MINGGU 04 SEPTEMBER 2022, KHOTBAH KISAH RASUL 4:23-31

Invocatio :

"Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku,. (Filemon 1. 4)

Bacaan  :

Mazmur 119. 33-40 (Responsoria)

Tema  :

Pertoton Perpulungen Kerna Serayan Tuhan

 

A. PENDAHULUAN

Minggu ini menurut kalender gereja kita dinamai Minggu Mendoakan Para Hamba (Serayan) Tuhan. Tujuan dari doa jemaat kepada Hamba Tuhan supaya mereka dapat melakukan tugas pelayanan seturut dengan kehendak Tuhan.

Yesus sendiri ketika sudah dekat waktunya menanggung dosa manusia di kayu salib IA membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus ke Taman Getsmane untuk bersama-sama berjaga-jaga dan berdoa. Dimana ketika Dia mendapati mereka tidur Yesus berkata: “Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jan dengan Aku?” Artinya Yesus meminta mereka berdoa supaya Yesus dapat mentaati perintah Bapa-Nya untuk memikul dosa umat manusia di kayu salib (bd Mat. 26. 36-46)

Rasul Paulus pun demikian dalam seluruh surat-suratnya dia tidak pernah lupa meminta supaya jemaat mendoakannya agar dia punya keberanian untuk menyampaikan Injil kemana pun dia diutus oleh Tuhan, agar Tuhan membukakan hati orang-orang yang mendengar Kabar Baik yang disampaikan oleh Paulus dan hamba-hamba Tuhan lainnya.

Konteks nats khotbah kita Minggu ini, ketika Petrus dan Yohanes dilepaskan dari pengadilan Mahkamah Agama dengan suatu keputusan mereka dilarang untuk memberitakan bahwa di dalam Yesus ada pengampunan dosa, di dalam Yesus ada keselamatan. Tetapi Petrus dan Yohanes dengan tegas mengatakan: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan apa yang telah kami dengar.”

Mereka kemudian dilepaskan tetap dengan tetap peringatan dan ancaman dari imam-imam, kepala pengawal Bait Allah dan orang-orang Saduki.

B. PENDALAMAN TEKS

1. Petrus dan Yohanes beserta dengan teman-teman mereka (murid-murid yang lain) berdoa bersama setelah dilepaskan.

Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Mereka memuji kebesaran Allah yang telah melepaskan teman mereka. Bahwa Allah ialah pencipta segala yang ada, bahwa Allah berkuasa di atas bumi. Segala sesuatu berada di bawah kuasa dan kedaulatan Allah.

2. Roh Kudus dengan perantaraan Daud telah menubuatkan peristiwa-peristiwa yang akan dialami oleh orang-orang percaya.

Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.

Perlawanan yang dilakukan oleh siapa pun bahkan oleh suatu bangsa sekali pun terhadap rencana dan perbuatan Tuhan pasti akan sia-sia dan gagal namn demikian hal itu sudah terjadi dan akan terus terjadi. Hal itu terjadi tidak lain dari pekerjaan iblis untuk menggagalkan manusia melihat karya keselamatan yang disediakan Allah bagi umat manusia.

3. Para Murid berdoa supaya diberikan keberanian memberitakan firman Tuhan.

Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Pemberitaan Firman Tuhan, Injil tidak boleh berhenti oleh karena ancaman dari orang-orang yang menolak atau membenci Firman Tuhan. Karena itu murid-murid berdoa supaya diberikan keberanian dan tentunya juga perlindungan dari pada Tuhan dalam memberitakan Firman Tuhan.

Demikian juga mereka berdoa supaya Tuhan mengulurkan tanganNya untuk menyembuhkan orang, dan dapat mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba Allah yang kudus." Memohon supaya mereka boleh dipakai oleh Tuhan yang menyembuhkan dan mengadakan tanda-tanda dan mujizat supaya setiap orang yang mendengar dan menyaksikan Injil boleh menjadi percaya.

Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. Luar biasa Allah menjawab doa mereka dan keberanian meliputi mereka sehingga mereka terus memberitakan Firman Tuhan.

C. APLIKASI

Apa yang dapat kita renungkan dari Firman Tuhan pada Minggu ini:

1. Doa merupakan senjata peperangan dalam memberitakan Injil.

Pemberitaan firman, pemberitaan Injil akan selalu mendapat perlawanan dari bangsa-bangsa atau dari orang-orang yang dipakai iblis untuk melawan Tuhan. Karena itu kita butuh penyertaan Tuhan, kita memerlukan kuasa Tuhan atas kita sehingga kita memiliki keberanian untuk terus memberitakan Firman Tuhan.

Doa merupakan sarana kita untuk meminta keberanian supaya kita memiliki keberanian untuk terus bersaksi sekalipun di tengah ancaman dan perlawanan. Demikian juga kita harus berdoa supaya Tuhan mengulurkan tanganNya dan dapat mengadakan tanda-tanda dan mujizat dalam setiap pelayanan kita sebagai tanda bahwa Allah beserta dengan kita. Sehingga pemberitaan kita tidak dapat disangkal oleh mereka yang mendengarkan kesaksian kita.

2. Kita perlu mendoakan para hamba Tuhan dalam melakukan tugas pelayanannya.

Kita perlu saling mendoakan supaya kita diberi keberanian, hikmat dan segala sesuatu yang kita perlukan dalam melakukan tugas pelayanan di tengah-tengah dunia ini. Jemaat tidak boleh lupa mendoakan para hamba Tuhan supaya para hamba Tuhan dapat melakukan tugas pelayanannya dengan baik oleh pertolongan dan penyertaan Tuhan. Demikian juga sebaliknya seperti dikatakan oleh Paulus dalam nas invocatio kita, “Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku.” Artinya Paulus juga selaku Rasul tidak lupa mendoakan Filemon jemaat yang pernah dilayaninya. Supaya Filemon juga dapat melakukan firman Tuhan dalam kehidupannya.

3. Setiap kita juga perlu berdoa kepada Tuhan.

Kita tidak mungkin hidup hanya dari doa-doa orang lain. Melainkan kita juga harus berdoa secara pribadi-pribadi kepada Tuhan. Seperti yang dilakukan oleh Pemazmur dalam nats bacaan kita Mazmur 119. 33-40. Dalam Mazmur apa yang perlu kita doakan ialah: Pertama, kita perlu berdoa supaya kita mengenal ketetapan-ketetapan atau petunjuk-petunjuk Allah yaitu melalui membaca firman Tuhan atau Alkitab. Kedua, kita perlu memegangnya, menyimpannya dalam hati kita, memeliharanya dengan segenap hati, agar hati dan pikiran kita dipenuhi oleh Firman Tuhan. Ketiga, kita perlu pertolongan Tuhan supaya FirmanNya itu kita lakukan dalam kehidupan kita. Kita berjalan dalam petunjuk yang datangnya dari pada Tuhan.

D. PENUTUP

Di penutup khotbah ini dengan adanya Minggu Mendoakan Para Hamba Tuhan mengingatkan kita sebagai jemaat untuk tidak pernah lupa mendoakan para hamba Tuhan supaya dapat melakukan tugas pelayanan dengan baik.

Sebaliknya para hamba Tuhan juga jangan lupa mendoakan jemaat supaya mereka dapat hidup seturut dengan Firman Tuhan. Amin.

 

Pdt. Sahabat Peranginangin-Runggun Pondokgede

MINGGU 18 SEPTEMBER 2022, KHOTBAH FILEMON 1:8-18

Invocatio :

Mazmur 29:11

Bacaan :

Amsal 16:5-7

Thema :

Saudara Yang Berharga Di Dalam Kristus

 

I. Pendahuluan

Model pendidikan kedamaian bagi kita adalah Yesus sendiri. Ia hidup dalam masyarakat yang memendam kebencian karena prasangka begitu juga konflik laten. Yesus tidak pernah memanaskan dan menghasut suasana permusuhan. Ia malah mendamaikan. Ia tidak ikut-ikutan menyingkirkan, melainkan justru menerima dan merangkul orang yang tersingkir. Ia membawa damai. Kristus datang untuk mendamaikan surga dan dunia. Tugas membawa damai itu diserahkan kepada gereja. Di dalam minggu perdamaian kali ini kita akan belajar kembali bagaimana makna pendamaian itu berguna di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Merekatkan kembali relasi yang sempat terputus dengan mengakui bahwa kita semua saudara di dalam Kristus.

II. Isi

Bahan invocatio kali ini Mazmur 29:11 memberi pesan kepada kita bahwa Tuhan yang mahakuasa itu bisa menghancurkan segalanya dengan kuasaNya, tetapi umatNya yakin dan percaya bahwa Tuhan akan menggunakan kuasaNya juga untuk memberkati umatNya dengan damai sejahtera (syaloom). Semua ini bisa diterima oleh umat Tuhan di dalam persekutuannya dengan Tuhan itu sendiri. Di dalam tekanan hidup, jika umat Tuhan itu tetap berserah kepada Tuhan tentu ada kedamaian dan berkat Tuhan tetap mengalir di dalam kehidupan.

Bahan bacaan kita yang diambil dari Amsal 16:5-7 yang dimulai dari ayat 5 memberi pesan kepada kita semua tentang peringatan yang diberikan bagi orang yang tinggi hati. Karena sifat tinggi hati adalah kekejian di mata Tuhan. Di dalam ayat ini sifat tinggi hati adalah sifat di dalam diri seseorang yang melupakan kelemahan dan keterbatasan dirinya sebagai manusia sehingga gampang sekali melakukan kesalahan, baik terhadap dirinya, sesama manusia, atau Tuhan. Orang seperti ini tidak akan luput dari hukuman. Kesombongan merupakan salah satu dari sekian banyak karakter orang bejat moral di tengah-tengah masyarakat Israel kuno, yang menjadi kekejian bagi Tuhan. Peringatan tentang hukuman bagi orang fasik pada ayat 5 dilengkapi dengan pengajaran tentang pengampunan dan perubahan hidup dalam ayat 6. Dengan kebaikan dan kebenaran, kesalahan diampuni. Allah tidak hanya mengatur penghukuman, tetapi juga menyediakan pengampunan bagi orang fasik. Pengampunan diberikan bagi orang fasik yang memperlihatkan pertobatannya bukan saja melalui persembahan kurban, melainkan melalui pelaksanaan kebaikan dan kebenaran dalam hidupnya setiap hari. Kebaikan dan kebenaran yang dimaksud ayat ini memiliki konteks khusus yaitu hubungan dengan sesama manusia atau hubungan dekat dengan Tuhan. Kebaikan adalah sikap dan perilaku kasih terhadap sesama manusia, sementara itu kebenaran adalah sikap dan perilaku yang benar dan akurat berdasarkan norma-norman Tuhan. Dalam ayat ini, kebaikan dan kebenaran itu disejajarkan dengan perbuatan “menjauhi kejahatan”. Semua itu akan ada dalam diri orang yang takut akan Tuhan. Oleh karena orang yang takut akan Tuhan adalah karakter moral orang setia yang melakukan perintahNya dan menjauhi kejahatan. Tuhan berkenan akan sikap, kata-kata dan perilaku seseorang yang didasarkan kepada kebaikan dan kebenaran, dan takut akan Tuhan. Sikap, kata-kata dan perilaku ini harus terbukti lewat kesediaan berdamai dengan musuh. Dengan demikian, orang yang diperkenankan Tuhan tidak memiliki musuh. Tidak memiliki musuh adalah salah satu cara untuk menerima berkat Allah. Kalaupun ia memiliki musuh segera ia akan berdamai dengannya.

Paulus menulis surat kepada Filemon untuk memberikan berbagai penjelasan agar menerima kembali Onesimus, budak Filemon yang telah melarikan diri dari tuannya itu. Tujuan dari surat Filemon diungkapkan dalam ayat 16 dan 17. Filemon diminta untuk menerima kembali Onesimus bukan dengan cara penghukuman yang biasanya dipraktikkan dalam zaman kerajaan Romawi waktu itu, melainkan diminta untuk menerimanya sebagai saudaranya sendiri. Tujuan Paulus bukanlah terutama agar Onesimus dimerdekakan sebagai budak, melainkan penerimaan Onesimus sebagai Saudara Dalam Kristus. Walaupun demikian, “keinginan” Paulus untuk dapat mempertahankan Onesimus sebagai teman sekerja dalam pelayanannya tidaklah dapat dipungkiri. Hal ini tampak dalam ayat 8, 9, 12-14 begitu juga ayat 21. Dengan demikian, penerimaan kembali Onesimus sebagai saudara dan pelepasannya untuk menolong pelayanan Pekabaran Injil oleh Paulus, juga merupakan suatu alasan penting penulisan surat Paulus ini kepada Filemon.

Onesimus dikenal dalam pelayanannya bersama-sama dengan Tikhikus yang mengantar surat ke jemaat Efesus dan jemaat Kolose, yang tentunya juga Paulus membela Onesimus di hadapan Filemon, Paulus merasa perlu menyertakan sepucuk surat pribadi untuk menyelesaikan permasalahan Onesimus. Banyak orang menganggap surat Paulus kepada Filemon adalah surat pribadi. Tapi hal ini tidaklah tepat, karena jemaat rumah Filemon diharapkan ikut mendengar isi surat tersebut. Walaupun Filemon secara pribadi adalah penerima surat tersebut, tapi ia harus mempertanggungjawabkan keputusannya terhadap jemaat di rumahnya. Paulus tidak menulis surat ini halnya sebagai seorang pribadi biasa, tapi sebagai seorang rasul. Walau demikian, Paulus tidak menggunakan wibawa kerasulannya untuk memaksa Filemon taat kepadanya. Surat Filemon ini adalah sebuah surat kerasulan (apostolis) yang memiliki gaya bahasa pribadi.

Onesimus adalah seorang budak yang melarikan diri dari tuannya. Kemungkinan besar sebelumnya Onesimus telah mencuri milik Filemon. Menurut ayat 18 dikatakan bahwa Onesimus berutang kepada Filemon. Hal ini bisa juga merupakan petunjuk tentang waktu selama Onesimus tidak bekerja, yang dapat diperhitungkan sebagai utang. Mungkin juga bahwa, baik waktu kerja yang hilang maupun pencurian yang dilakukan Onesimus, mengakibatkan ia berutang kepada tuannya. Pencurian yang dilakukan oleh seseorang pada waktu melarikan diri dari tuannya adalah hal yang biasa dalam kerajaan Romawi waktu itu. Alasan mengapa Onesimus melarikan diri tidaklah diberitahukan. Sebuah alasan untuk melarikan diri yang sering diutarakan pada zaman itu adalah keinginan untuk bebas dan mendapatkan perlakuan yang manusiawi.

Onesimus bertemu dengan Paulus di penjara di Roma. Onesimus kemudian melayani Paulus di penjara. Dalam suratnya kepada Filemon, Paulus menekankan keuntungan yang ia peroleh melalaui pelayanan Onesimus (ayat 11 dan 13). Hal ini terlihat dalam penggunaan kata Yunani achreston (tak berguna) dan euchreston (berguna). Dengan permainan kata ini Paulus ingin menjelaskan kepada Filemon perubahan pribadi Onesimus yang sangat positif. Walaupun Onesimus sangat berguna bagi Paulus, tetapi Paulus tidak mau bertindak melawan hukum dan bertindak semena-mena. Oleh karena itu, Paulus mengirim Onesimus kembali kepada Filemon dan memberikan kepadanya sepucuk surat pengantar. Onesimus memang telah bertobat, tetapi penyelesaian persoalan dengan Filemon masih perlu dilakukan. Dengan mengirim Onesimus kembali kepada Filemon, Onesimus bergantung pada anugerah atau rahmat tuannya, karena seorang pencuri dan seorang budak pelarian tidak memiliki hak atas pengampunan. Paulus ingin agar Filemon secara sukarela mengambil keputusan untuk melakukan kebaikan. Di sini Paulus benar-benar tidak memberikan petunjuk/perintah dalam kapasitasnya sebagai rasul, melainkan memberikan motivasi untuk melakukan tindakan kasih.

Paulus mengakui bahwa Onesimus telah berbuat salah. Tapi, Paulus tidak berhenti pada masa lalu semata, karena masa lalu tersebut telah diampuni Tuhan. Paulus mengarahkan perhatian Filemon pada pembaharuan yang telah terjadi pada diri Onesimus pada masa kini melalui Yesus Kristus. Paulus bukan berarti menyepelekan kesalahan yang telah diperbuat Onesimus, melainkan menunjuk pada suatu kemungkinan campur tangan Allah dalam hal Onesimus. Paulus telah melihat pertobatan Onesimus. Paulus menunjuk pada hubungan yang baru antara Filemon dan Onesimus, yaitu suatu hubungan dalam Kristus yang memiliki dimensi kekekalan. Filemon dipersatukan dengan Onesimus sebagai saudara di dalam Kristus untuk selama-lamanya dalam perwujudan kekekalan kerajaan Allah. Diharapkan perhatian Filemon janganlah tertuju pada masa lalu Onesimus, tetapi haruslah tertuju pada masa sekarang, di mana Onesimus baginya telah menjadi saudara di dalam Kristus. Filemon dihimbau untuk menerima dan memberlakukan Onesimus sebagai seorang saudara yang kekasih. Termasuk dalam hal ini adalah tidak memberlakukan penghukuman terhadap Onesimus. Cara berpikir Paulus dalam hal ini adalah hubungan orang Kristen satu dengan yang lainnya memiliki dimensi yang melampaui hukum manusiawi dan segala posisi dan status secara individu. Persaudaraan ini bukanlah persaudaraan dalam pengertian karena berasal dari benih yang sama, melainkan suatu persaudaraan secara baru yang dilandaskan pada kepemilikan oleh Yesus Kristus.

III. Refleksi

Tentu kita mengingat apa yang Yesus katakan bagi kita semua “Aku tidak lagi menyebut engkau sebagai hamba tetapi sebagai sahabatKu”. Semua kita ini tidak layak dikatakan sebagai temannya Tuhan. Tapi karena pendamaian itu diberikan bagi kita akhirnya kita disebut sebagai temannya Tuhan. Maka marilah bersahabat dengan semua orang. Seorang sahabat adalah dia yang menerima kita sebagaimana adanya. Ia menyelami kelemahan kita dan rela menolong kelemahan itu; sekaligus mengagumi keunggulan kita dan mau mengambil pelajaran dari keunggulan itu. Hanya orang yang berjiwa besar bisa bersikap bersahabat. Ia bersih dari iri dan dengki. Merubah paradigma dari hamba ke saudara, Paulus mau merekatkan relasi antara Filemon dan Onesimus bukan dengan embel-embel status, termasuk juga dengan status sosial. Tapi yang mau dikatakan itu adalah ketika kita melihat status kita di hadapan Allah yang penuh kasih. Karena itu haruslah dilihat sebagai saudara yang berharga di dalam Kristus. Di dalam minggu perdamaian ini themanya Saudara yang berharga di dalam Kristus. Orang lain pun bisa menjadi saudara kita di dalam Kristus. Tapi kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen ataupun sebagai orang yang bersaudara. Ternyata sekarang saudara kita pun tidak kita anggap berharga karena warisan mungkin. Saudara kita yang satu rahim, satu ibu tidak lagi berharga karena semuanya yang bersifat semu. Oleh karena itu, mari perbaiki relasi yang tidak terlalu baik di antara kita. Sebab kalau kita baik di luar sana sementara di dalam keluarga kita sendiri tidak ada relasi yang baik, jangan-jangan apa yang kita lakukan ini sia-sia adanya. Maka pesannya kali ini orang yang tinggi hati, orang yang tidak mau dan tidak bisa mengampuni adalah kekejian di mata Tuhan. Mari merendahkan hati karena orang yang rendah hati dia belajar menghidupi pengakuannya yaitu hidup ini ada karena Tuhan memperdamaikan diri kita melalui Yesus Kristus di hadapan Allah Bapa. Tapi kalau kita meninggikan hati kita, tidak mau dan tidak bisa mengampuni salah orang lain, tidak mampu kita meneriman permintaan maaf orang lain, tidak mampu membuka hati bagi orang lain, kata firman Tuhan itu adalah kekejian di mata Tuhan. Maka melalui minggu ini mari buka hati kita, semua bisa berubah menjadi lebih baik, selagi kita mau membuka hidup kita. Begitu pentingnya perdamaian itu agar kita bisa hidup damai, bisa hidup bersekutu dengan baik. Bukalah hati kita untuk sebuah pendamaian bahkan bagi orang yang pernah melukai ataupun yang merugikan diri kita. Kiranya kita terbuka bagi pendamaian itu sendiri. Dan Tuhan memberkati bagi setiap orang yang menerima saudaranya di dalam Kristus.

 

Pdt. Andreas Pranata Meliala-GBKP Rg. Cibinong

MINGGU 11 SEPTEMBER 2022, KHOTBAH LUKAS 11:33-36

Invocatio    :

Tetapi yang kesukaanya adalah Taurat Tuhan , dan yang merenungkanya Taurat itu siang dan malam (Mzm 1:2)

Bacaan       :

Amsal 2:1-8

Tema   :

Jagalah Terang Si Lit I Bas Kam/ Menjaga terang yang ada pada kita

 

 

Pendahuluan

“Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh pendiri NKRI yaitu Ir. Sukarno. Dari kalimat ini kita dapat melihat bahwa pemuda( permata ) bisa menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa yang dapat membawa perubahan yang baik bagi dunia dan juga masa depan sebuah bangsa termasuk gereja ada pada pemuda. Pada sisi lain negara kita di kurun waktu 2020 sampai 2035 akan menikmati suatu limpahan jumlah pemuda ( Bonus Demografi) dimana jumlah usia produktif Indonesia berada pada titik tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia mencapai 64% dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.(Teribun News). Dari kekutan dan semangat dan juga jumlah itu adalah sebuah modal yang sangat berharga bagi sebuah bangsa dan juga gereja. Tapi pertanyaan penting apakah cukup hanya jumlah yang menjadi kekuatan bagaimana dengan kwalitas atau kemapuan dari pemuda tersebut terlebih di dalam menghadapi situasi perkembangan zaman di era teknologi ini yang perkembanganya juga sangat cepat. Perkembangan dan situasi zaman ini tidak hanya bergerak kearah yang baik atau positif tetapi seiring dan sejalan dengan itu pada sisi negatife juga berkembang sangat cepat. Pada situasi inilah pemuda (permata) hadir dan menjalani masa mudanya. Jika pemuda(Permata) tidak memiliki kemampuan secara intlektual dan juga kekuatan secara iman maka bisa saja pemuda tersebut diombang ambingkan zaman ini bahkan ditelan oleh situasi tampa dapat memberikan kontribusi apa lagi memberikan pengaruh lebih baik. Pada minggu Permata ini kita diingatkan bagaimana kita mempersiapkan dan juga membekali pemuda (Permata) agar dapat memberikan kontribusi dan juga membawa bangsa dan gereja kepada arah yang lebih baik.

Pembahasan Nats

Bahan Khotbah kita diambil dari kitab Injil Lukas. Lukas adalah seorang penulis Injil yang berpendidikan. Ia menuliskan kitab Injil Lukas untuk menegaskan dan menguatkan orang yang mendengar injil bahwa berita Injil itu sunguh sungguh benar. Lukas menyelidiki semua dengan seksama dan menuliskanya dengan teratur(1:1-4). Alkitab Edisi Study menempatkan bahan khotbah kita ketika Yesus Pergi Ke Yerusalem(9:51-19-27) secara khusus pasal 11 dimulai dengan para murid dan orang orang yang tidak percaya (9:51-10:42) kemudian Yesus mengajar banyak hal (11:1-12:59) Hal Berdoa, Yesus dan Beelzebul,Kembalinya Roh Jahat, Siapa Yang berbahagia, Tanda Yunus kemudian bahan khotbah kita Pelita Tubuh (11:33-34) kemudian ditutup dengan Yesus mengecam orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat. Pada saat Yesus mengajar bebagai hal ini tentu pendengarnya adalah murid muridNya dan juga orang orang yang ada disekitarnya. Kalau kita perhatikan pada bagian sebelum bahan khotbah Yesus dengan jelas mengatakan bagaiman situasi orang orang yang mendengarkan pengajaran Yesus. Di ayat 29 Yesus mengatakan “ Angkatan ini adalah angkatan yang jahat” Hal ini dikatakan Yesus karena mereka tidak mampu melihat dan menerima sebuah pemahaman yang baru secara khusus mengenai kehadiran Yesus sebagai tanda dan juruselamat. Mereka masih meminta tanda juga. Yesus dengan tegas mengatakan tidak ada lagi tanda selain tanda nabi Yunus. Yesus juga mau menegaskan bahwa Ia adalah tanda yang lebih besar dari tanda yang dibuat nabi Yunus. Hal ini bisa saja disebabkan oleh pemahaman yang lama yang ada pada mereka sehingga mereka meminta tanda lagi. Oleh sebab inilah Yesus memberikan penjelasan dan juga mengkritisi sikap mereka agar mereka bisa mengenal Yesus.Selain itu pengajaran ini juga berguna buat murid murid dan juga orang yang sudah mengikut Yesus. Bahan khotbah kita oleh LAI diberi judul “Pelita Tubuh”   ayat 33 Yesus memberikan sebuah penjelasan hubungan antara terang ( pelita ) dengan mata. Pelita dipasang kemudian pelita itu diletakan di kaki dian dan bukan ditaruh dibawah gantang. Hal ini dilakukan karena guna pelita adalah untuk memberikan terang kepada sekitarnya. Ketika ada terang maka mata sebagai alat pelihat bagi tubuh dapat melihat terang dan segala sesuatu yang ada disekitar terang tersebut. Terang tersebut dapat menuntun kita yang melihat untuk berjalan masuk terlebih ke dalam rumah. Jelas ada hubungan antara terang dengan mata. Ketika ada terang maka mata sebagai alat pelihat di dalam tubuh kita akan dapat berfungsi dengan baik untuk melihat sekitar kita dan juga menuntun kita kearah yang tepat. Ayat 34 Yesus membuat sebuah pernyataan menerangkan bahwa mata adalah pelita tubuh. Jika mata baik maka teranglah tubuh, jika mata jahat maka gelaplah seluruh tubuh. Artinya mata adalah sarana pemberi informasi bagi tubuh kita dan mata juga sebagai alat untuk memasukan informasi itu ke dalam tubuh kita. Ketika mata kita mengijinkan informasi yang tidak baik atau gelap   masuk ke dalam tubuh kita maka akan gelaplah tubuh kita dan ketika informasi yang baik atau terang maka terang itu juga bisa menguasai tubuh kita. Mata bisa saja melihat terang tetapi tidak mengijinkan terang itu masuk kedalam tubuh kita. Orang yang banyak yang hadir pada saat Yesus ada melihat tanda tidak membiarkan matanya memberikan informasi yang ada didepanya masuk ke dalam tubuhnya sehingga gelap tetap pemahaman dan juga tindakanya. Ayat 35 Yesus kemudian melanjutkan dengan menggunakan kata “skepo” perhatikanlah ini bukan hanya berarti mengamati melainkan seperti seorang tentera penjaga yang selalau focus, waspada memperhatikan sekitarnya. Hal ini dilakukan karena kegelapan itu nyata dan jangan diberi kesempatan sedikit saja menguasai diri kita. Memperhatikan bukan hanya sikap yang pasif tetapi juga aktif. Agar terang itu tetap ada maka invocatio mengajari kita agara kita memiliki kesukaan membaca dan juga merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Firman yang kita baca menguasai diri kita dan ini juga sebagai filter bagi mata kita untuk menjalankan tugasnya sehingga tetap dapat menjaga terang yang sudah ada. Sebab kita ketahui mata tidak bisa bekerja sendiri pasti terkait dengan pemikiran dan juga hati. Jika hati dan fikiran kita dikuasai Firman Tuhan dan juga Roh Kudus maka akan berguna dengan baik. Selain itu mata juga sebagai sarana memasukan informasi bisa kita gunakan untuk belajar terlebih di dalam bacaan kita kitab Amsal 2:1-8 dijelaskan apa faedah dari hikmat dan kepintaran. Jadi pakai juga mata kita untuk belajar mencari pengetahun sehingga kita menjadi orang orang atau anak anak Tuhan yang pintar dan berhikmat. Ayat 36 Jika seluruh tubuh terang dan tidak ada yang gelap maka teranglah seluruh tubuh dan ini disamakan oleh Yesus dengan pelita yang menerangi sekitarnya. Jadi jelas terang itu harus menguasai seluruh tubuh bukan hanya sebagain. Dan sesudah tubuh itu diterangi maka terang itu bukan hanya berguna bagi tubuh kita tetapi terang itu juga akan berguna buat sekitar kita atau orang orang yang ada disekitar kita.Terang itu akan menjadi kesaksian bagi orang orang yang ada disekitarnya dan juga akan menerangi kegelapan yang ada.

Aplikasi

Dari ketiga bahan alkitab pada minggu Permata ini kita dapat melihat ada beberapa hal sebagai bahan renungan kita:

  1. Minggu ini gereja kita memberikan nama dengan Minggu Permata. Seperti kita ketahui permata adalah generasi penerus bagi gereja kita dan juga generasi penerus dari bangsa ini. Apa yang kita harapkan terjadi bagi gereja dan juga bangsa ini 20 atau 30 tahun kedepan ini semua ada ditangan para pemuda atau permata. Pada sisi lain kita juga dapat melihat bagaimana potensi secara jumlah dari pemuda dan juga permayta di gereja kita. Kita dapat mengatakan ini merupakan sebuah kekuatan yang sangat luar bisa. Tapi jumlah saja tidak akan cukup walau itu sebuah kekuatan. Kita juga harus memperhatikan agar para pemuda menjadi pemuda yang memiki kemampuan atau SDM baik secara Iman dan juga secara pengetahuan. Dengan memiliki kemampaun secara intlektual dan juga kerohanian atau iamn yang baik tentu ini akan memberikan harapan bagi kita bahwa kehidupan kedepanya akan semakin lebih baik.Tapi jika sebaliknya yang terjadi maka kegelapan sudah menanti kita.
  2. Untuk membuat pemuda atau permata itu menjadi berkualitas maka hari ini kita belajar dari ketiga bahan bacaan Alkitab kita. Secara khusus Yesus mengajarkan bagimana seharusnya kita menggunakan mata kita didalam kehidupan ini. Mata adalah jendela informasi dan juga sebagai alat dari tubuh untuk memasukan segala infomasi yang dilihat. Yesus meminta agar mata kita memasukan informasi yang benar dan ini digambarkan sebagai terang. Untuk itu kita harus mengeluarkan atau meninggalkan hal hal yang selama ini ada pada kita yang bukan sebuah kebenaran tetapi telah muncul sebuah kebenaran yang baru. Sama seperti ketika orang yang hadir di masa Yesus yang tidak dapat melihat kebenaran yang ada didepanya. Mereka sudah ada di dalam gelap akibat pendapat yang lama atau bisa juga karena dosa. Setelah meninggalkan segala sesuatu yang menghalangi tersebut maka selanjutnya mari kita menerima informasi yang baru secara khusus keselamatan yang dijanjikan oleh Yesus. Selain itu mata kita juga harus diapakai untuk membaca dan melihat kebenaran firman Tuhan sehingga firman itu yang menguasai kita dan ketika firman itu menguasai kita firman itu yang akan kita pikirkan dan itu juga yang akan kita lakukan dan sekaligus mengontrol kita menggunakan mata kita. Selain itu mata juga bisa digunakan untuk belajar mempersiapkan diri sehingga pemuda dan juga kita memiliki pengetahun dan pengertian juga bisa hidup bijaksana.terlebih di dalam masa sekarang yang teknologi sangat cepat berubah maka permata juga harus mamapu melihat dan juga memakaipeluang yang ada untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikannya sehingga mamapu menjawab tantangan yang ada didepan. Kita juga jangan pernah memberi sedikit atau setitik kegelapan masuk ke dalam tubuh kita sebab ketika setitik masuk bisa berubah menjadi lebih besar.( Hal hal yang tidak benar seperti dosa , kemalasan, narkoba, pergaulan bebas dll)
  3. Ayat 36 mengatakan dengan jelas bahwa jika seluruh tubuh kita terang maka teranglah seluruh tubuh kita dan itu sama dengan pelita yang menerangi sekitarnya. Jadi kita bisa menjadi terang buat sekitar kita. Kita bisa menjadi mata yang memberikan informasi yang benar bagi semua orang orang yang ada. disekitar kita. Orang orang sekitar kita juga bisa dirubah menjadi terang dan sumber informasi bagi yang lain dengan demikian semua kegelapan yang ada akan bisa kita kalahkan dan ini akan menjadi sebuah kesaksian buat sesama kita. Dan ini juga sebagai jalan membawa perubahan kea rah semakakin baik.

Kesimpulan

“Daun selembar tidak akan bisa menutup dunia tapi jika daun itu ditaruh dimata kita maka seluruh dunia akan gelap” Oleh sebab itu mari buang semua yang menghalani atau yang menjadi kegelapan bagi mata kita dan juga gunakan mata kita menerima dan memasukan informasi yang benar bagi tubuh kita. Ketika tubuh kita terang maka itu akan menjadi terang dan kesaksian bagi yang lain.Menggunakan mata dengan baik dan benar bukan hanya buat hidup saat tapi juga untuk hidup yang dijanjikan oleh Tuhan.

                                                                                                

Pdt Luter Efrata Girsang-Runggun Depok

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD