MINGGU 28 MEI 2023, KHOTBAH PERBAHANEN RASUL 8:14-17 (MINGGU PENTAKOSTA 1)

Invocatio:

Sesudah dibabtis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya

Ogen :

1 Kronika 12:16-18 (Tunggal)

Tema  :

Kesah Si Badia Enggo Nusur (Turunnya Roh Kudus)

 

 

 

I. Pendahuluan

Minggu ini kita memasuki minggu Pentakosta atau hari turunnya Roh Kudus atau disebut juga dengan hari Lima Puluh terhitung mulai Yesus memperlihatkan diri-Nya setelah bangkit dari kematian. Selama 40 hari di dunia setelah kebangkitan-Nya Yesus berada di dunia. Berulang kali menyatakan diri kepada para murid bahwa Ia adalah Tuhan yang hidup, Ia tidak ditahan oleh maut, tidak dicengkram oleh kuasa iblis, setelah itu Ia naik ke surga dengan pesan “Tunggu di Yerusalem” jangan pergi, melainkan berdoalah hingga Roh Kudus turun atasmu. Sepuluh hari kemudian Roh Kudus turun ke atas orang-orang percaya pada hari Pentakosta. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. Roh Kudus adalah pribadi Ilahi dan Roh Kudus adalah penolong bagi umat beriman dan menuntun hati umat beriman untuk mengalami keselamatan dari Bapa yang diwujudkan dalam Yesus Kristus. Menurut ajaran Kristiani, seorang Kristen dipenuhi Roh Kudus di dalam dirinya. Roh Kudus dalam bahasa Yunani “Pneuma” bahasa Ibrani “Ruah”, pribadi yang Maha menolong dan pemimpin serta penuntun hidup. Dalam bahasa Latin “Paracletus” berarti pembela atau penolong, dengan demikian Roh Kudus bukan hanya pribadi Allah tetapi Kuasa-Nya dicurahkan pada hari Pentakosta, sehingga mulai hari Pentakosta sampai kedatangan Yesus kedua kali adalah jaman Roh Kudus bekerja di bumi ini.

II. Isi

Bahan Kotbah: Kisah Para Rasul 8:14-17

Ayat 14-15, “Ketika Rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah samaria telah mendengar Firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ” dari ayat ini atau dalam bahan kotbah kita kali ini berbicara mengenai perkembangan kekristenan yang sampai kepada berbagai kalangan manusia dan berbagai tempat, bahkan Firman Tuhan itu telah sampai ke tanah samaria. Bermula dari penderitaan dan penyiksaan yang dihadapi oleh orang Kristen karena imannya di Yerusalem oleh Saulus, mengakibatkan banyak orang-orang kristen yang menyebar ke daerah Yudea sampai samaria (ayat 1), tetapi rasul-rasul tetap tinggal di Yerusalem. Ternyata dibalik penderitaan orang percaya itu Roh Kudus bekerja sehingga memiliki dampak yang positif karena melalui penderitaan dan penyiksaan itu Firman Tuhan semakin di kumandangkan sehingga banyak orang yang percaya hingga orang samaria pun telah menerima Firman itu karena tuntunan Roh Kudus. Hari Pentakosta adalah hari raya yang penting, karena hari Pentakosta adalah hari bersejarah bagi umat Kristen berkaitan dengan hari lahirnya gereja. Sejarah mencatat dalam Alkitab bahwa semula orang percaya itu berjumlah 120 orang (Kis 1:15), dalam ketekunannya berdoa dan percaya akan janji Bapa akan digenapi bahwa Roh Kudus tercurah atas orang percaya sehingga kemajuan dan perkembangan itu terjadi sampai 3000 (Kis 2:41) orang percaya bertambah dan hari demi hari bertambah-tambah orang yang percaya.

Petrus dan Yohanes di utus ke samaria, ini merupakan hal yang perlu kita perhatikan, Pertama: hal ini berkaitan dengan peristiwa Yesus dan orang Samaria (Lukas 9:53), semula orang samaria tidak mau menerima bahkan menolak kedatangan Yesus ke samaria termasuk salah satu muridNya adalah Yohanes, tapi kemudian orang samaria percaya Firman, Kedua: berkaitan dengan (Lukas 9:54) ketika mereka ditolak, Yakobus dan Yohanes bertanya kepada Yesus, “Tuhan apakah Engkau mau supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” tetapi Yesus tidak menginginkan itu, bahkan menegor mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menginginkan kematian manusia dalam dosanya tapi sebaliknya bertobat dan mendapatkan keselamatan, bukannya Api yang turun dari langit untuk membinasakan orang samaria, tapi diganti dengan Roh Kudus turun dari langit untuk menyelamatkan orang samaria, sehingga dalam ayat 15 dikatakan “setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang samaria itu beroleh Roh Kudus” Yohanes adalah salah satu murid yang menyaksikan ini semua, dengan kata lain Yohanes Saksi turunnya Roh Kudus.

Ayat 16-17, “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun diantara mereka, karena mereka hanya dibabtis dalam nama Tuhan Yesus” Lukas pertama-tama mencatat penyebaran Injil ke Samaria. Orang-orang Samaria merupakan keturunan campuran dari golongan sisa Israel dengan bangsa-bangsa asing yang ditempatkan di Samaria oleh bangsa Asyur yang menaklukkan mereka sementara kalangan kelas atas sudah dibuang (2 Raja2 17). Orang-orang Samaria telah mendirikan bait suci tandingan di gunung Sikhem (Yoh 4:20), karena orang-orang Yahudi menganggap orang samaria sebagai suku campuran baik secara keturunan maupun secara agama sehingga orang samaria tersisih dari orang banyak dan dianggap suku yang berdosa. Petrus dan Yohanes akhirnya mengetahui bahwa karunia Roh Kudus yang diterima pada hari Pentakosta belum dialami oleh orang-orang Samaria yang sudah bertobat. Mereka telah menerima babtisan air tetapi bukan baptisan Roh, dibabtis dengan Roh Kudus artinya hidup sepenuhnya diliputi oleh Roh Kudus, dipenuhi dan ditenggelamkan dalam Roh Kudus.

Kemudian pada ayat 15 “kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus” Penumpangan tangan bukan hal yang diperlukan oleh orang Samaria, tetapi perlu bagi para rasul agar mereka benar-benar yakin bahwa Allah memang sedang mematahkan berbagai hambatan dari sikap kesukuan dan menerima orang-orang berbangsa campuran ini di dalam persekutuan. Peristiwa ini bukan merupakan Pentakosta baru, melainkan perluasan dari Pentakosta kepada orang-orang Samaria. Makna dari peristiwa ini terletak pada kenyataan bahwa orang-orang ini adalah orang-orang Samaria. Inilah langkah pertama di mana persekutuan mematahkan belenggu ikatan Yahudinya dan bergerak menuju suatu persekutuan yang benar-benar meliputi seluruh dunia. Babtisan Roh Kudus merupakan pertolongan yang sangat besar dari Allah Bapa Surgawi dan menghasilkan buah-buah rohani dalam kehidupan dan pelayanan serta memberikan kuasa untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab bahkan untuk menginjil.

Bahan Ogen: 1 Kronika 12:16-18

Bahan ini berkaitan sesudah Daud ditahbiskan sebagai raja atas suku Yehuda di Hebron (2 Sam 2:4), Bagian ini juga melukiskan keberhasilan Daud menduduki Yerusalem, yang akan menjadi "kota Daud", yaitu ibu kota pemerintahan politiknya, bersama dengan para pendukungnya. Dikisahkan pula keberhasilannya untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang Filistin, serta tindakannya memusatkan ibadah dengan menempatkan Tabut Perjanjian di Yerusalem sehingga Yerusalem juga menjadi pusat ibadah bangsa Israel. Dalam kepemimpinannya Daud melakukan sesuai dengan keinginan Tuhan, sehingga suka cita dan kemakmuran diterima dari Tuhan, walaupun dalam kesuksesan Daud tetap memiliki rendah hati dan sikap terbuka, hal ini dapat dilihat dari ayat 16 “sebagian dari bani Benyamin dan Yehuda datang kepada Daud di kubu itu” Daud mendatangi mereka dan mengeluarkan pertanyaan yang mengarah ke perdamaian dan kebersamaan, begitu juga Amasai kepala ketiga puluh itu dipenuhi Roh, terlihat dari ungkapannya yang menunjukkan rendah diri “kami ini bagimu”. Ternyata salah satu orang yang dipenuhi Roh terlihat dari cara bicaranya, kerendahan hati dan keterbukaan.

III. Aplikasi

  1. Hari Pentakosta adalah hari raya yang penting, karena hari Pentakosta adalah hari bersejarah bagi umat Kristen dan disanalah dimulai atau awal lahirnya gereja walaupun belum terstruktur. Serta hari Pentakosta memiliki makna yang sangat besar sekali karena dari peristiwa ini Allah tidak menginginkan kebinasaan orang berdosa, hal ini dapat dilihat dari orang samaria yang disebut dengan orang yang tersisih atau orang berdosa yang menerima firman dan diselamatkan. Seharusnya kita juga harus sadar bahwa dulu kita hidup dalam kebinasaan, tapi syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan kita.
  2. Roh Kudus memberikan semangat dan motivasi dalam kita menjalani kehidupan, walaupun dalam penderitaan atau masalah, kita diberikan kekuatan, jalan keluar dan penghiburan, dari hal ini kita berhutang untuk memberitakan Firman Tuhan adalah kabar suka cita. Roh Kudus berdiam dalam hati kita, supaya Roh Kudus itu memenuhi kita yang harus kita lakukan adalah: Bertekun dan Berdoa bersama-sama (Kis 1:14; 4:31-33), Bertobat dan merendahkan diri dihadapan Tuhan (Yakobus 4:6-9), Minta dan jangan diam saja (Lukas 11:9-13), Mendengar dan Membaca Firman Tuhan (Kis 10:44-48). Jika hal ini sudah kita lakukan maka dapat terlihat dari cara bicara, hati yang menerima/terbuka dan mau berdamai, seperti Amasai yang dipenuhi Roh.
  3. Kita diurapi dan dipenuhi Roh Kudus supaya kita menjadi duta-duta Matius 9:35, Tuhan Yesus adalah teladan kita, Dia diurapi oleh Roh kudus dan mendemonstrasikan kerajaan Allah di bumi ini. Dengan demikian juga kita dipanggil bukan hanya menjadi orang Kristen tetapi menunjukkan kuasa Roh Kudus dalam setiap gerak hidup kita, keluarga dan pekerjaan dan lain-lain.
  4. Di dalam gereja-Nya, yaitu orang-orang yang diperanakkan oleh Tuhan, dikuduskan, dibaptiskan menjadi orang suci. Orang yang menerima Kristus, beriman dalam Kristus, diberikan Roh Kudus yang menjadi materai dalam dirinya untuk selama-lamanya. Barangsiapa yang sudah diperanakkan pula oleh Roh Kudus, menerima Kristus dengan sungguh-sungguh, menerima Roh Kudus sekaligus. Karena Roh Kudus diberikan kepada orang yang beriman kepada Kristus untuk selama-lamanya.

Pdt Julianus Barus-GBKP Bandung Pusat

MINGGU 21 MEI 2023, KHOTBAH MAZMUR 27:7-10

Invocatio :    “Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku” (Mazmur 31:3a)

Ogen :    1 Yohanes 5:13-15 (Antiphonal)

Tema :    ALLAH ADALAH PENOLONG

 

Pengantar

Minggu ini dinamakan Minggu Eksaudi (“dengarkanlah Tuhan seruan yang ku sampaikan”) berdasarkan Mazmur 27:7. Pemazmur sungguh-sungguh berdoa, memohon pertolongan Tuhan atas pergumulan yang dialaminya. Walaupun ia seorang raja, Daud tidak mampu menghadapi pergumulannya sendiri, sehingga ia datang dan memohon pertolongan kepada Raja di atas segala raja. Dan dalam minggu ini juga merupakan persiapan bagi kita untuk memperingati turunnya Roh Kudus setelah Tuhan Yesus naik ke surga. Kalau kita melihat catatan Kisah Para Rasul 1:14, setelah murid-murid menyaksikan Yesus terangkat ke sorga, maka kembalilah mereka ke Yerusalem, dan naiklah mereka ke ruang atas. Mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama. Kita melihat di sini murid-murid terus bertekun dalam doa, sampai turunnya Roh Kudus.

Penjelasan Teks Firman Tuhan

Walaupun perikop dimulai dari ay. 7, tetapi kita harus melihat latar belakang perikop ini secara keseluruhan. Judul perikop ini “Aman dalam perlindungan Allah”. Pemazmur, dalam hal ini Daud, mengalami pergumulan yang berat, ay. 2 “penjahat-penjahat menyerang aku, untuk memakan dagingku, semua lawanku dan musuhku”. Ay. 3 “sekalipun tentara berkemah mengepung aku”. Tetapi Pemazmur sungguh-sungguh mengenal Allahnya, kepercayaannya teguh kepada Allah. Bahwa baginya Allah adalah terang dan keselamatan juga benteng hidupnya, sehingga ia tidak takut dan gemetar. Bahkan Pemazmur sangat yakin lawannya akan mengalami “senjata makan tuan”, mereka sendirilah yang akan tergelincir dan jatuh. Ay. 1 - 6 menyatakan kepercayaannya yang teguh kepada Tuhan, sedangkan di ay. 7 - 14 lebih banyak permintaan dan permohonannya kepada Tuhan.

Bacaan kita dimulai dengan permohonan, seruan Pemazmur agar Tuhan mengasihani dan menjawabnya. Pemasmur sudah mengikuti Firman Tuhan, dia mencari wajah Tuhan, tetapi baginya Tuhan menyembunyikan wajahNya. Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk diterima. Pemazmur juga butuh untuk didengarkan dan dijawab (ay. 7). Bandingkan kisah Zakheus, walaupun orang kaya tetapi ia ditolak oleh orang sekitarnya. Tetapi ada satu pribadi yang menerima dia apa adanya yaitu Yesus Kristus. Dan di sini Daud menyadari keterbatasan manusia, bahkan orang tuanya sendiri yang paling dekat dengan dia bisa meninggalkan (meninggalkan di sini bisa berarti meninggalkan dunia ini, bisa juga keterbatasan waktu sehingga tidak dapat mendampingi Daud). Tetapi Tuhan tetap menyambutnya. Dalam hidup ini sering terjadi, orang yang paling dekat dengan kita, yang kita pikir paling mengerti kita, tetapi kenyataannya tidak mengerti kita. Orang yang paling kita harapkan untuk mendengarkan kita, ternyata tidak mendengarkan kita. Inilah yang dimengerti oleh Pemazmur, bahwa Tuhanlah yang mendengarkan dan menyambut dia. Catatan, ketika kita memiliki pergumulan, apakah lebih banyak kita berbicara kepada manusia (teman, sahahat), atau kepada Tuhan? Ketika kita lebih banyak bicara kepada manusia daripada kepada Tuhan, berarti ada yang salah dalam kerohanian kita. Hal ini tidak kita temukan dalam diri Pemazmur karena dia tetap berseru kepada Tuhan. Pemazmur memohon agar Tuhan jangan menyembunyikan wajahNya dan menolak dia, bahkan membuang dan meninggalkannya (ay. 9). Bagi Daud, Tuhan adalah penolong dan penyelamatNya, tidak ada yang lain. Bukan saja kebutuhan untuk dimengerti dan didengarkan, tetapi Pemazmur juga mau mengerti kehendak Tuhan (ay. 11, “tunjukanlah jalanMu, tuntunlah aku di jalan yang rata”). Permazmur mau berjalan di dalam jalan Tuhan. Dan hal ini menolong kita untuk tidak menjadi orang yang self centered/ego centered (egois, selalu menuntut untuk diperhatikan), tetapi kita juga mau mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan yang harus kita lakukan sekalipun dalam pergumulan. Ay. 13 - 14 kita kembali melihat pernyataan iman Pemazmur, “nantikan Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, ya nantikanlah Tuhan!” Ketika kita datang kepada Tuhan, bukan berarti segala sesuatunya langsung dijawab oleh Tuhan. Tetapi dalam penantian kita, iman kita tetap kuat dan teguh, dan kita tetap melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.

Dalam pembacaan Firman Tuhan yang pertama, persoalan yang paling menonjol dalam Surat 1 Yohanes adalah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan pengaruhnya di dalam diri orang percaya atau jemaat pada waktu itu. Beberapa jemaat bahkan ada yang sudah meninggalkan iman percayanya kepada Yesus Kristus (1 Yohanes 2:19). Yohanes jelas menyatakan maksudnya ketika menulis surat ini, bahwa kepastian kehidupan kekal bagi anak-anak Allah hanya dapat dipercaya kebenarannya di dalam Yesus Kristus, karena Dialah sumber kehidupan kekal. Yang menjadi penekanan adalah, orang yang percaya. Tuhan sudah memberikan segala-galanya kepada kita dan yang terbesar adalah diriNya sendiri. Bila yang terbesar telah diberikanNya bagi kita, maka hal yang lain pun akan menjadi bagian kita. Artinya sebelum kita meminta pun, hal itu telah disediakanNya bagi kita. Semakin kita dekat dengan Tuhan, permintaan kita akan semakin sesuai dengan rencanaNya, karena kita tidak lagi meminta apa yang berkenan bagi diri kita, tetapi apa yang berkenan bagiNya.

Aplikasi

Tema pada Ibadah Minggu ini “Tuhan adalah penolong”. Ada beberapa hal penting yang dapat menjadi renungan kita:

  1. Dalam setiap pergumulan, yakinkan Tuhan sebagai penolong. Sebagaimana Pemazmur walaupun ia seorang raja, ia menyadari keterbatasannya. Oleh karena itu Daud terlebih dahulu datang dan berseru kepada Tuhan. Pemazmur sungguh-sungguh memohon belas kasihan Tuhan. Baginya Tuhan adalah penolong dan penyelamatnya. Demikian halnya dengan kita, bila tengah menghadapi pergumulan jangan mencari pertolongan yang lain terlebih dahulu (teman, kuasa-kuasa lain), tetapi datanglah dan mohon pertolongan kepada Tuhan.
  2. Dalam menanti pertolongan Tuhan, menantilah dengan tekun dan sabar. Nantikan pertolongan Tuhan dengan tetap kita beriman teguh dan melakukan apa yang benar seturut kehendakNya. Jangan mengotori hati dan perbuatan kita dengan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan (cinta ditolak - sakit hati - dukun bertindak, ingin cepat kaya datang ke Gunung Kawi, dll.).
  3. Membangun persekutuan dalam doa bersama, sebagaimana yang dilakukan oleh murid-murid Yesus setelah mereka kembali ke Yerusalem sampai datangnya Roh Kudus. Penting untuk membangun Tim Doa untuk sehati dan bertekun di dalam doa, baik secara Kategorial, Runggun, bahkan di setiap keluarga.

Selamat memasuki Minggu Eksaudi, Tuhan Yesus mendengar seruan kita!

Pdt. Larena br. Sinuhadji (Nd. ReyRaphaTarigan)

GBKP Runggun Cikarang

KAMIS, 18 MEI 2023, YOHANES 14:1-6 (PERINGATAN KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA)

Invocatio : Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi (Ibrani 1:3c)

Bacaan     : 2 Raja-Raja 2:6-12a (Tunggal)

Tema     : Yesus Menyiapkan Tempat Bagi Orang Percaya (Jesus Nikapken Ingan Man Kalak Si Tek)

PENGANTAR

Adakalanya, saat dimana kita menemukan diri kita diliputi dengan kegelisahan, dan akibatnya kita menjadi tidak tenang, kuatir, takut, jantung rasa deg-degan, tubuh seperti kram, tidak bisa tidur dan tidak dapat berpikir dengan baik. Bahkan terkadang kegelisahan itu begitu kuat sehingga kita ingin menyerah. Minggu ini, kita memperingati kenaikan Tuhan Yesus ke surga, kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah ketika menghadapi berbagai pergumulan, terlebih karena perpisahan yang kita alami. Mengapa? Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi takut dan gelisah ketika menghadapi berbagai permasalahan keluarga, kondisi keuangan, pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi gelisah.

 PENJELASAN TEKS

Teks kotbah dari Yohanes 14:1-6. Untuk lebih memahami teks kotbah ini, kita harus juga memperhatikan dari teks sebelumnya, yaitu Yohanes 13:1-38. Teks Yohanes 13:1-38 merupakan bagian percakapan Yesus dan murid-muridNya, setelah Ia membasuh kaki mereka dan mengadakan perjamuan makan dengan para murid-murid itu. Yesus menyampaikan kepada muridnya bahwa tidak lama lagi Ia akan meninggalkan muridNya, serta memberikan pengajaran untuk saling mengasihi sama seperti Ia telah mengasihi para murid, dan para murid juga saling mengasihi.

Selanjutnya, Yesus melihat kegelisahan di hati Simon Petrus dan juga murid-muridNya karena Yesus mengatakan tentang kepergianNya, meninggalkan murid-muridNya (Yohanes 13:33). Mereka tidak tau kemana Yesus akan pergi. Selain itu, kegelisahan terjadi, mungkin juga karena Yesus mengatakan kepada Simon Petrus bahwa : “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali” (Yoh. 13:38). Dalam teks sebelumnya, Yohanes 13:21, dikatakan : “Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang diantara kamu akan menyerahkan Aku.” Tentu saja hal ini sangat bertolak belakang dengan pengertian mereka, sebagai orang Yahudi tentang Mesias, yaitu Mesias akan memimpin mereka mengalahkan Romawi. Dengan adanya kata-kata Yesus ini, membuat mereka bingung dan kecewa. Para murid telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus, ternyata Yesus akan meninggalkan mereka.

Melihat kegelisahan hati para muridNya, Yesus melarang mereka untuk gelisah . Dalam Yohanes 14:1, Yesus mengatakan : “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” Yesus hendak menguatkan hati Simon Petrus dan juga murid-muridNya. Yesus tidak menginginkan muridNya mengalami kegelisahan karena ketidak percayaan. Yesus meneguhkan para murid untuk tetap beriman kepada Allah. “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” Perkataan Yesus ini mengajarkan kepada murid-muridNya bahwa iman kepada Allah menjadi penawar kegelisahan. Percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus merupakan cara yang sangat baik untuk menjauhkan kegelisahan dari hati kita. Perintah Yesus ini haruslah tetap kita taati terus menerus dalam kehidupan setiap hari.

Setelah Yesus mengajarkan bahwa ketaatan beriman kepada Tuhan menjadi penawar kegelisahan hati, Yesus melanjutkannya dengan mengatakan : “ Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:2-3). Iman (kepercayaan kepada Allah) dihubungkan dengan kekekalan/kehidupan setelah kematian di sorga. Kata “Di rumah Bapa-Ku” menunjuk ke sorga, karena ke sanalah Yesus harus “pergi” untuk menyediakan tempat bagi kita (Mat.6:9). Sorga merupakan tempat kehidupan kekal bagi orang yang percaya kepada Tuhan. Kepergian Yesus adalah untuk mempersiapkan suatu tempat di surga bagi murid-muridNya. Yesus akan datang kembali. KedatanganNya kembali sama pastinya dengan Yesus terangkat ke surga, demikian juga Dia akan kembali untuk menjemput murid-muridNya yang percaya kepadaNya, agar tinggal bersamaNya di sorga. Inilah yang menjadi pengharapan orang yang percaya kepadaNya.

Setelah Yesus berbicara tentang surga, kemudian Ia melanjutkannya dengan pembicaraan tentang “jalan ke surga”. Dalam Yohanes 14:4-5 dituliskan : “Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Di sini, Yesus mengatakan bahwa para murid tahu jalan ke sana, tetapi Tomas mengatakan bahwa ia tidak tau. Padahal Yesus telah mengatakan kepada murid-muridNya bahwa Dia akan pergi kepada Bapa yang telah mengutusNya, tetapi para murid belum mengerti juga apa yang terjadi. Saat itu para murid menjadi sangat bingung dengan perkataan Yesus. Salah satu dari murid Yesus, yaitu Tomas, menyatakan ketidaktahuannya. Tanpa rasa malu, Tomas mau bertanya kepada Yesus. Ketidaktahuan Tomas, yang ia nyatakan secara terus terang, mendapatkan jawab dari Yesus.

Yesus mengatakan kepada Tomas : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Yesus tidak semata mata menunjukkan jalan itu; Ia sendiri adalah jalan itu. Yesus mengajarkan jalan itu (Markus 12:14; Lukas 20:21), memimpin kita kepada jalan itu (Lukas 1:79) dan telah memberikan kepada kita jalan yang baru dan hidup (Ibrani 10:20). Yesus adalah jalan untuk datang kepada Bapa di surga.

Istilah “jalan Tuhan” bagi orang Yahudi adalah istilah yang paling sering mereka dengar dari kitab Musa. Ul. 5:32,33 : ”Janganlah engkau menyimpang ke kanan atau kekiri. Segenap jalan yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan Allahmu, haruslah kamu jalani.” Ul.31:29 : ”Sebab aku tahu sesudah aku mati, kamu akan berlaku sangat busuk dan akan menyimpang dari jalan yang telah Kuperintahkan kepadamu.” Yesus berkata dengan tegas: Akulah jalan itu. Bila kita bertanya pada seseorang tentang alamat yang akan kita tuju, jalannya lewat mana, lalu orang itu berkata: jalan lurus dulu, disana ada perempatan, belok kanan, belok kiri lurus lagi, ada gang pertama, gang kedua nah itu alamatnya. Tetapi bila orang itu berbaik hati pada kita, dia sendiri mau antar kita ke alamat itu pasti kita tidak akan tersesat. Itulah yang Yesus lakukan. Yesus tidak hanya berkata harus begini harus begitu, tetapi Dia berkata: ikutlah Aku, Akulah jalan,

Istilah “Akulah kebenaran”. Pemazmur berkata : ”Tunjukkanlah kepadaku jalanMu ya Tuhan, supaya Aku hidup menurut kebenaranMu (Mazmur 86:11) Banyak orang yang telah menunjukkan kebenaran, tetapi tidak ada satupun orang yang berani berkata bahwa dirinya adalah kebenaran itu sendiri. Yesus adalah kebenaran. Banyak orang yang menceritakan tentang kebenaran, tetapi hanya Yesus yang mengatakan bahwa “Akulah kebenaran”. Kebenaran moral tidak bisa disampaikan hanya dengan kata-kata, tetapi harus dengan keteladanan hidup. Hal inilah yang dilakukan Yesus dalam masa hidup dan pelayananNya.

Yesus berkata:”Akulah hidup” Amsal 6:23 berkata : ”Karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya dan teguran yang mendidik itu adalah jalan  kehidupan.” Amsal 10:17 : ”Siapa mengindahkan pendidikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa yang mengabaikan teguran, tersesat.” Yang dicari oleh manusia adalah jalan menuju hidup. Segala cara akan ditempuh agar bisa hidup bukan hanya untuk hari ini tetapi juga untuk masa yang akan datang. Yesus juga mengatakan bahwa : “Akulah hidup”. Bahwa Yesuslah sumber dan pemberi kehidupan.

Bacaan : 2 Raja-Raja 2:6-12a.

Di dalam teks bacaan hari ini, diceritakan tentang perpisahan Elia dan Elisa. Elisa yang sangat setia megikuti Elia. Elisa mengetahui bahwa Elia akan meninggalkannya. Elia mengatakan kepada Elisa : “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu. Jawab Elisa : “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” Elisa bukan hendak meminta harta, namun roh Elia sebagai seorang nabi dapat diterimanya. Permintaan Elisa untuk menerima dua bagian roh dari Elia tentu bukan hal yang mudah, sebagaimana dikatakan oleh Elia, “Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." Permintaan dari Elisa itu dikabulkan oleh Tuhan, dan Elisa menjadi penerus pelayanan Elia sebagai seorang nabi.

 Invocatio : Ibrani 1:3c

Dalam teks Ibrani 1:3c ini disampaikan kepada kita “Dan setelah IA selesai mengadakan penyucian dosa, ia duduk di sebelah kanan Yang Maha besar.” Ini merupakan karya Yesus dalam kehidupanNya. Yesus mati disalibkan untuk menebus dosa manusia sehingga manusia menjadi layak dihadapan Tuhan. Ia tidak hanya mati di kayu salib, tetapi IA bangkit dari kematiannya, lalu naik ke surga.

Hubungan Invocatio, bacaan dan kotbah, menyampaikan kepada kita bahwa Yesus mengajarkan dan menetapkan hati murid-muridnya agar tidak gelisah meskipun mereka akan berpisah. Hal ini dapat dilakukan hanya dengan iman kepada Yesus sehingga tidak goyah. Berbagai tantangan yang dihadapi dalam melayani Tuhan, janganlah gelisah dalam kehidupan setiap hari.

APLIKASI

Tema kotbah minggu kita hari ini adalah “Yesus Mempersiapkan Tempat Untuk Orang Yang percaya kepada Tuhan.” Perpisahan Yesus dengan para murid membuat mereka merasa gelisah. Karena itu, Yesus mengajarkan serta meneguhkan murid-muridNya agar mereka tidak gelisah, tetapi percaya kepada Allah. Iman kepada Tuhan dapat mengalahkan kegelisahan dalam hidup.

Beberapa point penting menjadi perenungan kita bersama :

  • Banyak hal yang membuat kita gelisah dalam hidup ini: pekerjaan, kesehatan, anak-anak, dan sebagainya. Itupun yang dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus. Mereka telah mengikut Tuhan Yesus setiap hari selama sekitar tiga tahun. Namun tiba-tiba Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi. Pernyataan itu membuat mereka gelisah.
  • Tuhan Yesus tidak memberikan jaminan bahwa di dunia ini, murid-murid-Nya akan mengalami kehidupan yang serba lancar. Tetapi, mereka juga akan mengalami penganiayaan. Di tengah kegelisahan, mereka diajar untuk percaya, menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.
  • Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. 1 Petrus 5:7 ““Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”.
  • Bagi orang yang setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan menyediakan tempat baginya di surga. Oleh karena itu, kematian bagi orang percaya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan yang baru.
  • Semakin banyak kita mendengar/belajar firman Tuhan, maka iman kita akan semakin bertumbuh dan mampu menghadapi berbagai macam kegelisahan dalam hidup kita. Tekunlah mendengar dan belajar firman Tuhan karena itu akan menolong kita dalam menghadapi kegelisahan hidup. Seperti yang tertulis dalam Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendegaran oleh firman Kristus”.
  • Tetaplah setia beriman kepada Tuhan. Karena Tuhan menyediakan tempat bagi orang yang percaya kepadaNya.

 

Pdt. Crismori V. Br Ginting-GBKP Sitelusada

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD