MINGGU 30 OKTOBER 2022, KHOTBAH YEREMIA 7:1-7 (MINGGU REFORMASI)
Invocatio: “Melakukan keadilan adalah kesukaan bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang jahat” (Ams. 21:15).
Bacaan : Ibrani 10:19-25 (Tunggal)
Khotbah : Yeremia 7:1-7 (Tunggal)
Tema : Memperbaharui Tingkah Laku (Ngubah lagu langkah)
Pengantar
Kita mungkin sering mendengar lagu yang pernah hits di tahun 2003, yang di populerkan oleh Peterpan yang berjudul “Topeng”. Sepenggal syairnya berkata “Buka dulu topengmu..” Topeng adalah sesuatu yang dipakai oleh manusia untuk menutupi keadaannya yang sebenarnya. Topeng juga dipakai sebagai penegas bahwa kehidupan manusia sering sekali dekat dengan kemunafikan. Munafik (KBBI) adalah menampakkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk (kepura-puraan?berpura-pura percaya/setia,dsb). Inilah yang diangkatkan dalam teks yang menjadi bahan renungan kita.
Pendalaman Teks
Teks kita hari ini mengajak orang Yehuda untuk meninggalkan kemunafikan kehidupan beragama umat Allah, yang disampaikan oleh Yeremia di pintu gerbang rumah Tuhan. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia, Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional yang sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang.
Menarik bahwa nubuatan yang berisi ajakan itu, dimulai dengan kata “dengar”, (Ay. 2) yang dalam Bahasa Ibrani, shema yang tidak hanya sebatas dengar (memperlihatkan telinga berfungsi dengan baik), tapi juga menyimak dan mendengarkan sehingga melahirkan sebuah tindakan dan respon.
Hal-hal yang harus di dengar (shema) adalah
- 3: Perbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu
Perbaiki (Ibr: yatab, English: To be good, be well). Yeremia sangat jelas memperlihatkan kehidupan tingkah laku jemaat yang harus diperbaiki. Praktek mencuri, membunuh, berzinah dan membakar korban kepada Baal (ay. 9), adalah sikap/tingkah laku yang sering dilakukan dan terlihat. Bahkan karena frekeunsinya sering akhirnya menjadi sesuatu yang biasa. Kebiasaan yang kemudian menjadi kebenaran. Apalagi ketika mereka berada di Bait Allah, mereka menyembunyikan sikap dan sifat mereka yang buruk, sehingga mereka merasa tidak perlu bertobat. Yeremia mengingatkan itu kepada mereka. Bait Allah memang terbuka bagi siapa saja, mereka tidak dilarang untuk datang ke baik Allah. Tetapi ingatlah bahwa dalam ibadah yang kita lakukan ada bagian penting (pengakuan dan pengampunan dosa}. Artinya bait Allah terbuka bagi siapa saja. Tetapi janganlah menjadi orang yang munafik, yang menyembunyikan segala kesalahan dan dosa. Manusia memang biasa di bohongi tapi Tuhan melihat sampe kedalaman hati kita. Tuhan selalu menunggu kita, orang-orang yang mau mengambil keputusan untuk menggubah jalan hidup nya. Bukankah hal yang paling bijak untuk kita lakukan ketika kita melakukan kesalahan adalah bertobat. Bukan menyembunyikan sikap buruk kita dan kelihatan pura-pura baik. Tapi datang dengan hati yang tulus sebagaimana dalam pembacaan yang pertama di Ibrani 10:22, “marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah di basuh dengan air yang murni.”.
- 4: Jangan percaya kepada perkataan dusta.Perkataan-perkataan yang tidak memberi faedah (ay. 8). Didalam sebuah artikel tribun-bali.com, menuliskan mengapa mendengar itu penting. Ternyata mendengar dengan baik membuat kita membantu kita untuk menentukan keputusan dan menghindari kesalahan. Nah, bisa kita bayangkan jika kita membiasakan mendengar hal-hal yang tak berfaedah, sebagaimana dikatakan dalam Ayub 15:13 “ sehingga engkau memalingkan hatimu menentang Allah, dan mulutmu mengeluarkan perkataan yang serupa”. Segala hal yang keputuskan dan yang akan kita katakana banyak sekali dipengaruhi oleh pendengaran kita. Oleh sebab hati-hati dengan apa yang kau dengar, dengan saling menasihati, semakin giat mendorong dan melakukan dalam kasih pekerjaan baik (bnd. Ibr. 10:24-25)
- 6: Tidak menindas dan tidak mengikuti allah lain. Penindasan kepada orang asing, yatim dan janda dengan membiarkan berlalunya kejahatan-kejahatan tanpa mengindahkan hukum. Adanya kelompok-kelompok memiliki privilege yang kebal hukum. Yang tentunya akan membuat ada kelompok yang kehilangan haknya.
Ay. 3c dan ay.7: memperlihatkan janji Tuhan yaitu “Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Keputusan akan menentukan jalan arah hidup kita. Pertobatan dan melepaskan diri dari kemunafikan bukan berarti menjadi sempurna, tetapi bagaimana kita mengubah arah kehidupan kita, be good/be well. Sebagaimana juga yang ditekankan dalam invocatio kita (melakukan yang benar). Dan Tuhan akan diam dekat dengan orang-orang yang mau mengubah cara dan jalan hidupnya. Mereka sangat menyadari bahwa diam dalam bait Allah akan membuat mereka aman, tetapi mereka lupa bahwa Allah bukan memanggil orang-orang yang merasa dirinya baik dan sempurna (dengan hidup dalam kepura-puraan) tetapi Tuhan memanggil orang yang mengaku dan menyadari ketidaklayakan mereka untuk hidup dalam pengampunan (bnd. Liturgi perjamuan kudus,…” labo idilo Tuhan kalak si serta, tapi kalak perdosa idiloNa, kalak singakuken kesalahan ras perlatunggungna, sierkadiola ras jera atena”).
Penutup/ Aplikasi
- Minggu Reformasi gereja mengingatkan kepada kita bahwa pembaharuan diri dari bapak-bapak reformator dengan back to bible, membuat tanggal 31 oktober 1517 menjadi hari bersejarah bagi gereja, yang kemudian mejadi hari reformasi gereja. Reformasi tidak hanya terjadi saat itu, tapi semangat reformasi harus terus menerus terjadi (ecclesia Reformata, ecclesia semper reformanda).Perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri.
- Hidup dalam pertobatan adalah sebuah keputusan. Dan keputusan dipengaruhi dengan apa yang kita dengar dan setia melakukannya. Sehigga kita mampu mempersembahkan hidup kita menjadi panggung kemuliaan Tuhan.
Pdt Sripinta Ginting-Runggun Cileungsi