MINGGU 12 MEI 2024, KHOTBAH MAZMUR 31:1-5 (MINGGU EKSAUDI)
Invocatio :
“ Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.”(Pilipi 3:16)
Ogen :
Kisah Para Rasul 1:1-5 (Tunggal)
Khotbah :
Mazmur 31:1-5 (Responsoria)
Tema :
Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan ( Permohonan atas Perlindungan Tuhan)
Pendahuluan :
Minggu ini kita memasuki Minggu Exaudi. Exaudi berasal dari bahasa Latin, seperti yang tertulis dalam Mazmur 27:7 (Bhs. Latin: Exaudi, Domine, vocem meam, qua clamavi ad te), yang artinya: Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Tema sentral yang disuarakan pada Minggu Exaudi ini adalah doa permohonan atas pertolongan Allah. Sama seperti Daud yang menyerukan permohonannya agar Allah menolongnya dalam menghadapi pergumulan, demikianlah umat percaya hendaknya berseru memohon pertolongan Tuhan dalam menghadapi segala persoalan hidup dan pergumulan di dunia ini.
PENJELASAN TEKS
Teks Khotbah : Mazmur 31:1-5
Ketika menulis Mazmur 31 ini kemungkinan besar Daud sedang dikejar-kejar oleh Saul yang berniat membunuhnya. Sehingga Daud harus melarikan diri, menjadi “buronan”dan tinggal di Padang gurun di tempat persembunyian. Ia tinggal di pegunungan di Padang gurun Zif. Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya.
Daud takut, karena Saul telah mengerahkan kekuatan & kuasanya untuk mencabut nyawanya (1 Samuel 23:14-15). Kondisi Daud waktu itu dalam bahaya dan nyawanya terancam, tidak mudah baginya untuk dapat melindungi dan menyelamatkan dirinya, karena Saul adalah raja yang sangat berkuasa pada waktu itu, yang mengerahkan segala upaya untuk mengejar dan menangkapnya. Tidak ada tempat perlindungan yang aman baginya, kecuali hanya dalam perlindungan Tuhan. Karena itu Daud berdoa, memohon dengan sungguh kepada Tuhan, sambil memuji dan menyembah.
Ayat 1-3 : Iman Daud tampak saat dia meyakini TUHAN sebagai "gunung batu" tempat perlindungan, "kubu pertahanan" yang menyelamatkannya. Daud sangat yakin mendapat perlindungan di dalam Tuhan. Berdasarkan keyakinan inilah dia berseru untuk mendapatkan kelepasan dan merasakan keamanan dalam perlindungan Tuhan. Daud yakin bahwa Tuhan akan bertindak sebagai Hakim yang adil, yang mengetahui bahwa ia tidak bersalah terhadap para musuhnya, karena itu ia berseru dan percaya Tuhan akan melindungi, sehingga Daud tidak akan mendapatkan celaka dan malu.
Ayat 4-5 : Pemazmur yakin Tuhan akan menuntun dan membimbingnya, serta melepaskannya dari rencana jahat para musuhnya. Ini nampak dari ungkapan pemazmur : “Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku…mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku.”
Sekalipun Daud dalam pergumulan yang berat & nyawa yang terancam, tapi tetap yakin akan perlindungan Tuhan, dia tidak putus asa, atau mencari pertolongan di luar Tuhan, tapi tetap mengandalkan Tuhan. Dia memohon TUHAN menuntun dan membimbingnya (31:4b), menyatakan bahwa TUHAN-lah Pemilik hidupnya (31:6, 16), serta meyakini TUHAN setia dan mendengar doanya (31:22-23). Pesannya : Ini jugalah yang harus menjadi keyakinan kita, saat kita menghadapi pergumulan seberat apapun, berseru & berharaplah pada Tuhan, yakinlah Tuhan akan menuntun dan melepaskan kita keluar dari setiap persoalan hidup kita. Seperti Daud, yang sungguh memiliki pengenalan akan Allah; dan itulah yang membangkitkan iman-nya. Jadi, pesan pentingnya di sini adalah : bukan pada persoalan apakah kita punya iman yang besar atau kecil, melainkan apakah kita memiliki pengenalan yang benar akan Allah. Sebab iman lahir dari pengenalan yang mendalam akan TUHAN. Seperti Daud, kita pun harus berdoa dengan pengenalan yang benar akan Allah. Pengenalan akan Allah sangat menentukan cara kita menghadapi pergumulan & melihat karya TUHAN dalam berbagai situasi hidup kita.
Ogen : Kisah Para Rasul 1:1-5 :
Kisah Para Rasul adalah kitab kedua yang ditulis oleh tabib Lukas untuk Teofilus yang merupakan tokoh terkemuka berkebangsaan Romawi sehingga ia menyebutnya yang mulia (Luk. 1:1-4).
Ay. 1-3: Keterangan awal ini memberikan petunjuk ringkas tentang Injil Lukas (kitab pertama) yang ditulis oleh Lukas tentang segala sesuatu yang diajarkan dan dikerjakan oleh Yesus selama Dia hidup sampai ketika Ia terangkat ke Surga. Lukas memberikan penjelasan lanjutan dan kesaksiannya yang bertujuan untuk menuntun dan menguatkan Teofilus, juga kepada semua orang percaya, bahwa Kristus sungguh-sungguh bangkit dan hidup, dan ini dibuktikan oleh banyak tanda, termasuk oleh Yesus sendiri yang selama empat puluh hari menampakkan diriNya berulang-ulang sambil menyampaikan tentang Kerajaan Allah.
Ay 4-5 : Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk tidak meninggalkan Yerusalem, tapi menantikan janji akan kedatangan Roh Kudus, dan baru setelah itu mereka berpencar untuk memberitakan Injil. Sekalipun menunggu adalah pekerjaan yang “membosankan” tapi para rasul patuh dan taat atas apa yang diperintahkan Yesus, tetap diam dan tinggal di Yerusalem sampai kedatangan Roh Kudus. Ketaatan adalah sesuatu yang penting bagi setiap orang yang memberitakan Injil. Bagaimana kita bisa menyuruh orang menerima Dia sebagai Tuhan, jika kita sendiri tidak taat ? Jadi jelas bahwa seorang pemberita Injil harus belajar mentaati Tuhan. Mengapa para Rasul harus menunggu janji Tuhan akan kedatangan Roh Kudus ? Sebab Roh Kuduslah yang akan menjadi kekuatan & memperlengkapi para Rasul dalam memberitakan Injil Kristus. Keberhasilan dalam Pemberitaan Injil sepenuhnya tergantung pada kuasa dan pertolongan Roh Kudus, bukan pada kemampuan para rasul.
Invocatio : Filipi 3:16
Pada bagian teks invocatio ini, Paulus memberi semangat kepada jemaat di Filipi agar tetap setia dan teguh dalam iman mereka kepada Yesus Kristus, karena ditengah Iman yang sudah terperlihara dalam kehidupan jemaat Filipi, Paulus mendengar bahwa ada para penyesat yang memberi pengajaran dan pemahaman yang menyesatkan, yang dapat menyebabkan perpecahan jemaat dan juga melemahkan Iman jemaat kepada Kristus. Oleh karena itulah Paulus menegaskan kembali kepada jemaat Filipi agar tetap teguh dan kuat, meneladani Paulus dan tetap pada pemahaman iman yang benar seperti yang telah diajarkannya, serta fokus pada panggilan sorgawi dari Allah didalam Kristus Yesus.
Aplikasi/Kesimpulan
Melalui ketiga bagian Firman Tuhan di Minggu Eksaudi ini kita menemukan beberapa point penting yang menjadi perenungan kita bersama, yaitu :
1. Jadikan Tuhan tempat kita berseru dan berlindung, yakinlah bahwa kita akan aman dalam perlindunganNya.
Mari meneladani Daud, yang sekalipun dalam pergumulan yang berat & nyawa yang terancam, tapi tetap yakin akan perlindungan Tuhan, dia tidak putus asa, atau mencari pertolongan di luar Tuhan, tapi tetap mengandalkan Tuhan. Daud menjadikan Tuhan sebagai tempatnya berseru memohon perlindungan, TUHAN yang sanggup menuntun dan membimbingnya (31:4b), percaya bahwa TUHAN-lah Pemilik hidupnya (31:6, 16), serta meyakini TUHAN setia dan mendengar doanya (31:22-23). Demikian halnya dengan kita, bila tengah menghadapi pergumulan jangan mencari pertolongan yang lain terlebih dahulu (teman, deking atau kuasa lain di luar Tuhan) tapi jadikan Tuhan sebagai tempat yang pertama dan utama bagi kita berseru dan memohon pertolongan. Terlebih hari-hari ini, di saat semakin beratnya beban hidup dan tekanan persoalan, yang mengakibatkan banyak orang yang mengalami depresi, putus asa, kehilangan pengharapan dan mencari jalan pintas dengan cara mengakhiri hidup. Terkini, kasus bunuh diri keluarga dilaporkan terjadi di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 1 Januari-15 Maret 2024, sementara menurut Kompas.id sekitar 869,10 persen kasus bunuh diri di Indonesia tidak terlaporkan karena masih dianggap aib secara sosial dan budaya.
Di tengah beragam persoalan hidup yang menunjukkan tingginya keputus-asaan, bangkitkan iman dan pengharapan kita. Mari miliki keyakinan seperti Daud, ketika menghadapi pergumulan seberat apapun, datang, berseru & berharaplah kepada Tuhan, yakinlah Tuhan sanggup menolong kita bahkan melebihi apa yang sanggup kita pikirkan dan kita doakan.
2. Pengenalan akan Allah sangat menentukan cara kita menghadapi pergumulan serta tetap taat dalam berbagai situasi hidup.
Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan kita sebagai orang percaya akan mulus, tanpa pergumulan dan masalah. Orang yang “beriman” dan “yang tidak beriman” selama menjalani kehidupan di dunia ini, sama-sama akan menghadapi pergumulan hidup. Akan tetapi yang membedakan orang percaya dengan yang tidak, adalah bagaimana sikap dan cara kita menghadapi pergumulan tersebut. Pengenalan akan Allah menentukan mutu kehidupan seseorang. Semakin mengenal Allah, maka semakin tinggi kualitas hidup seseorang, yang memampukannya tetap yakin akan kuasa Tuhan serta tetap taat, sekalipun dalam situasi sulit. Ketiga tokoh dalam teks Khotbah, Ogen dan Invocatio kita, Daud, murid-murid dan juga Paulus, adalah orang-orang yang memiliki pengenalan yang mendalam akan Tuhan sehingga tetap yakin, patuh dan taat, sekalipun menghadapi situasi sukar. Jangan pernah mundur dalam iman, ketaatan dan pelayanan hanya karena tantangan dan pergumulan hidup karena Tuhan sumber pertolongan dan perlindungan kita. Ketika kita terus bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan, kita akan kuat dan tidak gampang menyerah, juga tidak akan mudah disesatkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyesatkan. Tetap teguh dan Setia dalam Iman kepada Kristus sekalipun ada banyak tantangan. Sebab siapa yang tetap setia dan taat menjalankan perintah dan firman-Nya bahkan tetap setia di jalan Tuhan dalam menghadapi penyesat mereka akan memperoleh hadiah sorgawi dari Allah didalam Kristus Yesus (bdk. Invocatio)
3. Ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan memampukan kita menjadi alat-Nya yang diperlengkapi olehNya
Melalui para Rasul kita juga belajar tentang kepatuhan dan ketaatan akan perintah Tuhan, ketika diperintahkan untuk menunggu janji Tuhan akan kedatangan Roh Kudus dan tetap tinggal di Yerusalem. Kalau kita melihat catatan Kisah Para Rasul 1:14, setelah murid-murid menyaksikan Yesus terangkat ke sorga, maka kembalilah mereka ke Yerusalem, dan naiklah mereka ke ruang atas. Mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama. Kita melihat di sini murid-murid terus bertekun dalam doa, sampai turunnya Roh Kudus.Sekalipun para rasul adalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan.Tetapi dalam ketaatannya, Tuhan memperlengkapi mereka sehingga mereka bisa menjadi alat Tuhan yang luar biasa dalam Pemberitaan Injil.
Pdt. Jenny Eva Karosekali-GBKP Rg. Harapan Indah