MINGGU 19 OKTOBER 2025, KHOTBAH LUKAS 12:32-34

Invocatio :

Kalak bujur ipasu-pasu Tuhan, perban ibagikenna rejekina man kalak kekurangen (Kuan-kuanen 22:9)

Ogen :

Job 31:16-20

Tema :

Nampati Teman Alu kiniliten/ menolong saudara melalui harta benda (kekayaan)

I. KATA PENGANTAR

Harta benda yang kita miliki adalah pemberian Tuhan dan harus kita gunakan untuk kemuliaanNya yaitu dengan membantu sesama kita. Yesus mengajarkan kita untuk hidup dalam kasih. Mengasihi saudara-saudara kita yang hidup dalam kekurangan. Agar mereka juga dapat merasakan kasih Tuhan melalui pertolongan kita. Kekayaan kita adalah titipan Tuhan yang harus kita Kelola dengan bijak, termasuk untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Semakin kita kaya alias semakin memiliki harta benda sudah selayaknya kita mambantu saudara-saudara kita dimanapun atau kapan pun. Jika kita menjadikan harta benda sebagai “tuhan” kita sama dengan penyembah berhala. Tolonglah  sesama melalui harta bend akita. Kiranya kita lakukan dengan sukarela dan suka cita bukan dengan wajah yang jemberut.

Berilah bantuan kepada siapapun yang membutuhkannya. Ada pepatah orang bijak mengatakan : siapa yang berbaik hati ia akan memperoleh hasil yang baik pula. Apapun yang diperbuat, pasti ada akibatnya. Tidak seorangpun akan luput dari hasil/akibat perbuatannya.

II. ISI

Judul prikop ini : harta di sorga. Dalam prikop ini Yesus masih berbicara tentang harta dan uang, serta kepercayaan sepenuhnya akan pemeliharaan Allah. Dalam ayat 32  berkata Janganlah takut: kata janganlah takut sama artinya dengan jangan khawatir. Maksudnya jangan khawatir mengenai keperluan sehari-hari, makanan, minuman dan pakaian. Hai kamu kawanan kecil mungkin mengacu kepada murid-murid atau pengikut-pengikut Tuhan Yesus yang diumpamakan sebagai kawanan domba atau ternak yang kecil. Atau dapat dikatakan “hai Pengikut-pengikutKu yang sedikit dan lemah, janganlah takut”.

Karena bapaMu berkenan Memberimu Kerajaan Allah : istilah Kerajaan Allah berarti “pemerintahaan Allah”, “pemeliharaan Allah”, atau “perlindungan Allah”dengan segala berkatNya.  Pengikut-pengikut Yesus tidak perlu takut karena Allah yang melindungi dan memeliharanya. Melalui ayat ini Pengikut-pengikut Yesus dikuatkan hatinya untuk tidak takut, sekalipun orang merupakan golongan kecil di Tengah-tengah banyak musuh. Sebab Kerajaan Allah tidak kalah. Allah akan memberkati pengikut-pengikutNya.

Dalam Ayat 33-34. Ayat 33 ini lebih radikal lagi bunyinya, yakni jualiah barang kepunyaanmu untuk disedekahkan kepada orang-orang miskin! Tentulah Lukas menganggap perkataan ini pertama-tama sebagai nasehat yang ditujukan kepada orang-orang kaya (ingat 21 dan bnd 18:22,25). Tetapi tentulah juga ia mengingat kepada hidup di dalam jemaat Kristen yang muda itu: mereka yang mengetahui tentang Kerajaan Allah dan yang menginsafi bahwa “milik-kepunyaan” mereka hanyalah sebagai peminjam yang telah diperoleh dari Allah. Mereka hidup sesuai dengan perkataan Yesus (lih. Kisa.2:44-45 dan 4:32-37). Siapa yang bersikap bebas secara demikian terhadap harta benda duniawi, sehingga bukan harta benda duniawi itu melainkan Kerajaan Allah menjadi dasar dan pusat hidupnya, maka ia seakan-akan mempunyai pundi-pundi yang tidak pernah buruk dan mempunyai harta benda yang tidak habis-habisnya. Artinya, ia telah menemukan hidup yang sejati dan tulen, sebagai warga Kerajaan Allah yang tidak akan binasa! Kalau kita mengumpulan hart akita di sorga maka hati kita juga tetap tertuju kepada Bapa. Sebab Dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada.

Dalam matius 6: 19-21 pengikut-pengikut  Yesus diajak tidak mengumpulkan harta di dunia ini, tetapi sorga. Yesus menyoroti betapa pentingnya melepas keterikatan pada kekayaan duniawi dan focus kepada pengajaran spiritual. Yesus menunjukkan bahwa keintiman denganNya dan kehidupan kekal lebih berharga dari pada harta duniawi.

 Bacaan Ayub 31: 16-20

Ayub adalah seorang yang saleh dan takut akan Tuhan.  Dalam teks ini Ayub membela diri kepada teman-temannya yang menuduhnya melakukan yang jahat dimata Tuhan. Ayub menunjukkan perbuatan baiknya kepada orang miskin, janda dan anak yatim.  Ia menegaskan bahwa ia tidak pernah menahan keinginan orang miskin, tidak membuat mata janda rabun, dan tidak menolak memberi pakaian dari dombanya untuk menghangatkan orang yang membutuhkan. Ayub menunjukkan kepeduliannya yang mendalam terhadap orang miskin, janda, anak yatim serta bersedia membantunya. Ayub menyadari bahwa Allah adalah hakim yang adil dan Ayub takut akan Tuhan jika dia melakukan kejahatan.

Invocation Amsal 22:9

Invocation mengajarkan kita tentang kebaikan hati dan kemurahan hati dalam berbagi dengan orang yang membutuhkan, terutama orang miskin. Artinya kita memberi dengan sukarela dan murah hati membagikan apa yang kita miliki kepada orang miskin maka kita akan diberkati oleh Tuhan.

Kata “murah hati” di sini merujuk pada sikap seseorang yang tidak pelit, tetapi senang memberi, dan tidak karena keterpaksaan. Memberi dengan murah hati menunjukkan kualitas spiritual yang baik.

Orang miskin atau mereka yang kurang mampu, yang sering kali terabaikan dalam masyarakat. Kita dipanggil untuk menolong mereka. Tuhan akan memberi berkat kepada orang yang murah hati. Berkat tersebut bisa berupa berkat materi, seperti rezeki yang terus mengalir, atau berkat lainnya, seperti kedamaian batin, kebahagiaan, atau pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya. Prinsip yang diajarkan di sini adalah bahwa kemurahan hati tidak hanya menguntungkan orang yang diberi, tetapi juga membawa kebaikan bagi orang yang memberi.

III. REFLEKSI

Allah tidak menentang “harta”. Jika Allah menentang memiliki “harta atau kekayaan”, mengapa Dia menambahkannya bagi orang yang melayani Dia ? makanan, pakaian, perumahan dan semua harta yang lainnya, itulah yang dicari manusia yang ada di dalam dunia ini. Allah berkata bahwa semua hal tersebut akan ditambahkan kepada mereka yang mencari terlebih dahulu “Kerajaan Allah dan kebenaraNya” (Matius 6:33). Allah tidak menentang harta atau kekayaan, IA menetang kita yang mengandalkan “harta atau kekayaan”. Dia menentang kalau harta kita gunakan hanya untuk hal yang sia-sia. Kita diajak untuk memakaikan harta benda kita memberi sedekah kepada saudara-saudara kita yang berkekurangan.

Yesus mengecam orang muda dalam Matius 19: 16-29 dimana orang muda tersebut sangat melekat terhadap kekayaannya. Dia begitu taat kepada hukum ternyata terhalang oleh kekayaannya sendiri dalam mengikut Yesus. Kita harus berhati-hati dalam bersikap terhadap harta atau kekayaan. Sebab kita bisa jatuh kepada sikap tamak dan tidak pernah merasa “cukup”. Sehingga kita akan sangat sulit sekali untuk berbagi. Sebagai seorang Kristen biarlah harta atau kekayaan menjadi berkat bagi sesama kita. Kita menolong saudara kita yang ada di YKPD Alpa Omega, PPOS dan PAK Gelora Kasih. Mereka sangat membutuhkan bantuan kita. Biarlah kita dengan senang hati mau berbagi dan menolong mereka sama seperti yang dilakukan Ayub dalam bacaan kita. Menunjukkan perbuatan baiknya kita kepada orang miskin, janda dan anak yatim.

Kita percaya bahwa Tuhan akan memelihara kehidupan kita dan memberkati kita. Kita tidak lagi mendasarkan hidup kita hanya kepada “harta atau kekayaan” tapi kita mendasarkan hidup kita pada pemeliharaan Allah. Kita jadikan harta atau kekayaan menjadi sarana untuk semakin dekat dengan kasih Tuhan dan menjadi sarana untuk memuliakan Dia dengan menolong saudara kita yang berkekurangan.

Pdt. Kristaloni br Sinulingga-Runggun Semarang

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD