MINGGU 01 MEI 2022, MAZMUR 4:2-9

Invocatio:

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam sebelum amarahmu padam ” (Epesus 4:26)

Ogen:

Wahyu 5:11-14 (Tunggal)

Tema:

“Tuhan Mendengar Doa UmatNya” (“Tuhan Ndengkehken Pertoton”)

 

A. Pendahuluan

Minggu ini kita memasuki minggu misericordias Domini yang artinya nyanyikanlah Kasih Setia Allah. Sebagai mana pemasmur yang melihat kuasa dan penyertaan Allah dalam hidunya. Karena di dalam kuat kuasa Tuhan, maka Tuhan selalu menglingkupi dan menyertai kehidupan orang percaya. Karena jelas sekali bahwa kehidupan manusia, termasuk orang percaya juga tidak terlepas dari berbagai situasi yang sulit.

Bahan khotbah kita hari ini adalah masmur  yang dituliskan oleh Daud sendiri yang berisikan tentang pengalaman hidup yang dia jalani bersama dengan Tuhan. Melalui Firman Tuhan kali ini kesetiaan Tuhan semakin terlihat karena Tuhan selalu mendengar seruan umatNya, disaat terkadang banyak telinga tertutup untuk mendengar seruan umatNya.

B. ISI

Daud, tidak terlepas dari berbagai pergumulan hidup. Dan salah satu pergumulan terbesarnya saat itu  adalah pemberontakan yang dilakukan oleh anaknya sendiri. Anak, yang merupakan “anak  panah”, yang akan melawan musuh-musuh kita (Masmur 127:4-5), sekarang berbalik melawan kita. Ketika Daud mendengar kabar pemberontakan Absalom,  Daud tidak langsung bereaksi secara destruktif. Tapi Dalam 2 Samuel 15: 13-15, dikatakan bahwa Daud lebih memilih keluar (melarikan diri) dari Yerusalem, bersama semua seisi keluarga dan pegawai-pegawainya.  Hal itu dilakukan untuk keselamatan diri dan pegawai-pegawainya.

Apakah Daud tidak punya kuasa untuk menumpas pemberontakan  Absalom?

Ahli psikologi menunjukkan bahwa orang yang marah sangat mungkin melakukan kesalahan karena kemarahan menyebabkan manusia kehilangan kemampuan pengendalian diri dan penilaian objektif.

Hal itu terlihat dalam diri Absalom yang dikuasai kemarahan, sehingga membunuh  Amnon/putra Daud dari istri yang lain, karena adiknya Tamar diperkosa, Daud marah dan Absalom melarikan diri ke Gesur. Tiga tahun masa pelarian Absalom, Daud tidak marah lagi kepada Absalom. Tapi ketika Absalom kembali, Dia masih dikuasi kemarahan sehingga dia  merancangkan  pemberotakan kepada Daud.

Dalam situasi itu, Daud sungguh menyadari keterbatasannya untuk menyelesaikan masalahnya, dalam keadaan itu dia menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Berseru dengan sungguh-sungguh dalam iman menceritakan semua derita dan tekanan hidup, tapi tidak  juga menjadi orang yang sembarang berkata-kata. Karena ketika kita menyerahkan isi hati kita, maka  Tuhan akan mendengarkan orang yang berseru kepadaNya. Seperti lirik lagu melitha Sidabutar yang berjudul “Sampaikan pada Yesus”.  Daud memilih keluar terlebih dahulu dari tempat konflik, dan memutuskan untuk memiliki waktu yang istimewa bersama Tuhan, agar rasa marah/kecewanya dalam kesesakan itu tidak membuat dia berdosa, (kemarahan asertif, dimana dia mengungkapkan semuanya dengan tegas dan terbuka tanpa memiliki keinginan untuk menyalahkan orang lain).

Ketika Pemasmur berseru kepada Tuhan, dia tidak langsung serta merta mendapatkan jawaban dan solusi, tapi dia tahu Tuhan Pasti Mendengar dan Tuhan pasti menjawab.

Di sebuah tulisan rangkuman singkat dari buku “The secret  of Better Life” atau “Perjalanan Megenal Jiwa yang mendengar”, karangan S. Indrayana dan G. Goenawan dikatakan perjalanan jiwa yang bahagia itu salah satunya  memenuhi kebutuhan untuk di dengar.

Pemulihan Daud, dimulai dari ketika  dia menemukan tempat pengaduan yang tepat, yaitu Tuhan. Sehingga sekalipun dia marah, tetapi tidak sampai berdosa, dan menemukan ketenangan sehingga dia tidak  kehilangan waktu yang berharga untuk tidur dalam rasa aman (ay.9), sehingga seperti invocatio kita, kemarahan harus berhenti sebelum matahari terbenam.

Siapapun kita bisa mengalami hal yang sama. Memiliki rasa marah, kecewa, frustrasi, merasa dikhianati, merasa di rendahkan dan sebagainya, Atau  bisa sebaliknya posisi kita menghadapi orang yang sedang dikuasai kemarahan. Keadaan ini tidak dapat kita hindari tetapi kita belajar bagaimana kita menyikapinya. Bacaan pertama dalam kitab Wahyu 5:11-14, berisi penglihatan Yohanes ketika dia dibuang di pulau Patmos. Ada gulungan kitab yang tidak dapat di buka baik yang ada dibumi atau yang  ada disorga. Reaksi Yohanes, dia menangis. Di tengah-tengah kesedihannya terjadilah sorak-sorai dan mengatakan agar anak domba itu membuka buku yang dimeterai tersebut.Pujian terus dikumandangkan oleh orang-orang yang ada disorga, dibumi, di bawah bumi dan di laut.

Pengakuan dan seruan tersebut, disambut oleh keempat mahluk berkata amin dan para tua-tua jatuh tersungkur dan menyembah. Pengakuan dan penyembahan. Teks ini memberikan sebuah gambaran yang begitu jelas tentang pergumulan akan umat dalam kehidupan keseharian kita. Namun ada kepastian bahwa didalam Anak domba Allah semua akan bias diatasi. Oleh karena itu kita perlu berseru kepadaNya. Seruan kepada Tuhan selalu diikuti penyembahan kepada Tuhan.

C. Penutup/Kesimpulan

  • Ada sebuah ilustrasi, 2 botol minuman bersoda. Ketika di guncang-guncang dan di buka maka minuman botol itu akan muncrat dan bertumpah, isinya akan segera kurang dan membahasi kesikarnya. Tapi apabila setelah diguncang, didiamkan telebih dahulu sebelum di buka maka  tidak ada yang tertumpah. Guncangan hidup yang kita alami membuat kita marah, sedih dan kecewa. Oleh sebab itu ambillah waktu tenang, supaya jangan sampai kita melakukan dosa karena kemarahan. Yang akan membuat semakin banyak orang yang terluka.
  • Biarkan Allah bekerja dan berkarya, karena masalah kita tidak melampau besarnya kuasa Tuhan sekalipun sebesar Goliat, tapi Tuhan punya banyak cara menolong kita. Oleh sebab itu tetaplah hidup dalam pengakuan dan penyembahan yang setia kepada Tuhan.
  • Jangan pelihara kemarahan dalam hidupmu, karena hal itu akan menjadi alat siblis untuk menghancurkan hidupmu, yang membuat kita kehilangan waktu untuk melihat sukacita yang lain.
  • Tapi carilah Tuhan dalam keheningan, sekalipun dalam suasana hati yang panas, ceritakan pada Tuhan, maka Tuhan sedang mengerjakan pemulihan atas kita. Allah mendengar kita

 

Pdt. Sri Pinta Br Ginting

GBKP Runggun Cileungsi

MINGGU 22 MEI 2022, KHOTBAH YAKOBUS 5:13-18 (MINGGU ROGATE : BERDOALAH)

Invocatio :

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan (Lukas 11:10)

Ogen :

Jeremia 33:1-9 (Tunggal)

Tema :

Doa Orang Benar Memiliki Kekuatan (Pertoton Kalak Bujur Ergegeh Kal)

 

Pendahuluan

Kepercayaan dalam suku primitif Karo adalah mempercayai satu kekuatan di luar manusia (transenden) yang dianggap mampu melindungi hidup manusia dan memberikan berkat. Kepercayaan kepada kekuatan yag transenden itu disampaikan melalui perantara/medium yang dinamakan “guru sibaso” dan medium “cibal-cibalen” (sesajen/sesembahan). Bisa dikatakan bahwa suku primitif Karo memiliki ritual penyembahan yang disampaikan melalui perantara/medium ataupun sesembahan sebagai doa pengampunan atau pengharapan terhadap kekuatan yang di luar dirinya tersebut agar tidak mendapat bala. Masyarakat primitif karo memahami dunia ini penuh dengan kuasa gaib yang luar biasa dan manusia kurang mampu mengatasinya.

Kita sebagai umat yang percaya kepada Tuhan memang percaya adanya kekuatan-kekuatan di luar manusia, tetapi kita lebih percaya akan kekuatan Tuhan kita yang luar biasa, karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di Surga dan di Bumi, sehingga semua kekuatan-kekuatan itu di bawah kaki-Nya, 2 Samuel 22:10 “Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya”, artinya semua kekuatan dan kekuasaan di luar manusia atau yang ditakuti manusia itu sudah di taklukkan Tuhan. Dengan demikian sebagai umat Tuhan, permintaan dan permohonan dapat kita sampaikan kepada Tuhan melalui Doa. Kita berdoa secara langsung kepada Tuhan kita tanpa memanggil dan melalui perantara. Pelaksanaan berdoa dan memberikan persembahan kepada Tuhan di dalam Perjanjian Lama memang harus melalui perantaraan Imam atau kaum Lewi, tetapi dalam peristiwa kematian Yesus di Kayu Salib, pembatas atau tabir Bait Suci terbelah menjadi dua, Markus 15:38 “ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah” ini menunjukkan kita sudah bisa langsung berdoa, memohon dan memberikan persembahan kepada Tuhan. Pada minggu Rogate (Berdoalah) inilah kita diingatkan dan disegarkan kembali, bagaimana kita selaku umat percaya selalu menaruh pengharapan di dalam berdoa, yang kita Imani berdoa adalah kekuatan bagi kita untuk menapaki kehidupan yang penuh liku dan cobaan.

Isi

Kotbah: pesan dari kitab Jakobus ini dapat kita ketahui mengenai ajaran-ajaran moral kepada seluruh jemaat yang menyebar seluruh bumi. Tujuan dari surat ini tidak lain adalah mengingatkan jemaat dan mengajarkan supaya tetap memperlihatkan identitas selaku orang yang percaya kepada Tuhan, walaupun ketika itu jemaat-jemaat yang lain berada dan tinggal di tengah-tengah orang yang belum percaya kepada Tuhan, orang-orang congkak, tinggi hati, menyalahkan satu dengan yang lain, merasa benar dan berkelahi, tetapi mereka tetap harus memperlihatkan perilaku dan sifat orang Kristen yang percaya selalu tabah, kuat, berpengharapan dan berdoa.

Bagian kali ini Jakobus mengingatkan jemaat bagaimana jika mengalami penderitaan baiklah ia berdoa (ayat 13). Di dalam penderitaan, tidak ada yang lebih cocok dilakukan dibanding doa, seperti pepatah mengatakan “Tidak ada kata yang lebih indah selain Doa”. Ada beberapa kata doa dalam Perjanjian Lama untuk menunjukkan berdoa Tepilah artinya doa atau permohonan (Yun 2:7), inilah yang sering dipakai untuk kata doa. Palal artinya berdoa (1 Raj 18:28) dan paga artinya bersekutu dengan Allah (Yeh 7:16, Yes 53:12, 59:16). Disamping itu juga ada istilah zaaq artinya doa teriakan dan tangisan (Yun 1:5), halal yaitu doa pujian (Mzm 117:1, Kel 32;11) dan qara artinya doa seruan. Di dalam Perjanjian Baru beberapa istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan tentang doa yaitu: prosekumai artinya doa pribadi (Bdk Mat. 7:7, 14:7, 27:20, Luk. 23:23, Kis. 9:2) inilah yang sering dipakai dalam kata doa. ganupeto yaitu doa meminta pertolongan (Kis. 8:22. 21:39, 26:3, Luk. 21:36), proskuneo yaitu doa penyembahan, doa bersama dalam ibadah umum (Kis. 10:28, Mat. 14:33). Dalam Perjanjian Lama berdoa adalah perbuatan yang penting dalam hubungan antara umat dengan Allah. Kohler menemukan ada kira-kira 85 buah doa asli di dalam Perjanjian Lama dan 60 Mazmur lengkap dan 14 Mazmur yang secara tersirat yang dapat digolongkan pada doa, Pada jaman bapa leluhur doa cenderung dipahami sebagai simbol hubungan yang erat antara Allah dengan para leluhur (Kej 12:1-3, 15:2, 26:25, 28:20-22). Doa di dalam Perjanjian Baru dibangun menurut teladan yang telah dilakukan oleh Yesus di dalam Doa Bapa Kami (Mat. 6:9-14).

Ayat 14-15 dikatakan Jika ada yang sakit hendaklah memanggil para panatua jemaat dan mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Hal ini dikatakan Jakobus menunjukkan supaya adanya hubungan yang erat dan baik dengan Hamba Tuhan serta mengarahkan imannya kepada Tuhan bukan kepada penguasa-penguasa duniawi atau dengan kata lain dalam suku karo kepada Guru sibaso atau simeteh 30 wari. Serta bukan untuk mengkultuskan para Hamba Tuhan, begitu juga dengan minyak urapan, itu hanya media yang dipakai, intinya semuanya hanya dalam Nama Tuhan yang dipergunakan itu memiliki kekuatan, sehingga dengan pemahaman yang benar maka doa lahir dari iman.

Ayat 16-18 di dalam melakukan doa syarat yang harus dilakukan oleh pendoa adalah mengaku dosa-dosa kepada Tuhan. Datang kehadirat Tuhan harus dengan hati yang bersih dan tulus, dari hal inilah dapat dikatakan maka doa itu memiliki kekuatan, sehingga dikatakan doa orang benar sangat besar kuasanya, dapat kita bandingkan dengan tema kita. Hal lain yang dapat kita lihat juga Jakobus mengangkat seorang tokoh yaitu Elia, memang ia seorang nabi, tetapi di tekankan makai a juga adalah seorang manusia biasa, tujuannya adalah mendewasakan iman jemaat, jemaat bisa berdoa sendiri tidak ketergantungan, mengimani doa sendiri, bukan berarti doa Pendeta, Pertua dan Diaken lebih kuat dan bagus dibanding dengan yang lain, tapi catatan sebagai Hamba Tuhan juga harus dapat meyakinkan jemaat berdoa kepada Tuhan melalui kita, jangan sampai gara-gara kita jemaat kurang percaya untuk di doakan hamba Tuhan.

Kekuatan doa dari nabi Elia dijelaskan dalam kitab Jakobus, ketika nabi Elia berdoa supaya jangan turun hujan, maka hujanpun tidak turun selama 3 tahun 6 bulan, dan ketika nabi Elia berdoa setelah itu maka hujanpun turun ke bumi dan mengeluarkan buahnya. Ini bisa dilakukan oleh Elia karena dia berdoa dengan sungguh-sungguh dan ia adalah orang benar di mata Tuhan. Kalau dibandingkan dalam suku karo ada Namanya Pawang udan (bisa memanggil hujan dan memberhentikan hujan), tetapi ini bukan doa yang benar, karena menggunakan kekuatan yang tidak dikehendaki Tuhan. Hamba Tuhan atau jemaat mungkin tidak bisa melakukan hal yang demikian, hendaklah kita jangan kecil hati, tetapi doa kita lebih kuat, dimana hujan turun kita berdoa itu adalah berkat, tidak turun hujan kita berdoa supaya kita kuat menjalaninya. Berdoa bukan berarti memerintah Tuhan memberikan apa saja yang kita inginkan, tetapi berdoa membiarkan Tuhan bekerja dalam hidup kita.

Ogen: Jeremia sebagai hamba Tuhan yang ikut mengalami penderitaan akibat dari dosa raja Yehuda dan rakyatnya yang tidak lagi mengindahkan peringatan Tuhan. Tetapi kadih Tuhan begitu besar sehingga melalui nabi Jeremia Tuhan berfirman akan mendatangkan kesehatan dan kesembuhan serta mensejahterakan bangsaNya jika berpaling serta berseru kepada Tuhan. Janji Tuhan juga akan mentahirkan segala dosa-dosa bangsaNya.

Hal ini menunjukkan bahwa bangsa yang berdoa dan berseru kepada Allah dengan hati sungguh-sungguh serta merendahkan diri di hadapanNya akan didengarkan Tuhan. Perkara besar yang dilakukan oleh Allah kepada bangsaNya menunjukkan bagaimana Ia menunjukkan kuasa serta kasihNya melampaui segalanya.

Invocatio: Jesus menunjukkan bagaimana sikap dan kerendahan hati ketika berseru dan berdoa kepada Bapa. Dari hal ini juga Jesus mengajarkan berdoa yang sebenarnya dan penuh keyakinan dan pengharapan. Siapa yang meminta akan mendapat, siapa yang mencari akan menemukan dan siapa yang mengetuk akan dibukakan.  

Aplikasi

Doa adalah memohon kepada Allah. Doa adalah hubungan atau berbicara dengan Tuhan. Doa merupakan pernyataan dari ketergantungan manusia kepada Allah dalam segala sesuatu dan dari doa itu akan mendatangkan kuasa Allah ke dalam kehidupan manusia. Berdoa berarti datang ke hadapan Allah untuk menyampaikan sesuatu. Doa tidak harus atau hanya dinaikkan saat di gereja atau ketika kebaktian saja. Doa penuh kekuatan dan kuasa, seperti dalam Kisah Para Rasul 4:31 “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani ” . Hal ini mengindikasikan bahwa doa itu berkuasa bukan tergantung panjang atau lamanya waktu berdoa, atau dimana tempat berdoa, namun kuasa doa tersebut tergantung dari sejauh mana hubungan pribadi antara sipendoa dengan Tuhan.

Doa adalah suatu bentuk perbuatan tertinggi manusia dalam hubungannya dengan Allah namun prakarsa doa adalah Allah itu sendiri. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan barangsiapa menyembah Allah haruslah menyembahnya di dalam Roh dan kebenaran (Yoh. 4:24). Berdoa adalah suatu keharusan bagi setiap orang yang percaya, ketika dalam kesempitan, putus asa, musibah, dan kecewa. Doa merupakan suatu perjuangan bersusah payah dan juga kegembiraan yang luar biasa. Setiap orang percaya harus berdoa, karena itu sebagai bukti kedewasaan rohani. Doa adalah sarana berkomunikasi orang percaya dengan Tuhan. Percakapan dengan Tuhan di dalam doa dapat menghasilkan jalan keluar dari persoalan kita. Doa dapat mengubah pribadi kita menjadi pribadi yang Tuhan inginkan.

Doa tidak terlepaskan atau berkaitan dengan permohonan dan persembahan, ini berarti bahwa ia memohon kepada Tuhan hal-hal yang kita butuhkan, memberikan diri sepenuhnya kepada bangsanya, karena itu merupakan persembahan yang terbaik, karena berdoa bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Doa-doa yang dijawab itu sesuai dengan iman sipendoa bukan karena tekanan suaranya yang kadang-kadang pelan atau kadang-kadang keras. Hamba adalah sebagai teladan seorang yang menunjukkan suatu sikap hamba yang mau taat dan rendah hati dalam setiap pelayanan. Dengan demikian seorang hamba itu harus dapat mendorong dan membawa jemaatnya untuk berdoa dan mengampuni.

Pdt. Julianus Barus, M. Th. - Rg. Bandung Pusat

MINGGU 15 MEI 2022, KHOTBAH KELUARAN 15:19-20

Invocation      :

Ersurak aku dem keriahen janahku ngendeken ende-enden pujin man baNdu. Geluhku rende ersurak sebab nggo aku ipulahiNdu (Masmur 71:23)

Ogen :

Ketangkasen 4: 8-11

Tema   :

Rendelah Man Tuhan

 

1. KATA PERLEBE

Ngenanami keriahen ibas kegeluhen tentu jadi pengarapen ras perayaken kerina manusia. Erbage-bage upaya ras perjuangen ilakoken guna ndatken ras ngenanmisa. Tapi ibas kinatana megati kal keriahen situhu-tuhu e la idat ras la inanami. Melala penyebabna, tapi tentuna e ndeher kal hubungenna ras kedewasaan siteridah arah kedewasaan sesekalak jelma ibas natap, ngalaken ras mengelola kenyatan-kenyataan kegeluhen enda. Lit kecenderungen manusia menuduh factor luar dirina sijadi penyebab maka la akapna meriah nggeluh, umpamana: kalak sideban, situasi ekonomi, situasi keluarga ras sidebanna. Sehubungen ras sienda menarik akap kami guna ras-ras kita ngerenungi sada ungkapen nina, “ise pe ras kai pe labo ngasup erbahan atendu mesui, kecuali kam nggit”. Ungkapen enda tentu ngerana kerna kematangen diri, kemerdekaan diri ibas ndalani kerina situasi kegeluhen enda.

2. TAFSIRAN/ISI

Mari dage, erpalasken kata Dibata si man oratenta tole sigargari pelajaren sibanci sidat ras sipakeken sehubungen ras situasi kegeluhen:

A. Khotbah

Bahan khotbahta ende-enden Miriam enda ilatar belakangi Keluaren 14 sinuriken sada situasi bahaya sidem kebiaren siiperhadapken man kalak Israel. Secara manusia nggo dalan buntu lanai lit pengarapen pulah ibas kiniseran e nari, kematen seh me. Sebab tupung kalak Israel nggo seh itepi Lawit Merah, itunduk tentera Mesir me kalak Israel e. Tentera Mesir dem alu gegeh baik secara jumlah bagepe secara peralaten, sedangken kalak Israel selaku bangsa simbaru pulah ibas perbudaken nari labo lit persiapen erperang terlebih pe ije kange pernanden ras anak-anak bagepe asuh-asuhen. Adi kiam kulebe enggo jumpa lawit simbelang, sedangken arah pudi nari nggo reh tentera simegegeh. Emaka wajar she kal biarna kalak Israel janah nderkuh ia kerina (Kel. 14:9-10). Isalahken kalak Israel e pe Musa selaku pemimpinna (ay 11-12).

Tepi kerina situasi e justru ipakeken Tuhan guna tole mpetandaken diriNa alu ncidahken kuasaNa nelamatken kalak Israel bangsaNa e. janah enda me siituriken Miriam arah nde-ndenna ( Kel 15:19) ras ngajuk kalak Israel rende muji Tuhan. Turi-turin enda ncidahken kepeken istilah dalan buntu e hanya berlaku man manusia, tapi iadepen Dibata la lit dalan buntu. La ersibar kuasa Dibata mbuka ras erbahan dalan guna nelamatken kalak sierlebuh man baNa.

B. Invocatio

Masmur 71:23 ngerana kerna ersurak alu dem keriahen janah rende man Tuhan. Menarik adi sioge Masmur 71 enda secara utuh, siidah maka ungkapen bas ayat 23 kerna ersurak alu dem keriahen labo erkiteken kerina situasi kegeluhen bagi ukur entah bagi siniarapken. Pemasmur nuriken piga-piga kecibalna, eme: daging enggo metua, gegeh enggo kurang ras erbage perbeben siinanami kalak sienggo metua (ay 9, 18), lit kalak jahat sierkuasa si mengancam kegeluhenna, lit imbang siersura-sura mbunuh ia, lit kalak si nggombangi ia (ay 4, 10, 11). Kai dage sierbahan pemasmur ngasup ersurak bagi siturikenna ibas ayat 23? Jabapenna eme pertotonna man Tuhan, inganna nuriken kerina kecibalna/perbebenna, ijadikenna Tuhan inganna cicio si aman, tetap inget-ingetna kiniulin Tuhan sienggo nanamina ras tetap ipelimbaruina penandaina nandangi Tuhan. Perbahanen sienda me sierbahannsa pemasmur ngasup rende ersurak muji Tuhan, sebab tangkas idahna ras igejabkenna uga hulina ras bujurna Tuhan. Tuhan pe simere kemenangen man bana ibas gegehna sienggo kurang.

C. Ogen

Salah sada hal simegati ngambati ras nangko keriahen nggeluh idoni enda eme erkiteken bas sada sisi leket kal ukur nandangi daya tarik doni enda, sedangken bas sisi sideban bayang-bayang kematen ncinepi manusia. seh maka rehna kematen itatap sebagai hal si la maba keriahen ras la menguntungken. Tempa alu rehna kematen, kerina pencapaian keberhasilen idoni enda jadi sia-sia. Tapi bahan ogenta, arah pengenehen Johanes, ipetangkas uga kin suasana i surga ras kai kin dahin ije. Ipetangkas sada suasana si meriah suari berngi la erngadi-ngadi rende muji Dibata (ay 8). Ende-enden pujin ipenangkih guna mpehaga ras ngataken bujur man baNa singgeluh rasa lalap seh rasa lalap, penandai ras uga perbahanen sipayo man Dibata pe ipetangkas ( ay 9-11).

Arah pengenehen Johanes enda mengubah pemahamen ras penatapta nandangi kematen. Kematen kalak sitek justru sada dalan guna nadingken kegeluhen idoni si dem keguluten guna bengket ku kegeluhen sidem keriahen. Kegeluhen kalak sitek labo kepe ngadi ibas doni enda alu kematen, tapi justru kematen jadi awal kegeluhen sidem keriahen ras Tuhan i surga.

III. PENUTUP

Arah teluna bagin kata Dibata siiorati kita lit piga-piga perenungen, eme :

  1. Ibas perdalanen kegeluhen banci saja lit paksana kita iperhadapken kubas sada situasi sulit si tempa lanai isepe singasup nampati. Tapi siidah maka arah bahan Khotbahta icidahken tuhu-tuhu kap Dibata e la ersibar kuasana erbahan dalan termasuk ibas situasi si paling sulit pe.
  2. Aminna lit gia perbeben tah uga gia bentukna, pengendesen man Tuhan arah pertoton erbahan tetap kita ngasup ermeriah ukur bagi siinanami pemasmur bas ogenta.
  3. Kematen siipahami manusia secara umum sebagai sada peristiwa si dem alu ceda ate, arah ogenta justru ipetangkas jadi sada dalan guna ngenanami keriahen ras Tuhan.

Arah teluna bain kata Dibata enda ibabai ras ipengasup kita mewujudken temata “ Rendelah man Tuhan”.

Salam dari Tambun

Pdt Pribadi S Meliala-Rg. Tambun

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD