraan (Laetare Latin: sukaacita dan kegembiraan) kita karena salib itulah kita menerima keselamatan kita.

b. Apakah upah, berkat bagi yang mengalami penderitaan di dalam Tuhan.

Setelah Yesus mengalami semua penderitaan itu dan mati di kayu salib, kita tahu bahwa Allah tidak membiarkanNya tinggal di dunia orang mati, melainkan IA bangkit pada hari yang ketiga. Dia menjadi pokok keselamatan umat manusia yang percaya. Seperti yang Yesus katakan dalam Mat. 28.18, “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi.” Demikian juga dalam Filipi 2.5-11 dijelaskan setelah Yesus menjalani penderitaan dan kematianNya dengan taat maka kepadaNya diberikan nama di atas segala nama, dan semua lutu akan menyembah dan segala lidah akan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.

Demikian juga kita melihat dalam bacaan. Umat Israel setelah mengalami serangkaian penderitaan di tanah pembuangan. Setelah selesai masa pembuangan dan penderitaan mereka maka Allah sendiri berjanji mengganti semua itu dengan berkat yang hebat. Mereka akan dijadikan imam Tuhan, dinamai pelayan Allah. Kekayaan bangsa-bangsa diberikan kepada mereka untuk dinikmati. Sebagai ganti malu dan noda akan diberikan dua kali lipat dan diberikan sukacita abadi.

2. Berbahagialah orang-orang yang menderita karena melakukan kebenaran.

Hal inilah yang diajarkan oleh Yesus sendiri dalam Matius 5.10. jadi kalau karena melakukan kebenaran, kebaikan,keadilan, dan kasih kita harus menderita maka kita akan berbahagia. Karena Tuhan akan menolong kita memberikan keadilan kepada kita dan memberkati kehidupan kita.

D. PENUTUP

Kita tidak harus lari dari penderitaan apabila itu adalah kehendak Tuhan, apabila hal itu menyatakan ketaatan kita kepada perintah Tuhan karena kita tahu Tuhan tidak akan membiarkan kita terus dalam penderitaan itu. Melainkan ada begitu hebat berkat yang disediakan oleh Allah bagi mereka yang menderita karena melakukan kehendak Tuhan.

Pdt Sahabat Peranginangin-Rg P.Gede

MINGGU 12 MARET 203, KHOTBAH MARKUS 10:35-45

Invocatio : Mazmur 141 :8

Bacaan : Bilangan 21 :4-9

Khotbah : Markus 10:35-45

Tema : Ngasup Ngaloken Kiniseran (Sanggup menerima penderitaan)

Pendahuluan

Setiap orang jika ditanya mana lebih memilih hidup dalam kesenangan atau penderitaan maka tidak ada yang mau dan rela menderita. Apa lagi ditawarkan tempat kehormatan atau sesuatu yang berharga faktanya banyak orang memilih kehormatan dan sesuatu yang berharga dan bermartabat. Tiada yang mau memilih untuk menderita. Pengertian Penderitaan dari kata menderita artinya menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan (sumber :KBBI). Namun tema kotbah mengajak kita semua pendengar untuk sanggup menerima penderitaan karena bagaimanapun dunia ini tidak selamanya menawarkan kesenangan/kebahagiaan.

Penjelasan Teks

  • Markus 10:35-45

Dalam nas ini, Tuhan Yesus ingin mengajar kita, bagaimana sebenarnya kita menjaga harga diri kita sebagai manusia ciptaan Tuhan. Kehormatan seperti apa sebenarnya yang mau kita kejar, dan bagaimana cara untuk mencapainya. Sebagaimana anak-anak Zebedeus yang mencoba meminta kehormatan kepada Yesus dari kuasaNya.

Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu”.

Sebelum teks ini telah dikatakan Yesus maka akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat dan mereka akan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Ia akan diolok-olok, diludahi, dicambuk dan dibunuh tetapi sesudah tiga hari ia akan bangkit. ( Mark. 10 :33-34). Artinya, Yesus telah mengabarkan penderitaannya bahkan akan dibunuh. Tetapi dalam alam pikiran mereka bahwa tuhan Yesus akan datang dan akan mendirikan kerajaanNya sehingga sebagai muris-murid yang dikasihi tentu ingin dekat dengan guruNya dan mendapatkan tempat. Sehingga mereka meminta duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus. Kata "kanan" sering digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai simbol kekuasaan/ kekuatan (Mazmur 118:16).  "Duduk di sebelah kanan Allah" dalam ayat-ayat diatas adalah lambang dari kekuasaan Yesus Sang Mesias sebagai pemegang otoritas keallahan sejati. Dalam Firman Tuhan hari ini memang Yohanes dan Yakobus tidak meminta menggantikan posisi Sang Guru, tetapi meminta posisi di sebelah kanan dan di sebelah kiri yang bermakna memiliki otoritas yang lebih dari yang lain. Tentu hal ini membuat murid-murid yang lain menjadi marah, seolah-olah mereka tidak mempunyai tempat atau posisi yang sama dengan kedua murid itu.

Dari permintaan ini, kita dapat menemukan beberapa jawaban Tuhan Yesus:

“Kamu tidak tahu apa yang kamu minta”

Apa yang mereka minta sebenarnya adalah atas dasar ketidaktahuan maksud dan tujuan kehadiran mereka bersama-sama dengan Yesus. Tujuan permintaan mereka adalah atas dasar keinginan duniawi, sebab kedatangan Yesus bukanlah bukan untuk membagi-bagikan tempat terhormat, justru harus ikut dalam penderitaan dan kesengsaraanNya. Namun walaupun demikian, Yesus tidak langsung begitu saja menyalahkan permintaan mereka, sebab tempat kemuliaan yang mereka minta tidak sama dengan tempat kemuliaan yang kekal yang hendak diberikan oleh Tuhan.

“Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan”

Mau menerima tempat yang mulia? Tuhan Yesus melalui jawabanNya memberikan indikasi bahwa tempat kemuliaan itu “ada” dan akan “diberikan”. Tetapi hanya disediakan kepada siapa yang berhak menerimanya.

“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu”

Cara untuk mencapai kemuliaan yang berasal dari Tuhan tentunya bukan aturan main secara duniawi, namun cara main yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Jika ingin menjadi yang terbesar harus dapat menjadi pelayan dan hamba untuk semuanya. Menjadi pelayan/ hamba bukan sesuatu yang menyenangkan dan tidak dalam posisi kemuliaan tetapi itulah yang di ajarkan Yesus untuk sanggup dan rela menderita dan berkorban bagi kebaikan orang lain.

  • Bilangan 21:4-9

Dalam Teks Bacaan kita juga dituliskan bagaimana Bangsa Israel dalam perjalanan dari tanah Mesir menuju Kanaan Tantangan demi tantangan harus dihadapi bangsa Israel. Mereka harus berhadapan dengan raja negeri Arad. Awalnya mereka kalah, namun karena penyertaan dan kesetiaan Tuhan, bangsa Israel berhasil mengalahkan musuhnya.

Melihat hal ini, sudah selayaknya bangsa Israel semakin percaya kepada Tuhan. Hal yang terjadi justru sebaliknya. Mereka kembali mengeluh dan melawan Tuhan dan Musa, seolah-olah Tuhan sama sekali tidak memperhatikan dan menyertai mereka (4-5). Sungut-sungut mereka membuat Allah murka dan Ia mengirim ular-ular beracun untuk membinasakan umat-Nya sehingga banyak yang mati (6). Tuhan membuat bangsa Israel bertekuk lutut dan mengakui keberdosaan mereka. Melalui Musa, mereka memohon agar ular-ular tersebut dijauhkan dari mereka. Maka, datanglah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Kami telah berdosa sebab kami berkata-kata melawan ALLAH dan engkau. Berdoalah kepada ALLAH supaya Ia menjauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu, Musa berdoa bagi bangsa itu (ayat 7). Maka Tuhan memberikan solusi terhadap penderitaan mereka dengan membuat : Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ”Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (ayat 8) 

  • Invocatio : Mazmur 141 : 8

Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!

(NIV: But my eyes are fixed on you, Sovereign Lord; in you I take refuge—do not give me over to death. NKJV : But my eyes are upon You, O GOD the Lord; In You I take refuge; Do not leave my soul destitute)

Tapi mataku tertuju padamu, Tuhan Yang Berdaulat; pada-Mu aku berlindung—jangan serahkan aku pada kematian. NKJV : Tetapi mataku tertuju kepada-Mu, ya TUHAN, Tuhan; Pada-Mu aku berlindung; Jangan biarkan jiwaku melarat.

Penutup

Seperti pendahuluan tadi sudah di sebutkan bahwa setiap orang jika ditanyakan apakah mau menderita anak kecil juga tidak mau. Namun kenyataan dan fatanya manusia mengalami banyak penderitaan di dunia ini. Ingin sehat, bahagia, usaha lancar, karier meningkat, dan banyak hal-hal yang nikmat, itu yang ada dalam pikiran kita. Tidak pernah sedikitpun diantara kita yang membayangkan untuk hidup dalam kekurangan, sakit penyakit, atau usaha yang gagal.  Tapi apakah kehidupan senantiasa berjalan seperti yang kita harapkan? Kita impikan?

Terkadang hidup berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Usaha sepi, sakit datang silih berganti, rumah tangga mengalami Konflik, anak hidup bebas dan tidak terkendali, musibah menimpa, dan aneka masalah yang terus mendera.

Jadi bagaimana sikap kita?

  1. Kita rela dan sanggup menghadapi penderitaan di dunia ini. Tidak lari dari masalah namun menghadapinya seperti Kristus menghadapi penderitaan dan kematianNya. Pada akhirnya Dia mendapat Pujian dan Kemuliaan
  2. Sadari bahwa kita manusia berdosa dan terbatas kekuatan kita (Dari Bacaan kita betapa bangsa Israel rapuh dan berdosa). Sehingga kita butuh sang Penolong sebagai kekuatan dan perlindungan kita yaitu Yesus Kristus. Mata kita fokus/tertuju pada Tuhan (Maz. 141:8). Dialah tempat perlindungan dan memohon keselamatan kita. Dia menjamin dengan kematian dan kebangkitanNya kita sudah diberi keselamatan dan pengampunan. Dengan demikian kita tidak lagi berdoa memohon perantara namun dapat secara langsung memohon kepadanya. Tuhan mengirim Roh Kudus yang menyertai sebagai kekuatan dan penghiburan kita.
  3. Dengan adanya penderitaan maka kita mengakui bahwa Tuhan berdaulat (Dia Pencipta) dan Maha Kuasa akan memberi jalan keluar. Hanya kita butuh iman, ketaatan, kesabaran dan mau menjadi rendah hati ( seperti seorang hamba ) menati jawaban Tuhan. Bukan dengan mengeluh dan sungut-sungut tetapi dengan doa dan ucapan syukur (Filipi 4:6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Kerjakan bagian/hidup kita maka Tuhan Juga mengerjakan bagianNya
  4. Rela menjadi pelayan dan melayani Tuhan serta sesama. Karena anugerah kasih Tuhan Yesus dan penyertaanNya didalam hidup kita. (seusai Tema Sasaran Program GBKP 2023 JeMPAP: Jemaat Menjadi Pelaku Aktif Pelayanan)

 

Pdt. Rosliana br Sinulingga-Runggun Bumi Anggrek

MINGGU 05 MARET 2023, KHOTBAH LUKAS 18:31-34

Invocatio: “Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu,  ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. (Masmur 25:6).

Ogen: Yunus 2:1-7

Khotbah: Lukas 18:31-34

Tema: TEGUHKAN HATI MENGHADAPI PENDERITAAN

 

I. KATA PENARUH

Jemaat Tuhan yang dikasihi Tuhan, Pandangan Etika Kristen mengatakan bahwa, pendangan kita terhadap sesuatu menentukan sikap kita terhadap sesuatu itu. Demikian juga halnya bahwa pengenalan kita akan Tuhan menentukan sikap kita terhadap Tuhan itu sendiri. Sama seperti seorang anak kecil, anak kecil tidak akan pernah takut mengikuti orang tua mereka ke manapun orang tua mereka pergi sekalipun melewati jurang yang dalam, jalan yang berduri dan bahkan semakin dilarang orang tua mereka, mereka semakin berkeras untuk ikut. Hal ini dilakukan mereka karena mereka sangat percaya kepada orang tua mereka bahwa orang tua mereka pasti akan menjaga dan melindungi mereka dari bahaya.

II. PENDALAMAN TEKS

Jemaat Tuhan yang dikasihi Tuhan, nas khotbah ini menceritakan tentang bagaimana Kristus memberitahu murid-murid-Nya mengenai penderitaan-penderitaan dan kematian-Nya yang semakin mendekat, dan kemuliaan yang akan menyertainya. Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus menyatakan bahwa Ia akan mengalami penderitaan dan maut (32). Tetapi tidak untuk selamanya Ia mati karena Ia akan bangkit pada hari ketiga (33). Semua yang terjadi itu sesungguhnya sudah dinubuatkan oleh para nabi pada zaman purba, dan digenapi pada masa itu (31). Ia sendiri sudah melihat dan mengetahui dengan pasti jauh-jauh hari sebelumnya sehingga Ia menganggap bahwa Ia perlu memperingatkan mereka agar murid-murid-Nya tidak terlalu terkejut dan takut akan hal-hal yang akan menimpa-Nya itu. Dalam hal ini dikatakan bahwa penderitaan Kristus sebagai memenuhi nubuat nabi-nabi. Atau dengan kata lain penderitaan-penderitaan yang harus dijalani-Nya, akan digenapi. Yesus mengatakan bahwa:

  1. Yesus akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
  2. Yesus akan diolok-olok.
  3. Yesus akan dihina.
  4. Yesus akan diludahi.
  5. Yesus akan disesah.
  6. Yesus akan dibunuh.
  7. Akan tetapi Yesus akan bangkit pada hari yang ketiga.

Penghinaan dan pelecehan yang dilakukan terhadap Kristus dalam penderitaan-penderitaan-Nya sangat ditekankan di sini yang disebut dalam Bahasa Yunani hybristhēsetai artinya Ia akan dimaki-maki dan dihina, segala cercaan akan ditimpakan kepada-Nya. Ini adalah bagian dari penderitaan-Nya, yang melaluinya secara rohani Ia akan memenuhi keadilan yang disyaratkan Allah atas pelanggaran yang telah kita lakukan terhadap Dia melalui dosa kita. Dosa ini menyinggung kehormatan-Nya. Satu contoh khusus dari penghinaan yang dilakukan terhadap diri-Nya adalah bahwa Ia akan diludahi, yang secara khusus pula telah dinubuatkan sebelumnya (Yes. 50:6). Namun di sini, seperti biasanya, ketika Kristus berbicara mengenai penderitaan dan kematian-Nya, Ia menubuatkan kebangkitan-Nya, yang meniadakan ketakutan dan cela dari penderitaan-Nya bahwa pada hari ketiga Ia akan bangkit dari kematian.

Namun demikian murid-murid-Nya menjadi bingung oleh karenanya. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang mereka pikirkan mengenai Mesias dan kerajaan-Nya dan sungguh mematahkan harapan atas Guru mereka, meruntuhkan semua perkiraan mereka, sehingga mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu (ay. 34). Mereka sudah sangat kuat terikat dengan segala prasangka mereka sehingga mereka tidak mau memahaminya secara harfiah, dan mereka juga tidak dapat memahaminya dengan cara lain, dan karena itu mereka tidak mengerti semuanya sama sekali. Semuanya pasti menjadi misteri dan teka-teki bagi mereka karena bagi mereka, rasanya mustahil untuk menyesuaikan pikiran mereka dengan kemuliaan dan kehormatan Mesias serta maksud tujuan pendirian kerajaan-Nya. Perkataan ini tersembunyi bagi mereka dan sulit dipercaya kebenarannya serta tidak dapat mereka diterima karena dalam benak mereka, Yesus akan tampil sebagai Mesias yang mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini dan mengalahkan musuh bangsa Yahudi. Mereka tidak mampu melihat bahwa kemesiasan Yesus dinyatakan melalui penderitaan dan penyaliban-Nya.

Menurut pandangan mereka, mereka telah membaca Perjanjian Lama berulang kali, tetapi mereka tidak pernah menemukan apa pun yang akan digenapi dalam rupa penghinaan dan kematian Mesias ini. Perhatian mereka begitu terpaku dengan nubuat-nubuat yang berbicara mengenai kemuliaan-Nya sampai mereka mengabaikan nubuat-nubuat yang menyinggung mengenai penderitaan-Nya. Padahal hal inilah yang seharusnya lebih ditekankan oleh para ahli Taurat dan ahli-ahli hukum Taurat kepada mereka untuk diperhatikan dan yang seharusnya dimasukkan dalam dasar-dasar kepercayaan dan ajaran mereka, seperti halnya hal-hal yang lain. Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan rancangan mereka, sehingga mereka mengabaikannya. Mereka hanya ingin mendengar yang hal-hal yang manis-manis saja dan tidak mau mendengar kebenaran. Seperti yang dikatakan Nabi Yesaya sebelumnya, “Sebab mereka adalah bangsa pemberontak, anak-anak yang enggan mendengar pengajaran Tuhan, yang mengatakan kepada para tukang tilik, “Jangan menilik” dan kepada pelihat, “janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis” (Yes. 30:10). Hal inilah yang membuat murid-murid sulit untuk mengerti akan penderitaan yang sampaikan Yesus kepada murid-muridnya.

Akan tetapi beda dengan Yunus dalam memahami dan menghadapi penderitaan. Yunus mengetahui kepada siapa dia harus berdoa. Yunus selalu mengenal Allah yang sejati. Dia tahu kepedulian Allah atas manusia, tetapi toh dia melarikan diri, akan tetapi ketika dia dalam kesulitan, pemahaman yang sama mengenai kasih Tuhan inilah yang memimpin dia kembali kepada Allah. Di dalam perut ikan sekalipun, ternyata ia masih hidup lalu berseru kepada Tuhan. Sekalipun ia merasa bahwa dirinya secara praktis sudah mati (ayat Yun 2:6), Tuhan mendengar doanya dan menyelamatkan nyawanya.

III. APLIKASI

Tema kita hari ini adalah TEGUHKAN HATI MENGHADAPI PENDERITAAN. Dalam KBBI teguh artinya kukuh kuat, erat kuat, kuat berpegang, tetap tidak berubah. Dengan kata lain tema ini mau mengajarkan kepada kita agar kita tidak pernah merubah hati kita untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam menghadapi penderitaan kita, melainkan tetap kuat berpegang kepada Tuhan sekalipun banyak tantangan atau penderitaan yang kita hadapi.

Jemaat Tuhan yang dikasihi Tuhan pengenalan murid-murid Yesus yang dangkal akan Tuhan Yesus membuat mereka tidak dapat memahami arti penderitaan yang akan dihadapi Yesus. Bagi murid-murid, Yesus yang akan tampil sebagai Mesias yang mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini dan mengalahkan musuh bangsa Yahudi sehingga sulit bagi mereka untuk memahami bahwa Yesus akan mengalami penderitaan apa lagi kematian. Para murid sudah lama bersama-sama dengan Tuhan Yesus, bahkan mereka banyak memperoleh pelajaran berharga dari apa yang Yesus perbuat dan ajarkan. Namun, mereka tetap tinggal 'buta' terhadap misi Tuhan Yesus. Bahkan, Lukas 9:45 menyebutkan, mereka tidak mengerti namun tidak berani bertanya. Jadi, mereka menyadari mereka 'buta' tetapi tidak berani meminta supaya Yesus 'mencelikkan' mata rohani mereka!

Oleh sebab itu melalui firman Tuhan hari ini hendaknyalah kita senantiasa mau berusaha mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh sehingga kita akan mampu meneguhkan hati kita dalam menghadapi penderitaan kita karena kita tahu dan mengenal bahwa Allah memiliki rancangan yang lebih indah buat kita sekalipun saat ini kita masih menderita. Sebagai orang percaya, hendaknya kita tidak pernah berputus asa dalam situasi yang sangat buruk sekalipun. Seperti Yunus, kita juga harus berseru kepada Allah memohon kemurahan dan pertolongan-Nya serta menyerahkan hidup kita ke dalam tangan-Nya. Sekalipun saat ini kita diperhadapkan dengan gelapnya jalan hidup yang harus kita hadapi, sekalipun saat ini seakan-akan semua jalan sudah tertutup dan sekalipun kita merasa kita sudah seperti terkepung karena beratnya persoalan hidup kita, akan tetapi jangan pernah berhenti berseru memohon pertolongan Tuhan agar Tuhan menolong dan membebaskan kita dari penderitaan kita.

Sama seperti yang disampaikan dalam Invocatio kita Masmur 25:6 bahwa Mazmur ini lahir dari pergumulan seorang yang hidup dalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan. Ia menyadari dosanya, namun yakin dan percaya bahwa kasih setia Allah menaunginya. Ia datang kepada Tuhan meminta pembebasan dari kesesakan batiniah dan ancaman lahiriah. Pemasmur mengarahkan seluruh perhatiannya kepada Tuhan, ia mempercayakan dirinya kepada Tuhan, sehingga ia merasa tak mungkin dipermalukan oleh musuh, ia juga menanti-nantikan Tuhan, sehingga masa depannya terbuka karena Tuhan menyelamatkan umat-Nya (ayat 1-3). Dari sikap iman yang demikian, di dalam kesulitan pribadi yang dialaminya, pemazmur meminta kepada Tuhan  agar ia mengenal jalan Tuhan, supaya ia dapat hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan (ayat 4-5). Demikian juga dengan kita, hendaknya kita juga senantiasa yakin dan percaya bahwa kasih setia Tuhan akan selalu menyertai dan menolong kita menghadapi penderitaan kita. Amin.

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD