MINGGU 17 DESEMBER 2023, JESAYA 40:3-11

Ogen  :

Johanes 1: 19-28 (Tunggal)

Khotbah :

Jesaya 40: 3-11 ( Tunggal)

Tema :

Pekena Dalan Tuhan “Persiapkan jalan bagi Tuhan”

 

Masa Adven menandai masa persiapan menjelang Natal. Secara harfiah, kata adven berasal dari bahasa Latin yakni adventus yang berarti 'datang' atau dengan kata lain berarti kedatangan Kristus. Sekitar abad ke 6, orang Kristen di Roma telah menggap masa kedatangan kristus sebagai hakim dunia, namun setelah abad pertengahan masa adven dikaitkan dengan kedatangan kristus yang pertama di hari natal. Sebagai umat-Nya, masa Adven dimanfaatkan untuk mempersiapkan jiwa dan merefleksi diri untuk menyambut kelahiran Sang Juru Selamat.

Mengingat masa Adven bertujuan untuk memperingati kedatangan Tuhan Yesus, maka bacaan-bacaan Alkitab pada masa Adven pun memuat kitab-kitab Perjanjian Lama yang menggambarkan kedatangan Mesias dan pada Perjanjian Baru dan pembacaan tentang kisah Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus.

Masa Adven yang dirayakan selama empat minggu berturut-turut sebelum Natal ini masing-masing memiliki arti khusus yang berbeda. Berikut makna 4 Minggu Adven.

  • Minggu Adven Pertama: Merupakan masa penantian kedatangan Kristus yang kedua, yakni kedatangan Tuhan pada akhir zaman. Ditandai dengan menyalakan lilin ungu yang pertama.
  • Minggu Adven Kedua: Pada minggu ini lilin ungu kedua dinyalakan untuk mengingatkan umatnya setia mempersiapkan jalan kedatangan Tuhan.
  • Minggu Adven Ketiga: Minggu ini juga dikenal sebagai minggu Gaudete, yang menggambarkan suka cita menyambut kelahiran Yesus Kristus. Pada minggu ini lilin ketiga yang berwarna merah muda dinyalakan.
  • Minggu Adven Keempat: Mencerminkan peristiwa yang melibatkan Maria melahirkan Yesus. Pada minggu ini, lilin ungu terakhir dinyalakan bersamaan dengan 3 batang lilin sebelumnya.

Minggu ini kita memasuki minggu adven yang ketiga, artinya sukacita penyambutan itu layaknya harus membara disetiap hati kita, mengingat sepanjang percakapan Yohanes Pembabtis dengan tim utusan orang Yahudi dari Jerusalem yakni Imam-imam, Orang lewi, juga termasuk orang farisi, perbincangan mereka berada di Danau Betania tepatnya di sebrang sungai Yordan.

Perbincangan mereka melulu membahas tentang “siapakah engkau ?” melihat percakapan ini tim utusan ingin mengetahui siapakah sebenarnya diri johanes pembabtis, hingga pada akhirnya pun johanes pembabtis menyangkal tentang pemberitaan itu dan mengatakan “aku bukan mesias” namun ia lebih menyaksikan tentang Yesus sang juruselamat tersebut, dengan kata “aku membabtis dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, Yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak”.

Melihat pernyataan dari Johanes ini dapat kita refleksikan bersama, bukankah kita lebih sering ingin mengatahui diri dan Namanya saja namun tidak untuk mengenal diriNya lebih dekat?

Sebagaimana tim utusan tersebut ingin mengetahui dengan alasan maraknya nabi-nabi palsu / guru-guru palsu pada masa itu, Namun bukan menjadi pengikutNya. Dalam minggu adven ketiga ini, dapat kita refleksikan bersama “aku hanya ingin mengetahuiNya atau aku ingin terus untuk mengenalNya?”.

Untuk mendeskripsikan Allah yang Transenden maka tak satu pun dapat dilampaui oleh akal pikir manusia, penulisan Yesaya pasal 40, diakhir-akhir hidupnya Yesaya menuliskan Pernyataan Allah tersebut, Allah menyatakan nubuat-nubuatanNya melalui Nabi Yesaya untuk memberikan pengarapan dan penghiburan kepada umatNya yang tertawan di babel dan akan berakhir masa hukuman Allah dan keselamatan juga berkat segera tiba. Pernyataan Nabi Yesaya dengan Nubuat Allah tersebut membangkitkan semangat yang luar biasa dan menambah pengharapan baru bagi umat.

Nubuatan yang dikatakan di ay 3-5 "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!

(4) Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;

(5) maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."

Nubuat tersebut juga di katakan oleh Johanes pembabtis sebelum membabtis Yesus di Betania.

Di minggu Advent ketiga ini mari kita refleksikan bersama “jalan seperti apa yang perlu di persiapkan dan bagaimana kita mempersiapkannya?” pertanyaan refleksi ini memastikan kita untuk “ingin mengetahui Yesus Kristus atau MengenalNya ?”.

Dizaman modern ini penggunaan media digita semakin canggih, alat teknologi semakin baik untuk menyimpan data sejarah dan untuk mendapatkan literasi yang terjadi dimasa lalu semakin mudah, dengan kita dapat mengetahui segala informasi di media digital yang super canggih tak terlepas juga informasi terkait sejarah Yesus, pembelajaran teologis,dll. Semua itu dapat kitaketahui dengan instan, yang menjadi refleksi kita diminggu Advent ini ialah coba kita tanya kepada diri kita sendiri sejauh mana kita men search / mencari keberadaan Yesus berperan dalam diri kita ?, bagaimana pengaruhNya pada kita dalam proses menjalani kehidupan ini?, sehingga dengan refleksi tersebut kita mengetahui secara pasti jalan seperti apa yang akan kita siapkan di hati kita masing masing akan kehadiran tersebut dalam diri kita.

selamat berrefleksi dalam masa penantian ini, Tuhan Yesus Memberkati Solideo Gloria

 

Vic. Ekitwynn Kemit, S.Si. Teol, CCM,.

MINGGU 10 DESEMBER 2023, KHOTBAH LUKAS 3:1-14

Invocation :

Imamat 16:30

Ogen :

Jeremia 18:1-11

Tema :

Jera I Bas Dosa Nari / Bertobat Dari Dosa

 

Pendahuluan

Dalam pandangan teologis serta mengacu kepada liturgi GBKP bahwa minggu adven kedua merupakan seruan atau panggilan untuk menanggalkan kegelisahan atau kekuatiran dan membuka jalan bagi Allah untuk maju lebih lanjut menghadapi realita kehidupan ini. Minggu adven kedua juga meneguhkan hati kita kepada Allah yang merupakan sumber pengharapan kita. Lebih jauh lagi Yohanes dalam berita Injil Lukas akan kembali mengingatkan kita untuk membuka jalan bagi Tuhan untuk masuk mengubah hidup kita.

Pendalaman teks

Melalui kalimat-kalimat pembukaan Injil Lukas, nampak jelas bahwa maksud penulis Lukas adalah memberitahu Teofilus tentang kebenaran dari segala sesuatu yang diajarkan kepadanya selama ini (band. Lukas 1:1). Tampaknya Teofilus adalah merupakan tokoh yang berpengaruh pada saat itu. Sekaligus juga Injil Lukas hendak menulis sebuah uraian untuk meyakinkan pihak-pihak yang meragukan keimanan Kristen pada masa itu. Khusus dalam Lukas 3:1-14, penulis hendak memberitakan kebenaran dan penghiburan kepada mereka yang sedang di dalam kegelisahan atau kekuatiran. Untuk lebih memahami secara detail, kita akan melihat lebih jauh maksud dari teks ini. Agar lebih memahami lebih dalam, kita akan membagi menjadi dua pokok pemikiran Lukas dalam pemberitaanya.

  1. Ayat 1-6 “Berita baptisan tobat demi pengampunan dosa dan mencari arah hidup yang segar

Pada bagian ini penulis Lukas menjelaskan bagaimana Yohanes memberikan sebuah pengajaran kepada orang banyak di dekat kawasan Yordan bahwa babtisan adalah sebagai tanda pertobatan. Orang-orang yang menerima baptisan akan mendapat pengampunan dosa (ayat 3). Baptisan ini disebut sebagai babtisan tobat (band. Mat 3:2-11 dan Mark 1:4-6). Artinya bahwa babtisan yang menandai tekad untuk membuka lembaran baru di dalam menjalani kehidupan. Di dalam pembacaan pertama (ogen) Yeremia 18:1-11, juga dengan jelas Allah memberikan pesan kepada Yeremia, supaya bangsa Allah harus mengalami pertobatan dari tingkah laku yang jahat dan memperbaiki tingkah laku serta perbuatan. Bangsa Allah harus dibentuk kembali sesuai dengan fungsinya sebagai bangsa pilihan. 

Di balik pemahaman yang disampaikan oleh Yohanes juga ingin menegaskan bahwa, bertobat juga merupakan upaya untuk menanggalkan pikiran-pikiran yang mengekang batin, dan membiarkan diri untuk dipimpin dan diteguhkan oleh kuasa Allah dalam pertolongan Roh Kudus. Perkataan Yohanes dikuatkan juga ketika dia mengutip perkataan Yesaya 40:3-5 yang menyuarakan penghiburan kepada umat Israel pada saat itu. Umat Allah diajak untuk membuka jalan bagi Tuhan yang akan menyelamatkan mereka dari ketertindasan fisik dan batin.

Dengan mensejajarkan konteks kitab Yesaya dan konteks Injil Lukas dapat dipastikan bahwa pertobatan yang dimaksudkan bukan hanya mengubah perbuatan kita, tetapi mengubah cara kita menyikapi setiap persoalan kehidupan, membuka jalan pikiran kita untuk dimasuki oleh kuasa Tuhan dan membiarkan diri dihibur oleh pertolongan Roh Kudus. Hal ini juga berkenaan dengan masa minggu adven yang merupakan minggu berita yang membawa penghiburan.

  1. Ayat 7-14 “Dampak pertobatan dalam kehidupan sehari-hari

Perjumaan dengan Allah di dalam pertobatan adalah untuk mengikat kembali hubungan yang sebelumnya mengalami keterpisahan antara manusia dan Allah. Keberdosaan kita manusia sangat menyakitkan dan mencemaskan kita. Sehingga dengan tegas Yohanes dalam berita Injil Lukas mengecam keras untuk menyadarkan kita akan pentingnya pertobatan. Invocation kita Imamat 16:30 menegaskan bahwa pentingnya diadakan pendamian dan pentahiran dari segala dosa manusia terhadap Allah. Namun, kata-kata tajam Yohanes sebenarnya untuk menguatkan kembali niat pertobatan bagi yang sudah mulai melangkah untuk mengubah hidupnya. Agar pertobatan lebih nyata dan realistis bagi kehidupan manusia, maka di dalam diskusi tanya jawab antara orang banyak dengan Yohanes. Yohanes berusaha untuk menjelaskan lebih realistis apa yang harus dilakukan ketika seseorang sudah menerima pertobatan.

Menurut Yohanes bahwa ciri-ciri orang yang bertobat adalah mau belajar mengubah diri, belajar memperhatikan sesama, belajar berlaku adil dan lurus. Dan keinginan untuk belajar ini jugalah yang menyatakan hadirnya Allah bagi dunia. Kemauan untuk belajar mengubah diri juga menghadirkan sikap-sikap moral yang menjinakkan kecenderungan serakah, main kuasa, curang, dan berbagai kenyataan buruk di dunia.  

Aplikasi

Memahami makna pertobatan, kita juga dapat belajar dari pertobatan Paulus. Salah satu contoh di dalam suratnya Gal 2:19, Paulus mengaku bahwa dirinya telah disalibkan dengan Kristus. Arti dari pengakuan ini merupakan titik-balik bahwa semua yang lampau telah berakhir, dan kini mulai dengan hal yang baru serta menyerahkan diri kepada tuan yang baru yaitu Yesus Kristus. Dengan memahami makna dari pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes, juga melalui contoh pertobatan Paulus. Kita diajak untuk menyikapi hidup dengan pembongkaran dan Pembangunan moral-moral kehidupan kita. Pertobatan bukan hanya menyesali dan menolak kejahatan, tetapi juga tindakan mengasihi dan menerima Allah. Bertobat juga berarti menolak kebohongan-kebohongan serta kepalsuan. Pertobatan bukan hanya ketika kita mengaku di saat menerima pembabtisan. Tetapi pertobatan adalah keseharian kita yang selalu menghadirkan otoritas Allah.

Di sisi yang lain, pertobatan kita juga mengarahkan kita untuk tidak mengalah kepada ketidaksempurnaan kita dalam kehidupan ini. Sikap takut, diam, dan tak berbuat apapun adalah sikap yang harus dilawan dengan pengharapan. Pertumbuhan keadaan baru kita membangkitkan semangat berjuang, membuka dan menerangi pengharapan kita, serta mengarahkan hati kepada Allah yang berkuasa. Amin.

Pdt. Irwanta Tarigan, S.Th-GBKP Rg. Banjarmasin

MINGGU 03 DESEMBER 2023, YESAYA 9:1-6

Invocatio         :

“Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan kekuasaan dan kemuliaanNya.” (Lukas 21: 27)

Bacaan :

2 Petrus 3: 8-15 (R)

Tema  :

“Tuhan Memberikan Sukacita yang Besar”

 

Pengantar

Banyak cara orang di dunia menghitung waktu setahun. Orang Cina punya penghitungan waktu sendiri, karena itu mereka punya Tahun Baru Cina. Umat Islam juga punya Tahun Baru Hijriah. Ada juga Tahun Baru Jawa 1 Suro. Tentu ada yang lebih universal yaitu Tahun Baru Masehi yaitu pada 1 Januari. Tahun Gerejawi dimulai di Minggu Advent. Minggu ini kita memasuki Minggu Advent I. Minggu Advent terhitung empat hari Minggu sebelum Natal. Inilah awal tahun bagi kalender gerejawi. Advent berasal dari kata adventus (Latin) yang artinya kedatangan. Kita memasuki persiapan menyambut peringatan kelahiran Yesus Kristus, dan mengingatkan kembali bahwa kita ada dalam penantian akan kedatanganNya kembali. Karena itu kita harus terus bersiap.

Penjelasan Teks

Yesaya 9: 1-7

Yesaya pasal 7-12 dilatarbelakangi kondisi bangsa Yehuda yang dalam kesulitan karena Raja Asyur (Tilgat-Pilneser) berusaha menguasai kerajaan di daerah Palestina. Raja Aram dan Raja Israel Utara hendak bersatu melawan Raja Asyur dan mengajak Raja Ahas yang saat itu memerintah Yehuda untuk bergabung, namun raja Ahas menolak. Karena itu Raja Aram dan Raja Israel Utara berbalik mengancam Yehuda. Pada kondisi itu, Raja Ahas justru meminta pertolongan pada Raja Asyur (2 Taw 28: 16) dengan berbagai, bukan memohon pertolongan Tuhan. Dalam situasi inilah Yesaya disuruh Tuhan mengajak Raja Ahas untuk berbalik memohon kepada Tuhan (Yes 7: 3).

Ayat 1: Pada masa Proto-Yesaya ini, bangsa Israel hidup dalam kegelapan, yakni dosa dan kesengsaraan. Pemimpin bangsa adalah penindas, bangsa-bangsa lain hendak menyerang mereka, juga kehidupan umat yang menjauh dari Allah. Inilah kondisi kegelapan. Yesaya tampil menyampaikan firman Tuhan bahwa situasi itu akan berlalu. Karena terang akan menerangi kehidupan mereka. Mesias yang datang itu memancarkan terang. Yesaya bicara tentang Mesias yang akan datang, kedatanganNya membebaskan, bukan tindakan politis tetapi tindakan Mesianik.

Ayat 2: Sukacita besar yang diberikan oleh Tuhan. Setara dengan sukacita pada waktu panen dan membagi-bagi jarahan. Gambaran dari orang yang mendapatkan yang mereka harapkan setelah menunggu untuk waktu yang lama. Panen dapat kita mengerti, bagaimana dengan membagi jarahan? Konteks pada waktu itu masa-masa perang antar bangsa, jadi bangsa yang menang memiliki hak atas bangsa yang dikalahkannya termasuk harta bendanya. Itulah yang disebut barang jarahan, yang diperoleh setelah berjuang habis-habisan dalam perang sehingga dianggap sebagai semacam reward. Namun diingatkan jangan sampai sukacita yang besar itu membuat mereka jatuh dalam kesombongan. Bersukacitalah di hadapan Tuhan dan di dalam Tuhan.

Ayat 3-4: Kuk yang menekan, gandar yang diatas bahu, dan tongkat si penindas, sudah dipatahkan. Midian dipilih Yesaya sebagai contoh (cerita penaklukkan Midian dalam kepemimpinan hakim Gideon ada dalam Hakim-hakim 8). Tidak ada lagi penguasa di bumi yang akan menindas mereka. Segala seuatu yang menjadi simbol kekerasan dan kematian akan dimusnahkan. Situasi kehidupan yang tidak menyenangkan dan tanpa sukacita itu, akan berakhir. Semua ini dilakukan oleh Allah melalui kehadiran seorang Anak.

Ayat 5: Seorang Anak, putera yang lahir sebagaimana manusia, melalui proses persalinan. Anak yang diberi kekuasaan oleh Allah di atas bahunya. Penguasa yang akan menggantikan para penguasa yang menindas sesamanya manusia. Namanya: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Reputasi yang baik dan positif. Penasihat Ajaib adalah penuntun dan membimbing yang sesuai dengan kehendak Allah. Ia menjadi penasihat karena hikmatNya melebihi hikmat dunia. Dia sendiri juga adalah Allah yang Perkasa, yang adalah pejuang yang melindungi kita dari kuasa-kuasa penindas yang membawa kematian. Dia Bapa yang Kekal, tradisi Israel, bapa adalah pemilik segala sesuatu, dan berperan sebagai provider (penyedia keperluan) karena itu Bapa yang Kekal akan menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan. Ia juga disebut Raja Damai, karena Dia akan menjadi pemimpin yang mendatangkan damai, kesejahteraan. Penasihat Ajaib berperan membimbing, Allah yang perkasa sebagai pelindung, Bapa yang Kekal sebagai penyedia kebutuhan, Raja Damai sebagai yang membawa kedamaian dalam kepemimpinanNya.

Ayat 6: Nubuat akan kedatangan Mesias ditegaskan asal usulnya yakni dari keturunan Daud. Sang Anak akan dikenal karena Ia akan menjadi pemimpin yang menghadirkan damai, keutuhan, kesejahteraan yang tidak berkesudahan. Keadilan dan kebenaran adalah bukti pemimpin yang berdaulat. Dan ini terwujud saat kelahiran Yesus di Bethlehem.

Bacaan: 2 Petrus 3: 8-15

Tuhan tidak pernah menghendaki kebinasaan orang berdosa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Karena itu penulis Surat Petrus mengatakan anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat. Kita semua harus berusaha untuk hidup benar di hadapan Tuhan, supaya kelak saat kedatanganNya kembali, kita kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya.

Refleksi dan Pointer Aplikasi

  1. Allah tahu bahwa dalam situasi yang tidak kondusif, situasi genting, penuh ancaman dan ketidakpastian, umatNya membutuhkan penguatan dan pengharapan yang baru. Dalam dunia yang dipenuhi kegelapan yakni dosa dan sengsara, Allah sendiri yang menunjukkan kepedulian dan kasihNya. Apa bentuk kegelapan yang ada dalam hidup kita saat ini? Apakah itu karena dosa yang kita lakukan, atau sengsara karena perbuatan orang lain, Allah tidak menutup mata atas sengsara kita. Ia menghadirkan pertolonganNya, Ia patahkan kuk yang memberatkan kehidupan kita. Kita ditolongNya keluar dari kegelapan dan masuk ke dalam terang. Penderitaan bukan untuk diratapi, melainkan dihadapi. Ini berita baik dalam masa penantian, masa persiapan, karena kita tidak takut. Allah beserta kita.
  2. Sukacita besar itu ada karena Tuhan hadir. Tuhan yang menolong bangsa Israel adalah Tuhan yang sama yang telah dan akan selalu menolong kita. Kita mempersiapkan diri memperingati lahirnya Sang Raja Damai, Yesus Kristus. Yang sejak kehadiran-Nya, terjadi pemulihan hubungan Allah dengan manusia. Adanya damai antara Allah dan manusia menghadirkan juga damai di antara manusia. Saat kita hidup berdampingan dalam damai, sukacita kita menjadi penuh. Inilah momen yang tepat bagi kita untuk berdamai satu dengan yang lainnya.
  3. Dalam masa penantian akan kedatangan Kristus kembali, kita bisa menentukan sikap. Sekelompok orang gemar menerka-nerka waktu kedatanganNya, sehingga menimbulkan kepanikan. Kelompok lainnya terlena dan terbuai seolah-olah waktu masih banyak. Mari kita tentukan sikap kita, tanpa kepanikan tapi juga tidak terlena. Kita diajak untuk hidup benar juga hidup menjadi berkat.
  4. Sukacita besar yang kita terima dari Tuhan, membawa kita untuk menghadirkan sukacita bagi orang lain juga. Dalam masa Advent ini mari kita juga mempersiapkan berbagai aksi natal secara pribadi, keluarga, sektor, dan runggun, untuk membawa sukacita itu untuk dirasakan oleh saudara-saudara kita yang sering terlupakan.

Pdt Yohana br Ginting-GBKP Rg Cibubur

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD