MINGGU 03 NOVEMBER 2024, KHOTBAH 2 KORINTUS 1:3-7

Invocatio :

Galatia 6:9

Ogen :

Amsal 3:27-34

Tema :

Dihibur Untuk Menghibur / Iapuli Tuhan Guna Ngapuli

 

Pengantar

Setiap orang memiliki persoalan hidupnya menurut versinya masing-masing”. Kalimat ini mau membawa kita kepada sebuah perenungan bahwa tidak ada manusia hidup yang tidak memiliki masalah hidupnya. Tidak ada yang berani dengan tegas mengatakan bahwa dia tidak memiliki persoalan dalam kehidupannya. Setiap kita dalam versi yang berbeda-beda. Namun, di balik persoalan kehidupan kita yang berbeda-beda itu pula, kita dipanggil untuk saling menghibur, saling menguatkan dan saling memotivasi satu dengan yang lain. Kita berada dalam komunitas yang dihimpun, dipersiapkan dan diutus untuk menjadi mencintai dan memperhatikan.  

Pemahaman teks

Tidak dapat diragukan lagi bahwa penulis surat 2 korintus adalah Paulus, pada saat dia berada di Makedonia. Ada satu keunikan yang dapat kita temukan dalam tulisan Paulus 2 Korintus ini, jika kita bandingkan dengan surat-surat Paulus yang lain (Efesus, Filipi, 1 & 2 Tesalonika dan lain-lain), umumnya pada pembuka surat atau ucapan syukur yang disampaikan oleh Paulus berkaitan dengan kondisi jemaat terutama tentang iman serta kesetiaan mereka. Namun kali ini, ucapan syukur Paulus justru berada di seputar kekuatan yang dia terima untuk dapat bertahan dalam berbagai penderitaan dalam pelayanannya termasuk di tengah-tengah jemaat Korintus. Tentu yang jadi pertanyaan bagi kita adalah, mengapa bisa berbeda orientasi ucapan syukurnya dengan surat-surat yang lain?

Jika kita melihat secara keseluruhan teks 2 Korintus, kita akan menemukan 3 isu yang dikembangkan oleh Paulus dalam suratnya ini:

  1. Pasal 1-7, memuat sebuah permasalahan berkaitan dengan hubungan antara Paulus dengan jemaat Korintus (1:12-2:4; 7:2-4). Kita menemukan adanya upaya Paulus untuk melakukan rekonsiliasi dengan cara menegaskan ketulusan hati Paulus dalam melayani.
  2. Pasal 8-9, memuat sebuah permintaan agar jemaat kembali menyelesaikan komitmen mereka untuk membantu jemaat di Yerusalem.
  3. Pasal 10-13, memuat pembelaan Paulus mengingat adanya orang atau kelompok yang berusaha menghasut jemaat dengan melakukan pengajaran yang berseberangan dengan pengajaran Paulus.

Dengan melihat isu-isu yang dikembangkan oleh Paulus dalam suratnya, kita menemukan bahwa Paulus sedang membantah tuduhan-tuduhan yang disampaikan kepadanya. Paulus meminta jemaat Korintus untuk melihat kembali bagaimana hidupnya selama ia bersama mereka.

Melalui teks khotbah kita di 2 Korintus 1:3-7, dengan sangat jelas Paulus mengungkapkan perasaanya akan apa yang telah dirasakan melalui pengalaman selama melakukan pemberitaan tentang Yesus. Ada indikasi bahwa Paulus sedang mencari pembelaan dirinya. Namun, melalui ungkapan yang disampaikan dalam ucapan syukurnya, bahwa sebenarnya Paulus sedang mempertahankan sebuah kebenaran dan keyakinan bahwa Allah itu penuh belas kasihan dan sumber segala penghiburan (3). Dia melayani bukan untuk mencari keuntungan dan popularitas. Tetapi pemberitaan yang dia lakukan karena sebuah panggilan hidup.

Melalui pasal 6:4-10, kita mendapatkan informasi akan penderitaan secara fisik yang dialami oleh Paulus, dia dipenjara, merasakan kerusuhan, dia merasakan siksaan ataupun penganiayaan dan bahkan nyaris mati dan tekanan mental yang dialami, dia dianggap sebagai penipu, sering mendapat hinaan, tidak dianggap dan harus berjuang dengan penuh kesabaran dan kemurnian hati. Ungkapan yang disampaikan bukan untuk membela dirinya supaya jemaat simpati dan mempercayai dia kembali karena telah disesatkan oleh kelompok lain. Tetapi, situasi penderitaan ini disampaikan untuk mengatakan bahwa panggilan dan pemberitaan yang ia lakukan adalah sebuah ketulusan untuk keselamatan orang banyak. Prinsip hidup Paulus ini juga sama seperti yang tertuang dalam 1 Petrus 3:17 “sebab lebih menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.” Dengan segala penderitaan yang ia alami, semua dapat ia lalui karena ada Allah yang selalu menghibur dan menguatkan dia. Paulus dengan tegas mengatakan bahwa jika kami berlimpah kesengsaraan, demikian pula oleh Kristus, kami menerima penghiburan (5). Siksaan dan hinaan bisa saja melemahkan fisik Paulus, tetapi semangat pelayananya tidak dapat dihentikan oleh penderitaannya itu. Sebaliknya, prinsip yang ada pada diri Paulus adalah: penderitaannya bertujuan untuk dapat menghibur mereka yang ia layani termasuk jemaat Korintus (6). Maksud Paulus adalah mengatasi keterbatasan tubuhnya dengan melihat kekuatan Allah yang bekerja. Sehingga tubuhnya yang terbatas, tidak menghambat dia untuk melakukan gerakan kebaikan bagi orang lain. Dan Paulus mau menceritaan bahwa gerakan kebaikan yang ia lakukan bukan karena kekuatannya, tetapi karena Tuhan. Dengan kesetiaan dan kesabaran Paulus memberikan ruang bagi Allah untuk berkarya bagi dirinya. Tentunya pengalaman ini akan menjadi sebuah modal berharga bagi dirinya untuk menghibur orang yang mengalami penderitaan hidup khususnya bagi jemaat-jemaatnya yang mengalami beban hidup yang begitu berat. Paulus juga mau mengajak kita untuk melihat bahwa Tuhan tidak menutup mata akan penderitaan yang dialami oleh anak-anakNya. Ketika dia dikutkan oleh Allah, dia dipanggil untuk menguatkan orang lain.

Aplikasi

Seperti kalimat yang kami tuangkan di awal tadi bahwa setiap kita manusia memiliki persoalan/penderitaan hidup yang berbeda-beda. Dalam keterbatasan kita sebagai manusia, kita merasa tidak mampu melewatinya. Namun, melalui pengalaman hidup iman kita, tentu kita merasa ada kekuatan Ilahi yang selalu dengan setia menguatkan, menghibur, memotivasi dan mengajari kita. Ada Tuhan yang selalu memberikan hikmat, pengertian bagi kita dalam menjalaninya. Melalui pengalaman Paulus dari pembacaan Firman Tuhan dan melalui pengalaman hidup kita. memberikan pengajaran baru kepada kita bahwa masalah kita tidak menjadi alasan untuk menghentikan kita memperhatikan orang lain. Di dalam pembacaan 1/ogen dengan sangat jelas dikatakan “janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya (Amsal 3:27a).” Di minggu ini juga mengajak kita untuk melihat pelayanan diakonia yang ada di tengah-tengah GBKP yaitu YKPD Alpha Omega, PPOS, dan PAK Gelora Kasih.

Firman Tuhan mengingatkan kita, bahwa saudara/saudari dan orang tua kita yang ada di tiga unit pelayanan ini juga sangat membutuhkan perhatian dari kita, baik dukungan dana, doa dan motivasi. Seperti Paulus terpanggil dan tidak merasa dibebani untuk menguatkan orang lain, kita juga mengalami hal yang sama. Kita dipanggil untuk menguatkan dan mengambil bagian dalam menciptakan penghargaan, perhatian, kebahagiaan, semangat hidup bagi mereka.

Pdt. Irwanta Tarigan, S.Th

GBKP Rg. Banjarmasin

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD