MINGGU 28 JULI 2024, KHOTBAH MATIUS 19:13-15

Invocatio :

Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu (Ams. 29:17).

Bacaan I :

Yesaya 49:14-17

Tema :

Yesus Memberkati Anak-Anak (Jesus Masu-Masu Danak-Danak)

 

 

I. PENDAHULUAN

Anak kerap kali disebut sebagai generasi penerus, baik di dalam keluarga, gereja maupun bangsa kita. Jika kita mengetahui bahwa anak-anak adalah generasi penerus tentu ada hal yang harus diperhatikan dan dipahami oleh anak-anak tentang hal yang akan mereka teruskan nantinya. Mazmur 127:4 “Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda”, artinya pada saat ini kaum pendidik (orangtua, para guru dan orang dewasa) merupakan pahlawan yang sedang melatih anak panah sehingga tajam, lugas dan tepat sasaran pada saat pertandingan nyata dimulai. Zaman sekarang secara jelas kita mampu melihat kehidupan anak-anak yang semakin terombang-ambing oleh pengaruh zaman. Kurangnya pengetahuan, kurangnya kepedulian terhadap ajaran, individualism, berada pada kehendaknya sendiri dan banyak sekali situasi anak-anak yang harus di perhatikan pada saat ini agar anak-anak dapat menjadi anak panah yang tepat sasaran. Melihat situasi kehidupan anak-anak sekarang ini, bagaimanakah pemehaman tentang berkat yang dating kepada anak-anak saat ini?

II. TAFSIRAN TEKS

Nats khotbah Matius 19:13-15 kita melihat bagaimana Yesus memberikan perhatiannya kepada anak-anak. Yesus memberikan penjelasan karakter anak-anak yang tulus, mudah mengampuni, rendah hati dan penuh ketergantungan kepada orang lain khususnya orangtua. Yesus menggunakan mereka sebagai contoh bagi para murid untuk hidup rendah hati dan tulus. Yesus juga menegaskan bahwa penyambutan terhadap mereka berarti penyambutan terhadap Dia. Hal yang menarik di dalam nats ini, kita melihat bahwa Matius menempatkan tulisan ini setelah kontroversi mengenai perceraian. Betapa banyak anak-anak menjadi korban perceraian. Hidup mereka rusak karena orangtua yang egois dan mementingkan hidup mereka sendiri. Orangtua seperti ini ibarat penyesat-penyesat yang telah dijelaskan Yesus dalam nats sebelumnya (bdk. Mat. 18:6-7). Sikap penerimaan Yesus terhadap anak-anak tanpaknya tidak diteladani atau tidak di pahami oleh para murid. Ketika anak-anak dibawa oleh orangtua mereka kepada Yesus, murid-murid menganggap bahwa mereka hanya mengganggu dan merepotkan orang dewasa. Itulah sebabnya para murid memarahi orang-orang yang membawa anak-anak mendekati Yesus. Tindakan para murid membuat Yesus cepat merespon agar hal itu tidak berlangsung lama. Pemahaman murid-murid sebenarnya berpengaruh terhadap ajaran Yahudi yang tidak memperhitungkan anak-anak sehingga keberadaan mereka tidak seharusnya ada di tempat itu. Untuk itulah Yesus menegur para murid yang menghalangi mereka untuk datang kepadaNya. Yesus menegaskan bahwa mereka adalah yang empunya kerajaan sorga.

Bacaan I, Yesaya 49:14-17 Tujuan ayat-ayat ini adalah untuk menunjukkan bahwa kembalinya umat Allah dari pembuangan dan penebusan kekal yang dikerjakan oleh Kristus yang akan mendatangkan sukacita besar bagi manusia dan merupakan bukti agung dari pemeliharaan penuh kasih dari Allah. Kasih Allah kepada umatNya melampaui kasih seorang ibu kepada anaknya. Pembuangan bagi umat Yehuda seolah tanda bahwa Tuhan berhenti mengasihi mereka, padahal tidaklah demikian. Pembuangan justru tanda bahwa Allah mengasihi mereka. Pembuangan yang diizinkan Allah bukan untuk menghukum atau menghancurkan mereka tetapi memurnikan mereka. Pembuangan ke Babel merupakan proses pendidikan bagi bangsa pilihan Tuhan. Pada saat pembuangan ini, bangsa Israel mengalami kehancuran, penderitaan serta kehilangan kemerdekaan politik dan agamanya. Tetapi, meskipun bangsa Israel berda dalam pembuangan tapi identitas mereka di mata Allah tidaklah berubah. Penghukuman yang hanya sementara agar bangsa Tuhan kembali menyadari identitas mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Namun, di atas itu semua Allah berkata Allah telah melukiskan Israel di telapak tanganNya, akan tiba saatnya Israel mendapatkan pemulihan kembali. Seperti yang disebutkan dalam bahan Invocatio kita, Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu (Ams. 29:17) menegaskan pentingnya pendidikan sejak anak-anak agar nantinya ada pengetahuan, pemahaman dan iman yang benar kepada Tuhan.

 III. KESIMPULAN

  1. Tema kita “Yesus Memberkati Anak-Anak” merupakan sebuah kesadaran bagi Gereja bagaimana Yesus memperbaharui ajaran atau pemahaman yang selama ini tidak menganggap keberadaan anak-anak. Sikap Yesus memberikan ruang bagi Gereja untuk lebih memperhatikan anak-anak Gereja dan memperlengkapi apa yang dibutuhkan anak-anak sebagai kebutuhannya di masa depan.
  2. Janganlah hendaknya kita seperti para murid Yesus yang merasa bahwa anak-anak adalah pengganggu bagi orang dewasa. Tapi jadikanlah mereka mutiara gereja yang perlu dibentuk untuk keindahan gereja itu sendiri.
  3. Seperti Allah yang memberikan pendidikan iman bagi bangsaNya dan Allah menjadikan dirinya sebagai Ibu Sejati. Layaknya juga orang dewasa, harus mengambil bagian dalam pendidikan karakter, mental dan menyeluruh dari kehidupan anak-anak. Agar, ketika anak disebut sebagai generasi penerus maka anak-anak akan terlatih untuk memahami dan memiliki pemahaman yang benar sebagai generasi. Sehingga, kelak anak-anak dapat memberikan ketentraman dan mendatangkan sukacita.
  4. Seperti Yesus di PB dan Tuhan di PL, mentransformasi ajarannya untuk mengajar anak-anakNya. Demikian juga, orangtua dan gereja harus mentransformasi pendidikan kepada anak-anak dalam konteks masa kini.

Pdt. Evlida Br Ginting

(GBKP Rg. Cileungsi)

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD