MINGGU 12 MEI 2024, KHOTBAH MAZMUR 31:1-5 (MINGGU EKSAUDI)

Invocatio :

Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.”(Pilipi 3:16)

Ogen :

 Kisah Para Rasul 1:1-5 (Tunggal)

Khotbah :

Mazmur 31:1-5  (Responsoria)

Tema  :

Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan ( Permohonan atas Perlindungan Tuhan)

 

Pendahuluan :

Minggu ini kita memasuki Minggu Exaudi. Exaudi berasal dari bahasa Latin, seperti yang tertulis dalam Mazmur 27:7 (Bhs. Latin: Exaudi, Domine, vocem meam, qua clamavi ad te),  yang artinya: Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Tema sentral yang disuarakan pada Minggu Exaudi ini adalah doa permohonan atas pertolongan Allah. Sama seperti Daud yang menyerukan permohonannya agar Allah menolongnya dalam menghadapi pergumulan, demikianlah umat percaya hendaknya berseru memohon pertolongan Tuhan dalam menghadapi segala persoalan hidup dan pergumulan di dunia ini.

PENJELASAN TEKS

Teks Khotbah : Mazmur 31:1-5

Ketika menulis Mazmur 31 ini kemungkinan besar Daud sedang dikejar-kejar oleh Saul yang berniat membunuhnya. Sehingga Daud harus melarikan diri, menjadi “buronan”dan tinggal di Padang gurun di tempat persembunyian. Ia tinggal di pegunungan di Padang gurun Zif. Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya.
Daud takut, karena Saul telah mengerahkan kekuatan & kuasanya untuk mencabut nyawanya (1 Samuel 23:14-15). Kondisi Daud waktu itu dalam bahaya dan nyawanya terancam, tidak mudah baginya untuk dapat melindungi dan menyelamatkan dirinya, karena Saul adalah raja yang sangat berkuasa pada waktu itu, yang mengerahkan segala upaya untuk mengejar dan menangkapnya. Tidak ada tempat perlindungan yang aman baginya, kecuali hanya dalam perlindungan Tuhan. Karena itu Daud berdoa, memohon dengan sungguh kepada Tuhan, sambil memuji dan menyembah.

Ayat 1-3 : Iman Daud tampak saat dia meyakini TUHAN sebagai "gunung batu" tempat perlindungan, "kubu pertahanan" yang menyelamatkannya. Daud sangat yakin mendapat perlindungan di dalam Tuhan. Berdasarkan keyakinan inilah dia berseru untuk mendapatkan kelepasan dan merasakan keamanan dalam perlindungan Tuhan. Daud yakin bahwa Tuhan akan bertindak sebagai Hakim yang adil, yang mengetahui bahwa ia tidak bersalah terhadap para musuhnya, karena itu ia berseru dan percaya Tuhan akan melindungi, sehingga Daud tidak akan mendapatkan celaka dan malu.

Ayat 4-5 : Pemazmur yakin Tuhan akan menuntun dan membimbingnya, serta melepaskannya dari rencana jahat para musuhnya. Ini nampak dari ungkapan pemazmur : “Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku…mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku.”
Sekalipun Daud dalam pergumulan yang berat & nyawa yang terancam, tapi tetap yakin akan perlindungan Tuhan, dia tidak putus asa, atau mencari pertolongan di luar Tuhan, tapi tetap mengandalkan Tuhan. Dia memohon TUHAN menuntun dan membimbingnya (31:4b), menyatakan bahwa TUHAN-lah Pemilik hidupnya (31:6, 16), serta meyakini TUHAN setia dan mendengar doanya (31:22-23). Pesannya : Ini jugalah yang harus menjadi keyakinan kita, saat kita menghadapi pergumulan seberat apapun, berseru & berharaplah pada Tuhan, yakinlah Tuhan akan menuntun  dan melepaskan kita keluar dari setiap persoalan hidup kita. Seperti Daud, yang sungguh memiliki pengenalan akan Allah; dan itulah yang membangkitkan iman-nya. Jadi, pesan pentingnya di sini adalah : bukan pada persoalan apakah kita punya iman yang besar atau kecil, melainkan apakah kita memiliki pengenalan yang benar akan Allah. Sebab iman lahir dari pengenalan yang mendalam akan TUHAN. Seperti Daud, kita pun harus berdoa dengan pengenalan yang benar akan Allah. Pengenalan akan Allah sangat menentukan cara kita menghadapi pergumulan & melihat karya TUHAN dalam berbagai situasi hidup kita. 

Ogen : Kisah Para Rasul 1:1-5 :

Kisah Para Rasul adalah kitab kedua yang ditulis oleh tabib Lukas untuk Teofilus yang merupakan tokoh terkemuka berkebangsaan Romawi sehingga ia menyebutnya yang mulia (Luk. 1:1-4).

Ay. 1-3: Keterangan awal ini memberikan petunjuk ringkas tentang Injil Lukas (kitab pertama) yang ditulis oleh Lukas tentang segala sesuatu yang diajarkan dan dikerjakan oleh Yesus selama Dia hidup sampai ketika Ia terangkat ke Surga. Lukas memberikan penjelasan lanjutan dan kesaksiannya yang bertujuan untuk menuntun dan menguatkan Teofilus, juga kepada semua orang percaya, bahwa Kristus sungguh-sungguh bangkit dan hidup, dan ini dibuktikan oleh banyak tanda, termasuk oleh Yesus sendiri yang selama empat puluh hari menampakkan diriNya berulang-ulang sambil menyampaikan tentang Kerajaan Allah.

Ay 4-5 : Yesus memerintahkan  murid-murid-Nya untuk tidak meninggalkan Yerusalem, tapi menantikan janji akan kedatangan Roh Kudus, dan baru setelah itu mereka berpencar untuk memberitakan Injil. Sekalipun menunggu adalah pekerjaan yang “membosankan” tapi para rasul patuh dan taat atas apa yang diperintahkan Yesus, tetap diam dan tinggal di Yerusalem sampai kedatangan Roh Kudus. Ketaatan adalah sesuatu yang penting bagi setiap orang yang memberitakan Injil. Bagaimana kita bisa menyuruh orang menerima Dia sebagai Tuhan, jika kita sendiri tidak taat ? Jadi jelas bahwa seorang pemberita Injil harus belajar mentaati Tuhan. Mengapa para Rasul harus menunggu janji Tuhan akan kedatangan Roh Kudus ? Sebab Roh Kuduslah yang akan menjadi kekuatan & memperlengkapi para Rasul dalam memberitakan Injil Kristus. Keberhasilan dalam Pemberitaan Injil sepenuhnya tergantung pada kuasa dan pertolongan Roh Kudus, bukan pada kemampuan para rasul.

Invocatio : Filipi 3:16

Pada bagian teks invocatio ini, Paulus memberi semangat kepada jemaat di Filipi agar tetap setia dan  teguh dalam iman mereka kepada Yesus Kristus, karena ditengah Iman yang sudah terperlihara dalam kehidupan jemaat Filipi, Paulus mendengar bahwa ada para penyesat yang memberi pengajaran dan pemahaman yang menyesatkan, yang dapat menyebabkan perpecahan jemaat dan juga melemahkan Iman jemaat kepada Kristus. Oleh karena itulah Paulus menegaskan kembali kepada jemaat Filipi agar tetap teguh dan kuat, meneladani Paulus dan tetap pada pemahaman iman yang benar seperti yang telah diajarkannya, serta fokus pada panggilan sorgawi dari Allah didalam Kristus Yesus. 

Aplikasi/Kesimpulan

Melalui ketiga bagian Firman Tuhan di Minggu Eksaudi ini kita menemukan beberapa point penting yang menjadi perenungan kita bersama, yaitu :

1. Jadikan Tuhan tempat kita berseru dan berlindung, yakinlah bahwa kita akan aman dalam perlindunganNya.

Mari meneladani Daud, yang sekalipun dalam pergumulan yang berat & nyawa yang terancam,  tapi tetap yakin akan perlindungan Tuhan, dia tidak putus asa, atau mencari pertolongan di luar Tuhan, tapi tetap mengandalkan Tuhan. Daud menjadikan Tuhan sebagai tempatnya berseru memohon perlindungan, TUHAN yang sanggup menuntun dan membimbingnya (31:4b), percaya bahwa TUHAN-lah Pemilik hidupnya (31:6, 16), serta meyakini TUHAN setia dan mendengar doanya (31:22-23). Demikian halnya dengan kita, bila tengah menghadapi pergumulan jangan mencari pertolongan yang lain terlebih dahulu (teman, deking atau kuasa lain di luar Tuhan) tapi jadikan Tuhan sebagai tempat yang pertama dan utama bagi kita berseru dan memohon pertolongan. Terlebih hari-hari ini, di saat semakin beratnya beban hidup dan tekanan persoalan, yang mengakibatkan banyak orang yang mengalami depresi, putus asa, kehilangan pengharapan dan mencari jalan pintas dengan cara mengakhiri hidup. Terkini, kasus bunuh diri keluarga dilaporkan terjadi di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).

Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 1 Januari-15 Maret 2024, sementara menurut Kompas.id sekitar 869,10 persen kasus bunuh diri di Indonesia tidak terlaporkan karena masih dianggap aib secara sosial dan budaya.

Di tengah beragam persoalan hidup yang menunjukkan tingginya keputus-asaan, bangkitkan iman dan pengharapan kita. Mari miliki keyakinan seperti Daud, ketika menghadapi pergumulan seberat apapun, datang, berseru & berharaplah kepada Tuhan, yakinlah Tuhan sanggup menolong kita bahkan melebihi apa yang sanggup kita pikirkan dan kita doakan.

 2. Pengenalan akan Allah sangat menentukan cara kita menghadapi pergumulan serta tetap taat dalam berbagai situasi hidup. 

Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan kita sebagai orang percaya akan mulus, tanpa pergumulan dan masalah. Orang yang “beriman” dan “yang tidak beriman” selama menjalani kehidupan di dunia ini, sama-sama akan menghadapi pergumulan hidup. Akan tetapi yang membedakan orang percaya dengan yang tidak, adalah bagaimana sikap dan cara kita menghadapi pergumulan tersebut. Pengenalan akan Allah menentukan mutu kehidupan seseorang. Semakin mengenal Allah, maka semakin tinggi kualitas hidup seseorang, yang memampukannya tetap yakin akan kuasa Tuhan  serta tetap taat, sekalipun dalam situasi sulit. Ketiga tokoh dalam teks Khotbah, Ogen dan Invocatio kita, Daud, murid-murid dan juga Paulus, adalah orang-orang yang memiliki pengenalan yang mendalam akan Tuhan sehingga tetap yakin, patuh dan taat, sekalipun menghadapi situasi sukar. Jangan pernah mundur dalam iman, ketaatan dan pelayanan hanya karena tantangan dan pergumulan hidup karena Tuhan sumber pertolongan dan perlindungan kita. Ketika kita terus bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan, kita akan kuat dan tidak gampang menyerah, juga tidak akan mudah disesatkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyesatkan. Tetap teguh dan Setia dalam Iman kepada Kristus sekalipun ada banyak tantangan. Sebab siapa yang tetap setia dan taat menjalankan perintah dan firman-Nya bahkan tetap setia di jalan Tuhan dalam menghadapi penyesat mereka akan memperoleh hadiah sorgawi dari Allah didalam Kristus Yesus (bdk. Invocatio)

3. Ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan memampukan kita menjadi alat-Nya yang diperlengkapi olehNya

Melalui para Rasul kita juga belajar tentang kepatuhan dan ketaatan akan perintah Tuhan, ketika diperintahkan untuk menunggu janji Tuhan akan kedatangan Roh Kudus dan tetap tinggal di Yerusalem. Kalau kita melihat catatan Kisah Para Rasul 1:14, setelah murid-murid menyaksikan Yesus terangkat ke sorga, maka kembalilah mereka ke Yerusalem, dan naiklah mereka ke ruang atas. Mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama. Kita melihat di sini murid-murid terus bertekun dalam doa, sampai turunnya Roh Kudus.Sekalipun para rasul adalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan.Tetapi dalam ketaatannya, Tuhan memperlengkapi mereka sehingga mereka bisa menjadi alat Tuhan yang luar biasa dalam Pemberitaan Injil.

Pdt. Jenny Eva Karosekali-GBKP Rg. Harapan Indah

KAMIS 09 MEI 2024, KHOTBAH IBRANI 8:1-6 (PERINGATAN KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA)

Invocatio :

Mrk 16:19. Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah

Ogen :

Kejadian 25 : 22 – 24 (t)

Khotbah :

Ibrani 8 : 1 – 6 (t)

Tema :

Jesus Kap Imam Si Mbelinta (Yesus Imam Besar Kita)

 

1. Sebelum Zaman Yesus, Allah dipahami sebagai sosok yang asing, jauh dan hanya dapat didekati oleh beberapa orang yaitu imam Besar/agung yang dilakukan hanya sekali dalam satu tahun pada ibadah hari penebusan dosa, dimana Allah berkenan hadir. Pada kesempatan itu pun, Imam agung tidak boleh berlama-lama, tinggal di dalam ruang Maha kudus karena dia bisa mati. Bagi orang Yahudi amatlah berbahaya untuk datang terlalu dekat pada Allah (33:20- Engkau tidak akan tahan memandang wajahKu, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup. Lht.Kej.32:20). Dalam realita manusia selalu mencari Allah, ia akan selalu gelisah sampai ia dapat beristirahat di dalam Tuhan tetapi dosanya menjadi penghalang antara dia dan Allah, sehingga manusia semakin terasing dengan Allah. Untuk memungkinkan pendekatan dengan Allah dibutuhkan ketaatan kepada hukum Allah, tapi manusia juga sering lalai dengan hukum Allah, maka untuk itu diperlukan imam (pontifex. latin) yang artinya seorang pembuat jembatan, seorang imam, adalah seorang yang membuat jembatan antara manusia dengan Allah dengan memakai sistem korban. Dalam kenyataannya tidak semua usaha oleh imam dan semua korban dapat memperbaiki hubungan dengan Allah.

2. Penulis Ibrani berpendapat bahwa yang diperlukan sekarang adalah imam yang baru yang lain dari imam yang dahulu dan korban yang baru yang berbeda dengan korban-korban terdahulu. Denga kata lain yang diperlukan manusia adalah seorang imam yang sempurna dan sebuah korban yang sempurna.

3. Penulis Ibrani berpendapat, Yesus kristuslah satu-satunya, Imam Besar yang dapat membuka jalan, dan sekaligus sebagai korban yang sempurna. Yesus naik ke sorga seturut dengan penuturaan surat ibrani pasal 8:4 menjadikan Dia menjadi Imam (Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.)

4. Kita mempunyai Imam Besar

Sebutan Imam Besar archiereus, (Yun) ha-kohen ha-gadol (ibr), dalam bahasa Aram kahana rabba, dimulai dari Harun saudara Musa, harun adalah Imam Besar yang pertama yang tugasnya adalah:

  • Menanyakan kehendak Allah melalui urim dan Tumim
  • Sebagai mediator/pengantara anatara Allah dan umat Israel
  • Mempersembahkan korban penghapus dosa dan penghapus salah

Imam Besar yang dimaksudkan penulis Ibrani adalah Imam Besar yang berbeda dengan Imam Besar terdahulu:

  • Yesus adalah Imam Besar yang imamatnya tidak tergantung keturunan
  • Yesus Adalah Imam Besar, yang hidup selama-lamanya
  • Yesus adalah Imam Besar, yang tidak memerlukan persembahan korban untuk dosanya sendiri
  • Yesus adalah Imam besar yang telah mengorbankan diriNya sebagai persembahan korban yang sempurna sekali untuk selama-lamanya.
  • Yesus adalah Imam Besar, yang duduk di sebelah Kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
  • Yesus adalah Imam Besar, yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. 

Imamat seperti inilah yang di miliki oleh Yesus sang Imam Besar kita, Yesus dapat melakukan hal yang tidak dapat dilakukan dan tidak pernah dapat dilakukan oleh imamat yang lama, Yesus dapat membawa kita datang kepada Allah (yoh 14:2 “….. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu 14:3 “…. Dan membawa kamu ke tempatKu supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada”) Yesus sebagai Imam Besar kita adalah sebuah kebenaran agung yang mendewasakan kita di dalam iman dan menarik kita lebih intim lagi kepada Dia. Ketika kita melihat keagungan-Nya dalam jabatan itu, kita akan menjadi lebih kuat berpegang kepada iman kita.

5. Duduk di sebelah Kanan Tahta yang Maha Besar

Kata "kanan" (Ibrani: יָמִין - YAMIN ;Yunani δεξια dexios) dalam penghayatan Yahudi dipakai dalam mengungkapkan kebaikan, kekuatan atau kemuliaan, Kata "kanan" sering digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai simbol kekuasaan/ kekuatan. Maka "Duduk di sebelah kanan" adalah lambang dari kekuasaan Yesus sebagai pemegang otoritas keallahan sejati. Dan ini adalah bukti dari kemuliaan Yesus, tidak ada kemuliaan yang lebih besar dari pada Yesus yang telah naik ke Surga dan dimuliakan.

Hal ini memberi pengertian kepada kita, hal yang paling tinggi yang dapat diberikan oleh dunia, masih mengandung ketidaksempurnaan/tidak pernah mencapai apa yang seharusnya, dalam Yesus ada kesempurnaan/surga. Hanya Yesus yang dapat meminpin kita masuk ke dalam kenyataan yang sepenuhnya memuaskan.

6. Melayani (λειτουργος  leitourgos) ibadah di tempat kudus

Imam Besar terdahulu melayani di kemah yang didirikan oleh manusia, dan pelayanan imam duniawi itu hanyalah gambaran dan bayangan kabur dari pelayanan nyata surgawi yang tidak dapat menuntun manusia masuk dalam kenyataan sejati (Allah), pelayanan Yesus di tempat kudus lah yang mampu menuntun kita masuk kedalam kenyataan sejati (Allah).

7. Ia menjadi Pengantara (μεσιτης mesites)

Kata mesites beasal dari kata mesos yang artinya di tengah-tengah. Seorang mesites adalah seorang yang berdiri di tengah-tengah, di antara dua orang, dan membuat mereka berdua dapat bertemu. Yesus adalah mesites kita yang sempurna Ia berdiri diantara kita dan Allah, membuka jalan untuk perdamaian. Dengan kata lain, Yesus adalah satu-satunya orang yang dapat membawa kita kepada hidup yang sejati.

8. Dalam kita merayakan kenaikan Yesus ke surga menyatakan kepada kita bahwa Yesus sebagai imam besar sangat vital dalam menentukan karya keselamatan. ditengah pergumulan, persoalan, beban dan kelemahan manusiawi, Yesus selaku Imam Besar, yang berempati, peduli menjadi pengantara kita. Dia lah Imam Besar yang mampu menyelamatkan setiap orang percaya dengan sempurna.

Kita boleh menelisik hidup Henohk, yang "bergaul dengan Allah" hidup dengan iman kepada Allah, mempercayai firman dan janji-janji-Nya sungguh-sungguh berusaha hidup saleh dan mengikuti cara-cara Allah dan dengan teguh menentang ketidaksalehan, mengecam dosa dan gaya hidup tidak benar dari mengecam perilaku amoral, angkatannya.  dengan mengingatkan orang akan datangnya hukuman Allah atas perbuatan-perbuatan yang tidak benar.

Orang percaya masa kini harus merenungkan hidup Henokh sebagai teladan, karena kita juga hidup di tengah-tengah angkatan yang jahat dan tidak saleh. Sudahkah kita bergaul dengan Allah, hidup sungguh-sungguh kudus, mengecam dosa dan mengingatkan orang untuk melarikan diri dari murka yang akan datang?

(di sadur dari berbagai Sumber)

Selamat merayakan kenaikan Yesus ke Surga.

Pdt. Maslan Sitepu, M.Th-Runggun Bandung Barat

MINGGU 05 MEI 2024, KHOTBAH 1 RAJA-RAJA 18:36-40

Invocatio :

“Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. (2 Tawarikh 7:15)”

Bacaan Pertama :

Kisah Para Rasul 6:5-7 (Tunggal)

Khotbah  :

1 raja-raja 18:36-40 (Tunggal)

Tema  :

Tuhan, Jawablah Doaku/ Tuhan, Aloi min Pertotonku

 

I. Kata Pengantar

Minggu ini di kalender gerejawi diberi nama Minggu Rogate, yang artinya berdoalah. Dalam menjalani proses demi proses kehidupan kadang berdoa menjadi hal yang sedikit terabaikan/terlupakan. Yang pada dasarnya banyak di antara orang Kristen yang menjadikan doa ibarat senjata terakhir menghadapi pergumulan. Sebagai contoh ada seorang anak yang sangat nakal, tidak ada seorangpun yang menasehati didengarnya, bahkan orang tuanya sendiri juga sudah pasrah. Maka kata-kata terakhir yang sering terucap adalah “kita doakan saja semoga dia berubah”. Namun sebenarnya banyak hal yang berkaitan dengan Doa yaitu meminta/memohon kepada Tuhan, membangun hubungan lebih erat lagi dengan Tuhan, mencurahkan isi hati(curhat), menyerahkan hidup kita karena mengingat keterbatasan kita. Doa harusnya menjadi nafas hidup orang yang percaya. Dalam suka atau sedih, susah atau senang maka doa harusnya menjadi prioritas hidup orang Kristen.

II. Tafsiran Teks

Dalam Kisah Para Rasul 6:5-7 berbicara tentang cara pemilihan ke-7 diaken(orang yang melayani orang miskin itu tirak secara jelas diterangkan. Hanya disebutkan nama-nama mereka yang dapat memberi petunjuk, bahwa mereka dipilih dari lingkungan orang-orang Hellenis, hal mana dapat kita katakana suatu Tindakan yang bijaksana, tetapi inipun tidak diberitahukan kepada kita. Terutama Stefanus dan Filipus akan lebih tampil di depan, juga disebabkan oleh pekerjaan pemberitaan injil. Nikolaus dahulu adalah orang kafir, berasal dari Antiokhia tetapi telah masuk ke dalam persekutuan Yahudi, jadi melalui agama Yahudi ia telah datang kepada Kristus. Penumpangan tangan yang dilakukan oleh para rasul juga terdapat dalam upacara Yahudi. Sedudah dapat melenyapkan pertentangan-pertentangan dalam jemaat dapatlah pula jemaat mengembangkan sepenuhnya segala kekuatannya keluar. Bahkan para imampun banyak yang tertarik oleh panggilan yang keluar dari pemberitaan tentang Yesus Kristus. Pemimpin yang baik tidak saja mengungkapkan dukungan mereka terhadap para pekerja baru; namun mereka juga percaya bahwa orang-orang itu dapat menyelesaikan tugasnya. Untuk mengetahui apa yang tersirat antara ayat 6 dan 7, menyarankan sebagai berikut: (1) Setelah berdoa dan menumpangkan tangan ke atas tujuh orang itu, para rasul membiarkan mereka bekerja tanpa direcoki; (2) Ketujuh orang itu tidak harus minta petunjuk para rasul setiap saat harus mengambil keputusan yang terkait dengan tugas mereka; (3) ketujuh orang itu melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka. Namun sesuai dengan tema minggu ini maka hal berdoa lah yang menjadi sorotan kita dalam memahami makna teks ini di mana para rasul berdoa dalam artian meminta kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan kepada ketujuh diaken yang akan menjalankan tugasnya. Hal ini menunjukan bahwa kuasa itu bukan berasal dari para rasul, tetapi kuasa itu disalurkan melalui para rasul dalam media penumpangan tangan.

1 Raja-raja 18:36-40

Pasal 18 ini terjadi pada masa pemerintahan raja Ahab di Kerajaan Israel Utara. Ahab adalah salah satu raja yang paling jahat dalam sejarah Israel, karena ia memperkenalkan penyembahan berhala Baal dan memperbudak bangsa Israel dalam dosa. Pasal ini juga mencatat kehadiran nabi Elia, yang dipilih oleh Allah untuk menentang penyembahan berhala dan mengembalikan umat Israel kepada Allah. Pada saat itu, penyembahan berhala Baal sangat populer di antara bangsa Kanaan. Baal adalah dewa hujan dan pertanian, dan banyak orang Israel terpengaruh oleh kebudayaan sekitar mereka dan mulai menyembah Baal. Elia berusaha untuk mengembalikan umat Israel kepada penyembahan yang benar, yaitu penyembahan kepada Allah. Pasal ini menyoroti pertarungan antara penyembahan berhala dan penyembahan yang benar kepada Allah. Elia adalah nabi yang setia kepada Allah dan berjuang untuk memulihkan iman umat Israel. Pasal ini juga menunjukkan kuasa Allah dalam menghadapi dewa-dewa palsu dan mengungkapkan kebenaran tentang Allah yang hidup.

Elia kemudian dengan khidmat datang menghadap kepada Allah melalui doa di depan mezbahnya, sambil memohon kepada-Nya dengan rendah hati untuk membakar habis korban bakarannya, seperti ungkapan yang dipakai dalam Mazmur 20:4, dan untuk menyatakan penerimaan-Nya akan korban itu. Doanya tidaklah panjang, sebab dia tidak bertele-tele dalam berdoa, tidak pula berpikir bahwa doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Sebaliknya, doanya itu sangat berwibawa dan tenang, dan menunjukkan bahwa pikirannya juga tenang dan jernih, dan jauh dari panas hati dan kekacauan yang menguasai para nabi Baal. Dua hal dimohonkannya di sini:

(1) Kemuliaan Allah: “TUHAN, dengarkanlah aku, dan jawablah aku, supaya diketahui orang sebab sekarang hal ini disangkal dan dilupakan oleh sebagian besar orang bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel, satu-satunya yang berhak menerima penghormatan dan penyembahan Israel, dan bahwa aku ini hamba-Mu, dan melakukan semua yang telah kulakukan, yang sedang kulakukan, dan yang akan kulakukan, sebagai alat-Mu, atas Firman-Mu, dan bukan untuk memuaskan kesenangan atau keinginanku sendiri.

(2) Peneguhan iman bangsa Israel: “Supaya bangsa ini mengetahui bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan dapat mengalami anugerah-Mu, dengan membuat hati mereka, melalui mujizat ini sebagai sarananya, tobat kembali kepada-Mu, sehingga Engkau dapat kembali kepada mereka dengan membawa belas kasihan.”

Allah dengan segera menjawab Elia dengan api (ay. 38). Allah Elia tidak bicara ataupun mengejar, tidak perlu dibangunkan ataupun disuruh cepat-cepat. Selagi Elia sedang berbicara, turunlah api TUHAN, dan tidak hanya, seperti pada waktu-waktu lain (Im. 9:24; 1Taw. 21:26; 2Taw. 7:1), menyambar habis korban bakaran dan kayu api, sebagai tanda penerimaan Allah atas korban persembahan itu, tetapi juga bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Rakyat, sebagai jurinya, memberikan putusan mereka atas sidang pengadilan itu, dan mereka semua sepakat dengan putusan tersebut. Perkaranya sudah begitu jelas sehingga mereka tidak perlu pergi dari sidang untuk mempertimbangkan keputusan mereka atau berunding tentangnya: Sujudlah mereka, dan mereka semua, sebagai satu kesatuan, berkata, “TUHAN, Dialah Allah, dan bukan Baal. Kami sudah diyakinkan dan dipuaskan dengannya: TUHAN, Dialah Allah”.

Para nabi Baal, sebagai penjahat, ditangkap, dikutuk, dan dijatuhi hukuman berdasarkan hukum Taurat. Jika Yahweh adalah Allah yang sejati, maka Baal adalah allah palsu, yang telah menyebabkan orang-orang Israel ini memberontak, dan membujuk orang lain untuk menyembah dia. Oleh karenanya, berdasarkan hukum Allah yang tegas, mereka harus dihukum mati (Ul. 13:1-11). Tidak diperlukan lagi bukti untuk fakta itu. Seluruh Israel adalah saksinya. Itulah sebabnya Elia, yang masih bertindak berdasarkan perintah yang sifatnya luar biasa, yang tidak boleh diikuti sebagai contoh, memerintahkan agar mereka semua langsung disembelih sebagai yang mencelakakan negeri. Dan Ahab sendiri, untuk saat ini, begitu takut terhadap api dari sorga itu, sehingga dia tidak berani menentangnya. Mereka ini adalah ke-450 nabi Baal. Empat ratus nabi Asyera, yang menurut sebagian penafsir adalah orang-orang Sidon, kendati dipanggil, namun kelihatannya tidak datang, sehingga terluput dari hukuman mati ini. Dan mungkin Ahab dan Izebel berpikir bahwa mereka sungguh bahagia karena terluput juga dari hukuman itu. Namun, terbukti bahwa ke-400 nabi itu disiapkan untuk menjadi alat kebinasaan Ahab, beberapa waktu sesudahnya, dengan mendorongnya untuk berperang melawan Ramot-Gilead.

Invocatio menjelaskan bahwa Allah berharap bahwa umat-Nya yang atas nama-Nya dipanggil, jika mereka telah menghina nama-Nya melalui pelanggaran mereka, harus menghormati namaNya dengan menerima hukuman atas kesalahan mereka. Mereka harus merendahkan diri di bawah tangan-Nya, harus beroa bagi penghapusan hukuman, harus mencari wajah dan perkenan Allah. Akan tetapi semuanya ini tidak akan terjadi kecuali mereka berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat dan Kembali kepada Allah kepada siapa mereka memberontak. Sesudah itu barulah belas kasihan atas seluruh bangsa dijanjikan, bahwa Allah akan mengampuni dosa mereka, dosa yang telah membawa mereka ke hukuman atas mereka.

III. Refleksi/Aplikasi

  1. Berdasarkan ayat Bacaan yang pertama, bahwa sebuah peneguhan untuk memulai perjalanan pelayanan seorang pelayan Tuhan(Perttua/Diaken) adalah didoakan untuk medoakan. Hal ini berpadanan dengan setelah pemilihan yang dilakukan oleh para rasul selanjutnya di lakukan peneguhan yaitu berdoa dan menompangkan tangan. Dalam kehidupan juga penting sekali Ketika memulai sebuah pekerjaan ataupun aktivitas dimulai dengan doa-doa agar Tuhan memberikan kelancaran bagi kita.
  2. Bermohon dan berdoa kepada Tuhan memberikan hasil yang begitu baik jika kita melihat ayat 7. Pemberitaan injil semakin baik dan meyebar dengan cepat. Hal ini berarti Ketika sesuatu itu di mulai dengan berdoa maka setiap apapun yang akan dialami, baik atau buruknya, sebagai orang Kristen siap untuk menerimanya.
  3. Mengenai berdoa bersama juga penting mengingat beberapa kisah alkitab yang unik tentang berdoa seperti yang tertulis dalam Matius 18:19 di mana Ketika ada dua orang/lebih yang berdoa maka Tuhan akan mendengarkannya.
  4. Berdoalah dengan bersungguh-sungguh, membuka hati bagi Tuhan untuk dapat bekerja dalam kita menyampaikan kasihNya ke tengah-tengah dunia. Karena melalui doa lah Roh Kudus akan bekerja dan membimbing orang yang bersungguh-sungguh dan setia dalam berpengharapan kepada Tuhan tentang apapun yang kita bawakan dalam doa.
  5. Mengingat kisah dari ibu seorang bapa gereja yang bernama Agustinus dari Hippo yaitu Santa Monika. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut menjadi teladan bagi orang Kristen. Agustinus bukanlah anak yang baik bahkan sampai menganut aliran sesat. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air matai bunya. Dengan berbagai kisah sedih dan doa-doa yang dinaikkan oleh ibu Agustinus maka akhirnya terjadi pertobatan kepada Agustinus dan akhirnya menjadi seorang tokoh bapa gereja yang terkenal.

Vic. Roy Prananta Purba, S.Th-GBKP Perpulungen Sangatta Runggun Samarinda

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD