MINGGU 03 JULI 2022, KHOTBAH HABAKUK 3:17-19 (MINGGU III SETELAH TRINITATIS/MINGGU KERJA RANI)
Invocatio : “Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahaat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat ia tidak pernah melihat Allah” (III Yohanes 1:11)
Bacaan : Titus 3:12-14 (Tunggal)
Tema : “Tetap Bersukacita Didalam Tuhan”
I. Kata Pendahuluan
Dalam Kebaktian Minggu kali ini kita masuk kedalam Minggu Kerja Rani menurut kalender Gerejawi kita, yang mengingatkan kepada kita maka Tuhan tetap memberkati kehidupan kita baik kesehatan, pekerjaan dan hasil yang kita dapatkan dari pekerjaan kita tersebut yang membawa sukacita dalam kehidupan kita. Oleh karena kesukacitaan kita tersebut atas berkat Tuhan yang telah kita terima maka kita memberikan persembahan Kerja Rani kita sebagai ucapan syukur kita kepadaNya atas kasih dan berkatNya yang telah kita terima dalam kehidupan kita. Dalam tradisi kita sebagai orang Karo jika kita telah berhasil mendapatkan hasil dari pekerjaan yang kita terima biasanya kita mengundang sangkep geluh kita dan didalam kita mengundang pihak kalimbubu secara khusus dibawa beras yang baru serta ayam yang merupakan tanda bahwa benih yang dahulu telah diberikan oleh pihak kalimbubu sekarang telah mendapatkan hasilnya. Oleh karena itu dalam tradisi orang Karo, kalimbubu biasanya disebut sebagai allah yang kelihatan yang harus dihormati, hal ini dikarenakan kalimbubu dianggap menjadi sumber berkat dan karena doa kalimbubu inilah maka hasil pekerjaan yang dilakukan telah berhasil.
Dalam Alkitab diingatkan juga bagaimana orang Israel harus melakukan kerja rani untuk menghormati Tuhan (Ulangan 16:10). Bangsa Israel merasakan bahwa semua yang dia miliki merupakan pemberian Tuhan dengan demikian maka mereka memberikan persembahan ucapan syukur dengan penuh sukacita kepada Tuhan yang jumlahnya sesuai dengan berkat yang mereka telah terima dariNya.
Dalam 2 Korintus 9:10 dijelaskan dalam teks Alkitab ini bahwa Tuhanlah yang menyiapkan benih kemudian berkembang benih tersebut sehingga pada akhirnya benih tersebut berbuah berlipat ganda. Pengertian dari teks Alkitab ini adalah mulai dari proses pekerjaan sampai mendapatkan hasilnya, Tuhanlah yang mengaturnya. Meskipun pada saat ini jenis pekerjaan kita berbeda-beda tetapi yang boleh kita rasakan adalah pekerjaan yang kita lakukan tersebut adalah anugerahNya dan kita memberikan persembahan kerja rani kita atas berkat Tuhan.
II. Pendalaman Teks
Habakuk (bahan kotbah kita) adalah seorang nabi di Israel sewaktu bangsa Babel berkuasa. Situasi bangsa Israel pada waktu itu berada dalam penindasan karena mereka dikuasai oleh bangsa lain. Melihat situasi tersebut, Habakuk bersungut-sungut dan bertanya kepada Tuhan (Habakuk 1:2-4, 12-17). Yang dikatakan oleh Habakuk adalah, aku berseru tidak Engkau dengarkan, aku bersedih tidak Engkau hibur, aku melihat kejahatan, undang-undang seperti tidak berdaya….Kenapa Engkau diam ? Tuhan menjawab pertanyaan Habakuk ini dengan memberikan ketetapan hati kepadanya, kataNya orang jahat tidak akan dibiarkan dan orang benar pasti akan tetap menjalankan kebenaran karena dia hidup takut kepada Tuhan (Habakuk 2:4). Artinya biar bagaimana pun juga orang jahat akan mendapatkan hukuman serta orang yang benar akan mendapatkan kehidupan seperti yang telah disiapkan olehNya. Tuhan berjanji memperbaharui kehidupan yang penuh dengan tantangan dan akan digantikan dengan sukacita. Dari jawaban Tuhan kepada Habakuk ini membuat suatu pengharapan bahwa Tuhan tetap bekerja untuk memperbarui bangsaNya serta yang memberikan kemenangan kepada mereka menurut waktuNya. Ketetapan hati Habakuk ini diucapkannya pada bagian teks kotbah kita hari ini yang menjadi bagian akhir dari doanya.
Iman dan pengharapan Habakuk kepada Tuhan yang membuat ia tidak gentar dan khawatir tetapi justru menjadikan kesukacitaan didalam Tuhan karena Tuhan mengasihi dia. Semua hal dalam dunia ini tidak bisa diandalkan, hanya Tuhanlah yang menjadi andalan dalam kehidupannya. Tuhan tetap memeliharakan kehidupan anak-anakNya dengan caraNya. Dalam ayat 19, Habakuk mengakui bahwa Tuhanlah yang memberikan kekuatan kepadanya. Habakuk sangat meyakini bahwa kehidupannya telah diaturkan oleh Tuhan. Hal seperti inilah yang membuat Habakuk tetap dekat kepada Tuhan dalam kehidupannya. Sukacita yang dirasakan Habakuk tidak hanya dia yang merasakan tetapi dapat dirasakan orang lain. Kehadiran Habakuk memberikan ketetapan hati bagi bangsa Israel kepada Tuhan.
Dalam bahan bacaan kita, Titus 3:12-14 memberikan penjelasan bahwa kehidupan orang percaya harus berguna bagi orang lain, membantu orang lain. Rasul Paulus mengingatkan bahwa orang percaya harus senantiasa belajar untuk memakai kesempatan yang ada dalam kehidupannya untuk dapat melakukan pekerjaan yang baik. Hal ini memberikan pemahaman bahwa orang percaya harus bijaksana dalam menggunakan kesempatan yang ada dengan memikirkan apa yang menjadi kebutuhan dalam kehidupannya bukan keinginan. Hal ini akan mengakibatkan kita dapat mengatur hidup kita, waktu kita serta pekerjaan kita dengan baik. Orang percaya tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan yang ada dalam hidupnya dan harus bekerja keras, hidup hemat dan mau berbagi sehingga kehidupannya dapat berguna bagi orang lain. Hal ini dilakukan untuk kemuliaan nama Tuhan. Bahan invocatio kita, 3 Yohanes 1:11 mengingatkan orang percaya harus dapat melakukan kebaikan dalam hidupnya. Hal ini dilakukan dikarenakan apa yang baik berasal dariNya. Hal ini juga memberikan pemahaman bahwa orang yang berasal dari Tuhan, kasih Tuhan yang menjadi dasar dari kehidupan yang dia jalani. Oleh karena itu dalam kehidupannya dia tetap bersukacita untuk melakukan kebaikan bagi orang lain.
III. Penutup
Tema Kebaktian Minggu kita kali ini adalah “Tetap Bersukacita Didalam Tuhan”. Tema ini memberikan pesan kepada orang percaya bahwa situasi kehidupan tidaklah menentukan keadaan kita dalam menjalani kehidupan ini. Yang sangat penting adalah bagaimana kedekatan kita dengan Tuhan yang senantiasa memberikan kekuatan dan sukacita kepada kita dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan ini. Orang percaya harus tetap meyakini dalam kehidupannya bahwa Tuhan senantiasa bekerja untuk mendatangkan kebaikan baginya. Dalam Minggu Kerja Rani pada hari ini juga memberikan pemahaman kepada kita bahwa meskipun kita berada dalam situasi pandemi covid 19 kita harus tetap bijaksana dalam memakai waktu dan menggunakan kesempatan yang ada, tetap melakukan pekerjaan kita dengan kerja keras dan rajin serta harus tetap mengingat bahwa hasil yang terbaik bagi kita telah dipersiapkanNya. Kita menyerahkan persembahan kerja rani kita yang terbaik karena Tuhan telah terlebih dahulu memberikan kepada kita kehidupan, kesehatan, keluarga dan segala yang baik. Semua itu adalah pemberian Tuhan kepada kita. Ingatlah ada bagian Tuhan didalamnya yang harus kita kembalikan. Kerja Rani kita lakukan bukan untuk memuliakan kita tetapi hanya bagi kemulianNya saja.
Pdt. Prananta Jaya Ginting Manik, S.Si (Teol) MM-Runggun Bogor Barat