Minggu 15 Desember 2019, Khotbah Matius 24:3-8 (Advent III)

Invocatio :

“Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan
kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” ( Yesaya 55 :11 )

Bacaan :

Yoel 2:30-32

Tema :

Berjaga-jagalah, Jangan Tersesat

 

I. Pendahuluan
Bagi sebagian orang topik eskatologi sangat menarik, namun bagi sebagian orang topik ini menjemukan. Bagi orang yang tertarik tentunya sering kali membicarakan tentang eskatologi. Bagi yang tidak tertarik, berusaha untuk menghindarkan pembicaraan tentang topik eskatologi.

Kita berada di tengah-tengah sikap diatas, karena kita membicarakan topik eskatalogi tidak berlebihan tetapi tetap serius memikirkannya. Karena penantian akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali merupakan salah satu point konfesi kita. Bahwa Yesus akan datang kembali untuk memenuhi janji-Nya untuk menjadikan semuanya menjadi baru. Pengharapan kedatangan Kristus yang kedua kalinya mendorong kita untuk senantiasa siap menyambut kedatangan-Nya. Berkali-kali Yesus berkata untuk bersiap-siap menantikan kedatangan-Nya kembali, sebab Ia akan datang pada saat yang tak terduga (Mat. 24:42; Luk. 12:40). Ia juga menyatakan betapa sukacitanya mereka yang kedapatan setia pada waktu kedatangan-Nya (Luk. 12:37, 43).

II. Pendalaman Nats
Pada masa pelayanan Yesus sedang populer spekulasi tentang akhir zaman, sehingga murid-murid bertanya kepada Guru mereka. Yang menarik bahwa mereka bertanya apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia. Tampaknya para murid berpikir kedua hal ini terkait erat.
Dan Yesus menanggapi pertanyaan murid-murid ini dengan serius. Sebab Yesus tahu Ia tidak akan lama lagi berada bersama para murid. Karena itu ia dengan teliti memberi tahu mereka tentang beberapa peristiwa atau tanda-tanda eskatologia yang penting.

Yesus mengawali bagian ini dengan memperingatkan para murid agar jangan tersesat atau disesatkan. Sebab eskatologi merupakan subjek yang mudah disimpangkan. Pada zaman ini kita menemukan pendukung yang gagah berani dari premilenium, postmilenium, dan amilenium. Semua ini mengingatkan kita bahwa misteri eskatologi belum terselesaikan dan beragam pandangan yang berbeda terus dipegang dengan kuat.

Sejak peristiwa yang tercatat di 16:13-20, para murid telah tahu bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Yesus berkata ada banyak orang yang harus para murid hadapi, dan orang-orang-orang itu akan menyebut diri mereka Mesias, suatu gelar bagi Yesus sendiri.

Selain mengklaim gelar Mesias, mereka akan menyesatkan banyak orang. Keberpihakan banyak orang kepada si penyesat tersebut bisa menyurutkan semangat murid-murid. Maka Yesus mempersiapkan hati para murid-Nya supaya siap menghadapi orang-orang yang mengklaim diri sebagai Mesias dan akan menarik banyak pengikut. Mereka harus tetap teguh berdiri di atas kebenaran dan memberitakannya. Penyesatan harus dilawan dengan pemberitaan kebenaran Yesus Kristus.

Hari-hari sulit yang menjelang itu akan meliputi deru perang atau kabar tentang perang. Dalam waktu yang sulit seperti ini, para pengikut Yesus jangan sampai gelisah. Di dalam atmosfer yang diciptakan oleh kengerian atas perang dan banyaknya berita perang, mudah sekali untuk menjadi gelisah dan goyah. Yesus memberi tahu pengikut-Nya agar jangan terjebak di dalam kegelisahan publik. Sebab mereka tahu Allah berkuasa atas segala sesuatu dan pada akhirnya, maksud Allah akan terlaksana. Allah yang berkuasa, walaupun tampak seperti kemenangan orang jahat, pada akhirnya akan terbukti sejalan dengan rencana Allah yang sempurna. Perang yang Yesus katakan adalah peristiwa-peristiwa yang harus terjadi, tetapi semua itu belum kesudahannya. Kesudahan akan terjadi di dalam cara dan waktu sesuai kehendak Allah.

Pertempuran ini berskala luas: bangsa melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Di sepanjang abad, konflik kepentingan kerap berujung pada perang. Lalu situasi ini ditambah lagi dengan kelaparan dan gempa bumi yang jelas melampaui kendali seorang raja. Keduanya merupakan bagian dari kekacauan publik yang akan mencirikan akhir zaman.
Semuanya itu bersifat menyeluruh: semua kegemparan dan kekacauan di atas tidak sekadar menunjuk periode penuh bencana di dalam sejarah umat manusia. Semua itu menunjuk awal dari proses yang akan berujung pada akhir zaman: ini adalah permulaan penderitaan. Tetapi semua penderitaan ada akhirnya, bahwa setelah penderitaan akan datang kebahagiaan pada hari Tuhan.

Bacaan kita dari Yoel 2:30-32 menyatakan bahwa sebelum Hari Tuhan datang, peristiwa-peristiwa alam yang luar biasa akan terjadi. Pada hari-hari menggentarkan itu, akan tetap ada pembebasan dan perlindungan bagi mereka yang memanggil nama Tuhan. Bahwa perlindungan kita di dalam nama Tuhan, Tuhan yang bermurah hati memberikan janji kehidupan baru.

III. Pointer Aplikasi
Tuhan Yesus mengharapkan agar para murid-Nya berdiri teguh dalam kebenaran yang telah mereka terima yaitu Yesus Kristus sendiri. Sebab apa yang Tuhan kehendaki akan terjadi. Berarti sama dengan doa yang selalu kita ucapkan “kehendak-Mu jadilah”. Sebab tidak ada seorang pun mampu mengakhiri semua penderitaan dalam dunia ini. Hanya Tuhan yang mampu mengubah penderitaan menjadi sukacita kekal.

Pada dasarnya, semua tanda-tanda yang Yesus kemukakan menunjukkan ketidak mampuan manusia untuk membaharui dunia ini. Apa yang manusia lakukan justru menambah kekacauan dan menambah penderitaan bagi banyak orang. Keadaan alam juga tidak terkendalikan oleh manusia. Seharusnya semuanya ini meningkatkan pengharapan manusia kepada Tuhan, berserah kepada Tuhan serta memohon akan kedatangan Tuhan.

Semua orang Kristen harus merindukan kedatangan Kristus, dan setiap saat hidup di dalam terang pengharapan tersebut. Pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali tidak boleh pudar, sebab akan melemahkan semangat pelayanan dan pemberitaan kita. Kita harus tetap menyuarakan, siap atau tidak siap Tuhan Yesus akan datang kembali, tetapi alangkah sukacitanya kita bila didapati Tuhan dalam kesiap sediaan. Kesungguhan kita menyambut Tuhan akan membuahkan hasil sukacita yang teramat besar. Amin.

Pdt. Sura Purba Saputra, M.Th
GBKP Harapan Indah

Minggu 08 Desember 2019, Khotbah Yohanes 1:14-18 (advent II)

Invocatio :

”Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia
tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau”. (Yesaya 49 : 15)

Ogen :

Ulangan 18 : 15 - 19

Tema :

Yesus Menyatakan Kasih Allah

 

PENDAHULUAN
Minggu Advent (latin : adventus = menyongsong, kedatangan) dilakukan sebagai bentuk mempersiapkan diri dan hati untuk menanti kedatangan Yesus sang Juruselamat dunia (baik kedatanganNya yang kedua kali maupun sekaligus mempersiapkan Natal/ kelahiranNya). Dalam masa advent gereja dan orang percaya mengungkapken kerinduannya akan kedatangan Tuhan dan kesiapannya menyambut Natal. Persiapan itu bukan hanya persiapan dalam bentuk hal-hal yang bersifat formalitas perayaan yang megah dan mewah tetapi lebih kepada persiapan iman dan hati yang lebih mengarah lagi kepada kehendak Allah. Dalam peringatan Minggu Adven anak-anak Tuhan diajak untuk kembali merenungkan Kasih Allah, mengevaluasi iman dan cara hidup serta menata kembali komitmen di dalam beriman dan berpengharapan akan Dia serta kehidupan yang semakin menyatakan kasih Allah dalam kehidupan pribadinya, kehidupan bergereja dan bermasyarakat.

ISI
Ulangan 18 : 15 - 19
Pada perikop sebelumnya, bangsa Israel diperingatkan Allah untuk tidak mengikuti tindakan dan perbuatan yang vtidak berkenan di hadapan Allah. Bangsa Israel terkontaminasi dengan kebiasaan yang tidak benar dihadapan Allah seperti mempersembahkan anak-anak mereka sebagai kurban dalam api, menjadi atau mendengarkan petenung, peramal, penelaah dan penyihir. Ada juga yang menjadi seorang pemantera, bertanya kepada arwah, roh atau meminya petunjuk kepada orang mati (ul. 18 : 10-14).
Seharusnya sebagai bangsa pilihan Allah, yang telah menerima kasih Allah melalui pembebasan perbudakan Mesir dan yang vtelah secara langsung menyaksikan kemahakuasaan Allah mereka hidup sesuai dengan kehendak Allah. Menjadi bangsa yang setia dan taat kepada Allah. Oleh karena itu dalam teks kita, Allah menjanjikan seorang pemimpin yang akan menuntun dan membawa bangsa Israel menjadi bangsa yang berkenan kepadaNya. Akan ada seoraang Nabi yang menyatakan kebenaran Allah dan apa yang dia perkataan akan menjadi kenyataaan.

Yohanes 1 : 14 - 18
Kitab Yohanes yang ditulis oleh Rasul Yohanes berusaha meluruskan kembali doktrin yang muncul pada zaman itu, yaitu doktrin Gnostik yang palsu, yang berupaya menyatukan keKristenan dengan pemikiran Yunani kafir. Kristus Yesus adalan manusia sesungguhNya dan Allah yang sesungguhnya dalam penggenapan janji “Immanuel” (Yes. 7 : 14).

Pasal pertama dalan kitab Yohanes dengan terang menjelaskan tentang siapakah Yesus itu. Jika pada Pasal 1 : 1 - 9 Yohanes menegaskan tentang keilahian Kristus, maka pada bagian khotbah kita (Yoh. 1 : 14 - 18) Yohanes menekankan tentang kemanusiannNya. Yesus adalah manusia sebagai perwujudan Allah yang sempurna. Hanya Dialah yang bisa mewakili Allah di dunia ini sebab Dia berasal dari Allah dan Dia adalah Allah (ay.1 -2). Oleh karena itu setiap orang yang tinggal bersama-sama dengan Dia akan meliahat kemuliaanNya sebagai kemuliaan yang berasal dari Allah Bapa (ay. 14b). KemuliaanNya dimanifestasikan dalam kasih karunia dan kebenaran; artinya bahwa melalui Yesus Kristus anugerah keselamatan diberikan kepada setiap orang yang percaya kepadaNya (ay. 12) dan mereka yang percaya yang dibenarkan oleh Allah. Juruselamat yang dulu dinanti-nantikan oleh umat Israel melalui Hukum Taurat Musa, kini digenapi oleh kasih karunia Allah di dalam Kristus Yesus (ay. 16).

Ay. 14 : Yesus itu adalah Firman Allah yang menjelma menjadi manusia dan berdiam bersama-sama dengan kita. Melalui dan didalamNyalah kita dapat melihat kemuliaan Allah, yaitu kemuliaan yang Allah berikan kepada anakNya yang tunggal. “Kemuliaan” disini bisa mengacu kepada : 1). Kebenaran Allah; 2). kesucian dan kesempurnaan Allah; 3). Gambar Allah yang di dalamnya manusia diciptakan namun kemudian dirusakkan melalui pemberontakan.
“AnakNya yang Tunggal” yang merujuk kepada kepribadian Yesus yang tunggal, hanya satu-satunya dan tidak ada yang lain. Artinya bahwa hanya Yesus jalan untuk mengenal Allah dan kebenaranNya dan hanya melalui Yesus orang-orang percaya bisa menerima dan menikmati kasih dan kebenaran Allah. Hal ini kembali ditegaskan dalam ayat 18.

Ayat 15 : ayat ini adalah peneguhan dari Yohanes Pembaptis mengenai pra-keberadaan Yesus, yaitu pra-keberadaan dan nubuatan yang meramalkan serta meneguhkan bahwa ada Allah yang diatas dan melampaui semua sejarah, namun yang bekerja dalam sejarah.

Ayat 16 - 17 : “Kasih Karunia” menunjuk kepada kasih Allah yang tanpa syarat, yaitu kasih yang dinyatakanNya kepada dunia ini melalui Kristus Yesus. Kasih itulah yang membernarkan setiap orang percaya dan melayakkannya untuk menerima kemuliah yang abadi. Undang-undang Musa memang berasal dari Allah, Taurat itu adalah tahap persiapan dan tidak lengkap. Oleh karena itu Allah melalui Yesus Kristus melengkapi dan menyempurnakanNya dalam kasih dan kebenaran yang sesungguhnya.

APLIKASI
Minggu advend yang kedua mengajak kita sebagai orang-orang percaya untuk kembali mengingat dan melihat kasih Allah dalan diri Yesus Kristus yang kedunia ini. Dengan demikian, semakin kita bisa melihat dan menikmati kasih Allah dalam hidup kita maka semakin kokoh dan kuat jugalah iman pengharapan kita terhadap Dia didalam menjalani kehidupan kita. Sekalipun berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan kita, kita yakin bahwa kasih Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. (band. Invocatio).

Yesus adalah manifestasi dari kasih Allah. Jalan untuk melihat, menikmati dan memperoleh kemuliaah serta kebenaran Allah. Oleh karena itu tetaplah Yesus menjadi dasar atas segala kehidupan anak-anak Allah. Dengan demikian kita tidak akan lagi bersandar kepada alah-alah lain karena hanya pada dan melalui Yeuslah kepastian akan kehidupan dan keselamatan. Oleh karena itu yang utama adalah Yesus, yang paling hakiki adalah FirmanNya dan yang paling mendasar pada minggu advend ini adalah Yesus yang datang mengunjungi hidup dan hatimu.

Orang yang menempatkan Yesus sebagai yang terutama dan pertama akan senantiasa diperbaharui dalam hidupnya. Marilah dalam minggu adven ini kita mempersiapkan diri, kehidupan dan hati kita untuk semakin berkenan kepadaNya. Kasih Allah yang telah dinyatakan dalam Kristus untuk kita, harus juga kita nyatakan kepada dunia ini untuk kemuliaanNya.

Pdt. Elba Pranata Barus
Runggun Bandung Timur

Minggu 01 Desember 2019, Khotbah Yesaya 40:1-8 (Advent I)

Invocatio :

Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati : “Kuatkanlah
hati, janganlah takut! Lihatlah, AllahMu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah, Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!”(Yesaya 35:4)

Ogen :

Wahyu, 19:11-15.

TEMA :

“BERITAKANLAH ALLAH SUDAH MENGAMPUNI DOSA”.

 

Syalom, Salam sejahtra bagi kita sekalian.
Puji Tuhan, Hari ini kita sudah memasuki minggu Advent I, minggu Advent adalah minggu yang mengingatkan tentang kedatangan Tuhan Yesus melalui kelahiranNya dan kedatanganNya yang kedua kalinya. Kelahiran Yesus sebagai sarana untuk menghadirkan keselamatan bagi dunia melalui kematiaan di kayu salib dan kebangkitan dari antara orang mati, sedangkan kedatanganNya kedua kali menggenapi keselamatan bagi orang yang percaya serta beriman kepadaNya. Pada Minggu-minggu Advent banyak gereja dan jemaat mengadakan perayaan Natal, hal ini tidaklah salah, namun esensi dari Advent itu sendiri jangalah dikaburkan dengan dengan seremonial saja tetapi wujudkanlah natal yang adventis.

Tema renungan minggu ini, mengajak seluruh umat untuk menjadi pembawa berita sukacita bagi dunia, dengan mengumandangkan “Allah sudah mengampuni dosa kita. Statement ini bukanlah kalimat pasif, namun merupakan kalimat Aktif yang menuntut tindakan nyata melalui pertobatan yang kelihatan di dalam pembaharuan hidup dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengampunan itu nyata dalam pertobatan yang sungguh-sungguh.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, ada beberapa hal yang akan saya bagikan bagi kita melalui teks renungan ini:

1. Dosa menimbulkan Penderitaan.
Perbuatan Dosa adalah perbuatan yang melawan kehendak dan Perintah Allah, perbuatan dosa mendatangkan murka Allah dan penderitaan bagi manusia sendiri. Alkitab mencatat bahwa kuasa dosa semakin lama semakin besar dan semakin menjauhkan manusia dari Allah. Bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah selalu melakukan perbuatan dosa dan melawan Allah, sehingga mereka berulangkali dihukum dan dibuang kepada bangsa bangsa-bangsa asing yang kejam (Babilon, Mesir,Persia, Asyur, dll). Di dalam pembuangan itu umat Allah mengalami penderitaan yang hebat dan dahsyat. Walaupun dosa telah dikalahkan Yesus melalui Salib, namun Peperangan terhadap kuasa dosa tetap berlangsung sampai hari ini. Iblis selalu memiliki banyak cara agar manusia termasuk pengikut Kristus agar jatuh kedalam jerat. Oleh karenanya setiap orang orang harus selalu waspada dan berjaga-jaga terhadap tipu muslihat iblis yang menggiring kita kepada perangkap dosa (bdk.Mat.26:41). usia muda, setengah baya, serta lansia tidak terlepas dari godaan dosa, apa yang dapat kita lakukan untuk melawan dosa?, Matius 26:41, “Berdoa” kepada Tuhan untuk memohon kekuatan melawan dosa, Mazmur,119:9, belajar Firman Tuhan karena Firman Tuhan adalah pelita bagi kehidupan, 2kor,15:33, pergaulan yang baik/jangan meninggalkan persekutuan, apabila kita melakukan perbuatan dosa, bertobatlah dengan sungguh-sungguh karena Allah kita maha pengampun.

2. Allah tetap memelihara dan Menghibur umatNya.
Yesaya pasal 40 adalah awal Deutro Yesaya, dimana bangsa Israel sedang dalam pembuangan yang penuh dengan penderitaan dan akan mendapatkan pembebasan, berita ini disebut juga sebagai “nubuat pemulihan”. Bangsa Israel kurang lebih hampir 70 tahun berada di dalam pembuangan, waktu yang sudah sangat lama mungkin saja mereka sudah lupa terhadap Allah serta latar belakang mereka sebagai bangsa Pilihan. Mungkin saja mereka juga sudah tidak memiliki harapan untuk kembali ke Yerusalem, Namun Allah tidak pernah melupakan umatNya sendiri Ia memberikan tetap memelihara umatNya dan akan membebaskan mereka dari pembuangan. Tujuan dari pembebasan ini adalah, agar Israel kembali melakukan tugasnya menjadi berkat bagi dunia. Allah tetap konsisten memegang janjiNya untuk memelihara umatNya walaupun di dalam pembuangan. Pemeliharaan Allah terlihat melalui kehadiran Yesaya dan nubuatan yang disampaikannya. Didalam kehidupan manusia kita tidak terlepas dari berbagai pergumulan hidup, antara lain : Kematian, Dukacita, Masalah, dll, Tetapi kita jangan pesimis dan putus asa karena Allah pasti akan mememelihara umatNya dengan berbagai cara.

3. Allah sendiri yang membebaskan umatNya.
Allah kita adalah Allah pembebas bagi manusia, Nubuatan tentang pembebasan itu bukanlah rancangan manusia namun merupakan inisiatif Allah sendiri, Alkitab mencatat bahwa Allah sendiri melalukan pembebasan melaui, Musa, Para Hakim, Nabi-nabi, Raja-raja, dan Yesus Kristus. Kitab bacaan kita minggu ini Allah melihat bahwa Israel sudah cukup mengalami penderitaan di pembuangan akibat pelanggaran mereka sendiri, sehingga melalui nabi Yesaya Allah menyatakan pembebasan dan pengampunan dosa bagi mereka. Berita pembebasan dan pengampunan dosa ini adalah berita sukacita yang sungguh menghiburkan umatNya, pembebasan ini membuktikan bahwa kasih Allah tidak ada habisnya, umat yang hampir tidak memiliki harapan mendapatkan harapan baru. Allah memiliki banyak sekali cara untuk membebaskan kita dari berbagai penderitaan, Puncak pembebasan Allah adalah melalui Yesus Kristus Allah mendamaikan diriNya dengan manusia.

4. Umat Percaya sebagai sarana untuk mengabarkan Pengampunan Dosa.
Pembebasan Israel adalah gambaran dari eksistensi Allah yang selalu mendatangkan kebaikan bagi manusia, bangsa Israel sudah dibebaskan dari pembuangan, namun hal ini adalah nubuatan terhadap rancangan Allah untuk mendatangkan pembebasan secara universal bagi dunia/bagi manusia berdosa melalui Yesus Kristus yang sudah datang 2000 tahun yang lalu, serta akan segera datang kembali pada masa parousia. Nabi Yesaya menubuatkan agar mempersiapkan “jalan”, untuk kedatangan Mesias sang pembebas, hal ini juga merujuk kepada Gereja dan umat percaya agar menjadi sarana untuk mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus yang kedua dengan mengabarkan pertobatan dan pengampunan dosa sebelum hari maranatha tiba. Ini adalah berita sukacita yang harus direspons oleh setiap pengikut Kristus bagi dunia ini. Kita harus senantiasa bersyukur dan bersukacita untuk dipakai menjadi alat keselamatan bagi dunia ini, ini adalah tugas mulia dan sangat berharga. Karena kita sudah terlebih dahulu menerima anugerah pengampunan dosa.

Pdt. Togu P. Munthe
Runggun Cililitan

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD